Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan

Jurnal Volume
Keperawatan 12 12
Volume No 1,
No Hal
1, 141
Hal -141
146,- Maret 2020 2020
146, Maret Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
p-ISSN Kendal
2085-1049
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118

KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN PERDARAHAN PADA IBU


POSTPARTUM
Sholaikhah Sulistyoningtyas*, Fitnaningsih Endang Cahyawati
Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Ringroad Barat No.63, Mlangi Nogotirto, Gamping, Yogyakarta,
Indonesia 55592
*sholaikhahahtyas@unisayogya.ac.id

ABSTRAK
Perdarahan Post Partum merupakan salah satu penyebab kematian Ibu. Perdarahan terjadi karena
kehilangan darah > 500 cc pada 24 jam setelah melahirkan. AKI yang disebabkan karena perdarahan
mengalami penurunan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa upaya pemerintahdan dan istitusi
kesehatan dalam mengatasi perdarahan sebagai penyebab kematian pada Ibu dilakukan dengan baik.
Salah satu karakteristik ibu yang mengalami perdarahan postpartum diantaranya ibu yang mempunyai
umur yang tidak beresiko yaitu 21-34 th sebanyak 67% serta factor resiko terbanyak adalah pre
eklamsia sebanyak 55%. Penanganan perdarahan di Rumah Sakit dengan menggunakan uterotonika,
Kompresi Bimanual dan tampon kateter, serta terdapat salah satu data yang menunjukkan sampai
dilakukan histerektomi. Tidak terdapat angka kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan di RS
Tersebut. Hal ini terjadi karena penanganan dilakukan sesuai asuhan yang tepat.

Kata kunci : karakteristik, penanganan perdarahan

CHARACTERISTICS AND TREATMENT OF BLEEDING IN POSTPARTUM


MOTHERS

ABSTRACT
Post Partum Bleeding is one of the causes of maternal mortality. Bleeding occurs due to blood loss >
500 cc at 24 h after childbirth. AKI caused by bleeding decreased. This may indicate that the efforts
of the Government and health affairs in overcoming bleeding as a cause of death in the mother are
well done. One of the characteristics of mothers who have bleeding postpartum among them mothers
who have an unat-risk age of 21-34th as much as 67% and the most risk factor is pre eclampsia as
much as 55%. Treatment of bleeding in the hospital using Uterotonika, Bimanual compression and
catheter tampons, and there is one data that shows up to a hysterectomy. There is no maternal
mortality caused by bleeding in the hospital. This happens because the handling is done according to
proper care.

Keywords: character, treatment of bleeding

PENDAHULUAN 1000.000 kelahiran, penyebab tertinggi


Data yang diperoleh dari WHO (World Health kematian ibu di akibatkan karena perdarahan
Organization) tahun 2014 angka kematian ibu yaitu 32 %.
(AKI) di dunia masih cukup tinggi yaitu
289.000 jiwa. Angka kematian tersebut Data profil dinkes kabupaten Sleman pada
dipengaruhi oleh komplikasi selama tahun 2017 angka perdarahan pada ibu post
kehamilan, persalinan dan setelah persalinan partum mengalami penurunan dibandingkan
sekitar 80 %. AKI di Indonesia termasuk tinggi tahun 2016 jumlah kematian ibu pada tahun
di kawasan ASIA Tenggara. Bila dibandingkan 2016 sebanyak 8 kasus dari 14.139 kelahiran
dengan Malaysia, angka kematian diindonesia hidup dengan angka kematian ibu melahirkan
mencapai 190 per 100.000 kelahiran hidup sebesar 56,6 per 100.000 kelahiran hidup,
sedangkan Angka Kematian Ibu di Malaysia sedangkan jumlah kematian ibu tahun 2017
29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). sebanyak 6 kasus dari 14.025 kelahiran hidup
Data Kementrian Kesehatan Tahun 2016 di dengan angka kematian ibu melahirkan sebesar
Indonesia angka kematian ibu tercatat 305 per 42,4 per 100.000 kelahiran hidup. Diagnosis

141
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 141 - 146, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

kematian Ibu di Kabupaten Sleman antara lain: oleh kelelahan karena persalinan lama atau
perdarahan 1 kasus, kejang hipoksia 1 kasus, persalinan yang terlalu cepat, terutama jika
penyakit jantung 2 kasus, sepsis 1 kasus, dan dirangsang. Selain itu, obat-obatan seperti obat
Bruncapneumonia 1 kasus. AKI di Kabupaten anti-inflamasi nonsteroid, magnesium sulfat,
Sleman jika di bandingkan dengan DIY beta-simpatomimetik, dan nifedipin juga dapat
sebesar 90,64 per 100.000 kelahiran hidup menghambat kontraksi miometrium. Penyebab
maka Kabupaten Sleman masih lebih baik. lain adalah situs implantasi plasenta di segmen
Dibanding tahun 2016 jumlah kematian ibu bawah rahim, korioamnionitis,
mengalami penurunan dari 8 kasus kematian endomiometritis, septikemia, hipoksia pada
ibu menjadi 6 kasus kematian. Hal tersebut solusio plasenta, dan hipotermia karena
tidak bisa dilihat dari satu penyebab saja tapi resusitasi masif. Atonia uteri merupakan
perlu dilihat penyebab dari hulu ke hilir. Kalau penyebab paling banyak PPP, hingga sekitar
dilihat dari tempat kematian semua ada di 70% kasus. Atonia dapat terjadi setelah
Rumah Sakit, maka perlu adanya dukungan persalinan vaginal, persalinan operatif ataupun
baik lintas sektor dan pemangku kebijakan di persalinan abdominal. Penelitian sejauh ini
tingkat Propinsi untuk meningkatkan kualitas membuktikan bahwa atonia uteri lebih tinggi
pelayanan di Rumah Sakit Rujukan. Beberapa pada persalinan abdominal dibandingkan
upaya yang sudah dilakukan oleh Dinas dengan persalinan vaginal.
Kesehatan yaitu: Penguatan Puskesmas
PONED melalui Konsultasi Tim ahli (RS Kedua, yaitu karena Laserasi jalan lahir Pada
Sardjito dan RSUD) kasus di Puskesmas umumnya robekan jalan lahir terjadi pada
PONED, Pembinaan SPK ke BPS, Penguatan persalinan dengan trauma. Pertolongan
dan pemberdayaan buku manual rujukan persalinan yang semakin manipulatif dan
maternal perinatal, Membuat sistem SMS traumatik akan memudahkan robekan jalan
Gateway untuk mengetahui faktor resiko ibu lahir dan karena itu dihindarkan memimpin
hamil secara cepat sehingga sistem manual persalinan pada saat pembukaan serviks belum
rujukan bisa segera diterapkan. Peningkatan lengkap. Robekan jalan lahir biasanya akibat
kualitas SDM Puskesmas/Pelatihan tentang episiotomi, robekan spontan perineum, trauma
pelayanan kepada ibu hamil (IUD post forsep atau vakum ekstraksi, atau karena versi
plasenta, Alat Bantu Pengambil Keputusan ekstraksi.
(ABPK) KB, Contrasepsi Teknical Update
(CTU), Magang petugas Puskesmas PONED Ketiga, yaitu karena retensio plasenta.
di RS PONEK) serta menerbitkan SK Bupati Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir
tentang Pimpinan Klinis. Harapannya agar hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah
mendapatkan dukungan seluruh dokter SPOG bayi lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta
dan dokter SPA untuk komitmen bersama belum lepas dari dinding uterus atau plasenta
menurunkan angka kematian ibu melahirkan sudah lepas tetapi belum dilahirkan. Retensio
dan menurunkan kematian bayi baru lahir. plasenta merupakan etiologi tersering kedua
dari perdarahan postpartum (20% - 30%
Perdarahan Postpartum didefinisikan sebagai kasus). Kejadian ini harus didiagnosis secara
kehilangan 500 ml atau lebih darah setelah dini karena retensio plasenta sering dikaitkan
persalinan pervaginam atau 1000 ml atau lebih dengan atonia uteri untuk diagnosis utama
setelah seksio sesaria. Perdarahan postpartum sehingga dapat membuat kesalahan diagnosis.
bisa disebabkan karena, Pertama : atonia Uteri Pada retensio 11 plasenta, resiko untuk
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus mengalami PPP 6 kali lipat pada persalinan
khususnya miometrium untuk berkontraksi normal.
setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum
secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat- Faktor risiko PPP dapat ada saat sebelum
serat miometrium terutama yang berada di kehamilan, saat kehamilan, dan saat
sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah persalinan. Faktor risiko sebelum kehamilan
pada tempat perlengketan plasenta. Kegagalan meliputi usia, indeks massa tubuh, dan riwayat
kontraksi dan retraksi dari serat miometrium perdarahan postpartum. Faktor risiko selama
dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan kehamilan meliputi usia, indeks massa tubuh,
parah serta syok 9 hipovolemik. Kontraksi riwayat perdarahan postpartum, kehamilan
miometrium yang lemah dapat diakibatkan ganda, plasenta previa, pre eklampsia, dan

