Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

POST PARTUM NORMAL

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi Postpartum
Postpartum merupakan masa pemulihan dimulai setelah partus
selesai atau sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika rahim pulih
kembali seperti semula. (Sarwono,2008).
Postpartum merupakan masa setelah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu
(Siti Saleha,2009).
Postpartum dimulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-
kira 6 minggu (Saifuddin, 2006).

2. Periode Postpartum
a. Periode Immediate Postpartum (Lahirnya plasenta-24 jam)
Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan
karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran loche, tekanan
darah, dan suhu.
b. Periode Early Postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
c. Periose Late Postpartum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB
3. Adaptasi Fisiologi dan Psikologi
a. Adaptasi fisiologi
1) Involusi rahim
Terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil,yang
disebabkan karena adanya proses autolysis,dimana zat protein
dinding rahim dipecah diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui
air kencing.
2) Inovasi tempat plasenta
Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat permukaan
kasar tidak rata kira- kira sebesar telapak tangan,dengan cepat luka
ini mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan
pada akhir nifas 1-2cm.
3) Perubahan pada serviks dan vagina
Pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru,karena adanya kontraksi
dan retraksi,vagina teregang pada waktu persalinan namun lambat
laun akan mencapai ukuran yang normal.
4) Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah
yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi
peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil
lagi saat nifas.
5) Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena teregang
begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
6) Saluran kencing
Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan pyelum
kembali normal dalam 2minggu.
7) Laktasi
Keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan pada waktu ini. Buah dada belum
mengandung susu melainkan colostrum. Colostrum adalah cairan
kuning yang mengandung banyak protein dan garam.
b. Adaptasi Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi
dalam 3 tahap yaitu:
1) Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini
terjadi  interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi.
Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honeymoon yang tidak
memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling
memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.
2) Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu
berusaha bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha
untuk menguasai keterampilan perawatan bayi. Pada periode ini
ibu berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya
buang air kecil atau buang air besar.
3) Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995:     )
Sedangkan stres  emosional pada ibu nifas kadang-kadang 
dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah
tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur
terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues
dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum.

4. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala postpartum yaitu, sebagai berikut :
a. Peningkatan perdarahan : bekuan darah dan keluarnya jaringan
b. Keluar darah segar terus menerus setelah persalinan
c. Nyeri yang hebat
d. Peningkatan suhu
e. Perasaan kandug kemih yang penuh dan ketidakmampuan
mengosongkan
f. Perluasan hematoma
g. Muka pucat,dingin, kulit lembab,peningkatan HR ,chest pain,batuk.
5. Pathway

Kehamilan cukup bulan (38-39 minggu)

Kontraksi pada uterus

Serviks mendatar dan membuka

Persalinan normal

Pasca Persalinan (Post


Perubahan Perubahan
Partum)

Terputusnya inkontinuitas Luka Nyeri


Perubahan
Penekanan kandung kemih selama Stabilitas
proses persalinan sendi minggu
Epiostomi (insisi)ke 6-8 post partumjaringan Perubahan
jaritan Akut
Taking In Taking Hold Letting Go

Penyempitan saluran kemih Kaki tidak mengalami perubahan Kondisi Ibu lemah Mampu
Belajar tentang
menjadi ibu menerima
Ibu terfokus pada diri sendiri peran baru
Butuh informasi sebagai ibu
Edema buli-buli Kaki bengkak
Butuh bantuan dan perlindungan Mampu
menerima
Kurang Mandiri
Deurisis
Intoleransi aktivitas Defisit perawatan diri pengetahuan
peran baru
Estrogen 
sebagai ibu
Gangguan pola eliminasi urin
Oksitosin Prolaktin 

Produksi ASI
Kontraksi uterus

Involusi uteri Isapan bayi


adekuat

Involusi daerah
implantasi plasenta
Terjadi bendungan ASI
Perubahan Pengeluaran
pada servik ASI tidak adekuat pada payudara

