Anda di halaman 1dari 12

TERAPI DIET

PADA KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PASCA BEDAH

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Gizi dan Diet
Yang dibina oleh Ibu Rani Nurmayanti, SST., M. Gizi

Oleh :

1. Lutfi Wafiq Nur Azizah (P17210193065)

2. Purnama Setya P.A.N (P17210193072)

3. Linda Wahyu Lisetyowati (P17210193078)

4. Candra Adi Saputro (P17210193091)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D3 KEPERAWATAN MALANG

MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Terapi pada Komplikasi Kehamilan dan
Pasca Bedah” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet.
Makalah ini berisikan mengenai komplikasi yang terdapat pada proses kehamilan
dan pasca bedah serta bagaimana terapinya. Dalam makalah ini akan dibahas dan
dijelaskan mengenai hal tersebut , agar para pembaca dapat mengerti dan memahami
isi dari makalah ini.
Adapun dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun tata bahasanya, karena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk masukan saran maupun kritik dari berbagai
pihak agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Demikian yang dapat penulis
sampaikan, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Malang, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komplikasi pada Kehamilan dan Diet Pasca Bedah........................3
2.2 Macam-macam Diet pada Komplikasi Kehamilan............................................3
2.3 Jenis Diet dan Indikasi pada Pasca Bedah.........................................................6
2.4 Bahan Makanan Yang Dianjurkan pada Pasca Bedah.......................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................8
3.2 Saran...................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah hal yang patut disyukuri. Tak heran, bila Ibu seringkali
menjalani tahapan demi tahapan kehamilan dengan antusias. Namun saking
antusiasnya, tak jarang Ibu salah kiprah dalam menyikapinya. Karena beranggapan
harus memberi makan dua orang (ibu dan janin), Ibu seringkali menambah porsi
makan Ibu secara berlebihan, tanpa terlalu memperhatikan kualitas dari makanan itu
sendiri. Padahal makan rasional dengan kuantitas dan kualitas yang sama
seimbangnya lebih dianjurkan. Mengingat pentingnya gizi di awal kehamilan, Ibu
perlu memasukkan gizi seimbang, seperti kalori, protein, serat, kalsium, zat besi dan
air dalam menu sehari-hari. Selain itu, Ibu perlu menambahkan beberapa vitamin dan
mineral penting yang sangat dibutuhkan janin di awal kehidupannya.
Menurut R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, (2005) Pembedahan atau operasi
adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka
atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini
umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani ditampilkan,
dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan dan penjahitan luk.
Digestif atau saluran pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus.
Minggu pertama pascaoperasi bisa menjadi masa yang paling sulit, sebab rasa
nyeri dan tidak nyaman, padahal pasien ingin melakukan pekerjaan sehari-harinya.
Hormone-hormon yang ada juga dapat mengacaukan emosi, membuat pasien pasca
operasi mudah menangis dan lelahPengaruh pembedaan terhadap metabolisme
pascabedah tergantung berat ringannya pembedaan, keadaan gizi pasien prabedah,
dan pengaruh pembedahan terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan
mengabsorsi zat-zat gizi. Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan ekresi
nitrogen dan natrium yang dapat berlansung selama 5-7 hari atau lebih pascabedah.
Peningkatan ekresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau

1
setalah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi,
sedangkan luka dan pendarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan
vitamin C cairan yang hilang perlu diganti.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud komplikasi pada kehamilan dan pasca bedah?
b. Apa sajakah macam macam diet pada komplikasi kehamilan?
c. Apa saja jenis diet dan indikasi pada pasca bedah?
d. Apa saja bahan makanan yang dianjurkan, tidak dianjurkan, dan di batasi pada
pasca bedah?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah gizi dan diet serta untuk menambah pengetahuan
mahasiswa tentang terapi diet pada komplikasi kehamilan dan pasca bedah
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi tentang komplikasi pada kehamilan dan pasca bedah
b. Untuk mengetahui macam-macam diet pada komplikasi kehamilan
c. Untuk mengetahui jenis diet dan indikasi pada pasca bedah
d. Untuk mengetahui bahan makanan yang dianjurkan, tidak dianjurkan, dan di batasi
pada pasca bedah