142
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 141 - 146, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

penggunaan antibiotik. Sedangkan untuk faktor berlangsung lebih dari 30 menit, peregangan
risiko saat persalinan meliputi plasenta previa tali pusat terkendali dan pemberian oksitosin
anterior, plasenta previa mayor, peningkatan (10 IU) IV/IM dapat digunakan untuk
suhu tubuh >37oC, korioamnionitis, dan menangani retensio plasenta. Jika perdarahan
retensio plasenta. Hal ini sejalan dengan berlanjut, meskipun penanganan dengan
penelitian Londok (2013) bahwa Penyebab uterotonika dan intervensi konservatif lainnya
perdarahan antepartum terbanyak adalah telah dilakukan, intervensi bedah harus
plasenta previa dan perdarahan postpartum dilakukan tanpa penundaan lebih lanjut.
disebabkan oleh sisa plasenta.
METODE
Penanganan pasien dengan PPP memiliki dua Penelitian ini adalah penelitian diskriptif.
komponen utama yaitu resusitasi dan Penelitian ini dilakukan pada bulan September
pengelolaan perdarahan obstetri yang mungkin 2019 di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
disertai syok hipovolemik dan identifikasi serta Data penelitian menggunakan data sekunder ibu
pengelolaan penyebab dari perdarahan. perdarahan Postpartum, data diambil dari bulan
Keberhasilan pengelolaan perdarahan Januari sampai Agustus tahun 2019. Populasi
postpartum mengharuskan kedua komponen yang diteliti adalah semua ibu bersalin yang
secara simultan dan sistematis ditangani (Edhi, mengalami perdarahan Post Partum. Teknik
2013). Penggunaan uterotonika (oksitosin saja yang digunakan adalah teknik total sampling
sebagai pilihan pertama) memainkan peran diperoleh data sebanyak 14 ibu mengalami
sentral dalam penatalaksanaan perdarahan perdarahan posrpartum. Penelitian ini sudah
postpartum. Pijat rahim disarankan segera melewati tahap etik di Universitas Aisyiyah
setelah diagnosis dan resusitasi cairan Yogyakarta. Analisis dari penelitian ini
kristaloid isotonik juga dianjurkan. menggunakan analisi univariate karena variable
Penggunaan asam traneksamat disarankan yang digunakan adalah variable tunggal.
pada kasus perdarahan yang sulit diatasi atau
perdarahan tetap terkait trauma. Jika terdapat HASIL
perdarahan yang terusmenerus dan sumber Berikut karakteristik ibu yang mengalami
perdarahan diketahui, embolisasi arteri uterus perdarahan.
harus dipertimbangkan. Jika kala tiga

Tabel 1.
Karakteristik ibu yang mengalami perdarahan post partum (n=14)
Karaketristik responden Distribusi frekuensi
Umur
21-34 tahun 67%
35-45 tahun 33%
Faktor resiko
Pre eklamsia 55%
Atonia Uteri 29 %
Retensio Plasenta 21%
Tabel 1 dapat diketahui bahwa karakteristik pada ibu postpartum yang mengalami perdarahan
berdasarkan umur terbanyak adalah usia 35-45 tahun sebesar 67%. Sedangkan berdasarkan factor
resiko yang terbanyak dalah pre-eklamsia sebanyak 55%.

Tabel 2. Penanganan Perdarahan (n=14)


Karaketristik responden Distribusi frekuensi
Uterotonika dan kompresi bimanual 77%
Tampon cateter 18%
Histerektomi 5%
Tabel 2 dapat diketahui bahwa penanganan 67%, uterotonika 28% dan yang dilakukan
yang dilakukan pada kasus perdarahan diatas sampai tahapan histerektomi sampai 15%.
mayoritas dengan tampon cateter sebanyak

143
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 141 - 146, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PEMBAHASAN darah masis merembas atau deras pastikan


Karakteristik pada perdarahan postpartum perdarahan itu akibat Atonia uteri kemudian
Hasil penelitian yang dilakukan di RS PKU dilakukan pemberian uterotonika. Hal Hal ini
Muhammadiyah Gamping terdapat ibu sejalan dengan Ristanto (2013) yang isi kavum
postpartum yang mengalami perdarahan uteri bersih, robekan jalan lahir tidak ada atau
berdasarkan umur terbanyak pada usia 21-34 sudah teratasi dan darah masih merembes,
tahun hal ini menunjukkan bahwa umur sangat mengatakan Bila mungkin diagnosisnya
kejadian berdarahan di RS PKU adalah atoni uteri. Pada Kasus perdarahn
Muhammadiyah Gamping sesuai data yang karena atonia uteri yang terjadi di PKU
diperoleh berusia reproduksi sehat yang Muhammadiyah Gamping diberikan
berada pada puncak reproduksi. Ketika berada Uterotonika diberikan 5-10 unit oksitosin
pada puncak reproduksi, terdapat kemungkinan secara intravena pelan atau 5-30 unit dalam
pada pasangan suami istri untuk terus 500 ml cairan dan 0,25-0,5 mg ergometrin
menghasilkan keturunan sehingga tidak intravena. Pada saat yang sama dilakukan
memperhatikan jarak antara kelahiran sebelum pemeriksaan untuk menyingkirkan
dan sesudahnya. Hal tersebutlah yang dapat kemungkinan adanya sebab lain seperti adanya
menimbulkan risiko untuk terjadinya robekan jalan lahir atau retensi sisa plasenta/
perdarahan. Walaupun tidak sesuai teori, hal pada saat awal terjadi perdarahn kemudian
ini bisa saja dipengaruhi oleh faktor lain dievaluasi apa penyebab dari perdarahan
seperti partus lama, preeklamsia, retensio tersebut kemudian melakukan Kompresi
plasenta atau yang lain. Hal ini sesuai dengan Bimanual. Setelah itu menilai perdarahan
penelitian ramadhani (2016) dengan hasil apabila perdarahan sudah berhenti lanjut
Pasien HPP lebih banyak ditemukan pada usia observasi kala IV.
21-34 tahun sebanyak 27 orang (69,2%). Hal
ini sesuai dengan penelitian di RSUP Dr. M. Hal ini sesuai dengan teori Ristanto (2013)
Djamil Padang tahun 2013 – 2015 yaitu HPP dalam perdarahan postpartum ada tindakan
terjadi paling banyak pada ibu dengan usia yang harus benar-benar dilakukan: 1) Masase
tanpa risiko (21-34 tahun) sebanyak 32 orang fundus uteri. Masase dilakukan di fundus uteri
(66,7%) dan usia berisiko (<20 tahun dan >35 melalui dinding depan abdomen dengan
tahun) sebanyak 16 orang (33,3%). Hal ini gerakan sirkuler dengan penekanan ke arah
berbeda dengan hasil penelitian Londok (2013) kaudal sampai terasa kontraksi yang kuat. Bila
yang menyatakan bahwa usia ibu yang kontraksi telah baik, palpasi uterus dilakukan
mengalami perdarahan postpartum usia 35-39 setiap 15 menit dan untuk meyakinkan bahwa
tahun. Hasil penelitian yang peneliti lakukan uterus tidak lembek setelah masase berhenti.
sejalan dengan penelitian Friyandini, Lestari, meskipun kualitas evidendence nya lemah
dan Lipoeto (2015) bahwa faktor resiko tetapi rekomendasi untuk melakukan masase
perdarahan postpartum terbanyak dialami fundus uteri adalah kuat. 2) Kompresi
oleh ibu dengan usia reproduksi sehat yaitu 20 bimanual. Bila dengan masase kontraksi uterus
– 34 tahun. masih lembek maka langkah kedua Anda harus
melakukan kompresi bimanual. Satu tangan
Penanganan perdarahan mengepal berada di forniks anterior dan tangan
Gambaran penanganan perdarahan di RS PKU yang lain mengangkat dan menekan korpus
Muhammadiyah Gamping. Dari hasil uteri ke arah kaudal. Aksi ini dikerjakan
penelitian di RS PKU Muhammadiyah sampai kontraksi timbul dan perdarahan
Gamping terdapat 15 kasus perdarahan pada berhenti. Karena tindakan ini sangat
bulan januari 2019 – Agustus 2019. Serta tidak melelahkan maka ini hanya bersifat sementara
terdapat kejadian Kematian Ibu karena sambil menunggu tindakan definitif, misal
perdarahan di RS tersebut. Penanganan yang selama persiapan dan transportasi pasien ke
tepat dalam kasus perdarahan dapat menjadi kamar operasi atau ke rumah sakit. Kualitas
salah satu upaya untuk menurunkan AKI di evidence nya sangat lemah dan
PKU Gamping maupun RS yang lain. rekomendasinyapun lemah.
Penanganan yang dilakukan pada kasus
perdarahan tersebut adalah pertama Perdarahan yang tidak berhenti setelah
memastikan tidak terdapat robekan jalan lahir dilakukan kompresi bimanual tahapan
atau apabila terdapat robekan jalan lahir tapi selanjutnya di PKU Gampimg adalah dengan

144
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 141 - 146, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

tampon kondom hal ini dilakukan karena dikarenakan setelah dilakukan penanganan
perdarahan terjadi karena atonia uteri dan tidak dengan uterotonika serta kompresi tidak bisa
terjadi rupture uteris serta rupture jalan lahir mengatasi perdarahan dan HB pasien
sudah tertangani. Pemasanagn tampon sanagt berlangsung turun sehingga segera dilakukan
efektif untuk menangani perdarahan post histerektomi. Ada beberapa kondisi yang harus
partum.Perdarahan yang terjadi pada saat ditangani dengan histerektomi, antara lain:
pasca salin dan setelah kala IV penanganan Menorrhagia, Menorrhagia disebut juga
berdarahan beberapa kasus dilakukan transfuse sebagai menstruasi berlebihan. Selain darah
darah minimal 2 kolf untuk mengevaluasi atau menstruasi yang keluar berlebihan, gejala lain
koreksi hipovolemi.Cara melakukan tampon yang mungkin dirasakan adalah kram dan
menurut Ristanto 2013 sebagai berikut : nyeri perut. Pada kondisi tertentu, perdarahan
Metode ini dikembangkan di Bangladesh oleh yang terjadi hanya bisa ditangani dengan
seorang Ginekologist, Prof. Sayeba Achter. histerektomi, terutama jika penanganan lain
Pada awalnya kondom diikatkan dalam sebuah tidak berhasil menghentikan perdarahan, atau
kateter, sehingga metode ini dahulunya disebut jika perdarahan yang terjadi memengaruhi
metode kondom kateter. Sekarang kondom kualitas hidup, Sehingga histerektomi
diikatkan langsung dalam ujung selang infus, dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup
sehingga cara ini sekarang dikenal dengan pasien. Perdarahan Di RS PKU gamping
metode tampon kondom. Fungsi utama metode mengalami penurunan angka kejadian
ini adalah mengembangkan uterus dari dalam perdarahan dikarenakan pelayanan terpadu
dengan mengembangkan kondom yang diisi yang dilakukan di RS Tersebut sehingga
air, sehingga kondom menekan pembuluh apabila terdapat indikasi yang patologi segera
darah yang terbuka. Di RS H Ahmad Syah dapat tertangani. Hal ini sesuai dengan
Pahang Malaysia, keberhasilan penggunaan Ramadhan (2016) Pasien Perdarahan
tampon kondom mencapai lebih dari 80%. semuanya patuh dalam melakukan ANC
(100%). Hasil penelitian ini didukung oleh
Indikasi utama adalah perdarahan karena atoni penelitian yang dilakukan Fauziah di RSUD
uterius, yang gagal dikelola dengan cara Moewardi Soerakarta tahun 2009 bahwa ANC
medikamentosa, sementara uterus masih harus dapat menurunkan kejadian HPP sebanyak 1/8
dipertahankan. Sebagai persiapan harus (0,125) jika dibandingkan dengan yang tidak
dipastikan bahwa tidak terdapat robekan jalan melakukannya teratur sehingga pada penelitian
lahir maupun ruptur uterus, dan tidak terdapat ini didapatkan angka kematian yang rendah
sisa jaringan plasenta. Alat dan bahan yang yaitu 1 orang dari 39 orang orang yang diteliti.
harus disiapkan adalah kondom, selang infus makrosomia, kehamilan multipel, dan lain
(atau lebih baik selang transfusi), larutan lainnya.
NaCL, tiang infus, dan jegul (kain kasa yang
digulung menjadi bulat dengan diameter SIMPULAN
kurang lebih 6 cm). Pemasangan tampon Karakteristik ibu yang mengalami perdarahan
kondom bisa bersifat permanen, yakni bila mayoritas ibu usia reproduksi sehat yaitu umur
benar-benar perdarahan behenti. Dengan 21tahun – 34 tahun. Faktor resiko terjadinya
demikian tujuan untuk mengkonservasi uterus perdarahan adalah pre eklamsia sebanyak 55%.
dapat tercapai. Pemasangan bisa bersifat Serta p 1enanganan yang dilakukan di RS
sementara, sebagai persiapan sebelum dirujuk, PKU Muh Gamping untuk pasien yang
selama dalam rujukan atau menunggu mengalami perdarahan dengan uterotonika,
persiapan operasi. Dalam situasi darurat di Kompresi Bimanual, Serta tampon Kateter
mana uterotonika tidak tersedia, maka sampai Histerektomi sehingga angka kejadian
penggunaan tampon kondom sangat perdarahan dapat tertangani Di RS tersebut.
dianjurkan, meskipun evidence nya rendah dan
kualitas kekuatan rekomendasinya juga lemah. DAFTAR PUSTAKA
Tetapi di RS Gamping merujuk reverensi Ambarwati, E Dkk. (2010). Asuhan Kebidanan
tersebut. Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Di RS PKU Gamping juga terdapat Arikunto S. (2010). Metodologi Penelitian.
penanganan histerektomi pada salah satu Jakarta: Rineka Cipta
pasien untuk mengurangi perdarahan

