Anda di halaman 1dari 5

Budiman dan Diana | Perdarahan Post Partum Dini e.

c Retensio Plasenta

Perdarahan Post Partum Dini e.c Retensio Plasenta

Budiman, Diana Mayasari


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Perdarahan post partum (PPP) dini adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih
dari 1.000 mL setelah persalinan abdominal yang terjadi setelah kala III hingga 24 jam pertama. Perdarahan lebih dari
normal apabila telah menyebabkan perubahan tanda vital ditandai dengan keluhan lemah, berkeringat dingin, menggigil,
takipneu, tekanan darah sistolik <90 mmHg, denyut nadi >100 x/menit, kadar Hb <8 g/dl. Seorang wanita 38 tahun datang
dengan keluhan mengeluarkan darah setelah melahirkan sekitar 7 jam sebelum masuk rumah sakit (RS). Pasien melahirkan
di puskesmas ditolong oleh bidan, bayi lahir spontan, menangis kuat, berat badan 4300 gr, cukup bulan, tanpa diikut
lahirnya plasenta disertai perdarahan dari kemaluan terus-menerus. Perdarahan terjadi sebanyak 3 kali gant kain basah,
merah segar, sudah diberikan darah sebanyak 2 kantong sejak di puskesmas dan saat menuju ke RS. Setelah tba di RS
dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg, tampak lemah dan pucat disertai konjungtva anemis. Pada
pemeriksaan luar didapatkan tnggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat (20 cm), nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan dalam
didapatkan ostum uteri eksternum terbuka, teraba jaringan pada OUE, tanda lepas plasenta (-), erosi laserasi polip (-).
Pasien didiagnosis dengan P5A1 post partum spontan 7 jam diluar dengan PPP dini e.c retensio plasenta. Penatalaksanaan
dengan perawatan aktf berupa penatalaksanaan suportf diantaranya pemantauan tanda-tanda vital serta resusitasi cairan
disertai tndakan klinis dengan manual plasenta. Prinsipnya untuk menghentkan sumber perdarahan yang mengarah
terjadinya syok hemoragik.

Kata kunci: perdarahan post partum dini, retained placenta, syok hemoragik

Early Post Partum Haemorrhage e.c Retensio Plasenta


Abstract
Early postpartum hemorrhage is bleeding more than 500 cc happens after the baby is born vaginally or more than 1,000 mL
after childbirth abdominal happened after the third stage to the first 24 hours. Bleeding more than normal when it has led
to changes in vital signs marked by complaints of weakness, sweatng, chills, tachypnea, systolic blood pressure <90 mm Hg,
pulse rate >100 x/min, Hb <8 g/dl. A 38 year old woman presents with bleeding after childbirth. Approximately 7 hours
before admission, the patent gave birth in health centers, attended by midwives, spontaneous, baby boy alive, weight 4300
grams, quite a month, without being followed by the birth of the placenta, and accompanied by bleeding from the genitals
contnuously for 3 tmes changing a damp cloth, fresh red, and has been awarded as much as 2 bags of blood, history of
fever (-), then os referred to RS. On physical examinaton found BP of 90/60 mmHg, looking weak and pale with conjunctval
pallor. On external examinaton obtained fundus uteri two fingers below the umbilical (20 cm), contracton (+), tenderness
(+), the lower porton livide, ostum uteri externum open, looked cord out of ostum uteri externum, mark off the placenta
(-), erosion laceraton polyps (-). Patents diagnosed with Post partum spontaneous P5A1 7 hours outside with early HPP e.c
retained placenta. Management with actve care in the form of supportve management include monitoring of vital signs
and rehydraton of fluid with clinical acton with manual placenta. The principle is to stop the source of bleeding that leads
to shock hemorragic.

