Disusun Oleh:
MUHAMMAD DZIKRI AKBAR RIZAL
402021065
D. Istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang
dilahirkan
1. Abortus
a. Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
di luar kandungan
b. Umur hamil sebelum 28 minggu
c. Berat badan janin kurang dari 1000gr
2. Persalinan prematuritas
a. Persalinan sebelum umur hamil 28 – 36 minggu
b. Berat janin kurang dari 2.449 gram
3. Persalinan Aterm
a. Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
b. Berat janin diatas 2500 gram
4. Persalinan Serotinus
a. Persalinan melampaui umur 42 minggu
b. Pada janin terdapat tanda postmaturitas
5. Persalinan Presipitatus
a. Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
E. Bentuk persalinan
1. Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui
jalan lahir.
2. Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar,
ekstraksi dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban.
F. Tanda -tanda persalinan
1. Persalinan palsu
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan:
- Kontraksi Braxton hicks
- Ketegangan dinding perut
- Ketegangan ligamentum rotandum
- Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b. Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
- Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
- Dibagian bawah terasa sesak
- Terjadi kesulitan saat berjalan
- Sering miksi (kencing)
- Terjadinya his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukan sebagai keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone
makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi
yang lebih seringb sebagai his palsu.
Sifat hispermulaan (palsu)
• Rasa nyeri ringan di bagian bawah
• Datangnya tidak teratur
• Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
• Durasinya pendek
• Tidak bertambah bila beraktifitas
G. Kala persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1. Kala 1 (pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis. Kala pembukaan dibagi
menjadi 2 fase :
a. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
a) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
c) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
2. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan
karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda
anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2
jam, pada multi 0.5 jam.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit,
seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV pengawasan
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan
menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus.
Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
adalah pemerisaan jani menggunakan frekuensi gelombang suara tinggi
yang dipantulkan ke tubuh untuk mengetahui gambaran rahim yang
disebut sonogram.
2. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan untuk mendapat
informasi tentang kesehatan pasien.
I. Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
yaitu kurang dari 500 mL. Marks dan Divon (1992) mendefinisikan
oligohidramnion bila pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan AFI (Amnion
Fluid Index) 5 cm atau kurang. Sedangkan menurut Norwitz (2001) mendefinisikan
oligohidramnion bila pada pemeriksaan ultrasonografi diketahui total volume
cairan amnion <300 mL, hilangnya kantong vertikel tunggal yang berukuran 2 cm,
atau AFI <5cm pada kehamilan aterm atau <5th persentil sesuai usia kehamilan.
J. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Namun,
oligohidramnion bisa terjadi karena peningkatan absorpsi/kehilangan cairan
(seperti pada: ketuban pecah dini) dan penurunan produksi dari cairan amnion
(seperti pada : kelainan ginjal kongenital, ACE inhibitor, obstruksi uretra,
insufisiensi uteroplasenta, infeksi kongenital, NSAIDs). Sejumlah faktor
predisposisi telah dikaitkan dengan berkurangnya cairan amnionik , dan lainnya.
Beberapa keadaan yang berhubungan dengan oligohidramnion, antaranya:
1. Pada janin : kelainan kromosom, hambatan pertumbuhan, kematian,
kehamilan postterm
2. Pada placenta : solusio plasenta
3. Pada ibu : hipertensi, preeklamsi, diabetes dalam kehamilan
4. Pengaruh obat : NSAIDs, ACE inhibitor
K. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klinis oligohidramnion adalah, pada saat inspeksi uterus
terlihat lebih kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya. Ibu
yang sebelumnya pernah hamil dan normal, akan mengeluhkan adanya penurunan
gerakan janin. Saat dilakukan palpasi abdomen, uterus akan teraba lebih kecil dari
ukuran normal dan bagian-bagian janin mudah diraba. Presentasi bokong dapat
terjadi. Pemeriksaan auskultasi normal, denyut jantung janin sudah terdengar lebih
dini dan lebih jelas, ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan anak, persalinan
lebih lama dari biasanya, sewaktu his/mules akan terasa sakit sekali, bila ketuban
pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
L. Patofisiologi
Pecahnya membran adalah penyebab paling umum dari oligohidramnion .
Namun, karena cairan ketuban terutama adalah urine janin di paruh kedua
kehamilan, tidak adanya produksi urin janin atau penyumbatan pada saluran kemih
janin dapat juga menyebabkan oligohidramnion. Janin yang menelan cairan
amnion, yang terjadi secara fisiologis , juga mengurangi jumlah cairan.
Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan kekuatan
selaput. Pada perokok dan saat terjadi infeksi terjadi perlemahan pada ketahanan
selaput hingga pecah. Pada kehamilan normal hanya ada sedikit makrofag. Pada
saat kelahiran leukosit akan masuk ke dalam cairan amnion sebagai reaksi terhadap
peradangan. Pada kehamilan normal tidak ada IL-1B, tetapi pada persalinan
preterm IL-1B akan ditemukan. Hal ini berkaitan dengan terjadinya infeksi.
Pada insufisiensi plasenta dapat terjadi hipoksia janin. Hipoksia janin yng
berlangsung kronis akan memicu mekanisme redistribusi darah. Salah satu
dampaknya adalah terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin
berkurang, dan terjadilah oligohidramnion.
M. Pemeriksaan penunjang
Wanita hamil yang dicurigai mengalami oligohidramnion, harus dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi untuk memperkirakan jumlah cairan amnion, dan
memastikan diagnosis oligohidramnion.5 Oligohidramnion dapat dicurigai bila
terdapat kantong amnion yang kurang dari 2x2 cm, atau indeks cairan pada 4
kuadran kurang dari 5 cm. setelah 38 minggu volume akan berkurang, tetapi pada
postterm oligohidramnion merupakan penanda serius apalagi bila bercampur
mekonium.
Amnionic fluid index (AFI) diukur pertama dengan membagi uterus menjadi
empat kuadran dengan menggunakan linea nigra sebagai divisi kanan dan kiri,
umbilikus untuk kuadran atas dan bawah. Diameter maksimum vertikal kantong
amnion di setiap kuadran yang tidak mengandung tali pusat atau ekstremitas janin
diukur dalam sentimeter; jumlah pengukuran ini adalah AFI. Sebuah AFI normal
adalah 5,1-25 cm, dengan oligohidramnion didefinisikan sebagai kurang dari 5,0
cm dan polihidramnion karena lebih dari 25 cm.
KALA I
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. H
b. Usia : 29 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan terakhir : SMA
e. Pekerjaan : IRT
f. Alamat : Kp. Papat Serang Desa Serang Mekar
g. Diagnosa Medis : G3 P2 A1
h. Tanggal masuk RS : 10 November 2021
i. Tanggal Pengkajian : 11 November 2021
j. No rekam medis :-
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. R
b. Usia : 30 tahun
c. Pendidikan terakhir : SMA
d. Pekerjaan : Wirausaha
e. Hubungan dengan pasien : Suami
f. Alamat : Kp. Papat Serang Desa Serang Mekar
3. Keluhan Utama
Pasien G3 P2 A0 merasa hamil 40-41 minggu his (-) bukaan (1, pada pukul
18 : 45) pusing (-). Pasien mengatakan cemas pada kehamilan ke 3 (tiga).
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien masuk rumah sakit karena kehamilan yang ke 3 (tiga) dengan usia
kehamilan 40-41 minggu. Tampak his (- pada pukul 15 : 00), (sudah
merasakan kram pada pukul 18 : 45) bukaan (-, pada pukul 15 : 00), (bukaan
1 pada pukul 18 : 45)) pusing (-). Pasien mengatakan cemas pada kehamilan
ke 3 (tiga) karena pada saat pasien partus anak kedua dengan berat 4kg
pasien mengalami perdarahan dengan nilai Hb 5,5.
5. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah mengalami perdarahan pada saat kehamilan anak kedua
dengan berat badan bayi mecapai 4kg dengan nilai Hb ibu 5,5
6. Riwayat kesehatan keluarga
pasien mengatakan di keluarganya tidak memiliki riyawat penyakit
keturunan seperti alergi, asma, jantung, dan gemeli
7. Riwayat obstetri dan Ginekologi
a. Riwayat obstetri
1) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
keadaan
Thn umur jenis tempat/ Masalah
No JK BBL anak
partus hamil partus penolong
hamil lahir nifas bayi
1 2012 - spontan bidan L 3,5 sakit
pinggang
- nyeri - sehat
+ mual
mutah
2 2016 - spontan puskesmas L 4 sakit
pinggang
perdarahan nyeri - sehat
+ mual
mutah
B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko cedera pada janin
2. Ansietas b.d persalinan
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 ansietas b.d persalinan setelah dilakukan asuhan reduksi ansietas 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3x24 jam observasi keadaan yang bagaimana
ansietas dapat teratasi dengan 1. Identifikasi saat tingkat saat pasien merasa
kriteria hasil : ansietas berubah (mis. ansietasnya berkurang
1. Pasien tampak tenang Kondisi, waktu, stresor) ataupun naik
2. Pasien dapat 2. Monitor tanda-tanda 2. Untuk mengetahui lebih
mengurangi rasa ansietas lanjut seberapa besar
cemasnya terapeutik ansietas yang ada pada diri
3. Ciptakan suasana pasien
terapuetik untuk 3. Menumbuhkan
menumbuhkan kepercayaan antara pasien
kepercayaan dengan nakes dapat
4. Temani pasien untuk membuat pasien menjadi
mengurangi kecemasan, tenang
jika memungkinkan 4. Untuk mengurangi tingkat
5. Pahami situasi yang kesendirian yang dapat
membuat ansietas menimbulkan kecemasan
6. Dengarkan dengan penuh 5. Untuk mengetahui saat apa
perhatian pasien merasa cemas
7. Anjurkan keluarga untuk 6. Agar pasien merasa
tetap bersama pasien nyaman dengan apa yang
8. Anjurkan mengungkapkan ia ungkapkan
perasaan dan persepsi 7. Untuk mengurangi tingkat
9. Latih kegiatan pengalihan kesendirian yang dapat
untuk mengurangi menimbulkan kecemasan
ketegangan 8. Pengungkapan apa yang
pasien rasakan dapat
membuat pasien menjadi
lebih lega
9. Pengalihan adalah cara
yang cukup efektif untuk
mengurangi kecemasan
2 risiko cedera pada janin Setelah dilakukan tindakan pemantauan denyut jantung 1. Untuk mengetahui adanya
keperawatan selama kala I janin oligo pada kehamilan
tidak terjadi cedera pada janin, observasi sebelumnya
dengan kriteria hasil :
1. Perkembangan janin 1. Identifikasi riwayat 2. Sebagai indikator adanya
terpantau obstetrik kehidupan pada janin
2. Periksa denyut jantung 3. Pemantauan sangat
janin selama 1 menit dibutuhkan agar
3. Monitor denyut jantung mengetahui perkembangan
janin janin
terapeutik 4. Untuk mengetahui
4. Lakukan manuver leopold letak/posisi bayi
untuk menentukan posisi 5. Agar ibu mengetahui
janin tujuan dilakukannya
edukasi prosedur pemantauan
5. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
diagnosa implementasi evaluasi
ansietas 11 november 2021 S: pasien mengatakan
menjelaskan bagaimana sedikitnya mengetahui
cara meminimalisir rasa bagaimana cara men-
cemas, seperti distraksi rasa cemas
melakukan distraksi agar tersebut
cemas itu tidak selalu O: pasien tampak
muncul. Meminta agar mengerti saat diberikan
suami atau keluarga penjelasan mengenai
selalu mendampingi cara mendistraksi rasa
pasien cemas
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
KALA II
Analisa Data
Data Etiologi masalah
DS : kehamilan 40-41 nyeri persalinan b.d
• Pasien mengatakan minggu pengeluaran janin
saat ini mules
DO : tanda-tanda inpartu
• Pasien tampak
mules proses persalinan
• Pasien tampak
mengedan bayi keluar dari jalan
jalan lahir
nyeri
nyeri persalinan
DO oligohidramnion risiko cedera pada ibu
ibu dengan kehamilan
oligohidramnion air ketuban <500cc
kala III
proses pengeluaran
placenta
risiko perdarahan
Diagnosa keperawatan
1. risiko perdarahan b.d kompilkasi kehamilan
No diagnosa tujuan intervensi rasional
1 risiko perdarahan setelah dilakukan asuhan pencegahan perdarahan 8. Untuk mengetahui
keperawatan 3x24 jam risiko observasi penyebab dari kelelahan
perdarahan dapat teratasi 1. Monitor tanda dan gejala 9. Untuk memonitoring secara
dengan kriteria hasil: perdarahan berkala mengenai kelelahan
1. Kondisi pasien membaik 2. Monitor nilai fisik dan emosional
2. Perdarahan minimal hematokrit/hemoglibin 10. Pola tidur yang baik dapat
sebelum dan sesudah mempengaruhi kondisi
kehilangan darah pasien
teurapetik 11. Meminimalkan stimulus
3. Pertahankan bedrest yang dapat mengganggu
selama perdarahan kenyamanan dapat membuat
4. Gunakan kasur pencegah pasien menjadi lebih baik
dekubitus dalam proses pemulihan
edukasi 12. Aktivitas yang dapat
5. Anjurkan meningkatkan mendistraksi rasa lelah
asupan cairan untuk pasien dapat membuat
mencegah konstipasi pasien menjadi nyaman dan
tenang
6. Anjurkan meningkatkan 13. Agar pasien dapat
asupan makanan beristirahat dengan
kolaborasi maksimal
7. Kolaborasi pemberian 14. Aktivitas secara bertahap
produk darah, jika perlu yang dilakukan pasien
termasuk dalam proses
pemulihan
15. Agar kelelahan yang
dirasakan pasien tidak terus
berlanjut
16. Nutrisi yang baik sangat
memperangaruhi
kesembuhan pasien
Kala IV
data etiologi masalah
DS : kehamilan 40-41 ketetihan b.d kondisi
• Pasien mengatakan minggu fisiologis kehamilan
lelah karena
persalinan tanda-tanda inpartu
DO :
• Pasien tampak proses persalinan
berkeringat
• Pasien tampak bayi keluar dari jalan
lelah lahir
nyeri persalinan
kelelahan akibat
persalinan
keletihan
No diagnosa tujuan intervensi rasional
1 keletihan b.d kondisi setelah dilakukan asuhan manajemen energi 17. Untuk mengetahui
fisiologis kehamilan keperawatan 3x24 jam observasi penyebab dari kelelahan
keletihan dapat teratasi 1. Identifikasi gangguan 18. Untuk memonitoring secara
dengan kriteria hasil: fungsi tubuh yang berkala mengenai kelelahan
3. Kondisi pasien membaik mengakibatkan kelelahan fisik dan emosional
4. Pasien dapat pulih 2. Monitor kelelahan fisik dan 19. Pola tidur yang baik dapat
kembali emosional mempengaruhi kondisi
5. Pasien tidak merasakan 3. Monitor pola dan jam tidur pasien
keletihan terapeutik 20. Meminimalkan stimulus
4. Sediakan lingkungan yang yang dapat mengganggu
nyaman dan rendah kenyamanan dapat membuat
stimulus (mis. Cahaya, pasien menjadi lebih baik
suara, kunjungan) dalam proses pemulihan
5. Berikan aktivitas distraksi 21. Aktivitas yang dapat
yang menenangkan mendistraksi rasa lelah
edukasi pasien dapat membuat
6. Anjurkan tirah baring pasien menjadi nyaman dan
tenang
7. Anjurkan melakukan 22. Agar pasien dapat
aktivitas secara bertahap beristirahat dengan
8. Ajarkan strategi koping maksimal
untuk mengurangi 23. Aktivitas secara bertahap
kelelahan yang dilakukan pasien
kolaborasi termasuk dalam proses
9. Kolaborasi dengan ahli gizi pemulihan
tentang cara meningkatkan 24. Agar kelelahan yang
asupan makanan dirasakan pasien tidak terus
berlanjut
25. Nutrisi yang baik sangat
memperangaruhi
kesembuhan pasien