Disusun oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat,
rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Makalah dengan
judul “Diet Pasca Bedah Pada Penyakit Usus Buntu” guna memenuhi tugas mata kuliah Gizi
dan Diet dengan tepat waktu. Penyusun menyadari terselesaikannya tugas makalah ini tidak
lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai rasa hormat penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sekalian, mudah-mudahan makalah dengan judul “Diet Pasca Bedah Pada Penyakit
Usus Buntu” ini dapat bermanfaat baik bagi penulis pribadi maupun pembaca sekalian.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv
A. Kesimpulan ..................................................................................................14
B. Saran ............................................................................................................14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dari setiap tubuh manusia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya
mengenai penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis hingga bagaimana menangani masalah.
Perkembangan kemajuan teknologi muncul berbagai macam penyakit yang mungkin sudah
ada yang bisa diketahui penyebabnya ataupun dalam penyelidikan ahli termasuk penyakit,
penangananya serta pola gizi melalui diet yang tepat.
Makanan bukanlah hal sepele yang bisa kita singkirkan, justru ini menjadi hal yang
penting baik pada klien sakit biasa ataupun pada pembedahan. Anggapan masyarakat
mengenai sistem diet selama ini masih banyak sekali kekurangan untuk itu kita perlu
memberi kesadaran yang komprehensif dari cara, macam diet, tujuan diet, dll.
Pada penyakit usus buntu atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan sebutan
Appendicsitis merupakan perpanjangan usus besar yang mempunyai panjang 3,5 inchi dan
menyerupai kantong sempit berbentuk tabung. Kotoran dapat menyumbat di usus buntu
sehingga menyebabkan infeksi. Infeksi ini disebut juga appendicsitis atau peradangan pada
usus buntu. Gejala penyakit usus buntu umumnya berupa nyeri pada perut kanan, demam,
hingga mual dan muntah. Jika sudah terjadi peradangan tindakan yang biasanya dilakukan
adalah dengan operasi pengangkatan usus.
Untuk melakukan diet setelah operasi atau bedah usus buntu, pasien perlu melakukan
penyesuaian polamakan sebelum kembali ke pola makan normal sebelum operasi.
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca bisa memahami apa diet pasca bedah usus buntu.
7. Agar pembaca bisa memberikan contoh menu diet pada pasca bedah usus
buntu
BAB II
PEMBAHASAN
Diet pasca bedah atau post operasi Apendisitis adalah makanan yang diberikan
kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan, dan dicerna dibandingkan makanan biasa. Menurut keadaan penyakit,
makanan lunak dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan
dari makanan saring ke makanan biasa.
Tujuan diet makanan lunak adalah memberikan makanan dalam bentuk lunak
yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.
Syarat-syarat diet makanan lunak adalah sebagai berikut : energi, protein, dan zat
gizi lain cukup.
Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan
penyakit dan kemampuan makan pasien. makanan diberikan dalam porsi sedang,
yaitu tiga kali makan lengkap dan dua kali selingan, makanan mudah cerna, rendah
serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam.
2. Diet Makanan Saring
Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih
halus daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut
keadaan penyakit, makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau
merupakan perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.
Tujuan diet untuk makanan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk
semi padat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu
pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.
Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang
memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin;
rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender;
diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.
Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis, yaitu:
makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental. Makanan cair
jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang
dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang bila diletakkan
dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan tergantung pada keadaan
penyakit atau jenis operasi yang dijalani.
Tujuan diet makanan cair jernih adalah untuk memberikan makanan dalam
bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan
hanya sedikit meninggalkan sisa, mencegah dehidrasi yang menghilangkan rasa
haus.
Makanan cair jernih diberikan bisa sesudah operasi tertentu, keadaan mual, muntah
dan sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna. Bahan makanan
yang boleh diberikan antara lain teh, sari buah, kaldu, air gula, serta cairan mudah
cerna. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energi tinggi dan rendah sisa.
Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang
dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi
kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak
bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan
perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang
hilang perlu diganti.
Tujuan diet pasca bedah usus buntu adalah untuk mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
Seorang ibu muda menjalani bedah usus buntu. Setelah menjalani operasi, si ibu
diberi makan yang lunak seperti roti lembut,telur,bubur sumsum. Kemudian si Ibu
bosan dengan makanan yang lunak,mengeluh dengan makanan yang dikonsumsi sehari-
hari.Ketika ibu diperiksa dengan dokter ibu menanyakan keluhan makanannya,ibu
bertanya :
“ Dok saya menjalani oprerasi usus buntu selama ini saya dapat dari rumah sakit
mengonsumsi makanan lunak.
“ Dok kapan saya bisa berhenti mengonsumsi makanan lunak tersebut?
Jawab :
Mengenai pantangan makanan sesungguhnya tidak ada , namun ada baiknya waktu-
waktu awal pasca operasi anda mengonsumsi makanan yang bertekstur lunak dan tidak
mengandung serat untuk menghindari pemberian beban terlalu banyak,jadi sebaiknya
mengonsumsi makan lunak terlebih dahulu,agar cepat di serap dalam percernaan.
Makanan diberikan berupa makanan lunak ( Nasi Tim) yang dibagi dalam 3 kali
makanan yang lengkap dan 2 kali makanan selingan.
Apabila makanan pokok dalam bentuk bubur atau nasi tim tidak habis diberikan
selingan pada sore hari jam (16.00) dan jam 22.00 berupa biscuit atau 1 porsi puding
dan segelas susus.
Pada prinsipnya tidak ada pantangan untuk paska operasi usus buntu, yang perlu
di berikan ekstra pada vitamin C dan protein untuk mempercepat penyembuhan luka
jahitan pasca operasi.
Hindari makanan merangsang dan berbumbu tajam jadi pengguna
cabe,merica,terlalu asam dihindari dulu, juga minuman yang mengandung
karbondioksida ( misal bersoda seperti cola).
Contoh Menu
1. PAGI : Bubur sumsum, telur rebus setengah matang, jus tomat, teh dan pada
pukul 10.00 bubur kacang hijau.
2. SIANG : Nasi tim, pepes tengiri, tumis tempe, bening bayam, pepaya dan pada
pukul 16.00 puding susu.
3. SORE : Nasi tim, bistik daging, perkedel tahu kukus, sup wortel, buncis, pisang
dan susu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diet pasca bedah atau post operasi usus buntu adalah makanan yang diberikan
kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Waktu
ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan dapat diperpendek melalui
pemberian zat gizi yang cukup. Hal yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet
pasca operasi untuk mencapai hasil yang optimal adalah mengenai karakter individu
pasien.
Tujuan diet pasca bedah appendicstis adalah untuk mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
B. Saran.
Pada pasien pasca bedah usus buntu sebaiknya pemberian nutrisi atau gizi
sesegera mungkin setelah dilakukan pembedahan harus diutamakan karena telah
dibuktikan memiliki banyak keuntungan untuk mempercepat proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/617-jenis-makanan-untuk-diet
blog : windra_pasmr@yahoo.co.id
http://nuy2008.blogspot.com/2008/12/diet-pasca-operasi_19.html
http://cakmoki86.wordpress.com/2007/08/11/makan-bergizi-pasca-operasi/
http://tutorialkuliah.onsugar.com/Diet-Pasca-operasi-13748043
http://ritongadina.blogspot.com/