Anda di halaman 1dari 18

BAB 4

PENYUSUN DIET PASIEN


DENGAN PENYAKIT
A. DIET PASIEN DENGAN PENYAKIT PERLOPERATIF

Setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk


dipelajari.
Salah satunya mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi
klinis, hingga bagaimana menangani masalah.
Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan,
justru ini menjadi sesuatu yang penting baik pada klien sakit
biasa ataupun pada pembedahan.
01. PENGERTIAN PENYAKIT PERIOPERATIF
Terdapat dua macam tahap perioperatife, yaitu penyakit prabedah & pascabedah

Prabedah
Prabedah atau praoperasi merupakan masa sebelum dilakukannya Tindakan pembedahan
01 yang dimulainsejak dibentuknyanpersiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien
berada dimeja bedah. Diet prabedah adalah penganturan makanan yang diberikan kepada
pasien yang akan mengalami pembedahan
Pascabedah
Pascabedah atau pascaoperasi merupakan masa setelah dilakukannya pembedahan yang
dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Diet pascabedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan.
02 Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis
penyakit penyerta.
Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek melalui
pemberian zat gizi yang cukup.
Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet pascaoperasi untuk mencapai hasil
yang optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
PENYEBAB PRA DAN PASCABEDAH
02.
Penyebab dilakukan pembedahan dikarenakan adanya suatu penyakit di dalam
tubuh yang perlu diangkat dengan cara pembedahan.
Berdasarkan tujuannya, pembedahan dapat dibagi menjadi sebagai berikut.

a. Pembedahan diagnostik, ditujukan untuk menentukan sebab


terjadinya gejala dari penyakit, seperti biopsy, eksplorasi,
dan laparatomi.
b. Pembedahan kuratif, dilakukan untuk. mengambil bagian
dari penyakit, misalnya pembedahan apendiktomi.
c. Pembedahan restoratif, dilakukan untuk memperbaiki
deformitas atau menyambung daerah yang terpisah.
d. Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala
tanpa menyembuhkan penyakit.
e. Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki
bentuk bagian tubuh seperti rhinoplasti.
4. HASIL LABORATURIUM/PENEGAKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum pelaksanaan bedah


adalah radiografi thoraks, kapasitas vital, fungsi paru, dan analisis
gas darah pada pemantauan sistem respirasi.
Kemudian pemeriksaan elektrokardiogram,
darah,leukosit,eritrosit,hematokrit,elektrolit,pemeriksaan air
kencing,albumin blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, dan lain
lain untuk menentukan gangguan sistem renal dan pemeriksaan
kadar gula darah atau lainnya untuk mendeteksi gangguan
metabolisme.
04
5.PENATALAKSANAAN PENYAKIT (PENGOBATAN) 05
Pasien akan diberikan obat-obatan premedikasi untuk memberikan kesempatan mendapatkan waktu istirahat
yang cukup.
Antibiotik profilaksis biasanya diberikan 1-2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pascabedah 2-3 kali.
Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriaakson 1 gram dan lain-lain sesuai indikasi pasien.
Obat Antikolinergik
Pemberian obat antikolinergik ini bertujuan untuk mengurangi sekresi(pengeluaran) kelenjar,seperti salivar(air
ludah),kelenjar saluran cerna,kelenjar saluran napas,mencegah turunnya nadi,mengurangi pergerakan
usus,mencegah spasme(kaku) pada laring dan bronkus. Obat yang sering digunakan adalah sulfas atropine
yang bisa diberikan intramuscular maupun intravena.
Obat Sedatif
Pemberian obat sedatif atau penenang memberikan penurunan aktivitas mental dan berkurangnya reaksi
terhadap rangsang. Pemberian obat premedikasi berefek amnesia.Artinya,pasien tidak dapat mengingat
kejadian yang baru terjadi setelah pembedahan. Selain itu pasien dapat menerima kejadain sebelum dan
sesudah pembedahan tanpa gelisah.
Obat Analgenik Narkotika
Obat analgenik narkotika atau oploid dapat digolongkan menjadi oploid natural, seperti morfin dan kodein. Derivate
semisintetik,seperti heroin.Derivate sintetik,seperti metadon dan petidin.Obat yang sering digunakan adalah petidin dan
mortin. Narkotik selain memberikan efek sedative efek analgesic(antinyeri) juga memberikan efek
sedative(penenang),penggunaan narkotik harus hati-hati pada anak-anak dan orang tua karena bisa menimbulkan depresi
pusat napas dan akan semakin parah pada orang yang dalam keadaan buruk.
Tujuan diet 07
1) Prabedah
tujuan diet prabedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada
saat pembedahan sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stres dan penyembuhan luka.
2) Pascabedah
tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal,
untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasie, dengan cara
sebagai berikut:
a. memberikan kebutuhan dasar(cairan,energi,dan protein)
b. menggantikan kehilangan protein,glikogen,zat besi, dan gizi lain
c. memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

2) Syarat diet
1) Prabedah
a. Energi
1.bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB.
Bagi pasien yang status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan energi normal.
2.bagi pasien yang status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal ditambah faktor stres
sebesar 15% dari AMB (Angka Metabolisme Basal).
3.bagi pasien dengan penyakit tertentu, energi diberikan sesuai dengan penyakitnya`
08
1) Prabedah 2) Pascabedah
a.Rencana Tindakan a. Rencana Tindakan
untuk mengatasi adanya rasa cemas dan 1) meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi
takut.dapat dilakukan persiapan psikologis rasa nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat luka dan
pada pasien melalui Pendidikan Kesehatan, memberi asupan makanan yang tinggi protein dan vitamin c.
penjelasan tentang peristiwa yang mungkin 2) mempertahankan respirasi yang sempurna dengan cara
akan terjadi,dan seterusnya. latihan napas,yakni Tarik napas yang dalam dengan mulut
B.Persiapan diet terbuka,tahan selama 3 detik,kemudian embuskan.
pasien yang akan dibedah memerlukan 3) mempertahankan sirkulasi,dengan cara menggunakan
persiapan khusus dalam hal pengaturan stocking pada pasien yang beresiko trombopletibitis atau pasien
diet. dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus
c. Evaluasi meninggikan kaki pada tempat duduk guna memperlancar vena
evaluasi terhadap masalah prabedah secara bali.
umum dapat dinilai dari adanya 4) mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
kemampuan dalam memahami masalah dengan cara memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien
atau kemungkinan yang terjadi pada indra dan monitor asupan dan output serta mempertahankann nutrisi
dan pascabedah. yang cukup.
5) mempertahankan eliminasi dengan cara mempertahankan
Tujuan diet asupan dan output serta mencegah terjadinya retensi urine.
1) Prabedah
a.Rencana Tindakan
2) Pascabedah
a. Rencana Tindakan
08
untuk mengatasi adanya rasa cemas 1) meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi rasa
dan takut.dapat dilakukan persiapan nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat luka dan memberi asupan
psikologis pada pasien melalui makanan yang tinggi protein dan vitamin c.
Pendidikan Kesehatan, penjelasan 2) mempertahankan respirasi yang sempurna dengan cara latihan
tentang peristiwa yang mungkin akan napas,yakni Tarik napas yang dalam dengan mulut terbuka, tahan
terjadi,dan seterusnya. selama 3 detik,kemudian embuskan.
B.Persiapan diet 3) mempertahankan sirkulasi,dengan cara menggunakan stocking
pasien yang akan dibedah memerlukan pada pasien yang beresiko trombopletibitis atau pasien dilatih agar
persiapan khusus dalam hal pengaturan tidak duduk terlalu lama dan harus
diet. meninggikan kaki pada tempat duduk guna memperlancar vena bali.
c. Evaluasi 4) mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
evaluasi terhadap masalah prabedah dengan cara memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien dan
secara umum dapat dinilai dari adanya monitor asupan dan output serta mempertahankann nutrisi yang
kemampuan dalam memahami masalah cukup.
atau kemungkinan yang terjadi pada 5) mempertahankan eliminasi dengan cara mempertahankan asupan
indra dan pascabedah. dan output serta mencegah terjadinya retensi urine.
6) mempertahankan aktivitas dengan cara Latihan memperkuat otot
Tujuan diet sebelum ambulatory
7)mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara
teraupetik.
Evaluasi 09
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara E. Penanganan Pasca Operasi
umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam Setelah Operasi selesai, penderita tidak boleh
memperthankan status kesehatan,seperti adanya ditinggalkan sampai ia sadar, harus dijaga supaya
peningkatann proses penyembuhan luka, sistem jalan pernapasan tetap bebas.
respirasi yang sempurna,keseimbangan cairan dan Penderita yang mengalami operasi kecuali operasi
elektrolit,sistem eliminasi,aktivitas,serta tidak kecil-keluar dari kamar operasi dengan infuse
intravena yang ayas larutan NaCl 0,9% atau
ditemukan tanda kecemasan lanjutan.
glukosa 5% yang diberikan berganti ganti menurut
e. Penanganan Pascaoperasi rencana tertentu.
setelah operasi selesai,penderita tidak boleh Secara umum, untuk mempercepat proses
ditinggalkan sampai ia sadar,harus dijaga supaya penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien
jalan pernapasan tetap bebas. Pada pascaoperasi, perlu kita perhatikan
umumnya,setelah operasi,penderita ditempatkan a. Makan makanan bergizi : nasi, lauk-pauk,
dalam ruang pulih (recovery room) dengan sayur, susu dan buah.
penjagaan terus-menerus sampai ia sadar b. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein
tinggi :daging,ayam,ikan.telur
c. Minum sedikitnya 8-10 gelas permenit
d. Usahkan cukup istirahat