Ketidakefektifan
Resiko infeksi menyusui
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada postpartum yaitu, sebagai
berikut:
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan
miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui
yang benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada postpartum yaitu, sebagai berikut:
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau
dari jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Pengkajian Fisik
1) Riwayat kesehatan sebelumnya
2) Tanda-tanda Vital
3) Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara,
management engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4) Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
striae.
5) Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6) Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7) Rektum: hemoroid
b. Pengkajian Psikologis
1) Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan
2) Spesifik: depresi postpartum.
3) Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan
libido.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d luka insisi (epiostomi)
2. Gangguan pola eliminasi urine b.d deuresis
3. Ketidakefektifan menyusui b.d pengeluaran ASI tidak adekuat
4. Intoleransi aktivitas b.d pembengkakan pada kaki
5. Defisit perawatan diri b.d kondisi ibu lemah
6. Resiko infeksi b.d involusi daerah implantasi plasenta.
7. Kurang pengetahuan b.d fase taking hold pada ibu

3. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi


N Diagnosa NOC NIC
o Keperawatan
1 Nyeri akut b.d luka  Pain Level,  Pain Managemet
. insisi (epiostomi)  Pain control, 1. Lakukan pengkajian
Batasan  Comfort level nyeri secara
Karakteristik Setelah dilakukan tindakan komprehensif
1. Bukti nyeri keperawatan selama …. Pasien termasuk lokasi,
dengan tidak mengalami nyeri, dengan karakteristik, durasi,
mengunakan kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan
standar daftar - Mampu mengontrol nyeri faktor presipitasi
periksa nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu 2. Observasi reaksi
untuk pasien menggunakan tehnik nonverbal dari
yang tidak nonfarmakologi untuk ketidaknyamanan
dapat mengurangi nyeri, mencari 3. Bantu pasien dan
mengungkap bantuan) keluarga untuk
kannya (mis., - Melaporkan bahwa nyeri mencari dan
neonatal berkurang dengan menemukan dukungan
infant pain menggunakan manajemen 4. Kontrol lingkungan
scale, pain nyeri yang dapat
assessment - Mampu mengenali nyeri mempengaruhi nyeri
check list for (skala, intensitas, frekuensi dan seperti suhu ruangan,
senior with tanda nyeri) pencahayaan dan
limited - Menyatakan rasa nyaman kebisingan
abilitd to setelah nyeri berkurang 5. Kurangi faktor
comunicate) - Tanda vital dalam rentang presipitasi nyeri
2. Diforesis normal 6. Kaji tipe dan sumber
3. Dilatasi pupil - Tidak mengalami gangguan nyeri untuk
4. Ekspresi tidur menentukan intervensi
wajah nyeri 7. Ajarkan tentang
(mis., mata teknik non
kurang farmakologi: napas
bercahaya, dala, relaksasi,
tampak distraksi, kompres
kacau, hangat/ dingin
gerakan mata 8. Berikan analgetik
berpencar untuk mengurangi
atau tetap nyeri: ……...
pada satu 9. Tingkatkan istirahat
fokus, 10. Berikan informasi
meringis) tentang nyeri seperti
5. Fokus penyebab nyeri,
menyempit berapa lama nyeri
(mis., akan berkurang dan
persepsi antisipasi
waktu, proses ketidaknyamanan dari
berpikir, prosedur
interaksi 11. Monitor vital sign
dengan orang sebelum dan sesudah
dengan pemberian analgesik
lingkungan) pertama kali
6. Fokus pada
diri sendiri
7. Keluhan
tentang
intensitas
menggunaka
n standar
skala nyeri
(mis., skala
Wong-Baker
FACES skala
analog
visual, skala
penilaian
numerik)
8. Keluhan
tentang
karakteristik
nyeri dengan
menggunaka
n standar
instrumen
nyeri (mis.,
McGill Paint
Questionnair
e, Brief Paint
Infentory)
9. Laporan
tentang
perilaku
nyeri/peruba
han aktifitas
(mis.,
anggota
keluarga,
pemberi
asuhan)
10. Mengekspres
ikan perilaku
(mis., gelisa,
merengek,
menangis,
waspada)
11. Perilaku
distraksi
12. Perubahan
pada
parameter
fisiologis
(mis.,
tekanan
darah,
frekuensi
jantung,
frekuensi
pernapasan,
saturasi
oksigen,
end/tidal
karbondioksi
da (C02)
13. Perubahan
sisi untuk
menghindari
nyeri
14. Perubahan
selera makan
15. Purtus asa
16. Sikap
melindungi
area nyeri
17. Sikap tubuh
melindungi

