Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

H (USIA 29 TAHUN) G3P2A1


INTRANATAL DI RUANG VK KEBIDANAN RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Maternitas
Dosen pembingbing
Ns. Bhekti Iman Sari, M.Kep

Disusun Oleh:
MUHAMMAD DZIKRI AKBAR RIZAL
402021065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
KONSEP INTRANATAL
A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan,
letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase belakang kepala,
keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu
sendiri. (abdul bari; 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu. (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin. (Prawirohardjo, 2006).
B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim, sirkulasi rahim,
pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
1. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone
dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim
dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
C. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan
progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan
kepala bayi.
Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR.
Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang
terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal,
rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi.
Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa
nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil,
dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari
berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan
jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan
terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan
produksi laktasi dimulai.
Pathway

D. Istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang
dilahirkan
1. Abortus
a. Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
di luar kandungan
b. Umur hamil sebelum 28 minggu
c. Berat badan janin kurang dari 1000gr
2. Persalinan prematuritas
a. Persalinan sebelum umur hamil 28 – 36 minggu
b. Berat janin kurang dari 2.449 gram
3. Persalinan Aterm
a. Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
b. Berat janin diatas 2500 gram
4. Persalinan Serotinus
a. Persalinan melampaui umur 42 minggu
b. Pada janin terdapat tanda postmaturitas
5. Persalinan Presipitatus
a. Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
E. Bentuk persalinan
1. Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui
jalan lahir.
2. Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar,
ekstraksi dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban.
F. Tanda -tanda persalinan
1. Persalinan palsu
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan:
- Kontraksi Braxton hicks
- Ketegangan dinding perut
- Ketegangan ligamentum rotandum
- Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b. Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
- Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
- Dibagian bawah terasa sesak
- Terjadi kesulitan saat berjalan
- Sering miksi (kencing)
- Terjadinya his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukan sebagai keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone
makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi
yang lebih seringb sebagai his palsu.
Sifat hispermulaan (palsu)
• Rasa nyeri ringan di bagian bawah
• Datangnya tidak teratur
• Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
• Durasinya pendek
• Tidak bertambah bila beraktifitas
G. Kala persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1. Kala 1 (pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis. Kala pembukaan dibagi
menjadi 2 fase :
a. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
a) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
c) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
2. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan
karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda
anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2
jam, pada multi 0.5 jam.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit,
seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV pengawasan
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan
menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus.
Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
adalah pemerisaan jani menggunakan frekuensi gelombang suara tinggi
yang dipantulkan ke tubuh untuk mengetahui gambaran rahim yang
disebut sonogram.
2. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan untuk mendapat
informasi tentang kesehatan pasien.
I. Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
yaitu kurang dari 500 mL. Marks dan Divon (1992) mendefinisikan
oligohidramnion bila pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan AFI (Amnion
Fluid Index) 5 cm atau kurang. Sedangkan menurut Norwitz (2001) mendefinisikan
oligohidramnion bila pada pemeriksaan ultrasonografi diketahui total volume
cairan amnion <300 mL, hilangnya kantong vertikel tunggal yang berukuran 2 cm,
atau AFI <5cm pada kehamilan aterm atau <5th persentil sesuai usia kehamilan.
J. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Namun,
oligohidramnion bisa terjadi karena peningkatan absorpsi/kehilangan cairan
(seperti pada: ketuban pecah dini) dan penurunan produksi dari cairan amnion
