Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
DI RUANG JANTUNG RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 28 Oktober – 02 November 2019

Oleh:
Nur Wulan Maulida, S. Kep
NIM. 1930913320001

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Nur Wulan Maulida, S.Kep

NIM : 1930913320001

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Koroner (PJK)


- Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Penyakit Jantung
Koroner (PJK) di Ruang Jantung RSUD Ulin Banjarmasin
- Resume Pasien di Ruang Jantung RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 28 Oktober 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rismia Agustina, Ns., M.Kep H. M. Sandi Suwardi, S.Kep., Ns., M.Kes.


NIP. 19840812 201404 2 001 NIP. 19750214 199402 1 001
Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Pengertian Faktor Resiko Etiologi

Penyakit Jantung Koroner (PJK) 1. Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga Penumpukan plak pada arteri
merupakan suatu keadaan dimana 2. Usia (laki-laki> 45 tahun, wanita>55 tahun) (aterosklerosis) menyebabkan pengerasan
ketidakcukupan suplai darah pada otot 3. Kadar kolesterol tinggi (Hiperlipidemia) dan penyempitan pembuluh darah
jantung karena terhambatnya aliran 4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi) sehingga aliran darah terhambat.
pembuluh darah (arteri) koroner. 5. Merokok
6. Diabetes Mellitus
7. Obesitas Pemeriksaan Diagnostik
Manifestasi Klinik 8. Alkohol
1. Anamnesis
1. Nyeri dada sebelah kiri seperti 2. EKG
ditusuk-tusuk dan menjalar Klasifikasi 3. Foto rontgen dada
2. Jantung berdebar-debar 4. Pemeriksaan laboratorium
3. Perasaan denyut jantung tidak teratur 1. Angina pektoris stabil 5. Pemeriksaan enzim jantung (CK-
4. Lelah berkepanjangan 2. Sindroma koroner akut CKMB, troponin)
5. Sesak napas a. Angina pektoris tidak stabil
b. Non ST Elevasi MI
c. ST Elevasi MI
Komplikasi
Pencegahan
Penatalaksanaan
1. Sering berolahraga 1. Infark myocardium (kematian otot
2. Tidak merokok dan jauhkan diri dari 1. Pemberian nitrat (vasodilatasi) jantung)
paparan asap rokok 2. Kateterisasi jantung/ Percutaneous 2. Angina pectoris tidak stabil, syok
3. Kurangi makan-makanan berlemak kardiogenik dan aritmia
Coronary Intervention (PCI)
secara berlebihan 3. Gagal jantung kongestif
3. Coronary Artery Surgery (CAS)/ Coronary 4. Gangguan hemodinamik
4. Kurangi berat badan yang berlebihan
Artery Bypass Graft (CABG) 5. Kematian mendadak
Pathway Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Lipid & diet Obesitas Aktivitas Riwayat Merokok DM HT Alkohol


fisik Keluarga

Hiperlipidemia CO darah ↑ Gula Tekanan Trauma


Konsums
darah ↑ ↑ i berlebih
Lipoprotein tertimbun Endothelium rusak merusak merusak
endothel endothel HT dan
di endothelium
kolesterol

Trombosit mengumpul pada
endothel Merusak endothelium

Penyempitan arteri koroner


Hipoksia miokard
Oksigen dan nutrisi
Aliran darah terganggu
menurun
Merangsang Metabolisme
Oksigenasi jaringan terganggu
pelepasan anaerob
bradikinin Otot jantung
Oksigen ke miokard menurun kekurangan oksigen
PH sel menurun
Aktivasi
nosiseptor Kontraksi miokard menurun
Asam laktat Lelah berkepanjangan
meningkat
Impuls ke Cardiac output menurun
thalamus Intoleran Aktivitas
Asidosis
Nadi meningkat, TD menurun
respiratorik
Impuls ke
cortex serebri Merangsang Penurunan Curah
kemoreseptor Jantung

Interpretasi
Merangsang pusat
nyeri (angina
napas
pectoris)

Nyeri Akut Dispnea, RR ↑

Ketidakefektifan
Pola Napas
Asuhan Keperawatan Pasien
Penyakit Jantung Koroner
Pengkajian (PJK) Diagnosis Keperawatan
1. Identitas 1. Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera biologis (penyakit
2. Keluhan Utama jantung koroner)
2. Penurunan Curah Jantung
3. Riwayat Penyakit
3. Intoleran Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
4. Pemeriksaan laboratorium
suplai dan kebutuhan oksigen
5. Pemeriksaan Fisik
4. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keletihan
6. Pemeriksaan Radiologi

Nyeri Akut Penurunan Curah Jantung

NOC: NOC:
Kontrol Nyeri Ketidakefektivan Pompa Jantung
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam diharapkan tindakan pribadi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
untuk mengontrol nyeri dapat dikenali dengan kriteria hasil:
1. Mampu mengenali nyeri (faktor predisposisi, intensitas, lokasi, skala, waktu) penurunan curah jantung teratasi dengan kriteria hasil:
2. Mampu engontrol nyeri 1. Tekanan darah sistol dalam rentang normal
2. Tekanan darah diastol dalam rentang normal
Tingkat Nyeri 3. Nadi dalam rentang normal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam diharapkan keparahan dari 4. Tidak ada dispnea pada saat istirahat
nyeri yang diamati atau dilaporkan berkurang dengan kriteria hasil:
1. Melaporkan nyeri berkurang NIC:
2. Klien dapat menyampaikan bahwa nyeri berkurang dengan teknik manajemen nyeri Perawatan Jantung
3. Klien dapat beristirahat
1. Monitor adanya dispnea
NIC: 2. Mengevaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
Manajemen Nyeri 3. Mencatat adanya disritmia
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, 4. Memonitor status kardiovaskuler
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus 5. Memonitor adanya perubahan tekanan darah
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyaman terutama pada 6. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari keletihan
mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif
3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
Terapi Oksigen
ketidaknyamanan (misalnya suhu ruangan, pencahayaan, suara bising)
4. Ajarkan teknik manajemen nyeri non farmakologi (teknik relaksasi) 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Evaluasi keefektifan manajemen nyeri 2. Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan
6. Tingkatkan istirahat 3. Monitor aliran oksigen
4. Monitror efektifitas terapi oksigen misalnya tekanan oksimetri dengan
Pemberian Analgesik tepat
1. Lakukan pengecekan tentang instruksi yang diberikan dokter mengenai jenis obat,
dosis dan frekuensi
2. Pantau tanda-tanda vital klien, baik sebelum dan sesudah diberikan analgesik
3. Evaluasi keefektifan pemberian analgesik
NOC DAN NIC

Intoleran Aktivitas Ketidakefektifan Pola Napas

NOC: NOC:
Toleransi Aktivitas Status Pernafasan: Ventilasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit
intoleransi aktivitas pada pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil: diharapkan ketidakefektifan pola nafas pada pasien dapat teratasi
1. Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai dengan kriteria hasil:
peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR 1. RR dalam batas normal
2. Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri 2. Ritme pernafasan regular

NIC: NIC:
Manajemen Energi Terapi Oksigen
1. Tentukan penyebab dari intoleransi aktivitas yang dialami pasien 1. Pertahankan patensi jalan nafas
apakah penyebab berasal dari faktor fisik, psikologis, atau motivasi. 2. Set peralatan oksigen dan berikan oksigen sesuai order
2. Observasi adanya pembatasan pasien dalam melakukan aktivitas. 3. Monitor aliran oksigen
3. Monitor nutrisi dan sumber yang adekuat. 4. Bersihkan mulut, hidung dan trakea dari sekret.
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara 5. Berikan terapi oksigen
berlebihan. 6. Monitor TD, nadi, dan RR
5. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia,
dispnea, diaphoresis, pucat, atau perubahan hemodinamik). Monitor Respirasi
6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan. 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan usaha saat bernafas
7. Bantu pasien untuk mendapatkan alat bantu aktivitas yang sesuai 2. Monitor adanya dispnea dan kejadian yang dapat menimbulkan
seperti kursi roda, krek. dyspnea

Terapi Aktivitas Pengaturan Posisi


1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, 1. Posisikan untuk mengurangi dyspnea
berdiri, ambulasi 2. Monitor status oksigenasi sebelum dan setelah perubahan posisi
2. Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas
3. Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas
4. Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas
5. Penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Bulechek, G., et al. 2018. Nursing Intervention Classification (NIC): Seventh Edition. St.
Louise, Misouri: Mosby, Inc.

Herdman, TH & Kamitsuru, S. 2018. NANDA-I Diagnosis keperawatan: definisi dan

klasifikasi 2018-2020 Ed. 11 alih Bahasa Indonesia: Keliat, Mediani & Tahlil. Jakarta:

EGC.

Moorhead Sue , Jonson Marion , L.Mass dkk. 2008 Nursing Outcomes Classification (NOC).
United states of America: Mosby .

Price, Sylvia Anderson, Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit. Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai