Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN


KISTA OVARIUM

Oleh:
Ivana Christy Nainggolan
18014101055
Masa KKM 15 April 2019 – 23 Juni 2019

Supervisor Pembimbing
dr. Bismarck J. Laihad, Sp.OG(K)

BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul :


“DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN KISTA OVARIUM”

Oleh :
Ivana Christy Nainggolan
18014101055

Telah dikoreksi, dibacakan dan disetujui pada tanggal Mei 2019 untuk
memenuhi syarat tugas Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Obstetri dan
Ginekologi FK UNSRAT Manado

Koordinator Pendidikan
Bagian Obstetri dan Ginekologi Supervisor Pembimbing
FK UNSRAT Manado

dr. Suzanna Mongan, Sp.OG(K) dr. Bismarck J. Laihad, Sp.OG(K)


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

BAB II LAPORAN KASUS....................................................................................4

A. IDENTITAS PASIEN...................................................................................4

B. ANAMNESIS...............................................................................................5

C. PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................6

D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI................................................................7

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................7

F. RESUME MASUK.......................................................................................9

G. DIAGNOSIS KERJA..................................................................................10

H. SIKAP.........................................................................................................10

I. FOLLOW UP..............................................................................................10

J. LAPORAN OPERASI................................................................................12

K. FOLLOW UP POST-OPERASI.................................................................14

L. PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI (BLOK PARAFIN)...............16

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................17

BAB IV PENUTUP...............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
BAB I PENDAHULUAN
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh dimana saja dan jenisnya beragam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang
paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus
menstruasi normal.[ CITATION Sai08 \l 1033 ]

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan silent killer. Karena seringkali penderita tidak ada merasakan
gejala apapun dan kebanyakan ditemukan pada fase yang lanjut. [ CITATION
Moe06 \l 1033 ]

Penemuan kista ovarium pada seorang wanita sangat ditakuti karena


adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki
sifat yang jinak (80-84%). Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun)
risiko pertumbuhan menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol
dengan USG. Sekitar 10% kasus ada yang menjadi ganas pada usia
premenopause, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita yang
mulai menopause.[ CITATION Sja98 \l 1033 ]

Terdapat variasi dengan insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi


terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika
insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi
pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan
jinak. Di Amerika, karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita,
kematian sebanyak 16.000 orang. [ CITATION Sja98 \l 1033 ] Menurut WHO,
karsinoma ovarium di Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak keganasan
pada wanita yaitu sebanyak 10.238 kasus yang tercatat. [ CITATION Wor14 \l 1033 ]
Distribusi usia yang paling banyak terkena kanker ovarium adalah golongan usia
25-54 tahun. [ CITATION Azi09 \l 1033 ]

Topik Kista Ovarium menarik untuk dibahas karena sebagian besar pasien
dengan kista ovarium berada dalam kondisi asimptomatik dan baru dapat
didiagnosis secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan USG atau sedang
dalam operasi sectio caesaria.

BAB II LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
- Nama : Ny. PM
- Usia : 27 tahun
- Pekerjaan : Pegawai Swasta
- Agama : Kristen Prostestan
- Pendidikan : Tamat Sarjana
- Alamat : Laikit Jaga I, Dimembe, Minahasa Utara
- MRS tanggal : 22 April 2019 (rawat inap)
- No. RM : 56.63.30

B. ANAMNESIS
Keluhan utama : Perut membesar sejak ± 1 bulan SMRS disertai nyeri
hilang timbul sehingga sulit untuk beraktivitas.
(28 Maret 2019, pukul 10.00 di Poli Obstetri dan Ginekologi)

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poli Obstetri dan Ginekologi RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado dengan membawa pengantar dari dokter spesialis (Sp.OG) dengan
diagnosis P0A0 27 tahun dengan Kista Ovarium suspek ganas.
 Keluhan dirasakan perut membesar sejak ±1 bulan sebelum masuk
rumah sakit.
 Pasien mengeluh merasakan nyeri perut yang hilang timbul. Nyeri
dirasakan seperti tusukan tajam selama ± 5-10 menit. Nyeri muncul
tanpa factor pencetus dan muncul sewaktu-waktu.
 Keputihan dan perdarahan jalan lahir disangkal.
 Penurunan berat badan disangkal.
 Maka karena direncanakan untuk dilakukan operasi pengangkatan
kista, pasien dirujuk ke Poli Obstetri dan Ginekologi RSUP. Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado untuk ditangani lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tanggal 22 Maret 2019 pasien dibawa ke RS. Advent Manado dengan keluhan
Malaria. Penyakit hipertensi, jantung, paru, hati, ginjal, dan diabetes melitus
disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi dan Asam Urat diderita oleh orang tua kandung pasien. Tante
pasien pernah mengalami kista ovarium sebelumnya.
Riwayat Sosio Ekonomi :
Pasien bekerja sebagai pegawai swasta. Pasien tinggal bersama orang tuanya.
Biaya kesehatan ditanggung oleh BPJS.
Riwayat Obstetrik dan Ginekologi
 Riwayat Haid
Menarche saat 13 tahun. Siklus haid teratur setiap 28 hari disertai nyeri
saat haid dan bergumpal-gumpal dengan lama haid 3-4 hari.
Banyaknya haid 2-3 kali ganti pembalut per hari.
 HPHT : 10 Maret 2019
 Riwayat Kehamilan Sebelumnya (-)
 Riwayat Pemakaian Kontrasepsi (-)
 Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
 Antenatal Care
Pasien tidak melakukan Antenatal Care
 Riwayat Penyakit Ginekologi (-)

C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Pra-esens
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 126/83 mmHg
Nadi : 104x/menit
Pernapasan : 21x/menit
Suhu badan : 36,7 C
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 161 cm
IMT : 25,1 kg/m2 (Overweight)

Kulit

Warna : Sawo matang


Efloresensi : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Turgor : Normal

Kepala

Mata : Conjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik (-)


Hidung : Sekret (-), Hiperemis (-)
Telinga : Tidak dilakukan
Mulut : Tidak dilakukan
Tenggorokan : Tidak dilakukan
Leher : Tidak dilakukan

Thoraks

Cor : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)


Pulmo : Sp. Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen

Inspeksi : Tampak membesar, cembung


Palpasi : Lemas, teraba massa setinggi ½ pusat – proc.
Xyphoideus
Perkusi : Shifting dullness +
Auskultasi : Bising usus +
Ekstremitas : Akral hangat, CRT ≤ 2 detik, edema (-)

Refleks : Dalam batas normal

D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Inspeksi : Fluksus (-), fluor (-), vulva tidak ada kelainan

Inspekulo : Tidak dilakukan karena pasien belum menikah


VT : Tidak dilakukan karena pasien belum menikah

RT : Tonus otot spingter ani cekat, mukosa licin, CUT sulit dievaluasi

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Tumour Markers (Prodia, 15 Maret 2019)

Indikator Nilai Rujukan Hasil


CA 125 <= 35 U/mL 182,5 U/mL
HE4 Premenopause: <= 70 89,8 pmol/L
pmol/L
Postmenopause: <= 140
pmol/L
ROMA < 7,4% 27,49 %
(premenopause)
ROMA < 25,3% 59,84 %
(postmenopause)

 Hematologi (Laboratorium order: 28 Maret 2019, hasil: 29 Maret 2019)

Indikator Nilai Rujukan Hasil


Leukosit 4.000 - 10.000/uL 10.500 /uL
Eritrosit 4,7 x 106 – 6,1 x 106/uL 3,59 x 106/uL
Hemoglobin 12 - 16 g/dL 10,5 g/dL
Hematokrit 37 %- 47 % 30,6 %
Trombosit 150.000 - 450.000/uL 466.000 /uL
MCH 27 pg - 35 pg 29,2 pg
MCHC 30 g/dL - 40g/dL 34,3 g/dL
MCV 80 fL - 100fL 85,2 fL
SGOT < 33 U/L 39 U/L
SGPT < 43 U/L 39 U/L
Ureum darah 10 mg/dL - 40 mg/dL 7 mg/dL
Kreatinin 0,5 mg/dL - 1,5 mg/dL 0,6 mg/dL
Gula darah sewaktu 70 mg/dL – 140 mg/dL 102 mg/dL
Albumin 3,50 g/dL – 5,70 g/dL 3,15 g/dL
Klorida darah 98 mEq/L - 109 mEq/L 98,8 mEq/L
Kalium darah 3,5 mEq/L - 5,3 mEq/L 3,49 mEq/L
Natrium darah 135 mEq/L - 153 mEq/L 136 mEq/L
PT pasien/kontrol 12,0 detik – 16,0 detik / 13,2 / 13,1 detik
11,0 detik – 16,0 detik
INR pasien/control 0,80 detik – 16,0 detik / 0,97 / 0,96 detik
11,0 detik – 16,0 detik
APTT pasien/kontrol 27,0 detik – 39,0 detik / 38,6 / 33,1 detik
25,0 detik – 39,0 detik

 Urinalisis : tidak dilakukan

 USG (28 Maret 2019)

o Vesica urinaria terisi kurang. Uterus antefleksi ukuran 6,74 x 4,21.

Endometrium line +. Tampak gambaran anechoic ukuran 19,84 x

11,90 cm. Massa di adneksa, septum +, papil +, free fluid +.

o Kesan: Kista ovarium suspek ganas + ascites

 EKG (28 Maret 2019)

o dalam batas normal

 Foto Thorax (order: 28 Maret 2019, hasil: 29 Maret 2019)


o Cor : Bentuk dan ukuran normal
o Pulmo : Vascular marking normal, tidak tampak
infiltrat, perselubungan, nodul, atau cavitas pada dada paru kanan dan
kiri. Tidak tampak perbesaran KGB.
o Sinus Costo Phrenicus : Kanan dan kiri tajam
o Tulang-tulang : Intak
o Tissue dinding thorax : Normal

F. RESUME MASUK

P0A0 27 tahun datang ke Poli Obsgin tanggal 28 Maret 2019. Pasien kiriman
dari dokter spesialis dengan diagnosis P0A0 27 tahun dengan Kista Ovarium
suspek ganas. Pasien datang dengan keluhan dirasakan perut membesar sejak
±1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh merasakan nyeri
perut yang hilang timbul. Nyeri dirasakan seperti tusukan tajam selama ± 5-10
menit. Nyeri muncul tanpa factor pencetus dan muncul sewaktu-waktu.
Riwayat keputihan, perdarahan jalan lahir dan penurunan berat badan
disangkal. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 126/83 mmHg, frekuensi nadi
104x/menit, frekuensi napas 21x/menit, dan suhu badan 36,7oC. Hasil Risk of
Malignancy Indeks: 547,5.

G. DIAGNOSIS KERJA

Pra operasi : P0A0 27 tahun dengan kista ovarium suspek ganas

H. SIKAP
1. Konseling informed concent
2. Rencana Laparatomi VC 24 April 2019
3. Sedia darah
4. Persetujuan operasi
5. Observasi tanda-tanda vital
6. Periksa EKG dan X-Foto Thorax
7. Kontrol kembali ke Poli Obsgin tanggal 10 April 2019

I. FOLLOW UP

Tgl 28 Maret 2019 10 April 2019 11 April 2019

Datang ke poli obsgin


S membawa pengantar dari - -
dokter spesialis.
KU: cukup, Kes: CM
T: 108/72 mmHg
N: 103 x/m
R: 21 x/m
KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM
S: 36.60C
T: 112/69 mmHg T: 114/74 mmHg
Conjungtiva anemis: -/-
O N: 80 x/m N: 80 x/m
Cor-Pulmo: Dalam batas
R: 20 x/m R: 20x/m
normal
S: 36.50C S: 360C
Abdomen: Teraba massa
setinggi ½ pusar – proc.
Xyphoideus
CA125: 182,5
P0A0 27 tahun dengan
P0A0 27 tahun dengan kista P0A0 27 tahun dengan kista
A kista ovarium suspek ganas
ovarium suspek ganas ovarium suspek ganas
+ ascites
R/ Laparatomi VC 24 April R/ Laparatomi VC 24 April R/ Perioperatif
P
2019 2019 R/ Laparatomi VC 24 April
Cek Hb, EKG
Kunjungan ulang 10 April Cek DL dan EKG 2019
2019

Tgl 12 April 2019 22 April 2019 23 April 2019

MRS Rawat inap untuk


S - Perut membesar
Pre-Operatif

KU: cukup, Kes: CM


KU: cukup, Kes: CM
T: 110/70 mmHg
T: 120/80 mmHg
N: 76 x/m
KU: cukup, Kes: CM N: 82 x/m
R: 20 x/m
T: 120/70 mmHg R: 20x/m
S: 36.30C
O N: 86 x/m S: 360C
Conj. An: -/-
R: 20 x/m Conj. An: -/- Skl. Ict: -/-
Hb: 11,1; Leuko: 7.900;
S: 36.50C Abdomen: Teraba massa
Trombo: 356.000; CA125:
setinggi ½ pusar – proc.
182,5
Xyphoideus
RMI: 547,5
P0A0 27 tahun dengan P0A0 27 tahun dengan kista P0A0 27 tahun dengan kista
A
kista ovarium suspek ganas ovarium suspek ganas ovarium suspek ganas
R/ Laparatomi VC 24 April R/ Pre-op hari ini
Setuju MRS untuk Pre-
P 2019 R/ Laparatomi VC 24 April
Operatif
R/ MRS 2019

Tgl 24 April 2019

S Perut membesar

KU: cukup, Kes: CM


T: 120/80 mmHg
O N: 80 x/m
R: 20 x/m
S: 36.50C

P0A0 27 tahun dengan


A
kista ovarium suspek ganas
R/ Laparatomi VC hari ini.
P DPJP: dr. Bismarck J.
Laihad, Sp.OG(K)
J. LAPORAN OPERASI
Telah dilakukan operasi: 24 April 2019

Status Pre-Operasi:

TD: 110/70 mmHg N: 80x/mnt R: 20x/mnt S: 36,5⁰C GCS: 15

P0A0 27 tahun dengan kista ovarium suspek ganas

Jenis operasi : Laparatomi VC

Jam operasi dimulai : Jam 09.20 WITA x


Jam selesai operasi : Jam 12.20 WITA

DPJP Operator : dr. Bismarck J. Laihad, Sp.OG(K)

Jalannya Operasi:

Pasien dibaringkan terlentang di atas meja operasi. Dilakukan tindakan aseptik


dan antisepsik pada daerah abdomen dan sekitarnya dengan povidon iodine.
Abdomen ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi. Operasi dilakukan
dalam keadaan general anestesi.

Dilakukan insisi di Linea Mediana, diperdalam lapis demi lapis hingga tampak
fascia. Fascia dijepit dengan 2 klem kocher, digunting diperlebar keatas dan
kebawah. Otot disisihkan ke kiri dan ke kanan. Peritonium dijepit dengan 2 pinset,
setelah yakin tidak ada jaringan usus dibawahnya, digunting kecil diperlebar
keatas dan kebawah. Setelah peritoneum dibuka dilakukan eksplorasi.

Eksplorasi tampak cairan ascites dihisap ± 100 cc. Cairan ascites berwarna
kuning-kemerahan. Cairan dibawa untuk diperiksa sitologi.

Eksplorasi lanjut, dinding peritoneum teraba licin. Tampak kista berasal dari
ovarium kiri, melekat dengan tuba kiri dan dinding belakang uterus. Ukuran kista
± 20x20 cm, permukaan berbenjol-benjol. Dilakukan dekompresi kista. Keluar
cairan ± 800 cc. Cairan kista musin.

Eksplorasi lanjut, uterus bentuknya normal. Tuba kanan normal. Ovarium kanan
normal.
Diputuskan untuk dilakukan Salphingoovorektomi Sinistra dan Adhesiolisis.

Pangkal tuba, Mesosalphing, Ligamentum ovarii proprium kiri dijepit dengan


klem, digunting, dan dijahit dengan benang safil. Ligamentum
infundibulopelvikum kiri dijepit dengan klem, digunting dan dijahit double ligase
dengan safil. Kontrol perdarahan (-).

Jaringan tuba kiri dan ovarian kiri dikirim untuk pemeriksaan VC. Hasil VC:
Kista Serosum Musinosum Tumor Ovarium Borderline.

Cavum abdomen dicuci dengan aquadest ± 750 cc. Kontrol perdarahan (-).
Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. Peritonium dijahit jelujur dengan
benang Chromic Catgut tapper. Otot dijahit simpul dengan Chromic Catgut 2/0
tapper. Fascia dijahit jelujur dengan Safil Nol tapper. Lemak dijahit jelujur
dengan Plain Catgut No. 0 tapper. Kulit dijahit subkutikuler dengan Safil 2/0
cutting. Luka operasi ditutup. Operasi selesai.

Perdarahan : 200 cc
K. FOLLOW UP POST-OPERASI

Tgl 25 April 2019 26 April 2019 27 April 2019

S Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi

KU: cukup, Kes: CM


KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM
T: 110/70 mmHg
T: 120/80 mmHg T: 110/80 mmHg
N: 86 x/m
N: 80 x/m N: 80 x/m
R: 20 x/m
R: 20 x/m R: 20 x/m
O S: 360C
S: 360C S: 360C
Mata: Conjunctiva Anemis
Mata: CA -/- SI -/- Mata: CA -/- SI -/-
+
Abdomen: Luka operasi Abdomen: Luka operasi
Abdomen: Luka operasi
terawat terawat
perut
P0A0 27 tahun dengan P0A0 27 tahun dengan P0A0 27 tahun dengan
tumor ovarium serosum tumor ovarium serosum tumor ovarium serosum
A musinosum borderline, musinosum borderline, musinosum borderline,
telah dilakukan SOS H1 + telah dilakukan SOS H2 + telah dilakukan SOS H2 +
Adhesiolisis + anemia Adhesiolisis Adhesiolisis
Transfusi PRC 1 bag 
cek DL layanan post
transfuse. Jika HB
Terapi oral
>10gr/dL  aff infus Terapi oral
Rawat luka
Aff kateter (12.00) R/ Rawat jalan
P Mobilisasi tertutup
Terapi oral Kontrol balik untuk melihat
Diet TUTP
Rawat luka hasil pemeriksaan PA.
Observasi TNRS
Mobilisasi tertutup
Diet TUTP
Observasi TNRS

Pemeriksaan Laboratorium Post Operasi

24 April 2019
 Hematologi (Laboratorium 24 April 2019)

Indikator Nilai Rujukan Hasil


Leukosit 4.000 - 10.000/uL 12,100 /uL
Eritrosit 4,7 x 106 – 6,1 x 106/uL 3,50 x 106/uL
Hemoglobin 12 - 16 g/dL 9,7 g/dL
Hematokrit 37 %- 47 % 29,4 %
Trombosit 150.000 - 450.000/uL 275.000 /uL
MCH 27 pg - 35 pg 27,7 pg
MCHC 30 g/dL - 40g/dL 33,0 g/dL
MCV 80 fL - 100fL 84,0 fL

 Hematologi (Laboratorium 25 April 2019)

Indikator Nilai Rujukan Hasil


Leukosit 4.000 - 10.000/uL 10,200 /uL
Eritrosit 4,7 x 106 – 6,1 x 106/uL 3,39 x 106/uL
Hemoglobin 12 - 16 g/dL 10,1 g/dL
Hematokrit 37 %- 47 % 29,5 %
Trombosit 150.000 - 450.000/uL 272.000 /uL
MCH 27 pg - 35 pg 29,8 pg
MCHC 30 g/dL - 40g/dL 34,2 g/dL
MCV 80 fL - 100fL 87,0 fL

L. PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI (BLOK PARAFIN)


 Lokasi Jaringan : Ovarium kiri
o Makroskopis :
Diterima jaringan kiste ovarium dengan ukuran 17 x 14 x 8 cm,
permukaan licin
o Mikroskopis :
Sediaan jaringan dinding kista sebagian dilapisi oleh 1-2 lapis sel epitel
torak bermusin dan bagian-bagian yang dilapisi oleh sel-sel epitel torak
yang pleomorfik, inti atipik dan kromatin kasar srta terdapat focus-fokus
invasi sel tumor ke stroma.
o Kesimpulan : CYSTADENOCARCINOMA MUSINOSUM OVARII

BAB III PEMBAHASAN


Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai Kista Ovarium dan
penanganannya. Tanda-tanda awal yang harus diperhatikan saat mendiagnosis
Kista Ovarium adalah dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang yang tepay untuk mengidentifikasi adanya Kista
Ovarium.

Etiologi dari kista ovarium tidak ketahui. Faktor resiko dari kista ovarium
adalah:[ CITATION Smi18 \l 1033 ][ CITATION Hof16 \l 1033 ]
 Riwayat keluarga pernah terkena penyakit yang sama
 Endometriosis
 Diet tinggi lemak
 Nulipara
 Menarche dini dan menopause lama
 Usia lanjut dan Ras kulit putih
 Pelvic inflammatory disease

Pada kasus ini pasien belum mempunyai anak. Pasien juga menarche dini,
yaitu pada usia 13 tahun. Sebelumnya juga pasien mengaku bahwa tantenya
memiliki riwayat penyakit yang sama, yaitu kista ovarium. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa pasien sudah memiliki 3 faktor resiko kista ovarium.

Kista ovarium biasa tidak ditandai dengan gejala yang spesifik. Namun
pasien bisa jadi mengeluhkan perut membesar karena pembesaran kista dan juga
nyeri hilang timbul ataupun rasa tidak nyaman, gangguan BAB/BAK, haid yang
irregular. Terkadang nyeri yang timbul bisa menjadi tajam yang sangat hebat jika
terjadi torsi kista maupun rupture kista.[ CITATION Gra18 \l 1033 ] Pada kasus ini
pasien mengeluhkan perut membesar dan adanya nyeri hilang timbul saat
beraktivitas tanpa faktor pencetus. Hal ini bisa berhubungan dengan penekanan
kista ke organ sekitar sehingga menimbulkan rasa kurang nyaman dan terkadang
nyeri pada abdomen. Pada pemeriksaan abdomen perut terlihat cembung. Pada
palpasi teraba massa setinggi ½ pusat-proc. xyphoideus. Nyeri tekan abdomen
dapat positif.
Pada kasus ini tidak dapat dilakukan pemeriksaan Inspekulo dan Vaginal
Touche karena pasien belum menikah. Pemeriksaan Rektal Touche dilakukan
namun corpus uteri sulit dievaluasi.

Pemeriksaan USG Transabdominal penting dilakukan. Didapatkan


gambaran uterus antefleksi ukuran 6,74 x 4,21 dan Endometrium line +. Ukuran
uterus pada kasus ini masuk dalam batas normal.. Tampak gambaran anechoic
ukuran 19,84 x 11,90 cm di adneksa, septum +, papil +, free fluid +. Ini
menunjukkan adanya kista ovarium serosum-musinosum borderline dengan
ukuran besar yang dicurigai menuju keganasan. Free fluid + mengindikasikan
adanya ascites dalam rongga abdomen.

Pada kasus ini terdapat hasil pemeriksaan penanda tumor CA-125 dan
HE4 yang tinggi. Skor ROMA (Risk of Ovarian Malignancy Algorithm) pada
pasien ini adalah 27,49% mengindikasikan adanya resiko tinggi keganasan.
[ CITATION Mon11 \l 1033 ] Hasil RMI (Risk of Malignancy Index) adalah 541,5.
Risk of malignancy Index (RMI) adalah integrasi dari pemeriksaan kadar serum CA125,
status menopause penderita, dan temuan ultrasonografi. Algoritme RMI diperkenalkan
pertama kali oleh Jacobs tahun 1990. RMI dihitung dengan formula (RMI = U
(ultrasonografi skor) x M (menopause status) x serum CA125 (U/ml). Temuan
ultrasonografi diklasifikasikan berdasar atas ada atau tidaknya lesi kistik multilokular,
bagian padat, lesi bilateral, ascites dan metastasis intraabdominal. Bila tidak terdapat
gambaran USG di atas maka diberi nilai 0, bila hanya tampak satu gambaran saja diberi
nilai 1, apabila tampak lebih dari satu diberi nilai 3. Menopause status diberikan nilai 1
untuk premenopause dan nilai 3 bila postmenopause. Postmenopause ditetapkan apabila
wanita riwayat amenore lebih dari satu tahun atau wanita umur lebih dari limapuluh tahun
bila sudah dilakukan operasi histerektomi. Premenopause adalah wanita selain yang
disebutkan sebagai postmenopause. Kadar CA125 dinyatakan sesuai dengan nilai absolut
yang didapatkan dalam satuan U/ml. Dengan cut off value 200, digunakan untuk
membedakan antara tumor ovarium yang jinak dan ganas, dengan sensitivitas 87% dan
spesifisitas 97%. Penderita dengan skor RMI >200 mempunyai kemungkinan 42 kali
mengarah kanker ovarium dan skor RMI <200 0,15 kali. RMI pada pasien ini >200
yang mengindikasikan bahwa pasien ini beresiko tinggi ke keganasan. [ CITATION
Ruj15 \l 1033 ]
Karena pada kasus ini hasil pemeriksaan tumor marker CA-125 tinggi, dan
skor ROMA dan skor RMI tinggi, mengindikasikan bahwa pasien ini termasuk
kedalam kategori resiko tinggi keganasan. Jika pasien memiliki resiko keganasan
rendah dan ukurannya kecil cukup dengan observasi kista selama 1-2 bulan dan
pengobatan dengan obat kontrasepsi oral, diharapkan kista menghilang dengan
sendirinya. [ CITATION Gra18 \l 1033 ] Namun jika kista berukuran besar (> 10 cm)
disertai dengan gejala perut kurang nyaman dan ascites, maka direkomendasikan
untuk dilakukan laparoskopi atau laparotomy. Pada pasien ini skor ROMA dan
RMI terhitung tinggi dan ukuran kista besar, maka direkomendasikan untuk
dilakukan laparotomy eksplorasi karena dicurigai adanya keganasan, dan ingin
mencari tau apakah adanya invasi atau gangguan ke organ sekitarnya.

American College of Obsteticians and Gynaecologist merekomendasikan


untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis ginekologi-onkologi pada
pasien dengan:[ CITATION Gra18 \l 1033 ][ CITATION Ame11 \l 1033 ][CITATION
Ame17 \l 1033 ]

 Pasien postmenopause dengan CA-125 tinggi, USG/Rotgen mengarah ke


keganasan, ascites, massa terfiksir/nodular, tanda-tanda metastase
 Pasien premenopause dengan CA-125 sangat tinggi, USG/Rotgen
mengarah ke keganasan, ascites, massa terfiksir/nodular, tanda-tanda
metastase
 Pasien premenopasue/postmenopause dengan peningkatan skor prediksi
curiga keganasan, seperti skor RMI dan ROMA yang tinggi

Pada kasus ini, pasien memenuhi kriteria kedua dan ketiga. Maka dari itu
dilakukan juga laparatomi eksplorasi dan juga mencurigai adanya keganasan. Saat
dibuka tampak kista berasal dari ovarium kiri, melekat dengan tuba kiri dan
dinding belakang uterus. Ukuran kista ± 20x20 cm, permukaan berbenjol-benjol.