(seperti pada : kelainan ginjal kongenital, ACE inhibitor, obstruksi uretra,
insufisiensi uteroplasenta, infeksi kongenital, NSAIDs). Sejumlah faktor
predisposisi telah dikaitkan dengan berkurangnya cairan amnionik , dan lainnya.
Beberapa keadaan yang berhubungan dengan oligohidramnion, antaranya:
1. Pada janin : kelainan kromosom, hambatan pertumbuhan, kematian,
kehamilan postterm
2. Pada placenta : solusio plasenta
3. Pada ibu : hipertensi, preeklamsi, diabetes dalam kehamilan
4. Pengaruh obat : NSAIDs, ACE inhibitor
K. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klinis oligohidramnion adalah, pada saat inspeksi uterus
terlihat lebih kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya. Ibu
yang sebelumnya pernah hamil dan normal, akan mengeluhkan adanya penurunan
gerakan janin. Saat dilakukan palpasi abdomen, uterus akan teraba lebih kecil dari
ukuran normal dan bagian-bagian janin mudah diraba. Presentasi bokong dapat
terjadi. Pemeriksaan auskultasi normal, denyut jantung janin sudah terdengar lebih
dini dan lebih jelas, ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan anak, persalinan
lebih lama dari biasanya, sewaktu his/mules akan terasa sakit sekali, bila ketuban
pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
L. Patofisiologi
Pecahnya membran adalah penyebab paling umum dari oligohidramnion .
Namun, karena cairan ketuban terutama adalah urine janin di paruh kedua
kehamilan, tidak adanya produksi urin janin atau penyumbatan pada saluran kemih
janin dapat juga menyebabkan oligohidramnion. Janin yang menelan cairan
amnion, yang terjadi secara fisiologis , juga mengurangi jumlah cairan.
Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan kekuatan
selaput. Pada perokok dan saat terjadi infeksi terjadi perlemahan pada ketahanan
selaput hingga pecah. Pada kehamilan normal hanya ada sedikit makrofag. Pada
saat kelahiran leukosit akan masuk ke dalam cairan amnion sebagai reaksi terhadap
peradangan. Pada kehamilan normal tidak ada IL-1B, tetapi pada persalinan
preterm IL-1B akan ditemukan. Hal ini berkaitan dengan terjadinya infeksi.
Pada insufisiensi plasenta dapat terjadi hipoksia janin. Hipoksia janin yng
berlangsung kronis akan memicu mekanisme redistribusi darah. Salah satu
dampaknya adalah terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin
berkurang, dan terjadilah oligohidramnion.
M. Pemeriksaan penunjang
Wanita hamil yang dicurigai mengalami oligohidramnion, harus dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi untuk memperkirakan jumlah cairan amnion, dan
memastikan diagnosis oligohidramnion.5 Oligohidramnion dapat dicurigai bila
terdapat kantong amnion yang kurang dari 2x2 cm, atau indeks cairan pada 4
kuadran kurang dari 5 cm. setelah 38 minggu volume akan berkurang, tetapi pada
postterm oligohidramnion merupakan penanda serius apalagi bila bercampur
mekonium.
Amnionic fluid index (AFI) diukur pertama dengan membagi uterus menjadi
empat kuadran dengan menggunakan linea nigra sebagai divisi kanan dan kiri,
umbilikus untuk kuadran atas dan bawah. Diameter maksimum vertikal kantong
amnion di setiap kuadran yang tidak mengandung tali pusat atau ekstremitas janin
diukur dalam sentimeter; jumlah pengukuran ini adalah AFI. Sebuah AFI normal
adalah 5,1-25 cm, dengan oligohidramnion didefinisikan sebagai kurang dari 5,0
cm dan polihidramnion karena lebih dari 25 cm.
KALA I
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. H
b. Usia : 29 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan terakhir : SMA
e. Pekerjaan : IRT
f. Alamat : Kp. Papat Serang Desa Serang Mekar
g. Diagnosa Medis : G3 P2 A1
h. Tanggal masuk RS : 10 November 2021
i. Tanggal Pengkajian : 11 November 2021
j. No rekam medis :-
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. R
b. Usia : 30 tahun
c. Pendidikan terakhir : SMA
d. Pekerjaan : Wirausaha
e. Hubungan dengan pasien : Suami
f. Alamat : Kp. Papat Serang Desa Serang Mekar
3. Keluhan Utama
Pasien G3 P2 A0 merasa hamil 40-41 minggu his (-) bukaan (1, pada pukul
18 : 45) pusing (-). Pasien mengatakan cemas pada kehamilan ke 3 (tiga).
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien masuk rumah sakit karena kehamilan yang ke 3 (tiga) dengan usia
kehamilan 40-41 minggu. Tampak his (- pada pukul 15 : 00), (sudah
merasakan kram pada pukul 18 : 45) bukaan (-, pada pukul 15 : 00), (bukaan
1 pada pukul 18 : 45)) pusing (-). Pasien mengatakan cemas pada kehamilan
ke 3 (tiga) karena pada saat pasien partus anak kedua dengan berat 4kg
pasien mengalami perdarahan dengan nilai Hb 5,5.
5. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah mengalami perdarahan pada saat kehamilan anak kedua
dengan berat badan bayi mecapai 4kg dengan nilai Hb ibu 5,5
6. Riwayat kesehatan keluarga
pasien mengatakan di keluarganya tidak memiliki riyawat penyakit
keturunan seperti alergi, asma, jantung, dan gemeli
7. Riwayat obstetri dan Ginekologi
a. Riwayat obstetri
1) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
keadaan
Thn umur jenis tempat/ Masalah
No JK BBL anak
partus hamil partus penolong
hamil lahir nifas bayi
1 2012 - spontan bidan L 3,5 sakit
pinggang
- nyeri - sehat
+ mual
mutah
2 2016 - spontan puskesmas L 4 sakit
pinggang
perdarahan nyeri - sehat
+ mual
mutah

2) Riwayat kehamilan saat ini


Usia kehamilan ibu saat ini berada di 40-41 minggu, pasien
mengatakan selama hamil pasien mengalami mual muntah pada
pagi hari saat trimester pertama dan ketika kehamilannya mulai
membesar pasien sering mengeluh sakit pinggang. Pasien juga
mengatakan sudah mengikuti imunisasi TT. Pasien juga
mengatakan rutin untuk memeriksakan kandungannya sebanyak 1
bulan sekali, dan pada saat usia kandunganya genap 7 bulan control
2 minggu sekali. Selama hamil, pasien mengkonsumsi vitamin dan
susu hamil.
b. Riwayat ginekologi
1. Riwayat menstruasi : selama menstruasi pasien sering mesara kram
dibagian perut, HPHT 3 Februari 2021
2. Riwayat keluarga berencana : -
3. Riwayat pernikahan : pasien mengatakan saat ini pernikahan yang
pertama
8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :
Kesadaran : Compos Mentis
➢ TTV : TD 109/80
➢ Nadi : 115
➢ BB : 71
➢ TB : 154
b. Sistem pernafasan
Ht : 20x/mnt, tidak ada sesak, tidak terpasang oksigen
c. Sistem kardiovaskuler
Tidak ada peningkatan vena jugularis, CRT <2 detik, dan akral hangat
d. Sistem pencernaan
Mukosa bibir sedikit kering, BAB tidak ada keluhan, tidak ada mual
muntah, tidak ada penurunan nafsu makan.
e. Sistem perkemihan
Terpasang kateter, tidak ada keluhan saat BAK
f. Sistem persarafan
Tidak ada gangguan persepsi senrori
g. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening
h. Sistem reproduksi
1) Mamae : bentuk payudara simetris, putting menonjol, bersih dan
tidak ada pembegkakan pada payudara, sudah ada pengeluaran
kolostrum.
2) Uterus : tinggi pundus uterus 35 cm, DJJ 140
3) Vulva : kebersihan vulva bersih, sudah ada sedikit pengeluaran air
ketuban, pasien mengatakan sering ganti pakaian dalam.
i. Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada gangguan pada sistem muskuloskeletal
j. Sistem integumen
Adanya perubahan warna kulit pada wajah (cloasma gravidarum).
Terdapat striae gravidarum.
9. Pola Aktivitas Sehari-hari
No Kebiasaan Sebelum Hamil Setelah Hamil
1 Nutrisi
Makan
• Jenis • Nasi, sayur, ayam • Nasi, sayur, ayam,
• Frekuensi ikan ikan
• Porsi • 3 x/hari • 2x/hari
• Keluhan • 1 porsi habis • 1 porsi Habis
• Tidak ada keluhan • Ada mual muntah
pada trimester
pertama
Minum
• Jenis • Air putih, teh • Air Putih, Susu
• Frekuensi • 6 Gelas/Hari • Tidak tentu
• Jumlah (cc)

• Keluhan • Tidak Ada • Ada mual muntah


pada trimester
pertama
2 Eliminasi
BAB
• Frekuensi • 2 x/hari • 2x/hari
• Warna • Kuning • kuning
• Konsistensi • Berbentuk • Berbentuk
• Keluhan • Tidak Ada • Tidak Ada
BAK
• Sering • sering
• Frekuensi
• kuning
• Warna
• Kuning • banyak
• Jumlah (cc)
• Banyak • sering kencing
• Keluhan
• Tidak Ada
3 Istirahat dan tidur
• Waktu tidur
o Malam, • Tidak tentu • Tidak tentu
pukul
• Tidak tentu
o Siang, pukul • Tidak tentu • 1 – 2 jam
• Lamanya • 1 – 2 Jam • Tidak ada
• Keluhan • Tidak Ada
4 Kebiasaan diri
• Mandi • 2x/hari • 2x/hari
• Perawatan • 1 Minggu sekali • 1 minggu sekali
rambut
• Perawatan
• 1 minggu sekali • 1 minggu sekali
kuku
• Sering melakukan • Sering melakukan
• Perawatan gigi
perawatan gigi perawatan gigi
• Tingkat
• Mandiri • Mandiri
Ketergantungan
• Kebiasaan
• Tidak merokok
merokok
• Tidak merokok
• jarang
• Kebiasaan
olahraga • Jarang

10. Pemeriksaan Penunjang


nama test hasil nilai rujukan
Hb 11.0 g/dl 11,0-18,0
leukosit 8530 sel/uL 3800-10600
eritrosit 3,75 juta/uL
hematokrit 33,1% 30-34%
trombosit 326.000 sel/uL 150000-440000
11. Terapi
nama obat dosis keterangan
misoprosol 1/8 obat untuk memicu
kontraksi, dan
melebarkan jalan lahir
cairan infus NaCL untuk menjaga tubuh
agar tetap terhidrasi
dengan baik

12. Data psikologis, sosial dan spiritual


a. Data psikologis
Ny. H adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Ny. H tampak tenang
saat melakukan perawatan di rumah sakit, namun disisi lain Ny. H
merasa cemas karena takut persalinan yang ke 3 ini menyebabkan
perdarahan lagi sperti persalinan anak ke dua.
b. Data sosial
Ny. H adalah seorang yang cukup dikenali oleh masyarakat di
lingkungan rumah tempat tinggalnya. Ny. H juga mengatakan bahwa ia
mudah bergaul dengan orang – orang disekitaran rumahnya karena
sebelum hamil ia sering pergi ke mesjid untuk mengikuti pengajian
c. Data spiritual
Ny. H mengatakan sebelum hamil ini ia sering mengikuti pengajian di
mesjid dekat rumah tempat tinggalnya. Ny. H juga mengatakan teratur
dalam praktik ibadah di rumahnya.
13. Analisa Data
KALA I
Data Etiologi Masalah
DS : kehamilan anak ke ansietas b.d persalinan
• Pasien tiga
mengatakan
cemas karena riwayat perdarahan
takut akan saat persalinan anak
perdarahan ke dua
kembali
seperti pada cemas akan persalinan
saat persalinan anak ke 3
hamil ke dua
ansietas
DO : oligohidramnion risiko cedera pada
ibu dengan kehamilan janin
oligohidramnion air ketuban <500cc

bayi bergerak dengan


susah

risiko cedera pada


bayi dan ibu

risiko cedera pada


janin

B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko cedera pada janin
2. Ansietas b.d persalinan
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 ansietas b.d persalinan setelah dilakukan asuhan reduksi ansietas 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3x24 jam observasi keadaan yang bagaimana
ansietas dapat teratasi dengan 1. Identifikasi saat tingkat saat pasien merasa
kriteria hasil : ansietas berubah (mis. ansietasnya berkurang
1. Pasien tampak tenang Kondisi, waktu, stresor) ataupun naik
2. Pasien dapat 2. Monitor tanda-tanda 2. Untuk mengetahui lebih
mengurangi rasa ansietas lanjut seberapa besar
cemasnya terapeutik ansietas yang ada pada diri
3. Ciptakan suasana pasien
terapuetik untuk 3. Menumbuhkan
menumbuhkan kepercayaan antara pasien
kepercayaan dengan nakes dapat
4. Temani pasien untuk membuat pasien menjadi
mengurangi kecemasan, tenang
jika memungkinkan 4. Untuk mengurangi tingkat
5. Pahami situasi yang kesendirian yang dapat
membuat ansietas menimbulkan kecemasan
6. Dengarkan dengan penuh 5. Untuk mengetahui saat apa
perhatian pasien merasa cemas
7. Anjurkan keluarga untuk 6. Agar pasien merasa
tetap bersama pasien nyaman dengan apa yang
8. Anjurkan mengungkapkan ia ungkapkan
perasaan dan persepsi 7. Untuk mengurangi tingkat
9. Latih kegiatan pengalihan kesendirian yang dapat
untuk mengurangi menimbulkan kecemasan
ketegangan 8. Pengungkapan apa yang
pasien rasakan dapat
membuat pasien menjadi
lebih lega
9. Pengalihan adalah cara
yang cukup efektif untuk
mengurangi kecemasan
2 risiko cedera pada janin Setelah dilakukan tindakan pemantauan denyut jantung 1. Untuk mengetahui adanya
keperawatan selama kala I janin oligo pada kehamilan
tidak terjadi cedera pada janin, observasi sebelumnya
dengan kriteria hasil :
1. Perkembangan janin 1. Identifikasi riwayat 2. Sebagai indikator adanya
terpantau obstetrik kehidupan pada janin
2. Periksa denyut jantung 3. Pemantauan sangat
janin selama 1 menit dibutuhkan agar
3. Monitor denyut jantung mengetahui perkembangan
janin janin
terapeutik 4. Untuk mengetahui
4. Lakukan manuver leopold letak/posisi bayi
untuk menentukan posisi 5. Agar ibu mengetahui
janin tujuan dilakukannya
edukasi prosedur pemantauan
5. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
diagnosa implementasi evaluasi
ansietas 11 november 2021 S: pasien mengatakan
menjelaskan bagaimana sedikitnya mengetahui
cara meminimalisir rasa bagaimana cara men-
cemas, seperti distraksi rasa cemas
melakukan distraksi agar tersebut
cemas itu tidak selalu O: pasien tampak
muncul. Meminta agar mengerti saat diberikan
suami atau keluarga penjelasan mengenai
selalu mendampingi cara mendistraksi rasa
pasien cemas
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
KALA II
Analisa Data
Data Etiologi masalah
DS : kehamilan 40-41 nyeri persalinan b.d
• Pasien mengatakan minggu pengeluaran janin
saat ini mules
DO : tanda-tanda inpartu
• Pasien tampak
mules proses persalinan
• Pasien tampak
mengedan bayi keluar dari jalan

• Bayi keluar dari lahir

jalan lahir
nyeri

nyeri persalinan
DO oligohidramnion risiko cedera pada ibu
ibu dengan kehamilan
oligohidramnion air ketuban <500cc

bayi bergerak dengan


susah

risiko cedera pada bayi


dan ibu

risiko cedera pada


ibu
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri persalinan b.d pengeluaran janin
2. Risiko cedera pada ibu
A. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 nyeri persalinan b.d setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui lokasi,
pengeluaran janin keperawatan selama 3x24 jam observasi karakteristik, durasi, dan
nyeri persalinan dapat teratasi 1. Identifikasi lokasi, frekuensi nyeri
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi, 2. Skala nyeri mempengaruhi
1. Nyeri yang dirasakan frekuensi, kualitas, beratnya nyeri yang
pasien dapat berkurang intensitas nyeri dirasakan pasien
2. Kondisi pasien mambaik 2. Identifikasi skala nyeri 3. Untuk mendistraksi rasa
teurapetik nyeri yang dirasakan pasien
3. Berikan teknik non 4. Lingkungan yang aman dan
farmakologi untuk nyaman akan membuat
mengurangi nyeri (mis. pasien tenang
Terapi musik) 5. Fasilitas tidur yang
4. Kontrol lingkungan yang mumpuni akan membuat
memperberat rasa nyeri pasien nyaman dalam
(mis. kebisingan) istrirahatnya
5. Fasilitasi istirahat tidur
edukasi
6. Jelaskan strategi meredakan 6. Agar pasien mengetahui
nyeri bagaimana cara meredakan
kolaborasi nyeri
7. Kolaborasi pemberian 7. Analgesik berfungsi untuk
analgesik, jika perlu meredakan nyeri
2 risiko cedera pada ibu Setelah dilakukan tindakan perawatan persalinan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama kala II observasi keadaan umum pasien
tidak terjadi cedera pada ibu, 1. Monitor kesejahteraan ibu 2. Untuk mengetahui kondisi
dengan kriteria hasil : (mis. Tanda vital, kadungan saat persalinan
1. Kejadian cedera menurun kontraksi: lama, frekuensi apakah selama persalinan
2. Bayi dapat segera lahir dan kekuatan) kondisinya baik atau buruk
2. Monitor kemajuan 3. Untuk mengetahui skala
persalinan nyeri pasien yang
3. Monitor tingkat nyeri dirasakan
selama persalinan 4. Memberikan teknik non
terapeutik farmakologis terbukti
4. Berikan metode alternatif efektif untuk
penghilang rasa sakit (mis. menghilangkan rasa sakit
Pijat, aroma terapi)
edukasi 5. agar pasien mengetahui
5. Jelaskan prosedur apa yang harus dilakukan
pertolongan persalinan saat menuju proses
6. Ajarkan teknik relaksasi persalinan
7. Anjurkan ibu 6. teknik relaksasi dapat
mengosongkan kandung menurunkan intensitas
kemih nyeri dan membuat pasien
8. Ajarkan ibu cara mengenali nyaman
tanda-tanda persalinan 7. untuk mengetahui dan
mengenali bagaimana
tanda-tanda persalinan
muncul
KALA III
data etiologi masalah
DO : kehamilan 40-41 risiko perdarahan b.d
• proses pengeluaran minggu komplikasi kehamilan
placentas
• adanya tanda-tanda inpartu
pengeluaran darah
proses persalinan

kala III

proses pengeluaran
placenta

risiko perdarahan

Diagnosa keperawatan
1. risiko perdarahan b.d kompilkasi kehamilan
No diagnosa tujuan intervensi rasional
1 risiko perdarahan setelah dilakukan asuhan pencegahan perdarahan 8. Untuk mengetahui
keperawatan 3x24 jam risiko observasi penyebab dari kelelahan
perdarahan dapat teratasi 1. Monitor tanda dan gejala 9. Untuk memonitoring secara
dengan kriteria hasil: perdarahan berkala mengenai kelelahan
1. Kondisi pasien membaik 2. Monitor nilai fisik dan emosional
2. Perdarahan minimal hematokrit/hemoglibin 10. Pola tidur yang baik dapat
sebelum dan sesudah mempengaruhi kondisi
kehilangan darah pasien
teurapetik 11. Meminimalkan stimulus
3. Pertahankan bedrest yang dapat mengganggu
selama perdarahan kenyamanan dapat membuat
4. Gunakan kasur pencegah pasien menjadi lebih baik
dekubitus dalam proses pemulihan
edukasi 12. Aktivitas yang dapat
5. Anjurkan meningkatkan mendistraksi rasa lelah
asupan cairan untuk pasien dapat membuat
mencegah konstipasi pasien menjadi nyaman dan
tenang
6. Anjurkan meningkatkan 13. Agar pasien dapat
asupan makanan beristirahat dengan
kolaborasi maksimal
7. Kolaborasi pemberian 14. Aktivitas secara bertahap
produk darah, jika perlu yang dilakukan pasien
termasuk dalam proses
pemulihan
15. Agar kelelahan yang
dirasakan pasien tidak terus
berlanjut
16. Nutrisi yang baik sangat
memperangaruhi
kesembuhan pasien
Kala IV
data etiologi masalah
DS : kehamilan 40-41 ketetihan b.d kondisi
• Pasien mengatakan minggu fisiologis kehamilan
lelah karena
persalinan tanda-tanda inpartu
DO :
• Pasien tampak proses persalinan
berkeringat
• Pasien tampak bayi keluar dari jalan
lelah lahir

nyeri persalinan

kelelahan akibat
persalinan

keletihan
No diagnosa tujuan intervensi rasional
1 keletihan b.d kondisi setelah dilakukan asuhan manajemen energi 17. Untuk mengetahui
fisiologis kehamilan keperawatan 3x24 jam observasi penyebab dari kelelahan
keletihan dapat teratasi 1. Identifikasi gangguan 18. Untuk memonitoring secara
dengan kriteria hasil: fungsi tubuh yang berkala mengenai kelelahan
3. Kondisi pasien membaik mengakibatkan kelelahan fisik dan emosional
4. Pasien dapat pulih 2. Monitor kelelahan fisik dan 19. Pola tidur yang baik dapat
kembali emosional mempengaruhi kondisi
5. Pasien tidak merasakan 3. Monitor pola dan jam tidur pasien
keletihan terapeutik 20. Meminimalkan stimulus
4. Sediakan lingkungan yang yang dapat mengganggu
nyaman dan rendah kenyamanan dapat membuat
stimulus (mis. Cahaya, pasien menjadi lebih baik
suara, kunjungan) dalam proses pemulihan
5. Berikan aktivitas distraksi 21. Aktivitas yang dapat
yang menenangkan mendistraksi rasa lelah
edukasi pasien dapat membuat
6. Anjurkan tirah baring pasien menjadi nyaman dan
tenang
7. Anjurkan melakukan 22. Agar pasien dapat
aktivitas secara bertahap beristirahat dengan
8. Ajarkan strategi koping maksimal
untuk mengurangi 23. Aktivitas secara bertahap
kelelahan yang dilakukan pasien
kolaborasi termasuk dalam proses
9. Kolaborasi dengan ahli gizi pemulihan
tentang cara meningkatkan 24. Agar kelelahan yang
asupan makanan dirasakan pasien tidak terus
berlanjut
25. Nutrisi yang baik sangat
memperangaruhi
kesembuhan pasien

Anda mungkin juga menyukai