Anda di halaman 1dari 32

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PRESENTASI JURNAL DENGAN

PENDEKATAN EVIDENCE BASED CASED REPORT

TELA’AH JURNAL
TERAPI SEFT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah
Holistik Islami
Dosen pengampu Popy Sti Aisyah, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
Kelompok 10
Kelompok 11
Kelompok 12

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih dan
sayangnya kepada kita semua khususnya kepada penulis serta selalu memberikan
hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat membuat tugas menelaah jurnal ini
dengan penuh suka cita dan dapat mengumpulkan tugas Pra Stase Keperawatan
Medikal Bedah Holistik Islami ini tepat pada waktunya.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pra stase dengan mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah Holistik Islami. Dalam penyusunannya penulis
mendapatkan bantuan dari jurnal . Tentunya tugas yang dibuat ini belum sepenuhnya
sempurna, sehingga penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari
bpk/ibu dosen yang bersifat membangun sehingga dikemudian hari penulis dapat
membuat tugas laporan telaah jurnal jauh lebih baik dari tugas ini.
Penulis berharap laporan analisa telaah jurnal ini dapat menambah
pengetahuan pembaca serta menjadi inspirasi bagi pembaca. Mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam pembuatan tugas ini.

Bandung, September 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rokok adalah hasil olahan tembakau, termasuk cerutu atau bentuk lainnya

(Kemenkes RI, 2018). Merokok adalah masalah yang penting dan sering ditemui pada

kalangan masyarakat terutama dalam kehidupan sehari-hari baik ditempat umum

maupun dilingkungan rumah (Sinulingga, 2018).

Budiman, 2016 dalam (Sumiati & Sunarti, 2019) mengatakan perilaku

merokok merupakan masalah kesehatan dunia yang masih diperhatikan tingginya

prevelensi konsumsi tembakau mengakibatkan masalah rokok menjadi semakin

serius. Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan,

baik untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Ada beberapa riset yang

mendukung pernyataan tersebut dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh bahan-

bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbonmonoksida) dan

tar akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan syaraf

simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung

bertambah cepat, menstimulasi penyakit kanker dan berbagai penyakit yang lain

seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru,

dan bronchitis kronis (Thaib Hiola et al., 2021).

World Health Organitations (WHO) menunjukkan bahwa Indonesia

menduduki peringkat ketiga dunia setelah Cina 390 juta perokok dan India 144 juta

perokok (Munir, 2019).

European Urology Focus pada tahun 2015 menunjukkan bahwa lebih dari 120

juta perokok dewasa berada di 10 negara ASEAN dan setengah dari angka tersebut

berasal dari Indonesia 65 juta (Laloan & Marunduh, 2018). Indonesia memiliki 60,8
juta perokok laki-laki dewasa dan 3,7 juta perokok perempuan dewasa. Riset

Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa (62,9% ) laki-laki dan (4,8%)

perempuan berusia 15 tahun ke atas menggunakan tembakau (WHO, 2020).

Kebiasaan merokok disebabkan oleh banyak faktor yang berasal dari faktor

internal maupun eksternal. Sebagian perokok mengatakan awalnya hanya untuk coba-

coba, agar dikatakan gentle. Kebiasaan merupakan tindakan yang diulang secara terus

menerus dan sebuah tindakan akan terjadi karena diawali oleh niat (Tri Nugroho,

2020).

Pada saat merokok, seseorang menghisap kurang lebih 4.000 bahan kimia

yang berbahaya. Bahan berbahaya tersebut adalah nikotin, tar, karbon monoksida,

serta bahan kimia beracun lainya. Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pyrrolidine

yang terdapat dalam nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau

sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan (Munir, 2019).

Salah satu terapi berhenti merokok yang menggunakan energi psikologis dan

adalah Spiritual Emotional Freedom technique (SEFT). Terapi SEFT merupakan

perpaduan antara ilmu akupuntur dan psikologi yang disempurnakan dengan sentuhan

spiritual yang bersifat universal dan amplifying effect. Teknik SEFT ini pertama kali

dikembangakan oleh seorang putra Indonesia sekaligus didaftarkan sebagai karya

intelektual dan karya anak bangsa yaitu H.Ahmad Faiz Zinuddin, S.Psi., M.Sc

(Aminuddin et al., 2019).

Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud melakukan laporan tela’ah

jurnal berbasis Evidence Based Cased Report untuk menganalisis manakah yang

lebih efektif dalam mengontrol keinginan berhenti merokok.


B. Kasus atau skenario

Seorang pasien, laki-laki 52 tahun, keluhan sesak napas sejak kurang lebih 4
hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak timbul saat pasien melakukan aktivitas seperti
berjalan 20 meter dan sesak berkurang saat beristirahat. sudah 2 bulan sering sesak,
sudah hampir 2 minggu tidak pernah bertani. terasa sulit mengeluarkan napas dan ada
suara “ngik” disertai nyeri dada. Pasien juga mengeluh batuk batuk berdahak 1 hari
sebelum timbul sesak .Batuk terkadang disertai dengan daha kuning kehijauan tanpa
disertai dengan bercak darah. Sesak nafas pertama kali timbul 2 tahun lalu, awalnya
sesak timbul saat pasien melakukan aktivitas berat seperti berkebun. Keluhan
memberat sejak 6 bulan terakhir pasien sering keluar masuk rumah sakit karena
sesak. Dalam satu bulan sesak timbul k lebih 4 kali. Pasien memiliki riwayat
kebiasaan merokok yang dimulai saat usia 10 tahun dan berhenti saat pasien
mengalami keluhan batuk batuk yang tidak sembuh. Dalam satu hari pasien
menghabiskan rata-rata 10 batang. Pasien berhenti merokok setelah sesak nafas
pertama kali. Pasien pernah menderita penyakit TBC sekitar 3 tahun lalu dan sudah
menjalani pengobatan selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh. Riwayat penyakit
darah tinggi 2 tahun lalu, batuk berulang disertai dengan produksi dahak. Pasien
mengatakan sudah lelah berobat, pasien didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 86 x/m, 28
x/m, suhu 36,8o C, napas cuping hidung (+), kepala, mata, telinga dan hidung dalam
batas normal, tidak terdapat pembesaran KGB pada daerah leher, tekanan vena
jugularis 5+1 cmH2O, pemeriksaan jantung dalam batas normal. Pemeriksaan thorak
inspeksi barrel chest (+), gerak pernafasan simetris, tidak tampak pergerakan nafas
yang tertinggal, sela iga sedikit melebar, tulang iga dan sternum agak cembung,
retraksi otot pernapasan (+). Palpasi fremitus vokal kiri dan kanan, tetapi lemah.
Perkusi hipersonor pada hemithorax kiri dan kanan. Batas paru dan hepar setinggi
ICS 6 garis midklavikularis kanan dengan suara pekak. Auskultasi didapatkan suara
napas kedua lapang paru, tetapi melemah, ekspirasi memanjang, wheezing +/+,
ronkhi inferior dan superior dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang rutin
didapatkan Hb 12,7; leukosit 11.000; Ht 37%; trombosit 202.000. Fungsi hati
SGPT/SGOT 63/29. Fungsi ginjal ureum 71, kreatinin 0,7. Elektrolit natrium 138,
kalium 3,6, dan clorida 101. Hasil pemeriksaan rontgen torak PA didapatkan kesan
PPOK apeks pulmo kanan . Pasien diberikan terapi Oksigen 2 liter/menit, pemberian
nebulizer (salbutamol + ipatropium bromida) tiap 8 jam, drip aminofilin 1 ampul
dalam 500 cc ringer laktat 20 tetes per menit, injeksi IV dexametasone 3x5 mg,
Antibiotik ceftriaxone 2 gram/hari, ambroksol sirup 3 kali 2 sendok makan
C. Rumusan Masalah

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk evidence base nursing (EBN)


mengenai perbandingan terapi SEFT dengan nicotin replacement terapy (NRT) dan
hypnoterpi terhadap perubahan perilaku berhenti merokok.

Adapun penentuan PICO adalah sebagai berikut:

Problem / Population (P) Perokok berat


Intervensi (I) Pengaruh SEFT terhadap berhenti

merokok
Comparison (C) Hypnoterapi, konseling dan NRT
Outcome (O) Terapi yang efektif untuk mengontrol

keinginan berhenti merokok

Rumusan masalah dalam laporan telaah jurnal ini adalah:

“Manakah yang lebih efektif dalam mengontrol keinginan berhenti merokok ? ”

D. Metode/Strategi penulusuran bukti


1. Hasil Pencarian Studi
Berdasarkan hasil penelusuran telaah artikel di beberapa database dan
menggunakan kata kunci yang telah disesuaikan dengan MeSH, peneliti
mendapatkan 10 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil
pencarian didapatkan 8 aritikel yang sesuai dengan topik penelitian. Peneliti
kemudian melakukan skrining berdasarkan judul (n= 8), dan dari hasil
skrining tersebut didapatkan artikel yang full text (n=8) yang disesuaikan
dengan tema, responden dan tahun artikel. Penilaian yang dilakukan
berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan eksklusi diperoleh 8
artikel nasional. Tahun artikel yang dipilih oleh peneliti yaitu mulai dari tahun
2017 sampai dengan tahun 2021. Kemudian terhadap 8 artikel dilakukan
penilaian kualitas keseluruhan isi artikel. Kelima artikel tersebut memiliki
kualitas yang baik. Berdsarkan hal ini maka peninjauan laporan telaah jurnal
dilakukan terhadap 8 artikel tersebut.
2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berarti
data atau hasil penelitian bukan dari pengamatan langsung. Melainkan dari hasil
penelitian yang relevan dan telah dipublikasikan dalam jurnal online dari tingkat
nasional. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan PICO.
Populasi pada penelitian ini yaitu pada pasien perokok berat. Intervension
merupakan tindakan untuk membantu meningkatkan kesehatan pasien. Intervensi
pada penelitian yaitu pemberian terapi SEFT. Comparison yaitu pembanding
intervensi, dalam penelitian terapi pembandingnya yaitu Hypnoterapi
Konseling,dan NRT. Outcome yaitu hasil evaluasi yang diharapkan untuk dapat
mengidentifikasi efektivitas terapi SEFT dalam menurunkan intensitas merokok
seseorang.

Kriteria (PICO) Inklusi Eksklusi


Population (Populasi) Perokok berat Perokok pasif
Intervention (Intervensi) Pengaruh SEFT terhadap Tidadak ada
berhenti merokok
Comperation Hypnoterapi, konseling Terapi farmakologi dan
(Pembanding) dan NRT rokok elektrik
Outcomes (Hasil) Terapi yang efektif untuk Tidak ada eksklusi
mengontrol keinginan
berhenti merokok
Publication years (Tahun Hasil penelitian yang Hasil penelitian yang
publikasi) diterbitkan pada tahun diterbitkan dibawah tahun
2017-2021 2017
Language (Bahasa) Bahasa Inggris dan Bahasa Bahasa selain Bahasa
Indonesia Inggris dan Bahasa
Indonesia

3. Kata kunci

Dalam pencarian jurnal yang sesuai dengan tema yang diinginkan penulis

menggunakan kata kunci smokers and nicotin replacement terapy (NRT) and

SEFT and hipnotherapy and konseling.


4. Diagram Seleksi Studi

Karakteristik yang dilihat dari


Pencarian artikel:
pencarian artikel pada Google Scholar
Google Scholar
dengan kata kunci smokers and
nicotin replacement terapy (NRT) and
SEFT and hipnotherapy and konseling

Judul yang sudah dinilai dan


terseleksi
(n = 10)
Skrining tahap 1 judul/abstrak
berdasarkan kriteria di ekslusi
(n=8)
Eliminasi duplikasi
(n = 8)

Jurnal yang akan di analisis (n


= 10)
BAB II
HASIL TELAAH JURNAL

A. Hasil Penelusuran Bukti

Hasil yang telah dipilih kemudian dilakukan telaah kritis yang terdiri dari 3 aspek yaitu validitas penelitian, kepentingan klinis dan aplikabilitasnya.

Hasil penelaahan jurnal disajikan dalam tabel 2.1

Tabel 2.1
Hasil Telaah Jurnal
Jurnal V (Validity) I (important) A (Applicability)
Judul : V1 (validitas seleksi) : Penelitian ini penting karena Terapi SEFT ini dapat
Pengaruh Terapi Spiritual Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Dusun terapi Spiritual Emotional diaplikasikan di rumah
Emotional Freedom Semampir Sedayu 2 Bantul. Freedom Technique (SEFT) sakit dan setelah
Technique (Seft) Terhadap Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dapat membentuk keadaan memperkenalkan teknik-
Motivasi Berhenti Merokok purposive sampling. emosi positif dan pikiran tekniknya maka pasien
Pada Remaja. Jumlah sampel yang mengikuti penelitian ini 23 orang yang tenang terhadap dapat mengaplikasikan
Penulis : Jenis penelitian ini merupakan penelitian Pra Eksperimen individu, memberikan kembali dengan mandiri
Anafrin Yugistyowati & dengan Rancangan One Group Pre Test Post Test Without kemudahan dan motivasi dirumah atau dibantu
Rahmawati Control, rancangan ini tidak ada kelompok pembanding bagi seseorang untuk oleh keluarga.
Tahun : 2018 (kontrol) dengan bertindak lebih produktif
V2 (validitas informasi) : dan efektif sehingga muncul
Responden diberikan perlakuan terapi SEFT secara pemikiran dan perasaan
berkelompok dengan dipandu oleh asisten peneliti untuk yang tepat sehingga remaja
selanjutnya responden penelitian menerapi dirinya sambil memiliki keinginan untuk
mengikuti arahan dari peneliti dan asisten peneliti. Setelah berhenti merokok dan
dilakuan perlakuan terapi SEFT pada hari yang sama bersikap antisipatif dan
dilakukan pengukuran ulang (post test) preventif terhadap rokok.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner.
V3 (Validitas Pengontrolan Perancu) :
Pada penelitian ini tidak terdapat faktor perancu.
V4 (Validitas Analisis) :
Penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan
(p=0,005) pemberian terapi SEFT terhadap motivasi berhenti
merokok pada remaja di Dusun Semampir Sedayu 2
Yogyakarta. Adanya perbedaan yang bermakna motivasi
berhenti merokok remaja sebelum dan sesudah pemberian
terapi SEFT, sehingga dalam penilaian ini nilai H0 ditolak.
Sebagian besar reponden memiliki motivasi tinggi sesudah
diberikan terapi SEFT. Ada pengaruh yang signifikan antara
sebelum dan sesudah pemberian terapi SEFT terhadap
motivasi berhenti merokok. Pemberian terapi SEFT terhadap
remaja perokok aktif dapat meningkatkan motivasi berhenti
merokok khususnya di Dusun Semampir Sedayu 2, Bantul,
Yogyakarta.
V5 (Validitas Eksternal) :
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Sulifan (2014) yang berjudul Efektifitas
Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk
Mengurangi Perilaku Merokok Remaja Madya yang
dilakukan terapi secara kelompok dan dalam pelaksanaan
terapi dipandu juga oleh peneliti didapatkan hasil Sig = 0,000
(p < 0,01), sehingga dapat dikatakan ada perbedaan antara pre
tes dengan post tes. Hal ini berarti terapi SEFT terbukti
efektif dalam menurunkan perilaku merokok pada remaja
siswa SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo.
Judul : V1 (validitas seleksi) : Penelitian ini penting untuk Terapi Spiritual
Analisis Perbedaan Intensitas Populasi penelitian ini yaitu remaja dengan jumlah responden mengetahui keefektifan Emotional Freedom
Merokok Pada Remaja sebanyak 48 remaja dimana seluruhnya mengatakan bahwa terapi SEFT. Technique (SEFT)
Antara Sebelum Dan Sesudah mereka merokok. Terapi Spiritual Emotional menggunakan teknik
Diberikan Terapi Spiritual Sampling dilakukan dengan cara simple random sampling Freedom technique(SEFT) yang aman, mudah,
Emotional Freedom dengan jumlah sampel 18 remaja. juga dapat berpengaruh cepat, dan sederhana,
Technique (Seft). Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen pada intensitas merokok bahkan tanpa resiko,
Penulis : dengan one group pretest posttest design karena terapi Spiritual karena tidak
Tri Nugroho , Tevi Fitriani V2 (validitas informasi) : Emotional Freedom menggunakan alat atau
Tahun : 2020 Tingkat Intensitas merokok sebelum dilakukan terapi SEFT technique (SEFT) mampu jarum. Hanya dengan jari
diukur dan setelah dilakukan terapi SEFT, setiap sesinya menetralisir masalah telunjuk dan jari tengah
membutuhkan waktu 15-20 menit dan intensitas merokok psikologis yang dipunyai kita yang di ketuk ringan
diukur kembali. oleh perokok. di beberapa titik meridian
V3 (Validitas Pengontrolan Perancu) : tubuh. Keunggulan terapi
Pada penelitian ini tidak terdapat faktor perancu. Spiritual Emotional
V4 (Validitas Analisis) : Freedom Technique
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa hasil dari (SEFT) yaitu metodenya
sampel dengan nilai remaja pada post test lebih rendah dari mudah dan sederhana,
nilai pre test. Nilai batas kritis dari penelitian ini yaitu 0,05 sehingga orang awam
dimana berdasarkan perhitungan Wilcoxon Signed Rank pun dapat
didapat hasil dengan p value(Asymp. Sig 2 tailed) sebesar menerapkannya, dapat
0,001 kurang dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak dan diterapkan untuk diri
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan atau pengaruh sendiri, sehingga dapat
terapi Spiritual Emotional Freedom technique (SEFT) menyembuhkan diri
terhadap penurunan intensitas merokok pada remaja. Terapi sendiri saat mengalami
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) gangguan kesehatan.
mempengaruhi tingkat intensitas merokok pada remaja
didukung oleh hasil perhitungan analisis statistic dengan uji
wilcoxon yang di kategorikan “terdapat perbedaan atau
pengaruh tingkat intensitas merokok pada remaja antara
sebelum dan sesudah dilakukan Terapi Spiritual Emotional
Freedom Technique (SEFT)”.
V5 (Validitas Eksternal) :
Hasil penelitian ini sejalan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Arif Nurma Etika dan Dwi Septian Wijaya
yang menyatakan, bahwa terapi Spiritual Emotional Freedom
Techbique (SEFT) dapat mempengaruhi Intensitas Merokok
pada Siswa SMAN 5 Kediri Tahun 2015. Dengan melakukan
terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT),
masalah emosi maupun masalah fisik yang dialami oleh
seseorang misalnya pada siswa untuk merubah frekuensi
merokok maka yang dirasakan akan berkurang.
Judul : Validitas seleksi (V1) Pada artikel ini dengan Penelitian ini dapat
The influence of self emotion Sampel penelitian ini adalah 50 siswa sebagai kelompok terapi SEFT dan konseling diterapkan dan dilakukan
freedom technique (SEFT) intervensi dan 50 siswa sebagai kelompok kontrol di SMU di dapat merubah perilaku oleh setiap orang
theraphy towards smoking kota bukittinggi merokok seseorang
behavior among adolescent Teknik sampel adalah puposive sampling
Penulis : Metode penelitian quasi eksperimen pre test – post tes dengan
Ade Sriwahyuni , Liza grup kontrol
Merianti, Dona Amelia Validitas informasi (V2)
Tahun : 2018 Terapi SEFT diberikan dalam 3 tahap: tahap Set-Up, tahap
Tune-In dan tahap Tapping. Step Set-Up merupakan tahapan
untuk mendekatkan responden kepada Tuhan. Kedua, set-In
stage adalah penanaman nilai-nilai negatif yang dapat
ditimbulkan oleh rokok. Terakhir, mengetuk adalah
mengetuk 9 bagian tubuh dengan menggunakan jari. Selama
menjalani pengobatan atau terapi, responden harus bersikap
pasrah, ikhlas. Kelompok perlakuan diberikan terapi SEFT
dan penyuluhan tentang bahaya rokok selama 4 kali dalam 2