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komplikasi Pada Kehamilan dan Diet Pasca Bedah
a. Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).
b. Pasca bedah
Diet pascabedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Diet pasca operasi adalah makanan yang
diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta
(Almatsier Kusumayanti, 2014)

2.2 Macam - macam Diet Pada Komplikasi Kehamilan

a. Eklampsia
Terjadinya konfulsi atau koma pada pasien disertai tanda dan gejala preeclampsia
konvulsi atau koma dapat muncul tanpa didahului gangguan neurologis. Ibu yang
mengalami hipertensi kronis bisa mengalami preeklampsia atau eklampsia pada ibu
hipertensi kronis meningkatkan morbiditas dan motalitas maternal dan perinatal.
ACOG merekomendasikan supaya diagnosis preeklampsia pada hipertensi kronis ini
dibuat berdasarkan peningkatan tekanan darah yang disertai proteinuria atau edema
umum ( Consensus Report, 1990 ).
b. Preeklampsia
ialah teknan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria atau biasa disebut
protein dalam air kemih atau edema yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai
minggu pertama setelah persalinan (manuaba, 1998)
Ada 3 macam pemberian diet untuk pre eklampsia, yaitu :
1. Diet Pre eklampsia I
Diet ini diberikan pada pasien dengan preeklampsia berat (PEB). Makanan
diberikan dalam bentuk cair yang terdiri dari sari buah dan susu. Jumlah cairan yang
diberikan paling sedikit 1500ml sehari per oral, dan kekurangannya diberikan secara

3
parenteral. Karena makanan ini kurang mengandung zat gizi dan energi, maka hanya
diberikan 1-2 hari saja.
2. Diet Pre eklampsia II
Diet ini diberikan kepada pasien pre eklampsia yang penyakitnya tidak terlalu berat
atau sebagai makanan peralihan dari diet pre eklampsia I. Makanan diberikan dalam
bentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai Diet Rendah Garam I. Dalam diet ini
makanan yang diberikan cukup mengandung energi dan zat gizi lainnya.
3. Diet Pre eklampsia III
Diet pre eklampsia III diberikan kepada pasien dengan pre eklampsia ringan (PER)
atau sebagai peralihan dari diet pre eklampsia II. Pada diet ini makanan mengandung
tinggi protein dan rendah garam. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
Pada diet, jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh
lebih dari 1 kg/bulan. Pada diet ini makanan yang diberikan mengandung cukup
semua zat gizi dan energi.
c. Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.
(Rustam Mochtar, 1998).
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis Gravidarum (vomitus
yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan
berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232) Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang
terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal:112)
Gejala Dan Tingkat
Menurut berat dan ringannya dibagi menjadi 3:
1. Tingkat I : ringan

4
Mual muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak ada nafsu
makan, berat badan turun, nyeri epigastrium nadi sekitar 100x/mnt, tekanan darah
sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering, mata cekung.
2. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah,
lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi
turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi, dapat pula terjadi asotonuria, dari
nafas berbau aseton.
3. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi
kecil, halus dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik, tensi turun sekali, ikterus.
Dapat terjadi ensekalopati Wernicke
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
1. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat.
Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau
rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka
tidak diberikan dalam waktu lama.
2. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan
secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan
makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan
energi.
3. Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet
diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.

5
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
- Roti panggang, biskuit, cracker
- Buah segar dan sari buah
- Minuman botol ringan , sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan
yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan
makanan yang mengandung alkohol, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet,
pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.
2.3 Jenis Diet dan Indikasi Pada Pasca Bedah
a. Diet Pascabedah I (DPB 1)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah: baik pasien pascabedah kecil
ketika setelah sadar atau rasa mual hilang, maupun pascabedah besar ketika setelah
sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus sudah mulai bekerja. Cara
Memberikan Makanan yaitu selama 6 jam sesudah pembedahan, makanan yang
diberikan berupa air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada Makanan Cair
Jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam
semua zat gizi. Selain itu diberikan Makanan Parenteral sesuai kebutuhan. Makanan
berupa makanan cair jernih. Makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan
dan kondisi pasien, mulai dari 30 ml/jam. (almaizer, 2010)
b. Diet Pascabedah II (DPB II)
Diet pascabedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari DPB I. Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa
kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding rata-rata 8-10 kali sehari selama
pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi
pasien. Selain itu dapat diberikan Makanan Parenteral bila diperlukan. DPB II
diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Jenis makanan
berupa makanan cair kental dengan pemberian secara berangsur dimulai 50 ml/jam.
Makanan yang tidak diperbolehkan pada diet pascabedah II adalah air jeruk dan
minuman yang mengandung karbondioksida seperti cocacola, sprite. (almaizer, 2010)
c. Diet Pascabedah III (DPB III)

