Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Perawatan Kaki Diabetes

Oleh
Fildzatil Arifa (1711313036)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Perawatan Kaki
Diabetes.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan dari Ibu/Bapak
Dosen dan saudara pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi
tehadap pembaca.

Padang, 11 Februari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Manfaat ................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1. Diabetes Melitus .......................................................................................................................... 5
2.2. Perawatan Kaki Diabetik ............................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 15
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 16

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Di negara berkembang prevalensi kaki diabetik didapatkan jauh lebih besar dibandingkan
dengan negara maju yaitu 2-4%, prevalensi yang tinggi ini disebabkan kurang pengetahuan
penderita akan penyakitnya, kurangnya perhatian dokter terhadap komplikasi ini serta rumitnya
cara pemeriksaan yang ada saat ini untuk mendeteksi kelainan tersebut secara dini.

Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1996 di dunia terdapat 120
juta penderita diabetes mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan
ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan gaya hidup.

Salah satu komplikasi menahun dari DM adalah kelainan pada kaki yang disebut sebagai kaki
diabetik. Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah Sakit Internasional
Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada
kaki (15 persen) yang kini disebut kaki diabetes.

Pengelolaan kaki diabetes mencakup pengendalian gula darah,debridemen/membuang


jaringan yang rusak, pemberian antibiotik, dan obat-obat vaskularisasi serta amputasi. Komplikasi
kaki diabetik adalah penyebab amputasi ekstremitas bawah nontraumatik yang paling sering terjadi
di dunia industri. Sebagian besar komplikasi kaki diabetik mengakibatkan amputasi yang dimulai
dengan pembentukan ulkus di kulit. Risiko amputasi ekstremitas bawah 15 – 46 kali lebih tinggi
pada penderita diabetik dibandingkan dengan orang yang tidak menderita diabetes mellitus. Lagi
pula komplikasi kaki adalah alasan tersering rawat inap pasien dengan diabetes, berjumlah 25%
dari seluruh rujukan diabetes di Amerika Serikat dan Inggris.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa itu diabetes mellitus?
2. Bagaimana perawatan kaki diabetes mellitus?
1.3.Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui apa itu diabetes mellitus
2. Untuk mengetahui perawatan kaki diabetes mellitus

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1.Diabetes Melitus

Diabetes adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya
peningkatan kadar gula dalam darah. Diabetes terjadi karena adanya masalah dengan produksi
hormon insulin oleh pankreas, baik hormon itu tidak diproduksi dalam jumlah yang benar, maupun
tubuh tidak bisa menggunakan hormon insulin yang benar (Martinus, 2005: 2).

Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata, ginjal,
saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan mikroskop
elektron (Mansjoer, 2000: 580).

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda –
tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun
kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak
pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan
protein (Askandar, dalam Subhan 2002).

Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus tidak terkendali.
Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan
pensyarafan, dan adanya infeksi. Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes yang
masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat
menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi. (Soegondo,2009)

Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik diabetes
mellitus. Suatu penyakit pada penderita diabetes bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai
berikut :

 Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus).


 Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil).
 Nyeri saat istirahat.
 Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).

5
Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi
ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan
dingin, rasa sakit pun berkurang.

a. Penyebab Kaki Diabetes

Umumnya kaki diabetik didahului dengan adanya ulkus (luka). Hanya sekitar dua pertiga dari
ulkus yang dapat sembuh dengan cepat, sisanya berakhir dengan amputasi. Rata-rata diperlukan
waktu sekitar enam bulan untuk penyembuhan luka. Baik ulkus maupun amputasi, memiliki
dampak yang besar pada kualitas hidup penyandang diabetes yakni terbatasnya kebebasan
bergerak, terisolasi secara sosial, dan menimbulkan stress psikologi.

1. Kerusakan Saraf.
Masalah pertama yang timbul adalah kerusakan saraf di tangan dan kaki. Saraf yang
telah rusak membuat penyandang diabetes tidak dapat merasakan sensasi sakit, panas, atau
dingin pada kaki dan tangan. Luka pada kaki dapat menjadi buruk karena penyandang
diabetes tidak menyadari luka tersebut. Hilangnya sensasi rasa ini disebabkan kerusakan
saraf yang disebut sebagai “neuropati diabetik”. Neuropati diabetik terjadi pada 50%
penyandang diabetes. Gejala yang umum terjadi adalah rasa kebas (baal) dan kelemahan
pada kaki. (Saraswati. 2009. hlm )
2. Gangguan Pembuluh Darah.
Masalah kedua adalah terjadinya gangguan pada pembuluh darah sehingga
menyebabkan tidak cukupnya aliran darah ke kaki. Aliran darah yang buruk ini akan
menyebabkan luka dan infeksi sukar sembuh. Ini disebut penyakit pembuluh darah perifer
(pembuluh darah tepi) yang umum menyerang kaki dan tangan. Penyandang diabetes yang
merokok akan semakin memperburuk aliran darahnya. (Saraswati. 2009. hlm )
3. Infeksi.
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses
penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi. Peningkatan
gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi infeksi, luka menjadi ulkus
gangrene dan terjadi perluasaan infeksi sampai ke tulang. Kaki yang mengalami ulkus
gangren luas, sulit untuk diatasi dan konsekuensi yang lebih serius seperti amputasi
(Tambunan&Gultom. 2009. hlm 322)

6
4. Trauma.
Luka timbul spontan sering disebabkan karena trauma misalnya kemasukan pasir,
tertusuk duri, lecet akibat pemakaian sepatu/sandal yang sempit dan bahan yang keras.
Mulanya hanya kecil, kemudian meluas dalam waktu yang tidak begitu lama. Luka akan
menjadi borok dan menimbulkan bau yang disebut gas gangren. Ketika ujung kuku tumbuh
ke dalam kulit dan menimbulkan tekanan yang dapat merobek kulit sehingga kulit bengkak
kemerahan dan terinfeksi. Kuku kaki yang tumbuh ke dalam dapat terjadi jika memotong
kuku sampai ke ujung, dapat pula disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu ketat atau
trauma kaki karena aktivitas seperti berlari dan aerobik. (Febiliawanti. 2010. hlm 8)

Ulkus kaki diabetes adalah kaki neuropati, iskemia dan neuroiskemia, dengan tipe neuropati
yang tersering. Ulkus kaki diabetes dapat berkembang secara cepat, dengan kerusakan jaringan
yang cepat dan sering disertai dengan adanya infeksi, dan bila terjadi terjadi ulkus akan lambat
untuk penyembuhannya.

Kaki diabetik merupakan tukak yang timbul pada penderita diabetes mellitus yang disebabkan
karena angiopati diabetik, neuropati diabetik atau akibat trauma.

b. Patofisiologi Kaki Diabetes

Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperlikemia pada menyandang diabetes melitus yang
menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati
sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan
otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan
selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi
menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang
juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes. (Waspadji. 2006. hlm 1933)

Diabetes seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang menghambat sirkulasi darah.
Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar arteri yang sering menyebabkan penurunan
sirkulasi yang signifikan di bagian bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut berperan
terhadap timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi yang disuplai ke
kulit maupun jaringan lain, sehingga menyebabkan luka sukar sembuh.

7
Angiopati diabetes disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, metabolik dan faktor risiko
yang lain. Kadar glukosa yang tinggi (hiperglikemia) ternyata mempunyai dampak negatif yang
luas bukan hanya terhadap metabolisme karbohidrat, tetapi juga terhadap metabolisme protein dan
lemak yang dapat menimbulkan pengapuran dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis),
akibatnya terjadi gaangguan peredaran pembuluh darah besar dan kecil, yang mengakibatkan
sirkulasi darah yang kurang baik, pemberian makanan dan oksigenasi kurang dan mudah terjadi
penyumbatan aliran darah terutama daerah kaki.

Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan untuk


merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat berkembang menjadi
luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat adanya insensitivitas.
Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi dan
menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi.

Sirkulasi yang buruk juga dapat menyebabkan pembengkakan dan kekeringan pada kaki.
Pencegahan komplikasi pada kaki adalah lebih kritis pada pasien diabetik karena sirkulasi yang
buruk merusak proses penyembuhan dan dapat menyebabkan ulkus, infeksi, dan kondisi serius
pada kaki.

c. Gejala Klinis

Menurut beberapa literature tentang diabetes, kaki diabetes adalah suatu penyakit penderita
diabetes bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai berikut:

1. Sering kesemutan (asmiptomatus)


2. Kerusakan jaringan (nekrosis, ulkus)
3. Adanya kalus di telapak kaki
4. Kulit kaki kering dan pecah-pecah
5. Perubahan struktur dari kaki (charcof, cock up toes, luksasi)

8
d. Pemeriksaan Fisik

Secara umum pada pasien dengan kaki diabetic, pemeriksaan dapat kita fokuskan pada area
tempat luka, hal yang dapat kita kaji adalah sejak kapan pasien mengalami luka tersebut,
penyebab luka, penanganan apa yang telah dilakukan sebelum datang ke pelayanan medis,
seberapa parah keadaan luka (nekrosis, ada tidaknya infeksi), riwayat penyakit diabetes dan
pengobatan yang telah dijalani, riwayat rasa kebas pada kaki, serta kaji tingkat pengetahuan
pasien tentang penatalaksanaan penyakit diabetes yang dideritanya. Ada tidaknya rasa nyeri,
luka berbau atau tidak, ada tidaknya eksudat.

e. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah


1) Pemeriksaan X-ray untuk mengetahui ada tidaknya osteomyelitis.
2) Pemeriksaan glukosa darah.
3) Kultur dan resistensi untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang menginfeksi luka
segingga dapat memilih obat antibiotik yang tepat.
4) Tes lain yang dapat dilakukan adalah: sensasi pada getaran, merasakan sentuhan ringan,
kepekaan terhadap suhu.

f. Pengelolaan
Menurut Levin(1988), penatalaksanaan ulkus kaki diabetic memerlukan pengobatan yang
agresif dalam jangka pendek, hal tersebut mencakup:
1). Debridement local radikal pada jaringan sehat.
2). Terapi antibiotic sistemik untuk memerangi infeksi, diikuti tes sensitivitas antibiotic,
contohnya :
 Untuk infeksi M.chelonei dapat digunakan quinolon (ciprofloxacin, ofloxacin),
sulfonamides.
 Untuk infeksi M. fortuitum dapat digunakan quinolon dan B-lactams cefloxitin.
 Untuk infeksi M. haemophilum, M.Non-Chronogenicum, M. ulcerans yang paling
umum digunakan adalah quinolon G.

9
Beberapa obat lain yang biasa digunakan pada kasus kaki diabetic adalah insulin,
neurotropik, kompres luka, obat anti trombosit, neuromin, dan oksoferin solution.
3). Kontrol diabetes untuk meningkatkan efisiensi sistem imun.
4). Posisi tanpa bobot badan untuk ulkus plantaris

Adapun usaha pengelolaan kaki diabetik guna menyelamatkan dari amputasi secara umum:

1. Memperbaiki kelainan vaskular yang ada.


2. Memperbaiki sirkulasi.
3. Pengamatan kaki teratur.
4. Pengelolaan pada masalah yang timbul(pengobatan vaskularisasi, infeksi, dan
pengendalian gula darah).
5. Sepatu khusus.
6. Kerjasama tim yang baik
7. Penyuluhan pasien.

Adapun tujuan dari penatalaksanaan lokal terhadap luka adalah untuk


1). Meningkatkan kenyamanan pasien.
2). Mengatasi dan mencegah perdarahan jaringan yang rapuh.
3). Mencegah atau mengurus infeksi.
4). Mengatasi bau.
5). Menahan eksudat.

2.2.Perawatan Kaki Diabetik

Berikut ini akan dipaparkan tentang cara penanggulangan dan pencegahan kaki diabetik :
1). Diagnosis klinis dan laboratorium yang lebih teliti.
2). Pemberian obat-obat yang tepat untuk infeksi, obat vaskular, obat penurun gula darah
maupun menghilangkan keluhan/gejala penyulit Diabetes.
3). Pemberian penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang penatalaksanaan kaki diabetik di
rumah.
4). Periksa kaki dan celah kaki setiap hari, apakah terdapat kalus, bula, lecet dan luka.