bulan. Setelah mengikuti setiap terapi, siswa diminta untuk
merokok untuk mengetahui efek terapi secara langsung
terhadap rasa. Sedangkan kelompok kontrol hanya akan
diberikan penyuluhan sebanyak 4 kali dalam sebulan.
Artikel ini tidak menyebutkan instrument apa yang digunakan
Validitas pengontrolan perancu (V3)
Peneliti tidak menggunakan kelompok kontrol perancu dalam
penelitiannya
Validitas analisis (V4)
Pada penelitian ini teknik analisa paired t test dengan nilai t
hitung > t tabel (8.083 > 2.021) untuk kelompok intervensi
dan nilai t hitung > t tabel (3.271 > 2.021) untuk kelompok
kontrol. Peneliti juga menggunakan analisa independent
sampel t test dengan hasil t hitung > t tabel (4.832 > 1.984).
dari kedua analisis ini baik kelompok intervensi (yang
diberikan konseling dan terapi SEFT) dan kelompok kontrol
(hanya diberikan konseling) sama sama berkontribusi
terhadap perubahan perilaku merokok seseorang.
Validitas eksterna (V5)
Artikel ini juga membahas hasil dari peneliti lain yang
melakukan penelitian yang sama yaitu bahwa pengetahuan
responden tentang bahaya merokok umumnya dipengaruhi
oleh faktor seperti kecerdasan dan pengalaman. Seseorang
dapat bertindak dengan tepat, cepat, dan dapat mengambil
keputusan dengan mudah jika didukung oleh kecerdasan yang
tinggi dan sebaliknya. Pengetahuan juga dapat dipengaruhi
oleh pengalamannya sendiri atau orang lain yang dapat
memberikan kesan mendalam (Rahayu, 2017)
Judul : Validitas seleksi (V1) Penelitian ini penting karena Penelitian ini dapat
Efektivitas Terapi SEFT Pengambilan sampel dengan menggunakan pendekatan non dengan berkurangnya diterapkan dan dilakukan
(Spiritual Emotional Freedom probability yaitu puposive sampling prajurit batalyon intensitas merokok oleh setiap orang
Technique) terhadap Kavaleri 7 yang melakukan kebiasaan merokok Jakatra Timur diharapkan bahaya dari
Intensitas Merokok Prajurit tahun 2019 rokok dapat dikendalikan
Batalyon Kavaleri 7 / Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
Pasukan Serbu Khusus Quasy Eksperiment dengan pendekatan pre-test - post test
Jakarta Timur design with control group design
Penulis : Validitas informasi (V2)
Dwi Septian Wijaya Pada artikel ini tidak dijelaskan prosedur yang dilakukan
Tahun : 2019 peneliti dalam melakukan SEFT
Validitas pengontrolan perancu (V3)
Peneliti tidak menggunakan kontrol perancu
Validitas analisis (V4)
Pada penelitian ini teknik analisa yang digunakan uji bivariat
dengan menggunakan uji repeated anova , jika data tidak
berdistribusi normal dilakukan uji friedman dengan tingkat
kepercayaan 95% (a = 0.05) dan p value 0.000
Validitas eksterna (V5)
Hasil penelitian ini sepadan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Komariah (2012) yang didapatkan bahwa terapi
SEFT efektif untuk menurunkan perilaku merokok pada
mahasiswa bimbingan konseling di Universitas PGRI
Yogyakarta. Kemudian juga hasil penelitian yang dilakukan
oleh Anafrin (2017) yang didapatkan bahwa terapi SEFT
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap motivasi berhenti
merokok pada remaja di Dusun Semampir Sedayu 2 Bantul,
Yogyakarta
Judul : Validitas seleksi (V1) Penelitian ini bertujuan Terapi SEFT dapat
The Effect of Seft Therapy Populasi dari penelitian ini adalah karyawan Poltekkes untuk bagaimana cara untuk dilakukan pada karyawan
and Prayer Therapy on Kemenkes RI Tasikmalaya yang berjumlah 23 orang menurunkan sensasi rasa kantor yang ingin
Changes in the Taste of Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik purposive merokok sehingga sangat mengurangi kebiasaan
Smoking sampling perlu untuk dilakukan merokok
Penulis : Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pegawai laki –
Peni Cahyati dan Ridwan laki yang ada di Poltekkes Kemenkes RI Tasikmalaya, yang
Kustiawan aktis merokok sejak menjadi pegawai dengan jumlah rokok 3
Tahun : 2021 batang perhari, kriteria eksklusinya adalah pegawai yang
tidak mau ikut serta dalam penelitian, pegawai yang sakit dan
pegawai yang tidak ada waktu mengikuti penelitian sehingga
sampel yang ikut dalam penelitian 19 orang
Desain penelitian yang digunakan oleh peneleliti adalah pre
eksperiment dengan pre tes – post tes grup
Validitas informasi (V2)
Sampel dilakukan pengukuran bagaimana rasanya merokok
setelah terapi SEFT dan sesudah terapi SEFT
Instrument yang digunakan adalah kuesioner
Validitas pengontrolan perancu (V3)
Peneliti tidak menggunakan kelompok kontrol perancu dalam
penelitiannya
Validitas analisis (V4)
Pada penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah
analisis bivariat dengan Mc Nemar tes, nilai p yang
dihasilkan 0.0001
Validitas eksterna (V5)
Beberapa penelitian SEFT terkait dengan merokok dilakukan
oleh Sulifan et al. (2014) dimana Therapi SEFT untuk
mengurangi perilaku merokok pada remaja pertengahan di
SMAN 1 Taman Sidoarjo dengan hasil yang efektif dalam
mengurangi perilaku merokok. Namun penelitian lain
dilakukan oleh (Rusdjijati & Mashar, 2014) dengan judul
Efektivitas SEFT untuk meminimalkan kebiasaan merokok
pada pekerja home industri di Magelang dimana hasil terapi
SEFT tidak efektif untuk meminimalkan kebiasaan merokok
pada pekerja home industri.
Pengaruh Hypnoterapi V1: Hypnoterapi merupakan Penelitian yang
Terhadap Perilaku Berhenti Peneliti menggunakan jenis penelitian Kuantitatif dengan metode salah satu alternatif yang dilakukan pada jurnal
Merokok pada Mahasiswa S1 penelitian Quasi eksperiment dengan rancangan pre-test with dapat digunakan untuk dilakukan secara massal
Kesehatan Masyarakat control group design. Populasi pada penelitian ini berjumlah 56 menghentikan kebiasaan kepada responden, tetapi
Universitas Muhammadiyah responden dengan sampel sebanyak 36 responden yang diambil merokok dengan cara jika ada responden yang
Kalimantan Timur menggunakan teknik probability sampiling dengan jenis meningkatkan pengetahuan, mengalami perubahan
proportionate stratified random sampling. Kelompok eksperimen perubahan sikap dan dalam dirinya seperti
Penulis: terdiri dari mahasiswa laki laki yang merokok di Program Studi perilaku. Dimana pada saat mual, pusing dan lainya
Sri Sunarti S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah seseorang dalam keadaan responden tersebut akan
Noorjannah Kalimantan Timur, sedangkan pada control eksperimen terdiri trance akan diberikan diberikan hypnoterapi
dari mahasiswa laki laki yang merokok di Program studi S1 perlakuan untuk secara individu.
Jurnal Dunia Kesmas Vol. 8 Kesehatan Masyarakat Universitas Widiagama Samarinda. melemahkan keinginan
No. 4 Oktober 2019 untuk merokok (mohamed
Kesehatan Masyarakat V2: & ElMwafie, 2015).
Universitas Muhammadiyah Alat instrument:
Kalimantan Timur Hypnoterapi dilakukan oleh Hypnoterapis ( Ahli terapis ) dengan
durasi waktu satu jam.
Instrument pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner
yang berisi data demografi meliputi umur, mulai merokok dan
jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari, pertanyaan
pengetahuan, sikap dan tindakan.
Prosedur/terapinya:
Hypnoterapi dilakukan secara massal kepada responden yang
mengalami perubahan dalam dirinya seperti mual, pusing dan
lainnya responden tersebut akan diberikan hypnoterapi secara
Individu.
Pada saat hypnoterapi dilakukan ahli terapis memasukan kalimat-
kalimat tentang apa itu rokok, dampak dari rokok dan lainnya.

V3:
Uji hasil validitas kuesioner untuk pengetahuan dari 15
pertanyaan ada 13 pertanyaan yang valid, sikap dari 15
pertanyaan ada 14 pertanyaan yang valid dan untuk tindakan dari
8 pertanyaan semuanya Valid. Uji normalitas data menggunakan
software statistic yang hasilnya menunjukkan bahwa data
berdistribusi tidak normal, sehingga uji statistic yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon dan Uji Mann-Whitney

V4:
Berdasarkan uji Wilcoxon sign rank pada kelompok eksperimen
mahasiswa S1 Kesehatan masyarakat Universitas
Muhammadiyah Kalimantan timur terdapat pengaruh
hypnoterapi terhadap pengetahuan berhenti merokok dengan
hasil p-value 0,000 < 0,05. Sedangkan pada kelompok control
mahasiswa S1 kesehatan masyarakat Universitas Widiagama
Samarinda tidak terdapat pengaruh pengetahuan berhenti
merokok dengan hasil nilai p-value = 0,106 > 0,05.
Pada penelitian tersebut terdapat pengaruh Hypnoterapi terhadap
sikap berhenti merokok pada mahasiswa S1 Kesehatan
masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan timur
dengan hasil nilai p-value = 0,000 < 0,05.
Sedangkan, pada kelompok control, Didapatkan hasil nilai p-
value = 0,863 > 0,05, maka dapat disimpulkan bawa tidak
terdapat pengaruh sikap berhenti merokok pada mahasiswa S1
kesehatan masyarakat Universitas Widiagama Samarinda
Berdasarkan uji Man-whitney didapatkan hasil nilai p-value =
0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan sikap
berhenti merokok mahasiswa pada kelompok eksperimen
disbanding dengan kelompok control.
Pengaruh Hypnoterapi terhadap tindakan berhenti merokok pada
mahasiswa S1 Kesehatan masyarakat Universitas
Muhammadiyah Kalimantan timur didapatkan hasil nilai p-value
= 0,000 < 0,05 yang dapat dikatakan bahwa adanya pengaruh
terhadap tindakan berhenti merokok
Sedangkan pada kelompok control didapatkan hasil p-value =
0,150 > 0,05 maka disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
tindakan berhenti merokok pada mahasiswa S1 kesehatan
masyarakat Universitas Widiagama Samarinda.
Berdasarkan uji Man-whitney didapatkan hasil nilai p-value =
0,010 < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan
Tindakan berhenti merokok mahasiswa pada kelompok
eksperimen disbanding dengan kelompok control.

V5:
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan terdapat pengaruh
Hypnoterapi terhadap pengetahuan berhenti merokok yang sesuai
dengan teori Notoatmodjo (2012) bahwa peningkatan
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
media massa, lingkungan, pengalaman pribadi atau orang lain
dan pendidikan.
Pada perubahan sikap berhenti merokok terdapat adanya
perubahan, yang diperkuat dengan penelitian Fourianalistyawati
(2012) yang menunjukan bhwa pemberian hypnoterapi klinis
dapat menurunkan depresi pada pecandu narkoba di UPT T&R
BNN.
Hasil uji statistik pada kelompok kontrol tidak adanya pengaruh
perubahan sikap terhadap berhenti merokok karena tidak
diberikan perlakuan apapun. Pengetahuan pada kelompok control
tidak terdapat perubahan sehingga sikap juga tidak terdapat
perubahan untuk perilaku berhenti merokok, hasil tersebutu
diperkuat oleh Wawan (2010) yang menyatakan bahwa
perubahan sikap yang semakin baik dipengaruhi pengetahuan
sehingga dapat dikatakan jika pengetahuan baik maka sikap
semakin baik, tetapi sebaliknya jika pengetahuan tidak baik maka
sikap juga tidak baik.
Pengaruh hypnoterapi terhadap tindakan berhenti merokok pada
kelompok eksperimen pada kelompok eksperimen diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2016) yang
menyatakan bahwa ada pengaruh hypnoterapi terhadap
perubahan perilaku merokok dengan hasil penelitian dari 15
responden, 11 orang berhenti merokok sedangkan 2 orang dapat
mengurangi intensitas frekuensi merokok hingga 78% sementara
untuk 2 orang lagi hanya mampu mengurangi intensitas merokok
56,3%.
Adapun pada kelompok kontrol tidak terdapat pengaruh
hypnoterapi terhadap tindakan berhenti merokok karena tidak
diberikan perlakuan apapun, hal ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Elmwafie dan Mohamed (2015) yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan
terhadap jumlah perokok.
Nicotine Replacement V1: Ketergantungan merokok WHO memperkirakan
Therapy (NRT) Untuk Peneliti memilih subjek dari Hasil penelitian berbagai artikel penyebab kematian di dunia, bahwa akses yang besar
Berhenti Merokok yang didapatkan, dicitasi, dan disimpulkan menjadi manuscript. data menunjukkan 6 juta ke NRT akan membantu
Analisis penelitian yang kami paparkan dalam studi ini orang meninggal akibat lebih banyak orang untuk
Penulis: menggunakan data prevalensi dan odd ratio untuk mengetahui rokok dan akan meningkat berhenti merokok dan
Sutaryono sejauh mana efektifitas NRT sebagai terapi untuk berhenti pada tahun 2020 menjadi membantu lebih banyak
Rahmi Nurhaini merokok. 7,5 juta. Asap rokok orang untuk memutuskan
mengandung lebih dari 5685 dan berusaha untuk
The 12th University Research V2: komponen kimia dalam berhenti merokok.
Colloqium 2020 Universitas Alat instrument: Pada penelitian ini prosedur yang digunakan partikulat gas dan uap. Tiga penggunaan Nicotine
‘Aisyiyah Surakarta untuk non systematic review dengan naratif review yang senyawa kimia yang Replacement Terapy
dilakukan penelusuran pada data base Elsevier, dominan mewakili susunan (NRT) meningkatkan
Medline/PubMed, Sciencedirect dengan istilah kata kunci asap rokok lingkungan keberhasilan dalam
“Smoking”, “Nicotine”, “Therapy”. adalah partikel (PM), upaya untuk berhenti
Carbon Monoksida (Co) dan merokok. Perlu
Prosedur/terapinya: Prinsip dasar dari terapi ini adalah dengan nikotin. Nikotin dapat pengembangan sedian
menggantikan nikotin dalam darah sehingga dapat mengurangi membuat kecanduan yang yang berasal dari bahan
gejala-gejala depresi, mudah marah, cemas, sakit kepala, dan menyebabkan gangguan hayati Indonesia untuk
perubahan nafsu makan. Terapi ini juga dapat mengurangi psikologi, sistem syaraf, produk NRT yang
keinginan untuk kembali merokok setelah berhenti dari merokok. serta aktivitas dan fungsi terstandarisasi.
Terapi ini relatif lebih aman dibandingkan rokok karena tidak otak. Gangguan psiko-
mengandung zat-zat karsinogenik dan bahan kimia berbahaya farmakologis yang
lainnya. mencakup efek ansiolitik
dan anti-depresi, tergantung
Untuk menghasilkan Nicotine Replacement Therapy (NRT) pada dosis, individu dan
diperlukan bahan baku nikotin (β-pyridil-α-N-methyl faktor lain.
pyrrolidine) yaitu senyawa kimia organic yang termasuk dalam
golongan alkaloid, senyawa ini dihasilkan secara alami pada Penggunaan terapi
berbagai macam tumbuhan. Tanaman hayati yang menghasilkan pengganti nikotin jangka
nikotin mudah dibudidayakan yaitu tanaman tembakau, panjang lebih aman
disamping itu tanaman lain yang menghasilkan nikotin adalah kesehatan dibandingkan
terong, kentang, dan tomat. merokok. Edukasi
diperlukan untuk
Terapi pengganti nikotin tersedia dalam beberapa bentuk yaitu meningkatkan kepatuhan
Sediaan NRT berupa permen karet (gum), inhaler, lozenge/tablet perokok dalam
sublingual, nasal spray dan nikotin transdermal (patch). Pasien melaksanakan terapi
yang menjalani terapi pengganti nikotin harus menggunakan pengganti nikotin.
nikotin pengganti selama minimal 8 minggu sebelum kebiasaan
merokok dapat berhenti. Perokok dilarang untuk berhenti
menggunakan terapi pengganti nikotin sebelum perokok tersebut
bisa menahan keinginan untuk merokok

V3:
Hasil penelitian dari berbagai artikel yang didapatkan dicitasi dan
disimpulkan menjadi manuscript.

V4: upaya untuk mengatasi ketergantungan terhadap rokok


dengan mengimplementasikan Nicotine Replacement Terapy
(NRT) sebagai terapi berhenti merokok. Efektivitas NRT
menunjukkan keberhasilan 80% responden dapat berhenti
merokok, mempunyai keberhasilan dengan OR, 1.78 (1.60–1.99)
dibandingkan dengan responden yang tidak menggunakan NRT.

Terapi pengganti nikotin relatif aman dibandingkan dengan


rokok. Kadar nikotin di dalam terapi pengganti nikotin jauh lebih
rendah dibandingkan rokok. Nikotin memiliki efektivitas yang
cukup baik yaitu terdapat 1 dari 15 orang yang menjalani terapi
pengganti nikotin berhasil berhenti total dari rokok. NRT tidak
menyebabkan ketergantungan, karena kandungan nikotin yang
rendah di dalam sediaannya dan nikotin tersebut dihantarkan ke
dalam tubuh lebih lambat sehingga risiko untuk menjadi
ketergantungan sangat kecil.

V5: penelitian lain ditemukan bahwa orang yang memakai NRT


memiliki rasio risiko untuk berhenti merokok 1,58 (95% [CI],
1,50-1,66) bila dibandingkan dengan kontrol. Hasil review dari
111 penelitian terkait NRT baik secara acak maupun Quasi, para
penulis menyimpulkan bahwa semua bentuk NRT yang tersedia
secara komersial dapat meningkatkan peluang orang untuk
berhenti merokok

Suatu meta analisis terhadap lebih dari 50.000 peserta


menunjukkan bahwa terapi pengganti nikotin meningkatkan
keberhasilan penghentian merokok sebesar 10%-17%
dibandingkan dengan plasebo.
Judul : V1 (validitas seleksi) :
Pengaruh konseling Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kelompok terhadap perilaku eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain pretest and post-
merokok pada siswa kelas xi test group. Populasi pada penelitian ini Siswa Kelas XI SMK
smk negeri 1 batu layar Negeri 1 Batulayar.
lombok barat Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
Tahun : April, 2021 1. Siswa kelas XI SMK Negeri 1 Batulayar
2. Siswa yang memiliki kecenderungan merokok
Penulis : Adapun kriteria pada penelitian ini tidak disebutkan kriteria
Nuraeni dan Nabila Noralita ekslusinya. Eksklusinya.
Program Studi Bimbingan V2 (validitas informasi) :
dan Konseling, Fakultas Ilmu Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
Pendidikan dan Psikologi sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang
Universitas Pendidikan dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre-test, dan
Mandalika observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test. Perbedaan
antara 01 dan 02 yakni 01 – 02 diasumsikan merupakan efek dari
treatment atau eksperimen. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,
angket, dan tergabung didalamnya, yang memungkinkan
partisipasi aktif bagi para anggota untuk dapat berbagi
pengalaman, pengembangan wawasan, sikap dan keterampilan,
pencegahan munculnya masalah atau pengembangan pribadi
anggota. Pemberian treatment diberikan sebanyak delapan kali
pertemuan dengan membahas topik-topik umum yang terkait
dengan aspek-aspek perilaku merokok.
V3 (validitas pengontrolan perancu) :
Penelitian ini tidak dijelaskan adanya faktor perancu
V4 (validitas analisis) :
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berupa angket akan
dianalisis menggunakan rumus t-test, akan tetapi sebelum data-
data tersebut dlakukan analisis menggunakan rumus statistik
ttest, peneliti terlebih dahulu melakukan analisis tabulasi atas
jawaban angket yang sudah terkumpul. Analisis t-test dilakukan
untuk mengetahui Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap
Perilaku Merokok pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1
Batulayar.
Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikan 5% ternyata
nilai “t” hitung lebih besar dari pada “t” tabel atau
(3,972>2,262).Maka, hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak
Ada Pengaruh Konseling Kelompok terhadap Perilaku Merokok
Pada Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Batulayar Kabupaten
Lombok Barat” dinyatakan “ditolak” sedangkan hipotesis
alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada Pengaruh Konseling
Kelompok terhadap Perilaku merokok dengan menggunakan
pendekatan behavior dan teknik flooding pada Siswa Kelas XI
SMK Negeri 1 Batulayar Kabupaten Lombok Barat” dinyatakan
“diterima”. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
“signifikan”
V5 (validitas eksterna) :
Pada penelitian ini menggunakan desain pretest and post-test
group dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah10 orang.
Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suyog (2013) yang menjelaskan bahwa konseling kelompok
dapat membantu untuk mengurangi bahkan menghentikan
kebiasaan merokok. Berdasarkan hasil penelitian setelah
diberikan perlakuan berupa konseling kelompok menunjukkan
adanya perubahan, dimana siswa melakukan perilaku kebiasaan
merokok, dan setelah diberi perlakuan, perilaku kebiasaan
merokok siswa menjadi menurun bahkan berkeinginan untuk
berhenti, artinya siswa dapat melakukan manajemen diri yang
baik pada dirinya masing-masing. Senada dengan penelitian yang
dilakukan oleh Vasiliki (2016), dengan memberikan layanan
konseling kelompok kepada beberapa orang, maka mereka yang
berperilaku merokok dapat berangsur-angsur berhenti merokok

B. Matriks Jurnal
Tabel 3.2
Matriks Jurnal

Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3 Jurnal 4 Jurnal 5 Jurnal 6 Jurnal 7 Jurnal 8


Judul Jurnal Pengaruh Terapi Analisis The influence of self Efektivitas Terapi The Effect of Seft Pengaruh Nicotine Pengaruh konseling
Spiritual Perbedaan emotion freedom SEFT (Spiritual Therapy and Prayer Hypnoterapi Replacement kelompok terhadap
Emotional Intensitas technique (SEFT) Emotional Freedom Therapy on Changes Terhadap Perilaku Therapy (NRT) perilaku merokok
Freedom Merokok Pada theraphy towards Technique) in the Taste of Berhenti Merokok Untuk Berhenti pada siswa kelas xi
Technique Remaja smoking behavior terhadap Intensitas Smoking pada Mahasiswa S1 Merokok smk negeri 1 batu
(Seft) Terhadap Antara among adolescent Merokok Prajurit Kesehatan layar lombok barat
Motivasi Sebelum Dan Batalyon Kavaleri 7 Masyarakat
Berhenti Sesudah / Pasukan Serbu Universitas
Merokok Pada Diberikan Khusus Jakarta Muhammadiyah
Remaja. Terapi Timur Kalimantan Timur
Spiritual
Emotional
Freedom
Technique
(Seft).

Jumlah 23 sampel 48 sampel 100 sampel 7 sampel 19 sampel 36 sampel 15 orang 10 orang
Responden
Jenis Orang dengan kebiasaan merokok
Penyakit
Hasil Ukur Penelitian ini Penelitian ini Pada penelitian ini Pada penelitian ini Pada penelitian ini Berdasarkan uji Efektivitas NRT Berdasarkan hasil
menggunakan menggunakan teknik analisa paired t teknik analisa yang teknik analisa yang Man-whitney menunjukkan perhitungan t-test
analisis uji analisis uji test dengan nilai t digunakan uji digunakan adalah didapatkan hasil keberhasilan 80% yang diperoleh
Wilcoxon Wilcoxon hitung > t tabel bivariat dengan analisis bivariat nilai p-value = responden dapat melalui analisis,
dengan nilai p dengan nilai p (8.083 > 2.021) untuk menggunakan uji dengan Mc Nemar 0,000 < 0,05 maka berhenti merokok, ternyata nilai t
0.005 0.001 kelompok intervensi repeated anova , tes, nilai p yang dapat disimpulkan mempunyai diperoleh = 3,972
dan nilai t hitung > t jika data tidak dihasilkan 0.0001 terdapat perbedaan keberhasilan kemudian
tabel (3.271 > 2.021) berdistribusi normal sikap berhenti dengan OR, 1.78 dikonsultasikan
untuk kelompok dilakukan uji merokok (1.60–1.99) dengan nilai t dalam
kontrol. Peneliti juga friedman dengan mahasiswa pada dibandingkan tabel dengan db (N
Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3 Jurnal 4 Jurnal 5 Jurnal 6 Jurnal 7 Jurnal 8
menggunakan analisa tingkat kepercayaan kelompok dengan responden – 1) = 10 – 1 = 9
independent sampel t 95% (a = 0.05) dan eksperimen yang tidak dengan taraf
test dengan hasil t p value 0.000 disbanding dengan menggunakan NRT. signifikansi 5% =
hitung > t tabel kelompok control. 2,262. Sedangkan
(4.832 > 1.984). dari nilai t-hitunghasil
kedua analisis ini penelitian sebesar
baik kelompok 3,972.
intervensi (yang
diberikan konseling
dan terapi SEFT) dan
kelompok kontrol
(hanya diberikan
konseling) sama
sama berkontribusi
terhadap perubahan
perilaku merokok
seseorang.

Lama Tidak dijelaskan Terapi SEFT Terapi SEFT Tidak dijelaskan Tidak dijelaskan Hipnoterapi Zat pengganti Tidak dijelaskan
Tindakan dilakukan dilakukan selama 4 dilakukan selama I nikotin diberikan
selama 15 – kali dalam 2 bulan jam selama 8 bulan
20 menit
Alat Ukur Teknik Teknik Teknik pengumpulan Teknik Teknik pengumpulan Teknik Teknik Teknik
pengumpulan pengumpulan data dalam penelitian pengumpulan data data dalam penelitian pengumpulan data pengumpulan data pengumpulan data
data dalam data dalam tidak disebutkan dalam penelitian ini menggunakan dalam penelitian ini dalam penelitian ini dalam penelitian ini
penelitian ini penelitian dalam artikel ini tidak disebutkan kuesioner menggunakan menggunakan menggunakan
menggunakan tidak dalam artikel ini kuesioner dokumen kuesioner
kuesioner disebutkan
dalam artikel
ini
Level of Ib Ib Ib Ib Ib Ib Ia 1b
Evidence
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa dari 8 artikel yang telah dilakukan telaah, artikel
menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jelas. Kriteria inklusi merupakan
karakteristik susunan subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau
yang akan diteliti dan kriteria eksklusi yaitu menghilangkan/mengeluarkan subjek
yang memenuhi kiteria inklusi dari studi karena berbagai sebab yang dapat
menganggu berlangsungnya penelitian. Menetapkan kriteria inklusi dan kriteria
ekslusi merupakan salah satu cara untuk mengurangi bias dalam penelitian dan hal ini
penting untuk dilakukan (Nursalam, 2016). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu
responden diambil dari sejumlah siswa laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok di
lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah, usia remaja maupun dewasa
dengan perokok berat.

Dari ke-8 jurnal yang ditelaah baik terapi SEFT maupun terapi pembandingnya
(Hypnotherapy, NRT, dan Konseling Kelompok) memberikan pengaruh terhadap
tingkat penurunan intensitas merokok pada responden, dimana 7 penelitian
menggunakan metode eksperimen dan sisanya melakukan sistematik review
( Sutaryono & Nurhaini, 2020). Dari ke-8 jurnal tersebut, penelitian yang dilakukan
Sriwahyuni et.al yang paling baik karena mempunyai jumlah sampel 100, menurut
Cohel et.al (2007) semakin besar sampel semakin baik dan batas minimal ukuran
sampel yang baik adalah 30. Pada jurnal ke-7 dengan menggunakan meode Nicotine
Replacement Therapy (NRT) yaitu dengan menggantikan nikotin dalam darah dengan
NRT namun diperlukan bahan baku nikotin (β-pyridil-α-N-methyl pyrrolidine) yaitu
senyawa kimia organic yang termasuk dalam golongan alkaloid, senyawa ini
dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan. Metode ini akan
menghabiskan banyak biaya dan waktu dalam aplikasinya.

Sedangkan pada terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dapat


membentuk keadaan emosi positif dan pikiran yang tenang terhadap individu,
memberikan kemudahan dan motivasi bagi seseorang untuk bertindak lebih produktif
dan efektif sehingga muncul pemikiran dan perasaan yang tepat sehingga remaja
memiliki keinginan untuk berhenti merokok dan bersikap antisipatif dan preventif
terhadap rokok. Melihat dari efesiensi terapi yang digunakan, kelompok merujuk
pada terapi SEFT sebagai keputusan kelinis yang efekti dalam menurunkan intensitas
merokok pada responden.
Pada jurnal ke-3 prosedur terapi SEFT diberikan dalam 3 tahap: tahap Set-Up,
tahap Tune-In dan tahap Tapping. Step Set-Up merupakan tahapan untuk
mendekatkan responden kepada Tuhan. Kedua, set-In stage adalah penanaman nilai-
nilai negatif yang dapat ditimbulkan oleh rokok. Terakhir, mengetuk adalah
mengetuk 9 bagian tubuh dengan menggunakan jari. Selama menjalani pengobatan
atau terapi, responden harus bersikap pasrah, ikhlas. Kelompok perlakuan diberikan
terapi SEFT dan penyuluhan tentang bahaya rokok selama 4 kali dalam 2 bulan.
Setelah mengikuti setiap terapi, siswa diminta untuk merokok untuk mengetahui efek
terapi secara langsung terhadap rasa. Sedangkan kelompok kontrol hanya akan
diberikan penyuluhan sebanyak 4 kali dalam sebulan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pasien dengan PPOK yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok yang dilakukan
dalam jangka waktu yang lama merupakan masalah yang serius dihadapi, butuh
penanganan mulai dari promotif, preventif, kuratif sampai dengan rehabilitatif yang
harus dilakukan para tenaga kesehatan, salah satunya adalah terapi komplementer
Spiritual emotional freedom therapy. Terapi yang pertama kali diperkenalkan oleh H
Ahmad Faiz Zainuddin dari banyak penelitian memiliki berbagai manfaat salah
satunya adalah menurunkan intensitas merokok seseorang. Terapi SEFT memiliki 4
langkah yaitu the set up, the tune in, the tapping dan nine gamut dapat dilakukan oleh
semua orang termasuk orang dengan kecanduan rokok. Jadi berdasarkan literatur
review yang dilakukan penulis terapi SEFT terbukti dapat menurunkan intensitas
merokok seseorang.
B. Saran
Saran ditujukan kepada :
1. Rumah Sakit
Pihak rumah sakit diharapkan dapat memfasilitasi penggunaan terapi
komplementar terutama SEFT dalam SOP yang ada di rumah sakit terutama
edukasi yang harus diberikan kepada para pasien dengan diagnosa PPOK
sehingga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terutama perawat
2. Tenaga Kesehatan
Para tenaga kesehatan terutama perawat yang 24 jam senantiasa berada
disamping pasien mendapatkan keterampilan dalam membimbing pasien
untuk melakukan terapi SEFT, selain diberikan terapi yang lainnya.
3. Pasien
Saat pasien dirawat dengan diagnosa PPOK yang diakibatkan dari merokok,
diharapkan pasien dapat terampil melakukan SEFT di rumah secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, M., Samsugito, I., Nopriyanto, D., & Puspasari, R. (2019). Terapi Seft
Menurunkan Intensitas Kebiasaan Merokok Di Kelurahan Sambutan Kota
Samarinda. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat), 3(2),
329. https://doi.org/10.30595/jppm.v3i2.3899
Cahyati, P., & Kustiawan, R. (2021). The Effect of Seft Therapy and Prayer Therapy
on Changes in the Taste of Smoking. Annals of the Romanian Society for Cell
Biology, 1642-1651.
Hypnoterapi, P. B. M. (2019). Pengaruh Hypnoterapi terhadap Perilaku Berhenti Merokok
pada Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan
Timur.

Kemenkes RI. (2018). Apa itu Rokok ? http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-


p2ptm/penyakit-paru-kronik/page/3/apa-itu-rokok
Laloan, R. J., & Marunduh, S. R. (2018). Hubungan merokok dengan nilai indeks
eritrosit (mcv, mch, mchc) pada mahasiswa perokok 1. Medik Dan Rehabilitasi
(JMR), 1, 1–6.
Munir, M. (2019). Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki. Jurnal
Kesehatan, 12(2), 112. https://doi.org/10.24252/kesehatan.v12i2.10553
Nugroho, T., & Fitriani, T. (2020). ANALISIS PERBEDAAN INTENSITAS
MEROKOK PADA REMAJA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH
DIBERIKAN TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE
(SEFT). HEALTHY JOURNAL| Jurnal Ilmiah Kesehatan Ilmu
Keperawatan, 8(2), 39-47.
Nuraeni, N., & Noralita, N. (2021). PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP
PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 BATU LAYAR
LOMBOK BARAT. Realita: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 6(1).

Sinulingga, S. R. (2018). Metode Konseling dalam Membantu Mengurangi


Kencanduan Rokok pada Karyawan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Pangkalpinang. Jurnal Kesehatan, 9(1), 7. https://doi.org/10.26630/jk.v9i1.705
Sriwahyuni, A., Merianti, L., & Amelia, D. (2018). THE INFLUENCE OF SELF
EMOTION FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) THERAPY TOWARD
SMOKING BEHAVIOR AMONG ADOLESCENT. The Malaysian Journal of
Nursing (MJN), 9(3), 28-33.
Sumiati, & Sunarti, S. (2019). Pengaruh Metode Konseling terhadap Perilaku
Berhenti Merokok pada Mahasiswa Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur. Borneo Student Research, 338–344.
Sutaryono, S., & Nurhaini, R. (2020). Nicotine Replacement Therapy (NRT) Untuk Berhenti
Merokok. Proceeding of The URECOL, 138-142.

Thaib Hiola, T., Haryanto Ali, I., Ayuningtias Mahdang, P., Mustafa, Y., Studi
Sarjana Terapan Sanitasi Lingkungan, P., & Kemenkes Gorontalo, P. (2021).
Peningkatan Gerakan Berhenti Merokok untuk Mendukung Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS). Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara,
4(2), 375–385. http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/PPM
%0Ahttp://creativecommons.org/licenses/by/4.0/
Tri Nugroho, T. F. (2020). ANALISIS PERBEDAAN INTENSITAS MEROKOK PADA
REMAJA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TERAPI
SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT). VIII(2), 20–29.
WHO. (2020). Pernyataan: Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020.
https://www.who.int/indonesia/news/detail/30-05-2020-pernyataan-hari-tanpa-
tembakau-sedunia-2020
Wijaya, D. S. (2019). Efektivitas terapi SEFT (spiritual emotional freedom technique)
terhadap intensitas merokok prajurit batalyon kavaleri 7/pasukan serbu khusus
jakarta timur tahun 2019. Celebes Health Journal, 1(2), 132-138.
Yugistyowati, A., & Rahmawati, R. (2018). Pengaruh terapi spiritual emotional
freedom technique (SEFT) terhadap motivasi berhenti merokok pada
remaja. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5, 34-38.

Anda mungkin juga menyukai