Key word: early postpartum haemorrhage, retained placenta, syok hemorragic

Korespondensi : Budiman, S.Ked, alamat Jl. Nunyai no 03 Rajabasa, Bandar Lampung, HP 085267463975, email
salimridwanto@gmail.com

Pendahuluan Angka kematan ibu (AKI) merupakan


Data World Health Organization (WHO) salah satu indikator dalam menentukan derajat
menunjukkan sebanyak 99% kematan ibu kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka
akibat masalah persalinan atau kelahiran Kematan Ibu (AKI) tertnggi dibandingkan
terjadi di negara-negara berkembang. Jika negara-negara ASEAN lainnya sepert Thailand
dibandingkan dengan rasio kematan ibu di hanya 44 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia
sembilan negara maju dan 51 negara 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura
persemakmuran rasio kematan ibu di negara- 6 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan
negara berkembang merupakan yang tertnggi Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
dengan 450 kematan ibu per 100 ribu (SDKI) tahun 2012 Angka Kematan Ibu (AKI)
kelahiran bayi hidup 1 masih tnggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Target global SDG’s

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3| Juni 2017 |6


Budiman dan Diana | Perdarahan Post Partum Dini e.c Retensio Plasenta

(Sustainable Developmental Goals) adalah dan benar yang dapat diwujudkan dengan
menurunkan angka kematan ibu sebesar 70 upaya peningkatan keterampilan tenaga
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. kesehatan khususnya dalam pertolongan
Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk persalinan, peningkatan manajemen Pelayanan
mencapai target SDG’s untuk menurunkan AKI Emergensi Dasar Obstetri Neonatus dan
adalah off track, artnya diperlukan kerja keras Pelayanan Neonatal Emergensi Obstetri
dan sungguh-sungguh untuk mencapainya. 1,2 Komprehensif, ketersediaan dan
Terdapat berbagai penyebab pentng keterjangkauan fasilitas kesehatan yang
yang dapat mempengaruhi AKI diantaranya merupakan prioritas dalam pembangunan
pemberdayaan perempuan yang tak begitu sektor kesehatan guna pencapaian target SDG’s
baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi tersebut.5
keluarga, lingkungan masyarakat dan politk, Perdarahan post partum adalah
kebijakan juga berpengaruh. Kaum lelaki pun perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi
dituntut harus berupaya ikut aktf dalam segala setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari
permasalahan bidang reproduksi secara lebih 1.000 mL setelah persalinan abdominal. Kondisi
bertanggung jawab. Rendahnya kesadaran dalam persalinan menyebabkan kesulitan untuk
masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menentukan jumlah perdarahan yang terjadi,
menjadi faktor penentu angka kematan, maka batasan jumlah perdarahan disebutkan