6
DPB III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari DPB II. Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah
susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain dapat
diberikan Makanan Parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan untuk
DPB III adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida seperti minumn cocacola, sprite. (almaizer, 2010)
d. Diet pascabedah IV (DPB IV)
Diet ini diberikan kepada pasien pascabedah kecil atau setelah DPB I, maupun
pascabedah besar, setelah DPB III. Makanan diberikan berupa Makanan Lunak yang
dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan. Makanan yang
diberikan berupa Makanan Lunak. Apabila makanan pokok dalam bentuk bubur atau
tim tidak habis, sebagai pengganti diberikan makanan selingan pukul 16.00 dan 22.00
berupa 2 buah biskuit atau 1 porsi pudding dan 1 gelas susu.Makanan yang tidak
dianjurkan untu DPB IV adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang
mengandung karbondioksida (CO2) seperti minuman cocacola, sprite. (almaizer, 2010)
2.4 Bahan Makanan Yang Dianjurkan Pada Pasca Bedah
1. Makanan Cair Jernih = air putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada Makanan
Cair Jernih.
2.Makanan Cair Kental = kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding
3. Makanan Saring = makanan saring yang diberikan ditambah susu dan biscuit.
4. Makanan Lunak = makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim
*(1)(2)(3) dapat juga diberikan selingan makan, berupa makanan parenteral untuk
mencukupi kebutuhan gizi.
Bahan Makanan tidak Dianjurkan:
Penambahan bumbu tajam, air jeruk, dan minuman yang mengandung
karbondioksida seperti minuman bersoda contohnya cocacola.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terapi diet pada komplikasi
kehamilan dan pasca bedah memiliki artian yang luas, mencakup macam-macam diet
pada komplikasi kehamilan yaitu terdiri 5 macam (eklampsia, preeclampsia, diet
anemia, diabetes melitus gestasional, hyperemesis gravidarum), jenis diet dan
indikasi pada pasca bedah yang terdiri 4 jenis indikasi (diet pascabedah I - diet
pascabedah IV), bahan makanan yang dianjurkan pada pasca bedah yaitu terdiri dari
cair jernih, cair kental, saring, dan lunak. Semua itu sangat penting untuk dipahami
dan dipelajari oleh masyarakat khususnya ibu hamil yang akan melakukan proses
melahirkan dengan cara operasi. Agar mengetahui apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan setelah menjalani operasi pasca bedah.
3.2 Saran
Untuk itu ibu hamil dianjurkan untuk selalu menjaga dan merawat diri dengan
baik setelah melakukan operasi, serta memperhatikan bahan makanan yang
dianjurkan oleh dokter, bahan makanan yang tidak dianjurkan seperti penambahan
bumbu tajam, air jeruk, dan minuman yang mengandng karbondioksida. Selalu
control tentang kesehatan diri bila merasa tidak enak atau merasa nyeri pada bagian
perut untuk mencegah hal-hall yang tidak diinginkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Marjudi, A.Md.Gz – Diet Pra Bedah https://rsupsoeradji.id/diet-pra-dan-pasca-


bedah/
http://perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id/assets/file/kti/1403000024/7._BAB_II_.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Ilmu-
Gizi-Keperawatan-Komprehensif.pdf
https://www.academia.edu/20337902/Laporan_PKL_Tatalaksana_Diet_pada_
Pasien_Bedah_di_RSUP_dr._Sardjito_Yogyakarta

HIPEREMESIS GRAVIDARUM Firdha Kusuma


https://www.academia.edu/9798807/HIPEREMESIS_GRAVIDARUM

https://www.scribd.com/doc/283814799/Diet-Kehamilan

https://www.coursehero.com/file/50037063/diet-perioperatifdocx/

Anda mungkin juga menyukai