Tujuan diet
Evaluasi 11
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara
umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam
memperthankan status kesehatan,seperti adanya E. Penanganan Pasca Operasi
peningkatann proses penyembuhan luka, sistem Setelah Operasi selesai, penderita tidak boleh
respirasi yang sempurna,keseimbangan cairan dan ditinggalkan sampai ia sadar, harus dijaga supaya
elektrolit,sistem eliminasi,aktivitas,serta tidak jalan pernapasan tetap bebas.
ditemukan tanda kecemasan lanjutan. Penderita
e. Penanganan Pascaoperasi
setelah operasi selesai,penderita tidak boleh
ditinggalkan sampai ia sadar,harus dijaga supaya
jalan pernapasan tetap bebas. Pada
umumnya,setelah operasi,penderita ditempatkan
dalam ruang pulih (recovery room) dengan
penjagaan terus-menerus sampai ia sadar

B. DIET PASIEN DENGAN


PENYAKIT DEGENERATIF
Penyakit degenerative adalah istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi
sel saraf tanpa sebab yang diketahui,yaitu dari keaadaan yang lebih buruk. Cowers tahun 1902 menekankan adanya istilah
12
abiotrophy untuk penyakit degenerative yang artinya menunjukkan adanya penurunan daya tahan sel neuron dan
mengakibatkan kematian dini.

1. Gambarkan Klinis Umum Penyakit Degeneratif


a. Perjalanan penyakit lambat,setelah waktu yang lama dari fungsi saraf yang normal,kemudian diikuti kemunduran fungsi
susunan saraf tertentu yang bersifat progresif lambat.
b. Kejadian penyakit yang sama dalam keluarga (bersifat familial).
c. Umumnya penyakit degeberatif pada sistem saraf akan terjadi terus-menerus,tidak dapat diperbaiki oleh Tindakan medis.
d. Bilateral simetris,meskipun kadang-kadang misalnya pada amyotrophic skelerosis mula-mula hanya mengenai satu
anggota gerak atau salah satu sisi tubuh.
e. Hanya mengenai daerah anatomis/fisiologi susunan saraf pusat secara selektif.
f. Secara histologis bukan hanya sel-sel neuron yang hilang,tetapi juga dendrit,axon,selubung mielin yang tidak berhubungan
dengan reaksi jaringan dan respons selular.
g. Pada likuor serebrospinalis kadang-kadang terdapat sedikit peningkatan protein,tetapi pada umumnya tidak menunjukkan
kelainan yang berarti.
h. Karena menyebabkan kehilangan jaringan secara radiologis,terdappat pengecilan volume disertai perluasan ruang likuor
serebrospinalis permrabilitas sawar darah otak tidak berubah.
i. Laboraturium atau pemeriksaan penunjang lain sering memberikan hasil yang negative.
j. Pemeriksaan neuroimaging dapat menunjukkan kelainan tertentu sehingga dapat membantu menyinggirkan golongan
penyakit lain.
2. Faktor Risiko Penyakit Degeneratif 13
Faktor resiko merupakan factor-factor yang keberadaannya berkedudukan sebelum terjadinya penyakit
a. Faktor risiko yang menetap atau tidak dapat diubah,seperti berikut.
1) Umur, risiko penyakit meningkat sering dengan pertambahan umur.Penyakit degenerative memiliki korelasi
yang cukup kuat dengan bertambahnya proses penuaan usia seseorang.
2) Jenis kelamin, ada beberapa jenis penyakit degeneratife yang lebih banyak dialami oleh pria atau Wanita
saja.
3) Ras/suku, orang kulit putih lebih berisiko daripada orang kulit hitam, contohnya pada kasus hipertensi.
4) Geografis, lebih banyak penderita yang tinggal didaerah Pantai daripada pegunungan, diindonesia penyakit
degeneratif saat ini banyak terjadi dikalangan Masyarakat perkotaan.
5) Genetik, memiliki risiko jika salah satu anggota keluarganya memiliki Riwayat penyakit tertentu.
b. Faktor risiko yang dapat diperbaiki atau bisa diubah,seperti berikut.
1) Makanan, pola makanan yang serbaisntan saat ini memang sangat digemari oleh Sebagian Masyarakat.
2) Kebiasaan merokok
3) Alkohol (minuman keras)
4) Konsumsi alcohol diperkirakan punya efek protektif
5) Obesitas, merupakan keadaan berlebihnya lemak tubuh umumnya mengakibatkan peningkatan berat badan
dan indeks masa tubuh (IMT).
6) Kurang berolahraga
7) Pencemaran lingkungan, munculnya hipertensi disebabkan keracunan pb yang ditemukan didalam darah
penderita. Penyakit hipertensi ini bisa berkomplikasi dengan jantung, ginjal, maupun gula darah.
14
3. Makanan yang baik Baik untuk pengobatan degenerative
Beberapa jenis makanan dan minuman,berdasarkan nilai gizi dan faedahnya yang penting. Makanan
dalam sistem pengobatan yang baik merupakan sumber gizi dan obat.
a. Makanan harus mengandunng berbagai jenis unsur organic yang penting,, seperti
protein,vitamin,lemak gula,dan mineral-mineral.
b. Penekanan atas pentinngnya beberapa jenis makanan tertentu secara khusus,seperti
susu,daging,madu,kurma,dan buah-buahan.
1) Susu merupakan bahan makanan ideal karena mengandung berbagai jenis zat organic utama dengan
komposisi protein,lemak,gula,mineral-mineral,dan aneka macam vitamin.
2) Daging adalah bahan makanan yang kaya dengan protein dan gugus sam amino,daging menjadi
bahan makanan yang penting dan mendasar dikarenakan juga memiliki kadungan lemak hewani yang
cukup besar.
3) Madu meiliki nilai gizi bagi orang yang sehat dan nilai medisnya sebagai obat bagi berbagai jenis
penyakit.
4) Kurma memiliki nilai gizi yang terletak pada kandungan kadar gula yang tinggi dan teristimewa
memiliki berbagai jenis unsur mineral dan zat.
5) Zat-zat yang terkandung didalam buah-buahan dan sayur-sayuran sangat berpengaruh terhadap
vitalitas dan potensi tubuh,serta penjagaan dari berbagai jenis penyakit.
c. Penekanan tentang perlunya spesifikasi makanan bagi orang yang sakit, dengan 15
pengertian bahwa makanan yang cocok bagi orang yang sehat kadang-kadang justru
membahayakan bagi orang yang sakit.dalam hal ini,ada dua hal yang mendapatkan
perhatian,yaitu sebagai berikut.
1) Larangan memaksakan si sakit atas makan makanan tertentu dan bila dipentingkan
memanfaatkan diet bagi pengobatan
2) Pemberian makanan yang mudah dicerna kepada si sakit, yaitu jenis makanan yang
tidak membahayakan ataupun memberatkan lambung
d. Kebersihan makanan dan minuman sedapat mungkin langsung dimakan setelah
dihidangkan.

4.Tujuan Diet Penyakit Degeneratif


Tujuan diet disesuaikan dengan jenis penyakitnya,antara lain sebagai berikut.
a. Tujuan diet penyakit diabetes melitus
1) Mengendalikan kadar glukosa darah dan tekanan darah
2) Mencegah menurunnya fungsi ginjal
3) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
16
b. Tujuan diet penyakit jantung
1) Energi cukup,untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2) Protein cukup,yaitu 0,8 g/kg BB
3) Lemak sedang,yaitu 25-30% dari kebutuhan energi,10% berasal dari lemak jenuh
dan 10-5% lemak tidak jenuh
4) Kolestrol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia
5) Vitamin dan mineral cukup
6) Garam rendah, 2-3 g/hari jika disertai hipertensi atau edema
7) Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
8) Serat cukup untuk menghindari konstipasi
9) Cairan cukup, +2 L/hari sesuai dengan kebutuhan
10) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan porsi kecil
11) Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enternal,parental,atau suplemen gizi
5. Syarat Diet Penyakit Degeneratif
a. Syarat diet penyakit diabetes degenerative
1) Energi cukup untuk mecapai dan mempertahankan berat badan normal
2) Kebutuhan protein normal,yaitu 10-15% dari lebutuhan energi total
3) Kebutuhan lemak sedang,yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
4) Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70%
5) Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan,kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
6) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatifadalah bahan pemanis selain sukrosa.
7) Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat didalem sayur dan buah
8) Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang
sehat,yaitu 3.000 mg/hari.
9) Cukup vitamin dari mineral
b. Syarat diet penyakit jantung
10) Energi cukup,untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
11) Protein cukup,0,8g/kg BB
12) Lemak sedang,yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total
13) Kolestrol rendah
14) Vitamin dan mineral cukup
15) Garam rendah,2-3g/hari,jika disertai hipertensi atau edema
16) Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
17) Serat cukup, untuk menghindari konstipasi
18) Cairan cukup, + 2 L/hari sesuai dengan kebutuhan
19) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit,diberikan dalam porsi kecil
20) Apalagi kebutuhann gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan,dapat diberikan tambahan berupa makanan
enternal,paraental,atau suplemen gizi.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai