Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Menurut

hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) pada tahun 2007 dan

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 , telah terjadi transisi
epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat,
sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun. Fenomena ini
diprediksi akan terus berlanjut dari waktu ke waktu (Departemen Kesehatan, 2012).
Diantara penyebab kematian akibat PTM (penyakit tidak menular), penyakit
kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39 %), diikuti kanker (27%),
sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain
bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, sisanya 4% kematian disebabkan
diabetes (Departemen Kesehatan, 2012).
Salah satu penyebab penyakit pernafasan adalah paparan kronis dari
pencemaran udara yang berasal dari polusi kendaraan, polusi asap rumah tangga, dan
polusi pabrik (Wibisono, 2010). Paru merupakan organ penting bagi manusia. Paru
berfungsi sebagai alat pernafasan yakni tempat untuk pertukaran gas dengan
lingkungan di sekitar (Siedel, 2002). Jika terjadi gangguan pada fungsi faal paru,
maka akan berdampak negatif bagi pernafasan (Wibisono, 2010).

Asap merupakan hasil bentukan dari cairan material solid, hasil pembakaran
yang mengandung unsur karbon. Partikel-partikel tersebut dapat masuk ke dalam
saluran pernafasan dan mengendap di dalam paru, sehingga dapat menyebabkan
gangguan fungsi faal paru (WHO, 1984).
Cadangan gas bumi Indonesia saat ini jauh lebih besar dibanding minyak bumi.
Namun, pemanfaatan gas bumi di sektor rumah tangga masih jauh dibanding minyak
tanah. Konsumsi minyak tanah sektor rumah tangga mencapai 17,35%, sedangkan
gas bumi hanya 0,05% (Erlangga, 2008).
Data menunjukkan bahwa Elpiji lebih efisien dan mempunyai pembakaran yang
lebih sempurna dibanding dengan minyak tanah. Akan tetapi

di lain kasus,

pemakaian gas elpiji sebagai bahan bakar untuk memasak juga rawan menimbulkan
kecelakaan (Erlangga, 2008).
Kayu bakar merupakan sumber energi yang pertama kali dikenal dan
digunakan manusia secara universal. Di samping untuk memasak kayu bakar juga
digunakan untuk pemanasan di daerah beriklim dingin. Sampai saat ini di banyak
negara yang sedang berkembang, kayu bakar masih merupakan bahan energi untuk
memasak bagi penduduk pedesaan (Budiyanto, 2009).
Konsumsi kayu bakar dan arang di dunia diperkirakan meningkat dari 1,39 x
109 m3 untuk tahun 1990 menjadi 3,41 x 10 m 3 pada tahun 2050. Di Indonesia, 50%
penduduk masih menggunakan kayu bakar dengan kebutuhan 0,5 m3/bulan/KK
(Tim Pengembangan Biomassa Departemen Kehutanan, 2007).

Berdasarkan hasil survei Konsumsi energi biomassa khususnya kayu bakar terus
meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan rendahnya akses
masyarakat terhadap BBM. Studi di sembilan provinsi di Indonesia ( Jawa, Bali,
NTB, NTT, dan Sulsel ) mencatat kenaikan konsumsi 2,2% dari tahun 2004-2005,
yakni dari 261.499.847 m3 dengan jumlah pengguna 18.159.712 rumah tangga,
meningkat menjadi 268.053.465 m3 dengan jumlah penggunaan 18.614.824 rumah
tangga (Direktorat Bina Perhutanan Sosial, 2006). Diperkirakan konsumsi kayu
bakar akan meningkat lagi sebanyak dua kali pada tahun 2025 dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Kenaikan harga bahan bakar minyak merupakan faktor yang
sangat mempengaruhi tingkat konsumsi kayu bakar di masyarakat (Budiyanto,
2009).
Dampak merugikan dari asap yang berasal dari biomassa (kayu bakar dan
kompor gas) yang terbakar adalah gangguan fungsi faal paru beberapa diantaranya
adalah penurunan fungsi faal paru, penyakit chronic obstruction pulmonary disesase
(COPD) , asma bronkial dan kanker paru (WHO, 2007).
Ibu rumah tangga adalah orang yang paling sering menggunakan alat masak.
Secara umum, alat masak yang sering digunakan oleh ibu rumah tangga kuno di
Indonesia adalah tungku kayu, selain itu, kompor gas juga marak digunakan oleh ibu
rumah tangga pada masa ini dikarenakan adanya subsidi dari pemerintah berupa
kompor gas. Penggunaan alat masak baik tungku kayu, kompor minyak, maupun

kompor gas sedikit banyak akan menghasilkan polusi dalam bentuk asap yang dapat
terinhalasi oleh sistem pernafasan ibu rumah tangga (Juhendro, 2008).
Pada perempuan yang terpajan asap pembakaran bahan bakar arang dan kayu
bakar (biomassa tradisional) tiga kali lebih tinggi mempunyai risiko untuk terkena
penyakit paru obstruksi kronik (Chronic Obstructive Pulmonary Disease / COPD)
dibandingkan perempuan yang memasak menggunakan kompor dan pemanas
berbahan bakar listrik dan gas (Saragih HS,2010).
Melihat pengaruh penggunaan kayu bakar dan kompor gas terhadap kesehatan
paru, khususnya bagi ibu rumah tangga sebagai kelompok risiko tinggi terpapar
polusi asap rumah tangga, maka penulis tertarik untuk mengetahui perbandingan
fungsi paru, dalam hal ini dilihat dari FEV1 untuk kelompok ibu rumah tangga yang
menggunakan kayu bakar dibandingkan dengan yang menggunakan kompor gas
sebagai alat memasak sehari-hari. Penelitian ini dilakukan di Desa Montong Betok
Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur karena daerah tersebut
termasuk daerah pedesaan dimana didesa tersebut masih banyak ibu rumah tangga
yang menggunakan kayu bakar dan kompor gas sebagai bahan bakar memasak
sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
2.1.1. Apakah ada perbedaan fungsi paru pada ibu rumah tangga yang memasak
menggunakan kayu bakar dengan yang memasak menggunakan kompor gas di
Desa Montong Betok Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur.

2.2.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan


fungsi faal paru pada ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar
dengan yang memasak menggunakan kompor gas di Desa Montong Betok
Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur.
3. Manfaat Penelitian
3.1.1.

Dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai pengaruh


memasak dengan menggunakan kayu bakar dan kompor gas terhadap fungsi
paru.

3.1.2. Dapat menjadi sumber informasi mengenai pentingnya penggunaan bahan


bakar yang lebih aman bagi kesehatan paru.
3.1.3. Menjadi sumber informasi bagi penelitian yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai