Anda di halaman 1dari 11

TERAPI DIET PADA BERBAGAI PENYAKIT

DEGENERATIF

ASUHAN GIZI PADA PRA DAN PASCA BEDAH

DISUSUN OLEH :

CUT WAHYUNI ARDIKA SINANTA


NIM P07131217 004

DOSEN PEMBIMBING :

SILVIA WAGUSTINA, S.ST , M.Kes


SITI ZULFAH, DCN, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES ACEH


TAHUN AJARAN 2019/2020
JURUSAN GIZI
ASUHAN GIZI PADA PRA DAN PASCA BEDAH

A. PENGERTIAN

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan di bedah dan
pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan dan di lakukan tindakan
perbaikan diakhiri dengan penutupan atau penjahitan luka. Ada tiga tahapan melakukan
pembedahan yaitu : tahap pra bedah ( pre operasi ), tahap pembedahan ( intra operasi ), tahap
pasca bedah ( post operasi).

B. MACAM PEMBEDAHAN
1. Bedah minor atau bedah kecil

Bedah minor atau bedah kecil ini digambarkan seperti tindakan insisi, ekstirpasi, dan
sirkumsisi ( khitan ).

2. Bedah mayor atau bedah besar

Bedah mayor atau bedah besar ialah pada bedah saluran cerna antara lain lambung, usus
halus dan usus besar. Pembedahan diluar saluran cerna antara lain jantung, ginjal, paru,
saluran kemih, tulang, dan sebagai nya.

C. SIFAT OPERASI

Adapun di dalam pemberian diet tindakan bedah ini, harus diperhatikan sifat dari operasi itu
sendiri, antara lain :

1. Bersifat segera dalam keadaan darurat atau cito: dalam keadaan darurat atau cito,
pasien tidak sempat diberikan diet pra bedah.
2. Bersifat berencana atau elektif : dalam keadaan seperti ini pasien disiapkan dengan
pemberian diet pra bedah.

ASUHAN GIZI PRA BEDAH ( PREOPERASI )

Prabedah atau preoperasi merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan


(operasi) yang dimulai sejak ditentukannya persiapan pembedahan dan berakhir sampai
pasien berada dimeja bedah. Diet pra bedah adalah pengaturan makanan yang diberikan
kepada pasien yang mengalami pembedahan.

A. TAHAP SEBELUM MELAKUKAN PEMBEDAHAN


1. Persiapan fisik
a. Status kesehatan fisik secara umum

Pemeriksaan status kesehatan secara umum meliputi identitas klien, riwayat penyakit, riwayat
kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup
jangan sampai pasien mengalami stress fisik dan tubuh tidak rileks. Keadaan itu akan
berdampak buruk bagi pasien yang menderita hipertensi.

b. Status nutrisi

Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit
trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah dan keseimbangan nitrogen. Protein sangat
penting untuk mengganti masa otot tubuh selama fase katabolik setelah pembedahan,
memulihkan volume darah dan protein plasma yang hilang, dan untuk memenuhi kebutuhan
yang meningkat untuk perbaikan jaringan dan daya tahan tubuh terhadap infeksi

Kondisi gizi yang buruk pada pasien dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai
komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah
sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pascaoperasi, dehisiensi (
terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu ), demam dan penyembuhan luka yang
lama.

c. Keseimbangan cairan dan elektrolit

Keseimbangan cairan dan elektrolit berkaitan erat dengan fungsi ginjal. Ginjal berfungsi
mengatur mekanisme asam basa dan ekresi metabolik. Kadar elektrolit yang biasanya
diperiksa adalah kadar natrium serum (normal 135 – 145 mmol/L), kadar kalium serum
(normal 3,5 – 5 mmol/L), dan kadar kreatinin serum (0,70 – 1,50 mg/dl)

d. Kebersihan lambung dan kolon

Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Intervensi yang diberikan adalah
pasien di puasakan dan dilakukan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema
atau lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7-8 jam. Tujuannya adalah menghindari
aspirasi ( masuknya cairan lambung ke paru –paru ) dan menghindari kontaminasi feses ke
area pembedahan. Khusus bagi pasien yang melakukan pembedahan cito (segera)
pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasanga NGT.

e. Personal hygiene

Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor
dapat menjadi sumber kuman dan mengakibatkan infeksi pada daerah yang di operasi. Jika
pasien tubuh fisik nya kuat maka dianjurkan untuk mandi dan membersihkan daerah yang
akan di operasi. Jika keadaan pasien yang lemah makan perawat akan membantu pasien.

f. Pengosongan kandung kemih

Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pmasangan kateter. Selain untuk
pengosongan isi bladder tindakan tindakan kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi
keseimbangan cairan.

g. Latihan fisik

Latihan fisik yang diberikan latihan nafas dalam, latihan batuk efektif dan latihan gerak
sendi. Ini dilakukan sebagai persiapan pasien dalam mengadapi kondisi pasca operasi, seperti
nyeri daerah yang dioperasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan.

h. Perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif

Tujuannya adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mengcegah statis vena dan menunjang fungsi
pernapasan yang optimal. Pasien ditunjukkan bagaimana cara untuk berbalik dari satu sisi ke
sisi lainnya dan cara untuk mengambil posisi lateral.

2. Persiapan psikis ( mental )

Persiapan mental tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental
pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Persiapan
mental yang kurang memadai dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pasien dan
keluarga, sehingga tidak jarang pasien menolak operasi.

B. DIET PRABEDAH

Diet prabedah adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang akan menjalani
pembedahan. Diet prabedah diberikan tergantung dengan keadaan pasien :
a. Keadaan umum pasien meliputi normal atau tidak status gizi, gula darah, tekanan
darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal dan suhu tubuh pasien
b. Macam pembedahan meliputi bedah mayor atau minor
c. Sifat operasi meliputi bedah darurat atau berencana
d. Macam penyakit

C. TUJUAN DIET PRABEDAH

Tujuan diet prabedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan
optimal pada saat pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stress dan
penyumbuhan luka.

D. SYARAT DIET
- Energi :
a. Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kgBB.
b. Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan
energi normal
c. Bagi pasien dengan status gizi normal diberikan sesuai dengan kebutuhan energi
normal ditambah faktor stress sebesar 15% dari BMR
d. Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan penyakitnya.
- Protein :
a. Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (<2,5 mg/dl)
diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kgBB.
b. Bagi pasien dengan status gizi baik atau kelebihan diberikan protein normal 0,8 –
1g/kgBB
- Lemak cukup, yaitu 15 – 25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan
penyakit tertentu diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
- Karhohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energi total untuk menghindari
hipermetabolisme.
- Vitamin cukup terutama vitamin B, C dan K.
- Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma sehingga
tidak menggangu saat proses pembedahan
E. INDIKASI PEMBERIAN DIET
- Prabedah darurat atau cito : tidak diberikan diet tertentu sebelum pembedahan
- Prabedah berencana atau elektif :
a. Prabedah minor tidak dibutuhkan diet khusus. Pasien di puasakan 4 – 5 jam
sebelum pembedahan. Sedangkan pada pasien yang akan menjalani apendiktomi,
herniatomi, hemoroidektomi dan sebagainya diberikan diet sisa rendah sehari
sebelum pembedahan
b. Prabedah mayor pada :

pembedahan saluran cerna diberikan diet rendah sisa selama 4-5 hari, dengan tahapan :

1. Hari ke 4 sebelum pembedahan diberikan makanan lunak


2. Hari ke 3 sebelum pembedahan diberikan makanan saring
3. Hari ke 2 dan 1 sebelum pembedahan diberi formula enteral rendah sisa

Prabedah besar diluar saluran cerna diberikan formula enteral rendah sisa selama 2-3 hari.
Pemberian makanan terakhir pada prabedah besar diberikan 12-18 jam sebelum pembedahan,
dan minum terakhir 8 jam sebelum pembedahan.

ASUHAN GIZI PASCABEDAH

Pasca bedah atau pasca operasi merupakan masa setelah dilakukannya pembedahan
yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya.

A. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA


a. Vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran
darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel
b. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel
membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh karena itu orang yang mengalami
kurang kadar hemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan lama
c. Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau
kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan dapat menurunkan
sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
d. Penyakit lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya penyakit, seperti
diabetes mellitus dan gagal ginjal, dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
e. Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena
kandungan zat gizi yang terdapat didalamnya. Fungsi vitamin A diperlukan untuk
membantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kolagen. Fungsi vitamin
B kompleks sebagai kofaktor pada system enzim yang mengukur protein,karbohidrat
dan lemak. Fungsi vitamin C sebagai fibroblast dan mencegah adanya infeksi serta
membentuk kapiler darah. Fungsi vitamin K yang membantu sintesis protombin dan
berfungsi sebagai zat pembekuan darah.
f. Kegemukan, obat – obatan, merokok dan stress dapat menghambat proses
penyembuhan luka

B. PENANGANAN PASCA OPERASI

Setelah operasi selesai, penderita tidak boleh ditinggalkan sampai ia sadar harus dijaga
supaya jalan pernapasan tetap bebas. Pada umumnya, setelah dioperasi pasien ditempatkan
dalam ruang pulih (recovery room) dengan penjagaan terus menerus sampai pasien sadar.
Pasien pasca operasi biasanya merasa mual, kadang sampai muntah akbibat pengaruh
anestesi. Pasien tidak boleh minum, sampai rasa mual hilang. Kemudian pasien boleh minum
sedikit demi sedikit. Dalam 24 jam sampai 48 jam pascaoperasi, hendaknya diberi makanan
cairan. Makanan dapat diberikan jika saluran cerna sudah menunjukkan ciri berfungsi
kembali. Makanan diberikan secara bertahap hingga dapat diberikan makanan lunak yang
bergizi lalu lanjut menjadi makanan biasa.

C. DIET PASCABEDAH

Maksud dari pemberian makan setelah operasi adalah untuk meningkatkan fungsi imun
dan mempercepat penyembuhan luka yang meminimalisir ketidakseimbangan metabolik.
Diet pasca bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit. Ketidakmampuan pasien setelah pasien pasca operasi dapat
diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang perlu diperhatikan juga dalam
pemberian diet pasca bedah adalah karakter individu pasien.
D. TUJUAN DIET PASCA BEDAH

Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali
normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatnya daya tahan tubuh pasien,
dengan cara :

1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan,energi,protein)


2. Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lainnya
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.

E. SYARAT DIET PASCA BEDAH

Syarat diet pasca bedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair,
saring, lunak dan biasa.

1. Pascabedah kecil : makanan diusahakan secepat mungkin seperti biasa atau normal
2. Pascabedah besar : makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan
kemampuan pasien untuk menerimanya.

Diet yang disarankan adalah :

a. Mengandung cukup energi,protein,lemak dan zat gizi lainnya


b. Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien
c. Menghindari makanan yang merangsang
d. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
e. Pembagian porsi makan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan
makan pasien

F. JENIS DIET DAN PEMBERIANNYA


1. Diet pasca bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah
 Pascabedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
 Pascabedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang dan ada tanda usus
mulai bekerja
a) Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis,
atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu
sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan
parenteral sesuai kebutuhan.
b) Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Makanan yag diberikan yaitu Diet Makanan Cair Jernih yang diberikan secara
bertahap sesuai kemampuan dan kondisi pasien, mulai dari 30 ml/jam.

2. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)


Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
a) Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah,
sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah
cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat
diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu
sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang.
b) Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Bahan makanan yang diberikan adalah Makanan Cair Kental dengan pemberian
secara berangsur dimulai 50 ml/jam.
c) Makanan yang Tidak Diperbolehkan
Makanan yang tidak diperbolehkan pada Diet Pasca Bedah II adalah air jeruk dan
minuman yang mengandung karbondioksida.

3. Diet Pascabedah III (DPB III)


DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari DPB II.
a) Cara Memberikan makanan
Makanan yang diberikan berupa Makanan Saring ditambah susu dan biscuit. Cairan
hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat pula diberikan makanan
parenteral bila diperlukan.
b) Makanan yang Tidak Dianjurkan
Makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Pasca-Bedah III adalah makanan dengan
bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
c) Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Makanan yang diberikan adalah Diet Makanan Saring dengan :
Pukul 16.00 : Susu 1 gls
Gula pasir 20 g
Pukul 22.00 : Biscuit 30 g

4. Diet pasca bedah IV


Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
a. Pascabedah kecil, setelah diet Pasca-Bedah I.
b. Pasien pascabedah besar, setelah Diet Pasca-Bedah III.
Berupa nasi Tim dan lauk Tinggi Kalori Tinggi Protein. Makanan tinggi kalori dan
tinggi protein. Berupa makanan seimbang.
a) Makanan yang dihindari :
Disesuaikan dengan kondisi klien
Misalnya :
- Darah tinggi mengurangi konsumsi garam dan kolesterol.
- Diabetes millitus mengurangi konsumsi gula.
- Orang yang alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan asin, kacang harus
dihindari.
*Note :
Bahan Makanan Dianjurkan:
(1) Makanan Cair Jernih = air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada Makanan Cair
Jernih.
(2) Makanan Cair Kental = kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding.
(3) Makanan Saring = makanan saring yang diberikan ditambah susu dan biscuit.
(4) Makanan Lunak = makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim
*(1)(2)(3) dapat juga diberikan selingan makan, berupa makanan parenteral untuk mencukupi
kebutuhan gizi.
Bahan Makanan tidak Dianjurkan:
Penambahan bumbu tajam, air jeruk, dan minuman yang mengandung karbondioksida.
DAFTAR PUSTAKA
Zulfah siti, DCN, M.Kes, Silvia wagustina, S.ST,M,Kes. Buku Terapi Diet Pada Berbagai
Penyakit degeneratif. Banda aceh.2019.

Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai