DEGENERATIF
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
A. PENGERTIAN
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan di bedah dan
pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan dan di lakukan tindakan
perbaikan diakhiri dengan penutupan atau penjahitan luka. Ada tiga tahapan melakukan
pembedahan yaitu : tahap pra bedah ( pre operasi ), tahap pembedahan ( intra operasi ), tahap
pasca bedah ( post operasi).
B. MACAM PEMBEDAHAN
1. Bedah minor atau bedah kecil
Bedah minor atau bedah kecil ini digambarkan seperti tindakan insisi, ekstirpasi, dan
sirkumsisi ( khitan ).
Bedah mayor atau bedah besar ialah pada bedah saluran cerna antara lain lambung, usus
halus dan usus besar. Pembedahan diluar saluran cerna antara lain jantung, ginjal, paru,
saluran kemih, tulang, dan sebagai nya.
C. SIFAT OPERASI
Adapun di dalam pemberian diet tindakan bedah ini, harus diperhatikan sifat dari operasi itu
sendiri, antara lain :
1. Bersifat segera dalam keadaan darurat atau cito: dalam keadaan darurat atau cito,
pasien tidak sempat diberikan diet pra bedah.
2. Bersifat berencana atau elektif : dalam keadaan seperti ini pasien disiapkan dengan
pemberian diet pra bedah.
Pemeriksaan status kesehatan secara umum meliputi identitas klien, riwayat penyakit, riwayat
kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup
jangan sampai pasien mengalami stress fisik dan tubuh tidak rileks. Keadaan itu akan
berdampak buruk bagi pasien yang menderita hipertensi.
b. Status nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit
trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah dan keseimbangan nitrogen. Protein sangat
penting untuk mengganti masa otot tubuh selama fase katabolik setelah pembedahan,
memulihkan volume darah dan protein plasma yang hilang, dan untuk memenuhi kebutuhan
yang meningkat untuk perbaikan jaringan dan daya tahan tubuh terhadap infeksi
Kondisi gizi yang buruk pada pasien dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai
komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah
sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pascaoperasi, dehisiensi (
terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu ), demam dan penyembuhan luka yang
lama.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berkaitan erat dengan fungsi ginjal. Ginjal berfungsi
mengatur mekanisme asam basa dan ekresi metabolik. Kadar elektrolit yang biasanya
diperiksa adalah kadar natrium serum (normal 135 – 145 mmol/L), kadar kalium serum
(normal 3,5 – 5 mmol/L), dan kadar kreatinin serum (0,70 – 1,50 mg/dl)
Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Intervensi yang diberikan adalah
pasien di puasakan dan dilakukan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema
atau lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7-8 jam. Tujuannya adalah menghindari
aspirasi ( masuknya cairan lambung ke paru –paru ) dan menghindari kontaminasi feses ke
area pembedahan. Khusus bagi pasien yang melakukan pembedahan cito (segera)
pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasanga NGT.
e. Personal hygiene
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor
dapat menjadi sumber kuman dan mengakibatkan infeksi pada daerah yang di operasi. Jika
pasien tubuh fisik nya kuat maka dianjurkan untuk mandi dan membersihkan daerah yang
akan di operasi. Jika keadaan pasien yang lemah makan perawat akan membantu pasien.
Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pmasangan kateter. Selain untuk
pengosongan isi bladder tindakan tindakan kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi
keseimbangan cairan.
g. Latihan fisik
Latihan fisik yang diberikan latihan nafas dalam, latihan batuk efektif dan latihan gerak
sendi. Ini dilakukan sebagai persiapan pasien dalam mengadapi kondisi pasca operasi, seperti
nyeri daerah yang dioperasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mengcegah statis vena dan menunjang fungsi
pernapasan yang optimal. Pasien ditunjukkan bagaimana cara untuk berbalik dari satu sisi ke
sisi lainnya dan cara untuk mengambil posisi lateral.
Persiapan mental tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental
pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Persiapan
mental yang kurang memadai dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pasien dan
keluarga, sehingga tidak jarang pasien menolak operasi.