10
5). Bersihkan kaki setiap hari terutama di celah jari kaki.
6). Pakailah krim untuk mencegah kulit kering, tetapi jangan digunakan pada celah jari kaki.
7). Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas.
8). Memotong kuku secara berhati-hati dan jangan terlalu dalam.
9). Pakailah kaus kaki yang aps saat kaki terasa dingin dan ganti setiap hari.
10). Jangan berjalan tanpa alas kaki.
11). Hindari trauma berulang.
12). Memakai sepatu yang nyaman bagi kaki.
13). Periksalah bagian dalam sepatu dari benda-benda asing sebelum dipakai.
14). Olahraga teratur dan menjaga berat badan ideal
15). Periksalah diri secara rutin ke dokter dan periksakan kaki setiap kali kontrol walaupun
ganggren telah sembuh.
16). Jangan merendam kaki dalam jangka waktu yang lama.

 Perawatan Kaki Sebelum Luka

Perawatan kaki merupakan sebagian dari upaya pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetik
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka. Perawatan kaki yang perlu dilakukan terdiri dari
pemeriksaan kaki dan perawatan kaki harian. (Soegondo, 2005)

1) Pemeriksaan kaki sehari- hari :


a. Periksa bagian atas punggung, telapak, sisi- sisi kaki dan sela- sela jari. Untuk melihat
telapak kaki, tekuk kaki menghadap muka (bila sulit, gunakan cermin untuk melihat
bagian bawah kaki atau minta bantuan orang lain) untuk memeriksa kaki.
b. Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh.
c. Periksa apakah ada luka dan tanda- tanda infeksi (bengkak, kemerahan, hangat, nyeri,
darah atau cairan lain yang keluar dari luka, dan bau).
2) Perawatan kaki sehari- hari :
a. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun mandi. Bila
perlu gosok kaki dengan sikat lembut atau batu apung. Keringkan kaki dengan handuk
lembut dan bersih termasuk daereh sela- sela kaki, terutama sela jari kaki ketiga-
keempat dan keempat-kelima.

11
b. Berikan pelembab/lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering agar kulit tidak
menjadi retak. Tetapi jangan berikan pelembab pada sela- sela jari kaki karena sela-
sela jari akan menjadi sangat lembab dan dapat menimbulkan tumbuhnya jamur.
c. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jati kaki, tidak terlalu pendek atau
terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam. Bila penglihatan
kurang baik, minta pertolongan orang lain untuk memotong kuku atau mengikir kuku
setiap dua hari sekali. Hindarkan retjadi luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku
keras sulit untuk dipotong, rendam kaki dengan air hangat (370C) selama sekitar 5
menit, bersihkan dengan sikat kuku, sabun, dan air bersih. Bersihkan kuku setiap hari
pada waktu mandi dan berikan krem pelembab kuku.
d. Pakai alas kaki sepatu untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka,juga di dalam
rumah. Jangan gunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet di selah jari
pertama dan kedua.
e. Gunakan sepatu yang baik sesuai dengan ukuran dan enak untuk dipakai, dengan ruang
dalam sepatu yang cukup untuk jari- jari. Pakailah kaus/ stocking yang pas dan bersih
terbuat dari bahan yang mengandung kantun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki
diabetik:
1) Ukuran : sepatu lebih dalam
2) Panjang sepatu setengah inci lebih panjang dari jari- jari kaki terpanjang saat berdiri
(sesuai cetakan kaki)
3) Bentuk : ujung sepatu lebar (sesuai lebar jari- jari kaki)
4) Tinggi tumit sepatu kurang dari 2 inci.
5) Bagian dlam bawah sepatu (insole) tidak kasar dan licin. Terbuat dari bahan busa
karet, plastic tebal 10- 12 mm.
6) Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai bentuk kaki.
f. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda- benda tajam seperti jarum
dan duri. Lepas sepatu setiap 4- 6 jam serta gerakkan pergelangan dan jari- jari kaki
agar sirkulasi darah tetap baik terutama pada pemakaian sepatu baru.
g. Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian periksa keadaan
kaki.

12
3. Senam kaki
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-
otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas).
(Soegondo,2009)
 Perawatan Kaki Setelah Timbul Luka
a. Debridemen
Tindakan debridemen merupakan salah satu terapi penting pada kasus ulkus
diabetika. Debridemen dapat didefinisikan sebagai upaya pembersihkan benda
asing dan jaringan nekrotik pada luka. Luka tidak akan sembuh apabila masih
didapatkan jaringan nekrotik, debris, calus, fistula / rongga yang memungkinkan
kuman berkembang. Setelah dilakukan debridemen luka harus diirigasi dengan
larutan garam fisiologis atau pembersih lain dan dilakukan dressing (kompres).
b. Teknik Dressing pada Luka Diabetikum
Teknik dressing pada luka diabetes yang terkini menekankan metode moist
wound healing atau menjaga agar luka dalam keadaan lembab. Luka akan menjadi
cepat sembuh apabila eksudat dapat dikontrol, menjaga agar luka dalam keadaan
lembab, luka tidak lengket dengan bahan kompres, terhindar dari infeksi dan
permeabel terhadap gas. Tindakan dressing merupakan salah satu komponen
penting dalam mempercepat penyembuhan lesi. Prinsip dressing adalah bagaimana
menciptakan suasana dalam keadaan lembab sehingga dapat meminimalisasi
trauma dan risiko operasi. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memilih dressing yang akan digunakan, yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya eksudat,
ada tidaknya infeksi, kondisi kulit sekitar.
c. Pengendalian Infeksi
Pemberian antibitoka didasarkan pada hasil kultur kuman. Namun sebelum
hasil kultur dan sensitifitas kuman tersedia antibiotika harus segera diberikan secara
empiris pada kaki diabetik yang terinfeksi. Antibiotika yang disarankan pada kaki
diabetik terinfeksi. Pada ulkus diabetika ringan/sedang antibiotika yang diberikan
di fokuskan pada patogen gram positif. Sedangkan pada ulkus terinfeksi yang berat
(limb or life threatening infection) kuman lebih bersifat polimikrobial (mencakup

13
bakteri gram positif berbentuk coccus, gram negatif berbentuk batang, dan bakteri
anaerob) antibiotika harus bersifat broadspectrum, diberikan secara injeksi.
d. Mengurangi beban tekanan (off loading)
Pada saat seseorang berjalan maka kaki mendapatkan beban yang besar.
Pada penderita DM yang mengalami neuropati permukaan plantar kaki mudah
mengalami luka atau luka menjadi sulit sembuh akibat tekanan beban tubuh
maupun iritasi kronis sepatu yang digunakan. Salah satu hal yang sangat penting
namun sampai kini tidak mendapatkan perhatian dalam perawatan kaki diabetik
adalah mengurangi atau menghilangkan beban pada kaki (off loading). Upaya off
loading berdasarkan penelitian terbukti dapat mempercepat kesembuhan ulkus.
Metode off loading yang sering digunakan adalah: mengurangi kecepatan saat
berjalan kaki, istirahat (bed rest), kursi roda, alas kaki, removable cast walker, total
contact cast, walker, sepatu boot ambulatory.

14
BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus tidak terkendali.
Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan
pensyarafan, dan adanya infeksi. Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes yang
masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat
menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi.

Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik
diabetes mellitus. Dengan manifestasi berupa dermopati, selulitis, ulkus, osteomielitis dan
gangren. Faktor utama yang memegang peranan dalam patogenesis kaki diabetik adalah adanya
angiopati/iskemi dan neuropati.

Menurut Wagner kaki diabetik diklasifikasikan menjadi 5 derajat. Pencegahan kaki


diabetes tidak terlepas dari pengendalian (pengontrolan) penyakit secara umum mencakup
pengendalian kadar gula darah, status gizi, tekanan darah, kadar kolesterol, pola hidup sehat.

Prinsip terapi bedah pada kaki diabetik adalah mengeluarkan semua jaringan nekrotik
untuk maskud eliminasi infeksi sehingga luka dapat sembuh. Terdiri dari tindakan bedah kecil
seperti insisi dan penaliran abses, debridemen dan nekrotomi. Tindakan bedah dilakukan
berdasarkan indikasi yang tepat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Soegondo, Sidartawan, et al. 2006. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.

Waspadji, Sarwono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 3, Edisi 4. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Febiliawanti, Intan Airlina. 2010. Rawat Kaki, Hindari Luka “Seputar Indonesia”.

Djokomoeljanto. 2007. Diabetes Melitus ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam.
Semarang : CV Agung Semarang

16

Anda mungkin juga menyukai