Jika sudah pernah terkena kista ovarium pada sisi unilateral, akan ada
kecenderungan untuk terkena lagi pada ovarium lain. Pada pasien postmenopause
kedua ovarium diangkat untuk menghindari adanya kista ovarium dikemudian
hari. Namun pada pasien premenopause, perlu dipertimbangkan untuk
mempertahankan fungsi reproduksi dan hormonal, sehingga hanya dilakukan
kistektomi ataupun ovorektomi unilateral saja, sedangkan ovarium lain dibiarkan
tetap intak.[ CITATION Hof16 \l 1033 ] Pada kasus ini dilakukan
salphingoovorektomi dikarenakan adanya perlekatan kista pada tuba. Skor RMI
dan ROMA juga tinggi sehingga dicurigai adanya keganasan, sehingga tuba juga
diangkat. Namun pasien ini masih dalam usia produktif sehingga ovarium lain
tetap dipertahankan, selama ovarium tersebut masih normal.

Setelah dilakukan pemeriksaan PA didapatkan hasil cystadenocarcinoma


musinosum ovarii. Keganasan lebih berpeluang terjadi pada usia lanjut atau
postmenopause, namun pada studi kasus ditemukan sekitar 10% kasus keganasan
ovarium ditemukan pada usia dibawah 40 tahun. Pada pasien yang masih usia
reproduktif tidak dianjutkan untuk dilakukan pengangkatan kedua ovarium
ataupun pengangkatan rahim, terutama jika pasien belum memiliki anak. Maka
dari itu dilakukan tatalaksana lain, berupa salphingoovorectomy unilateral.
Setelah operasi Salphingoovorectomy dianjurkan untuk melakukan kemoterapi
Carboplatin dan Paclitaxel (Taxol). Observasi dan screening juga diperlukan
untuk memantau apakah adanya peluang untuk keganasan terus berlanjut.
[ CITATION Hof16 \l 1033 ]

Kista ovarium yang tidak ditindaklanjuti dapat membahayakan penderita


dan hal yang ditakutkan pada kista ovarium selain derajat keganasan yaitu dapat
terjadi ruptur yang bisa menyebabkan perdarahan intra-abdomen dan bisa
menyebabkan syok. Selain itu kista yang ada juga dapat terjadi torsi kista dimana
pembuluh darah menjadi tersumbat, menimbulkan rasa nyeri tajam dan
menyebabkan terjadinya infark jaringan. Jika sudah pernah terkena kista ovarium
unilateral sebelumnya maka peluang terkena kista ovarium lagi lebih tinggi.
[ CITATION Sai08 \l 1033 ]

Meskipun tingkat kelangsungan hidup 5-tahun untuk kanker ovarium


telah meningkat secara signifikan dalam 30 tahun terakhir, prognosis untuk
kanker ovarium secara keseluruhan mengarah ke buruk. Prognosis untuk kanker
ovarium terkait erat dengan tahap relatif diagnosis, sebagaimana ditentukan
berdasarkan sistem pementasan yang dikembangkan oleh Federasi Internasional
Ginekologi dan Obstetri (FIGO).

Pada kasus ini pasien terdiagnosis dengan cystadenocarcinoma


musinosum ovarii stadium IA. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk pasien
ini menurut FIGO adalah 87% jika ditangani segera dan diobservasi dengan baik.
[ CITATION Gre18 \l 1033 ]

BAB IV PENUTUP

Dilaporkan sebuah laporan kasus dari perempuan dengan membawa


pengantar dari dokter Sp.OG dengan diagnosis P0A0 27 tahun dengan Kista
Ovarium suspek ganas. Pasien datang dengan keluhan dirasakan perut membesar
sejak ±1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh merasakan
nyeri perut yang hilang timbul. Nyeri dirasakan seperti tusukan tajam selama ± 5-
10 menit. Nyeri muncul tanpa factor pencetus dan muncul sewaktu-waktu.
Riwayat keputihan, perdarahan jalan lahir dan penurunan berat badan disangkal.
Hipertensi dan Asam Urat diderita oleh orang tua kandung pasien. Tante pasien
pernah mengalami kista ovarium sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik, keadaan
umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 126/83
mmHg, frekuensi nadi 104x/menit, frekuensi napas 21x/menit, dan suhu badan
36,7oC. Hasil Risk of Malignancy Indeks: 547,5. Inspeksi perut tampak
membesar, cembung. Palpasi abdomen lemas, teraba massa setinggi ½ pusat –
proc. Xyphoideus, shifting dullness +. VT dan Inspekulo tidak dilakukan. RT
mukosa licin, TSA cekat, namun CUT sulit dievaluasi. Dari USG tampak
gambaran anechoic ukuran 19,84 x 11,90 cm. Massa di adneksa, septum +, papil
+, free fluid +.
Faktor resiko yang didapatkan pada pasien adanya riwayat keluarga pernah
kista ovarium sebelumnya, menarche dini dan belum pernah melahirkan
sebelumnya. Kista ovarium seringkali tidak bergejala. 10% dari kasus tumor
ovarium merupakan keganasan pada usia dibawah 40 tahun. Gejala yang muncul
adalah perut membesar, nyeri perut hilang timbul disertai rasa kurang nyaman,
kadang disertai ascites.
Penatalaksanaan pada kasus ini adalah Salphingoovorektomy sinistra dan
Adhesiolisis. Ovarium dan tuba dextra tetap ditinggalkan karena
mempertimbangkan mempertahankan fertiltas dari pasien, karena pasien masih
tergolong usia produktif dan belum menikah. Setelah itu dilanjutkan dengan
kemoterapi dan pemantauan post operatif disertai screening untuk melihat apakah
adanya resiko peningkatan proses keganasan.
Meskipun tingkat kelangsungan hidup 5-tahun untuk kanker ovarium telah
meningkat secara signifikan dalam 30 tahun terakhir, prognosis untuk kanker
ovarium secara keseluruhan mengarah ke buruk. Prognosis untuk kanker ovarium
terkait erat dengan tahap relatif diagnosis. Pasien terdiagnosis dengan
cystadenocarcinoma musinosum ovarii stadium IA. Tingkat kelangsungan hidup 5
tahun untuk pasien ini menurut FIGO adalah 87% jika ditangani segera dan
diobservasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Saifuddin, Abdul Bari, Rachimhadhi, Trijatmo and Wiknjosastro, Gylardi


H. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo Edisi 4. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2008.

2. Moeloek, F A, et al. Standar Pelayanan MEdik Obstetri dan Ginekologi.


Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, 2006.

3. Sjamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta : EGC, 1998.

4. World Health Organization. Cancer Country Profile: Indonesia. s.l. : World


Health Organization, 2014.

5. Gynecological Cancer in Indonesia. Aziz, M Farid. 1, Jakarta : J Gynecol


Oncol, 2009, Vol. 20. DOI:10.3802/jgo.2009.20.1.8.

6. Smith, Roger Perry. Mucinous Ovarian Cyst. [book auth.] Frank Henry
Netter, et al. Netter's Obstetric and Gynaecology 3rd edition. Philadelphia :
Elsevier, 2018.

7. Hoffman, Barbara L, et al. Williams Gynecology 3rd edition. New York : Mc


Graw Hill Education, 2016.

8. Grabosch, Shannon M. Ovarian Cysts. Medscape. [Online] Desember 20,


2018. [Cited: Mei 25, 2019.] https://emedicine.medscape.com/article/255865-
overview.
9. The ROMA (Risk of Ovarian Malignancy Algorithm) for estimating the risk of
epithelial ovarian cancer in women presenting with pelvic mass: is it really
useful? Montagnana, Maria, et al. 3, s.l. : Clinical Chemistry and Laboratory
Medicine, 2011, Vol. 49.

10. Risk of Malignancy Index (RMI) in Evaluation of Adnexal Mass. Rujuta,


Javdekar and Nandita, Maitra. 2, India : The Journal of Obstetrics and
Gynecology of India, 2015, Vol. 65.

11. American College of Obstetricians and Gynaecologists. Committee


Opinion No. 477: The Role of the Obstetrician-Gynaecologist in the Early
Detection of Epithelial Ovarian Cancer. Washington DC : Obstet Gynecol, 2011.
1074-861X.

12. —. Committee Opinion No. 716: The Role of the Obstetrician-Gynaecologist


in the Early Detection of Epithelial Ovarian Cancer in Women at Average Risk.
Washington DC : Obstet Gynecol, 2017.

13. Green, Andrew E. Ovarian Cancer. Medscape. [Online] Medscape, October


25, 2018. [Cited: May 30, 2019.] https://emedicine.medscape.com/article/255771-
overview#a6.

Anda mungkin juga menyukai