meskipun masih banyak faktor yang harus sebagai perdarahan yang lebih dari normal
diperhatkan untuk menangani masalah ini. dimana telah menyebabkan perubahan tanda
Selain masalah medis, tngginya kematan ibu vital, antara lain pasien mengeluh lemah,
juga karena masalah ketdaksetaraan gender, limbung, berkeringat dingin, menggigil,
nilai budaya, perekonomian serta rendahnya hiperpnea, tekanan darah sistolik <90 mmHg,
perhatan laki-laki terhadap ibu hamil dan
denyut nadi >100 x/menit, kadar Hb <8 g/Dl. 5
melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang
menganggap kehamilan adalah peristwa Retensio plasenta merupakan salah satu
alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar penyebab resiko perdarahan yang terjadi
perempuan dapat perhatan dari masyarakat. segera setelah terjadinya persalinan.
Sangat diperlukan upaya peningkatan Dibandingkan dengan risiko-risiko lain dari ibu
pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, bersalin, perdarahan post partum akibat
swasta, maupun masyarakat terutama suami.3,4 retensio plasenta merupakan salah satu
Penyebab kematan ibu cukup kompleks, penyebab yang dapat mengancam jiwa dimana
dapat digolongkan atas faktor-faktor ibu dengan perdarahan yang hebat akan cepat
reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan meninggal jika tdak mendapat perawatan
kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab medis yang tepat. Berdasarkan data kematan
komplikasi obstetrik langsung telah banyak ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca
diketahui dan dapat ditangani, meskipun persalinan di Indonesia adalah sebesar 43%.
pencegahannya terbukt sulit. Menurut Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-20%
Departemen Kesehatan RI, penyebab obstetrik kematan ibu karena retensio plasenta dan
langsung sebesar 90%, sebagian besar insidennya adalah 0,8-1,2% untuk setap
perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi kelahiran. 6,7
(11%). Penyebab tak langsung kematan ibu
berupa kondisi kesehatan yang dideritanya Kasus
misalnya Kurang Energi Kronis (KEK) 37%, Wanita, 38 tahun, baru melahirkan sejak
anemia (Hb <11 g%) 40% dan penyakit ±7 jam sebelum dirujuk ke rumah sakit, orang
kardiovaskuler.4 sakit (os) melahirkan di puskesmas, ditolong
Perdarahan bertanggung jawab atas 28% oleh bidan, bayi lahir spontan, langsung
kematan maternal yang merupakan penyebab menangis kuat, berat badan 4300 gr, cukup
kematan maternal terbanyak. Salah satu bulan, tanpa diikut lahirnya plasenta, dan
penyebab kematan ibu sebagian besar karena disertai perdarahan dari jalan lahir terus
kasus perdarahan dalam masa nifas yang menerus sebanyak tga kali gant kain basah,
terjadi karena retensio plasenta, sehingga perlu merah segar. Pasien sudah diberikan darah
dilakukan upaya penanganan yang baik sebanyak dua kantong sejak di puskesmas dan
di dalam perjalanan menuju RS. Tidak ada