Faktor yang
Berhubungan

1. Agens cedera
biologis
(mis., infeksi,
iskemia,
neoplasma)
2. Agens cedera
fisik (mis.,
apses,
amputasi,
luka bakar,
terpotong,
mengangkat
berat,
konsedur
bedah,
trauma,
olaragah
berlebihan)
3. Agens cedera
kimiawi
(mis., luka
bakar,
kapsaisin,
metilen
klorida, agen
mustard)

2 Gangguan pola NOC  Urinary Retention


. eliminasi urine b.d  Urinary elimination Care
deuresis  Urinary Contiunence 1. Lakukan penilaian
Batasan Kriteria HASIl : kemih yang
Karakteristik :  Kandung kemih kosong komprehensif
1. Disuria secara penuh berfokus pada
2. Sering  Tidak ada residu urine inkontinensia
berkemih > 100-200 cc (misalnya, output
3. Anyang-  Intake cairan dalam urin, pola berkemih
anyangan rentang normal kemih, fungsi
4. Inkontinensia  Bebas dari ISK kognitif, dan
5. Nokturia  Tidak ada spasme masalah kencing
6. Retensi bladder praeksisten)
7. Dorongan  Balance cairan 2. Memantau
Faktor Yang seimbang penggunaan obat
Berhubungan : dengan sifat
1. Obstruksi antikolinergik atau
anatomic properti alpha
2. Penyebab agonis
multiple 3. Memonitor efek
3. Gangguan dari obat-obatan
sensori yang diresepkan,
motorik seperti calcium
4. lnfeksi channel blockers
saluran dan antikolinergik
kemih 4. Menyediakan
penghapusan
privasi
5. Gunakan kekuatan
sugesti dengan
menjalankan air
atau disiram toilet
6. Merangsang refleks
kandung kemih
dengan
menerapkan dingin
untuk perut,
membelai tinggi
batin, atau air
7. Sediakan waktu
yang cukup untuk
pengosongan
kandung kemih (10
menit)
8. Gunakan spirit
wintergreen di
pispot atau urinal
9. Menyediakan
manuver Crede,
yang diperlukan
10. Gunakan double-
void teknik
11. Masukkan kateter
kemih, sesuai
12. Anjurkan pASIen /
keluarga untuk
merekam output
urin, sesuai
13. Instruksikan cara-
cara untuk
menghindari
konstipASI atau
impaksi tinja
14. Memantau asupan
dan keluaran
15. Memantau tingkat
distensi kandung
kemih dengan
palpasi dan perkusi
16. Memasukkan pipa
ke dalam lubang
tubuh untuk sisa
17. Menerapkan
kateterisasi
intermiten
18. Merujuk ke
spesialis
kontinensia kemih