B. DIET PRABEDAH
Diet prabedah adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang akan menjalani
pembedahan. Diet prabedah diberikan tergantung dengan keadaan pasien :
a. Keadaan umum pasien meliputi normal atau tidak status gizi, gula darah, tekanan
darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal dan suhu tubuh pasien
b. Macam pembedahan meliputi bedah mayor atau minor
c. Sifat operasi meliputi bedah darurat atau berencana
d. Macam penyakit
Tujuan diet prabedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan
optimal pada saat pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stress dan
penyumbuhan luka.
D. SYARAT DIET
- Energi :
a. Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kgBB.
b. Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan
energi normal
c. Bagi pasien dengan status gizi normal diberikan sesuai dengan kebutuhan energi
normal ditambah faktor stress sebesar 15% dari BMR
d. Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan penyakitnya.
- Protein :
a. Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (<2,5 mg/dl)
diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kgBB.
b. Bagi pasien dengan status gizi baik atau kelebihan diberikan protein normal 0,8 –
1g/kgBB
- Lemak cukup, yaitu 15 – 25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan
penyakit tertentu diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
- Karhohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energi total untuk menghindari
hipermetabolisme.
- Vitamin cukup terutama vitamin B, C dan K.
- Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma sehingga
tidak menggangu saat proses pembedahan
E. INDIKASI PEMBERIAN DIET
- Prabedah darurat atau cito : tidak diberikan diet tertentu sebelum pembedahan
- Prabedah berencana atau elektif :
a. Prabedah minor tidak dibutuhkan diet khusus. Pasien di puasakan 4 – 5 jam
sebelum pembedahan. Sedangkan pada pasien yang akan menjalani apendiktomi,
herniatomi, hemoroidektomi dan sebagainya diberikan diet sisa rendah sehari
sebelum pembedahan
b. Prabedah mayor pada :
pembedahan saluran cerna diberikan diet rendah sisa selama 4-5 hari, dengan tahapan :
Prabedah besar diluar saluran cerna diberikan formula enteral rendah sisa selama 2-3 hari.
Pemberian makanan terakhir pada prabedah besar diberikan 12-18 jam sebelum pembedahan,
dan minum terakhir 8 jam sebelum pembedahan.
Pasca bedah atau pasca operasi merupakan masa setelah dilakukannya pembedahan
yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya.
Setelah operasi selesai, penderita tidak boleh ditinggalkan sampai ia sadar harus dijaga
supaya jalan pernapasan tetap bebas. Pada umumnya, setelah dioperasi pasien ditempatkan
dalam ruang pulih (recovery room) dengan penjagaan terus menerus sampai pasien sadar.
Pasien pasca operasi biasanya merasa mual, kadang sampai muntah akbibat pengaruh
anestesi. Pasien tidak boleh minum, sampai rasa mual hilang. Kemudian pasien boleh minum
sedikit demi sedikit. Dalam 24 jam sampai 48 jam pascaoperasi, hendaknya diberi makanan
cairan. Makanan dapat diberikan jika saluran cerna sudah menunjukkan ciri berfungsi
kembali. Makanan diberikan secara bertahap hingga dapat diberikan makanan lunak yang
bergizi lalu lanjut menjadi makanan biasa.
C. DIET PASCABEDAH
Maksud dari pemberian makan setelah operasi adalah untuk meningkatkan fungsi imun
dan mempercepat penyembuhan luka yang meminimalisir ketidakseimbangan metabolik.
Diet pasca bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit. Ketidakmampuan pasien setelah pasien pasca operasi dapat
diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang perlu diperhatikan juga dalam
pemberian diet pasca bedah adalah karakter individu pasien.
D. TUJUAN DIET PASCA BEDAH
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali
normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatnya daya tahan tubuh pasien,
dengan cara :
Syarat diet pasca bedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair,
saring, lunak dan biasa.
1. Pascabedah kecil : makanan diusahakan secepat mungkin seperti biasa atau normal
2. Pascabedah besar : makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan
kemampuan pasien untuk menerimanya.
Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.