145
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 141 - 146, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Depkes RI. (2013). Profil Kesehatan Republik perdarahan antepartum dan Perdarahan
Indonesia Tahun 2013 dalam postpartum. eBiomedik, 1(1).
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct= https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eb
j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ca iomedik/article/view/4608
d=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiOt8fJk
abVAhXFkpQKHcO_BqAQFggmMAA& Manuaba. (2012) . Ilmu Kebidanan. Jakarta :
url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.i EGC
d%2Fresources%2Fdownlod%2Fpusdat
in%2Fprofil-kesehatan- Marmi. (2012) . Asuhan Kebidanan Patologi.
indonesia%2Fprofil-kesehatan Yogyakarta : Pustaka Belajar
indonesia-
2013.pdf&usg=AFQjCNEuo4ufQnGeU Notoadmodjo. (2010). Metode Penelitian
aGa7FN1Gi2HkMFLuA diakses 19 Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
Januari 2017
Notoadmodjo. (2012). Metode Penelitian
Dewi, Vivian,. Nanny, Lia. (2011). Asuhan Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.
Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta: Salembe
Medika Yesi Ardila. (2018). Diterminasi perdarahan
Postpartum pada Ibu Bersalin. Skripsi.
Friyandini, F., Lestari, Y., & Lipoeto, B. I.
(2015). Hubungan kejadian perdarahan Ristanto. (2013). Penanganan Perdarahan
postpartum dengan faktor risiko Pasca Salin. http://obgin-ugm.com/wp-
karakteristik ibu di RSUP Dr. M. Djamil content/uploads/2016/01/Penanganan-
Padang pada januari 2012-april Perdarah-Pascasalin-di-Tingkat-
2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(3). Layanan-Primer.pdf
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jk
a/article/view/375 Ramadhan Jihan. (2017). Profil Pasien
Hemoraghie post partum Di RSUP Dr M
Londok, T. H. M., Lengkong, R. A., & Jamil Padang. Artikel Penelitian
Suparman, E. (2013). Karakteristik http://repository.uki.ac.id/64

146

Anda mungkin juga menyukai