3 Ketidakefektifan  Kemantapan pemberian 1. Kaji pengetahuan


. menyusui b.d ASI dan pengalaman
pengeluaran ASI  Perlekatan bayi yang ibu dalam
tidak adekuat sesuai pada dan proses pemberian ASI
Batasan karakteristik menghisap dari 2. Kaji kemampuan
: payudara ibu untuk bayi untuk lacth on
memperoleh nutrisi dan mengisap
1. Ketidakadekuatan
selama 3 minggu secara efektif
suplai ASI
pertama pemberian ASI 3. Kaji pada periode
2. Ketidakcukupan
 Kemantapan pemberian awal prenatal untuk
kesempatan
ASI: ibu; kemantapan adanya factor
untuk menghisap
ibu untuk membuat risiko ketidak
payudara
bayi melekat dengan efektifan
3. Bayi melengkung
tepat dan menyusu dari pemberian ASI
menyesuaikan
payudara ibu untuk 4. Pantau berat badan
diri dengan
memperoleh nutrisi dan pola eliminasi
payudara
selama 3 minggu bayi
4. Kurang
pertama pemberian ASI 5. Kaji
penambahan BB
 Pemeliharaan ketidaknyamanan
bayi
pemberian ASI; (seperti putting
5. Bayi menangis
keberlangsungan lecet, kongesti
pada payudara
pemberian ASI untuk payudara)
6. Tidak tampak
menyediakan nutrisi
tanda pelepasan  Konseling laktasi
bagi bayi
oksitosin 1. Evaluasi pola
 Penapihan pemberian
7. Bayi menangis mengisap dan
ASI; diskontinuitas
dalam jam menelan bayi
progrresif pemberian
pertama setelah 2. Tentukan
ASI
menyusui keinginan dan
 Pengetahuan pemberian
8. Tampak motivasi ibu untuk
ASI; tingkat
ketidakadekuatan menyusui
pemahaman yang
asupan susu 3. Evaluasi
ditunjukkan mengenai
9. Bayi rewel dalam pemahaman ibu
laktasi dan pemberian
jam pertama tentang isyarat
makan bayi melalui
setelah menyusui menyusui dari bayi
proses pemberian ASI
10. Luka putting 4. Pantau ketrampilan
yang menetap ibu dalam
setelah minggu menempelkan
pertama mulut bayi ke
menyusui putting
11. Ketidakmampuan 5. Pantau integritas
bayi untuk latch- kulit putting
on pada payudara 6. Evaluasi
ibu secara tepat pemahaman
12. Penurunan BB tentang sumbatan
bayi terus kelenjar susu dan
menerus mastitis
13. Menolak 7. Pantau kemampuan
latching-on untuk mengurangi
14. Proses pemberian kongesti payudara
ASI tidak dengan benar
memuaskan
15. Tidak responsive
terhadap tindakan
kenyamanan lain
16. Tidak menghisap
payudara terus
menerus
17. Ketidakcukupan
pengosongan
setiap payudara
setelah menyusui

Faktor yang
berhubungan :
1. Defisit
pengetahuan
2. Keluarga tidak
mendukung
3. Anomali bayi
4. Pasangan tidak
mendukung
5. Bayi menerima
makanan
tambahan dengan
putting buatan
6. Refleks
menghisap buruk
7. Diskontinuitas
pemberian ASI
8. Prematuritas
9. Ambivalensi ibu
10.Pembedahan
payudara
sebelumnya
11.Ansietas ibu
12.Riwayat
kegagalan
menyusui
sebelumnya
13.Anomaly
payudara ibu

4 Intoleransi aktivitas  Energy conservation  Activity Theraphy


. b.d pembengkakan  Activity tolerance 1. Kolaborasikan
pada kaki  Self Care : ADLs dengan tenaga
Batasan Kriteria Hasil : rehabilitasi medik
Karakteristik :  Berpartisipasi dalam dalam
1. Respon aktivitas fisik tanpa merencanakan
tekanan disertai peningkatan program terapi
darah tekanan darah, nadi dan yang tepat
abnormal RR 2. Bantu klien untuk
terhadap  Mampu melakukan mengidentifikasi
aktivitas aktivitas sehari-hari aktivitas yang
2. Respon (ADLs) secara mandiri mampu dilakukan
frekwensi  Tanda-tanda vital 3. Bantu untuk
jantung normal memilih aktivitas
abnormal  Energy psikomotor konsisten yang
terhadap  Level kelemahan sesuai dengan
aktivitas  Mampu berpindah: kemampuan fisik,
3. Perubahan dengan atau tanpa psikologi dan
EKG yang bantuan alat social
mencerminka 4. Bantu untuk
 Status kardiopulmunari
n aritmia mengidentifikasi
adekuat
4. Perubahan dan mendapatkan
 Sirkulasi status baik
EKG yang sumber yang
 Status respirasi :
mencerminka diperlukan untuk
pertukaran gas dan
n iskemia aktivitas yang
ventilasi adekuat
5. Ketidaknyam diinginkan
anan setelah 5. Bantu untuk
beraktivitas mendapatkan alat
6. Dipsnea bantuan aktivitas
setelah seperti kursi roda,
beraktivitas krek
7. Menyatakan 6. Bantu untuk
merasa letih mengidentifikasi
8. Menyatakan aktivitas yang
merasa lemah disukai
Faktor Yang 7. Bantu klien untuk
Berhubungan : membuat jadwal
1. Tirah Baring latihan diwaktu
atau luang
imobilisasi 8. Bantu
2. Kelemahan pasien/keluarga
umum untuk
3. Ketidakseim mengidentifikasi
bangan kekurangan dalam
antara suplai beraktivitas
dan 9. Sediakan
kebutuhan penguatan positif
oksigen bagi yang aktif
4. Imobilitas beraktivitas
5. Gaya hidup 10. Bantu pasien untuk
monoton mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
11. Monitor respon
fisik, emosi, social
dan spiritual

5 Defisit perawatan  Self care : Activity of Daily  Self Care


. diri b.d kondisi ibu Living (ADLs) assistane : ADLs
lemah kriteria hasil: 1. Monitor
Batasan  Klien terbebas dari bau kemempuan klien
Karakteristik : badan untuk perawatan
 Penurunan  Menyatakan diri yang mandiri.
atau kenyamanan terhadap 2. Monitor kebutuhan
kurangnya kemampuan untuk klien untuk alat-
motivasi melakukan ADLs alat bantu untuk
 Hambatan  Dapat melakukan kebersihan diri,
lingkungan ADLS dengan bantuan berpakaian,
 Kerusakan berhias, toileting
muskuloskele dan makan.
tal 3. Sediakan bantuan
 Kerusakan sampai klien
neuromuskul mampu secara utuh
ar untuk melakukan
 Nyeri self-care.
 Kerusakan 4. Dorong klien untuk
persepsi/ melakukan
kognitif aktivitas sehari-hari

 Kecemasan yang normal sesuai

 Kelemahan kemampuan yang


dimiliki.
 Kelelahan
5. Dorong untuk
Faktor yang
melakukan secara
Berhubungan ;
mandiri, tapi beri
1. Ketidakmampua bantuan ketika
n untuk mandi, klien tidak mampu
2. Ketidakmampua melakukannya.
n untuk 6. Ajarkan klien/
berpakaian, keluarga untuk
3. Ketidakmampua mendorong
n untuk makan, kemandirian, untuk
4. Ketidakmampua memberikan
n untuk toileting bantuan hanya jika
pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
7. Berikan aktivitas
rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
8. Pertimbangkan usia
klien jika
mendorong
pelaksanaan
aktivitas sehari-
hari.

6 Resiko infeksi b.d  Immune Status  Pertahankan teknik


. involusi daerah  Knowledge : Infection aseptif
implantasi plasenta control  Batasi pengunjung
Faktor-faktor risiko :  Risk control bila perlu
1. Prosedur kriteria hasil:  Cuci tangan setiap
Infasif sebelum dan
 Klien bebas dari tanda
2. Kerusakan sesudah tindakan
dan gejala infeksi
jaringan dan keperawatan
 Menunjukkan
peningkatan  Gunakan baju,
kemampuan untuk
paparan sarung tangan
mencegah timbulnya
lingkungan sebagai alat
infeksi
3. Malnutrisi pelindung
 Jumlah leukosit dalam
4. Peningkatan  Ganti letak IV
batas normal
paparan perifer dan
 Menunjukkan perilaku
lingkungan dressing sesuai
hidup sehat
patogen dengan petunjuk
 Status imun,
5. Imonusupresi umum
gastrointestinal,
6. Tidak  Gunakan kateter
genitourinaria dalam
adekuat intermiten untuk
batas normal
pertahanan menurunkan
sekunder infeksi kandung
(penurunan kencing
Hb,
 Tingkatkan intake
Leukopenia,
nutrisi
penekanan
 Berikan terapi
respon
antibiotik
inflamasi)
 Monitor tanda dan
7. Penyakit
gejala infeksi
kronik
sistemik dan lokal
8. Imunosupresi  Pertahankan teknik
9. Malnutrisi isolasiI
10. Pertahan  Inspeksi kulit dan
primer tidak membran mukosa
adekuat terhadap
(kerusakan kemerahan, panas,
kulit, trauma drainase
jaringan,  Monitor adanya
gangguan luka
peristaltik)  Dorong masukan
cairan
 Dorong istirahat
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
 Kaji suhu badan
pada pasien
neutropenia setiap
4 jam
7 Kurang pengetahuan  Knowledge : Disease Teaching : Disease Proses
. b.d fase taking hold Process 1. Berikan penilaian
pada ibu  Knowledge : Health tentang tingkat
Batasan Behavior pengetahuan pasien
Karakteristik : Kriteria Hasil : tentang proses
 Perilaku  Pasien dan keluarga penyakit yang
Hiperbola menyatakan spesifik
 Ketidakakura pemahaman tentang 2. Jelaskan
tan mengikuti penyakit, kondisi, patofisiologidari
perintah prognosis, dan program penyakit dan
 Ketidakakura pengobatan bagaimana hal ini
tan  Pasien dan keluarga berhubungan
melakukan mampu melaksakan dengan anatomi
tes prosedur yang dan fisiologi,
 Perilaku dijelaskan secara benar dengan cara yang
tidak tepat  Pasien dan keluarga tepat.
(hysteria, mampu menjelaskan 3. Gambarkan tanda
bermusuhan, kembali apa yang dan gejala yang
agitasi, dijelaskan perawat/tim biasa muncul pada
apatis,) kesehatan lainnya penyakit, dengan
 Pengungkapa cara yang tepat
n masalah 4. Identifikasi
Factor yang kemungkinan
berhubungan penyebab, dengan
 Keterbatasan cara yang tepat
kognitif 5. Sediakan informasi

 Salah pada pasien tentang

interpretasi kondisi, dengan

informasi cara yang tepat

 Kurang 6. Hindari jaminan

pajanan yang kosong

 Kurang minat 7. Sediakan bagi

dalam belajar keluarga informasi


tentang kemajuan
 Kurang dapat
pasien dengan cara
mengingat
yang tepat
 Tidak
8. Diskusikan
familier
perubahan gaya
dengan
hidup yang
informasi
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi dimasa
yang akan datang
dan ata proses
pengontrolan
penyakit
9. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
10. Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
11. Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas local,
dengan cara yang
tepat
12. Intruksikan pasien
mengenal tanda
dan gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat

4. Evaluasi
1. Nyeri akut b.d luka insisi (epiostomi) teratasi.
2. Gangguan pola eliminasi urine b.d deuresis teratasi
3. Ketidakefektifan menyusui b.d pengeluaran ASI tidak adekuat
teratasi
4. Intoleransi aktivitas b.d pembengkakan pada kaki teratasi
5. Defisit perawatan diri b.d kondisi ibu lemah teratasi
6. Resiko infeksi b.d involusi daerah implantasi plasenta teratasi .
7. Kurang pengetahuan b.d fase taking hold pada ibu teratasi
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari.2006.Buku Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan


Neonatal.Jakarta:Tridasa Printer
Saleha,Siti.2009.AsuhanKebidananPadaMasaNifas. Jakarta: SalembaMedika
Sarwono, P. 2008.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC- NOC Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta :
Mediaction.

Anda mungkin juga menyukai