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |7


Budiman dan Diana | Perdarahan Post Partum Dini e.c Retensio Plasenta

riwayat darah tnggi sebelum hamil. Riwayat dari 1.000 mL setelah persalinan abdominal
darah tnggi pada kehamilan sebelumnya, yang terjadi setelah kala III hingga 24 jam
riwayat pandangan mata kabur, riwayat nyeri pertama. Perdarahan lebih dari normal apabila
ulu hat, riwayat nyeri kepala hebat, riwayat telah menyebabkan perubahan tanda vital
mual dan muntah semua disangkal oleh pasien. ditandai dengan keluhan lemah, berkeringat
Pasien mengatakan sudah memeriksa dingin, menggigil, takipneu, tekanan darah
kehamilannya di bidan sebanyak empat kali sistolik <90 mmHg, denyut nadi >100 x/menit,
selama kehamilan. Tidak ada riwayat diabetes kadar Hb <8 g/dl.7,8
melitus, riwayat asma, riwayat operasi, riwayat Berdasarkan anamnesis didapatkan
sakit jantung, dan tdak merokok. Menurut pasien baru melahirkan ±7 jam sebelum dirujuk
bidan yang mengantarkan pasien belum ke RS disertai perdarahan dari kemaluan terus
dilakukan manajemen kala III dikarenakan tali menerus sebanyak 3 kali gant kain basah,
pusat sempat putus saat melakukan merah segar, dan sudah diberikan darah
manajemen tali pusat terkendali hingga 30 sebanyak 2 kantong, kemudian pasien dirujuk
menit pertama walaupun sudah diberikan ke RS.
rangsangan dan oxytocin sudah yang adekuat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tanda-tanda syok pada pasien yaitu pasien
tampak sakit sedang, kesadaran komposments, tampak lemah dan pucat, konjungtva anemis,
tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 100 x/menit, pernapasan meningkat, tekanan darah 90/60
respirasi 24 x/menit, suhu 36,4 oC, keadaan gizi mmHg, denyut nadi 122 x/menit. Pada
lebih, tnggi badan 157 cm, berat badan 58 kg pemeriksaan luar obstetri juga didapatkan
dengan IMT 22,5, edema pada tungkai (-). Pada tnggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat (20
pemeriksaan luar didapatkan tnggi fundus cm), nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan dalam
uteri 2 jari dibawah pusat (20 cm), nyeri tekan didapatkan OUE terbuka, teraba jaringan pada
(+). Pada pemeriksaan dalam didapatkan OUE, tanda lepas plasenta (-), erosi laserasi
ostum uteri eksternus (OUE) terbuka, teraba polip (-). Pemeriksaan penunjang lain yang
jaringan pada OUE, tanda lepas plasenta (-), dilakukan adalah darah lengkap dan USG. Pada
erosi laserasi polip (-). Pada pemeriksaan pemeriksaan darah lengkap didapatkan Hb: 6,4
laboratorium darah rutn didapatkan gr/dl. Pada pemeriksaan ultrasonografi
hemoglobin 6,4 gr/dl, hematokrit 19%, leukosit didapatkan kesan ukuran uterus lebih dari
28.200/ul, eritrosit 4,5 juta/ul, trombosit normal dan terdapat gambaran sisa plasenta.
268.000/mm3. SGOT 17 U/l, SGPT 12 U/l, Dari pemeriksaan di atas dapat
ureum 13 mg/dl, kreatnin 0,5 mg/dl, Gula dipastkan bahwa pasien sudah lebih dari 30
Darah Sewaktu (GDS) 98 mg/dl, MCV 77 fl, menit belum mengeluarkan plasenta segera
MCH 25 pg, MCHC 33 g/dl. Pada pemeriksaan setelah persalinan dan pasien terlihat sangat
ultrasonografi didapatkan kesan ukuran uterus lemas dan leth. Kondisi dalam persalinan
lebih dari normal dan terdapat gambaran sisa menyebabkan kesulitan untuk menentukan
plasenta. Pasien ini didiagnosis perdarahan jumlah perdarahan yang terjadi, maka batasan
post partum dini e.c retensio plasenta. jumlah perdarahan disebutkan sebagai
Selanjutnya penatalaksanaan pada perdarahan yang lebih dari normal dimana
pasien ini adalah dilakukan observasi telah menyebabkan perubahan tanda vital,
perdarahan, tanda-tanda vital (TTV), diberi antara lain pasien mengeluh lemah, limbung,
infus dengan cairan Ringer Lactat (RL) 500 cc berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea,
tetesan 30 x/menit, injeksi oksitosin 2 ampul, tekanan darah sistolik <90 mmHg, denyut nadi
injeksi ceftriaxone 2x1 gr, dilakukan transfusi >100 x/menit, kadar Hb <8 g/dl. 11
sebanyak 5 kantong whole blood dan Berdasarkan penyebabnya retensio
dilanjutkan manual plasenta. Prognosisnya plasenta dapat dibagi menjadi secara
yaitu dubia ad bonam. fungsional dan patologi anatomi. Secara
fungsional dapat dibagi menjadi 2 yaitu
Pembahasan disebabkan karena his yang kurang kuat atau
Perdarahan post partum (PPP) dini plasenta yang sukar terlepas dari tempatnya
adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang (insersi di sudut tuba); bentuknya (plasenta
terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih membranasea, plasenta anularis); dan
J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3| Juni 2017 |8 ukurannya (plasenta yang sangat
Budiman dan Diana | Perdarahan Post Partum Dini e.c Retensio Plasenta

kecil). Plasenta yang sukar lepas karena juga telah dilakukan pengambilan spesimen
penyebab di atas disebut plasenta adhesive. darah untuk pemeriksaan kadar Hb. Sambil
Secara patologi anatomi dapat dibagi menjadi melakukan resusitasi juga dilakukan upaya
plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta menentukan etologi dan penilaian kontraksi
perkreta. Sebab-sebab plasenta belum lahir uterus (baik, fundus uteri masih tnggi hal ini
bisa oleh karena plasenta belum lepas dari bisa disebabkan karena masih adanya sisa
dinding uterus atau plasenta sudah lepas tetapi plasenta yang tertnggal di dalam uterus).
belum dilahirkan. Apabila plasenta belum lahir Keempat, massage the uterus. Pada pasien ini
sama sekali, tdak terjadi perdarahan; jika lepas juga telah dilakukan masase uterus untuk
sebagian, terjadi perdarahan yang merupakan merangsang agar uterus berkontraksi dengan
indikasi untuk mengeluarkannya.15,16 baik. Kelima, oxytocin infusion/Prostaglandin.
Prinsip penatalaksanaan pada pasien Pasien diberikan oksitosin 20 unit dalam 500 cc
dengan kasus perdarahan post partum yaitu ringer lactat dan transfusi PRC 3 kolf. Keenam,
segera meminta pertolongan, kemudian cegah Shift to theatre. Tindakan ini tdak dilakukan
terjadinya syok hemoragik dengan mencari karena perdarahan pada pasien dapat
sumber perdarahan dan segera lakukan dihentkan dengan terapi yang telah diberikan
tndakan yang diperlukan untuk menghilangkan sehingga keadaan pasien berangsur baik.
sumber perdarahan tersebut.16 Sehingga tdak perlu tndakan bedah di kamar
Pada pasien ini penatalaksanaan yang operasi. Kemudian, tamponade or uterine
dilakukan sudah tepat. Pada pasien ini sudah packing. Tidak dilakukan tamponade uterus
dilakukan tndakan yang tepat yaitu merujuk karena perdarahan dapat dihentkan. 17
pasien ke RS dikarenakan keadaan emergensi.
Kemudian pasien segera dinilai perdarahannya Kesimpulan
dan segera dilakukan resusitasi cairan pada Pada kasus diatas didapatkan seorang
pasien. Kemudian dilakukan observasi masuk RS dan ditemukan kondisi umum
perdarahan, tanda-tanda vital (TTV), tampak lemah disertai perdarahan pervaginam
pemeriksaan penunjang, diberikan infus yang baru melahirkan. Dari pemeriksaan fisik
dengan cairan Ringer Lactat (RL) 500 cc tetesan didapatkan bahwa plasenta belum keluar sejak
30 x/menit, injeksi oksitosin 2 ampul, injeksi 7 jam yang lalu dan didapatkan Hb 6,4 gr/dl.
ceftriaxone 2x1 gr, dilakukan transfusi sebanyak Dalam hal ini pasien telah didiagnosis
5 kantong whole blood, pemeriksaan darah perdarahan post partum dini dikarenakan
lengkap dan dilanjutkan manual plasenta. menurut definisinya perdarahan post partum
Prognosis pada ibu dan janin dubia ad bonam. (PPP) dini adalah perdarahan lebih dari 500 cc
Kemudian pasien dilakukan observasi yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau
secara berkala selama tga hari dan didapatkan lebih dari 1.000 mL setelah persalinan
pada pemeriksaan fisik tdak terdapat nyeri abdominal yang terjadi setelah kala III hingga
pada perut bawah, tekanan darah 120/70 24 jam pertama. Pada pasien ini dilakukan
mmHg, pernapasan 20 x/menit, nadi 88 penatalaksanaan dengan perawatan aktf
x/menit, konjungtva anemis (-), nyeri tekan berupa penatalaksanaan suportf berupa
abdomen (-), keluar perdarahan dari jalan lahir pemantauan tanda tanda vital, pemeriksaan
(-) dan didapatkan nilai Hb 10,8 g/dl. Pasien penunjang, rehidrasi cairan, transfusi darah
kemudian dipulangkan setelah diberikan terapi disertai tndakan klinis dengan manual
dan diobservasi selama tga hari dan dianjurkan plasenta.
untuk kontrol minggu depan. Pasien dilakukan observasi secara
Berdasarkan teori tatalaksana yang berkala selama 3 hari dan didapatkan pada
dilakukan untuk perdarahan post partum pemeriksaan fisik tanda-tanda vital dalam
adalah ask for HELP. Segera memninta keadaan normal, tdak didapatkan perdarahan
pertolongan, atau pasien dirujuk ke rumah dan didapatkan nilai Hb 10,8 g/dl. Pasien
sakit. Kedua, Assess and resuscitate. Penilaian kemudian dipulangkan setelah diberikan terapi
derajat darah yang keluar pada pasien ini dan diobservasi selama 3 hari dan dianjurkan
adalah ±1000-1500 mL (15-25%). Dilakukan untuk kontrol minggu depan.
resusitasi cairan menggunakan ringer lactat Penatalaksanaan yang dilakukan disini
dengan tetesan 30 tetes/menit. Pada pasien ini pada dasarnya untuk menghentkan sumber
perdarahan dan melakukan resusitasi cairan

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3|Juni 2017 |9


Budiman dan Diana | Perdarahan Post Partum Dini e.c Retensio Plasenta

yang mengarah terjadinya syok hemoragik . Dr. M. Djamil Padang tahun 2005. Jurnal
Adapun tatalaksana pada perdarahan post Kesehatan Masyarakat. 2007; 2(1):133-5.
partum dapat disingkat menjadi HAEMOSTASIS 9. Pertwi M. Faktor risiko maternal
(ask for HELP, Assess and resuscitate, Establish perdarahan postpartum di RSUD Dr. Saiful
etiology , Ensure Availability of Blood, Massage Anwar tahun 2011 [skripsi]. Malang:
the uterus, Oxytocin infusion, Shift to theatre, Universitas Brawijaya; 2013.
Tamponade or uterine packing, Apply 10. Sulistyani CN. Hubungan antara paritas
compression suture, Systemic Pelvic dan usia ibu dengan kejadian perdarahan
Devascularization, Subtotal or total abdominal postpartum di RS Pant Wilasa “Dr. Cipto”
hysterectomy). Yakkum Cabang Semarang. JIKK. 2010;
2:94-102.
Daftar Pustaka 11. Koh E, Devendra K, Tan L K. B-lynch suture
1. Kementrian Kesehatan Republik. Profil for the treatment of uterine atony.
kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Singapore Med J. 2009; 50(7): 693-7.
Kementrian Kesehatan RI; 2011. 12. Moegni EM, Ocviyant D. Buku saku
2. Departemen Kesehatan Pusat Data dan pelayanan kesehatan ibu di fasilitas
Informasi. Profil kesehatan Indonesia kesehatan dasar dan rujukan. Jakarta:
2008. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; Kementrian Kesehatan Republik
2009. Indonesia ; 2013.
3. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: 13. Suryani. Hubungan karakteristk ibu
Bina pustaka; 2010. bersalin dan antenatal care dengan
4. Cunningham, Leveno KJ, Bloom SL, John C. perdarahan pasca persalinan di RS Umum
Hauth, Gilstrap, et al. Obsteri williams. Dr. Prongadi tahun 2007 [tesis]. Medan:
Edisi ke-23. Jakarta: EGC; 2012. Universitas Sumatra Utara; 2008.
5. Prawirohardjo S. Ilmu bedah kebidanan. 14. Alan H. DeCherney, Lauren N, Neri L,
Jakarta: Bina pustaka; 2010. Ashley SR. Current diagnosis & treatment
6. B-Lynch C, Keith LB, Lalonde AB, Karoshi obstetrics & gynacology. Edisi ke-11. The
M, editors. A textbook of postpartum Mc Graw-Hill; 2013.
hemorrhage. United Kingdom: Sapiens 15. Badriyah, Sulastri, Suto R. Pengaruh faktor
Publishing; 2006. resiko terhadap perdarahan ibu
7. Nugroho T. Obsgyn-obstetri dan ginekologi postpartum di RS Syarifah Ambami Rato
untuk kebidanan dan keperawatan. Ebu Bangkalan. Jurnal Penelitan
Yogyakarta: Nuha Medika; 2012. Kesehatan Suara Forikes. 2011; II(1):32-6.
16. Hofmeyr GJ, Abdel-Aleem H, Abdel-Aleem
8. Miswart. Hubungan kejadian perdarahan MA. Uterine massage for preventng
postpartum dini dengan paritas di RSUD postpartum haemorrhage. Cochrane
Database Syst Rev. 2008;(3).

J Medula Unila|Volume 7|Nomor 3| Juni 2017 |10

Anda mungkin juga menyukai