Oleh:
Ivana Christy Nainggolan
18014101055
Masa KKM 15 April 2019 – 23 Juni 2019
Supervisor Pembimbing
dr. Bismarck J. Laihad, Sp.OG(K)
Oleh :
Ivana Christy Nainggolan
18014101055
Telah dikoreksi, dibacakan dan disetujui pada tanggal Mei 2019 untuk
memenuhi syarat tugas Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Obstetri dan
Ginekologi FK UNSRAT Manado
Koordinator Pendidikan
Bagian Obstetri dan Ginekologi Supervisor Pembimbing
FK UNSRAT Manado
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. IDENTITAS PASIEN...................................................................................4
B. ANAMNESIS...............................................................................................5
C. PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................6
D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI................................................................7
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................7
F. RESUME MASUK.......................................................................................9
G. DIAGNOSIS KERJA..................................................................................10
H. SIKAP.........................................................................................................10
I. FOLLOW UP..............................................................................................10
J. LAPORAN OPERASI................................................................................12
K. FOLLOW UP POST-OPERASI.................................................................14
BAB IV PENUTUP...............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
BAB I PENDAHULUAN
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh dimana saja dan jenisnya beragam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang
paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus
menstruasi normal.[ CITATION Sai08 \l 1033 ]
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan silent killer. Karena seringkali penderita tidak ada merasakan
gejala apapun dan kebanyakan ditemukan pada fase yang lanjut. [ CITATION
Moe06 \l 1033 ]
Topik Kista Ovarium menarik untuk dibahas karena sebagian besar pasien
dengan kista ovarium berada dalam kondisi asimptomatik dan baru dapat
didiagnosis secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan USG atau sedang
dalam operasi sectio caesaria.
A. IDENTITAS PASIEN
- Nama : Ny. PM
- Usia : 27 tahun
- Pekerjaan : Pegawai Swasta
- Agama : Kristen Prostestan
- Pendidikan : Tamat Sarjana
- Alamat : Laikit Jaga I, Dimembe, Minahasa Utara
- MRS tanggal : 22 April 2019 (rawat inap)
- No. RM : 56.63.30
B. ANAMNESIS
Keluhan utama : Perut membesar sejak ± 1 bulan SMRS disertai nyeri
hilang timbul sehingga sulit untuk beraktivitas.
(28 Maret 2019, pukul 10.00 di Poli Obstetri dan Ginekologi)
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Pra-esens
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 126/83 mmHg
Nadi : 104x/menit
Pernapasan : 21x/menit
Suhu badan : 36,7 C
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 161 cm
IMT : 25,1 kg/m2 (Overweight)
Kulit
Kepala
Thoraks
Abdomen
D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Inspeksi : Fluksus (-), fluor (-), vulva tidak ada kelainan
RT : Tonus otot spingter ani cekat, mukosa licin, CUT sulit dievaluasi
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tumour Markers (Prodia, 15 Maret 2019)
F. RESUME MASUK
P0A0 27 tahun datang ke Poli Obsgin tanggal 28 Maret 2019. Pasien kiriman
dari dokter spesialis dengan diagnosis P0A0 27 tahun dengan Kista Ovarium
suspek ganas. Pasien datang dengan keluhan dirasakan perut membesar sejak
±1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh merasakan nyeri
perut yang hilang timbul. Nyeri dirasakan seperti tusukan tajam selama ± 5-10
menit. Nyeri muncul tanpa factor pencetus dan muncul sewaktu-waktu.
Riwayat keputihan, perdarahan jalan lahir dan penurunan berat badan
disangkal. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 126/83 mmHg, frekuensi nadi
104x/menit, frekuensi napas 21x/menit, dan suhu badan 36,7oC. Hasil Risk of
Malignancy Indeks: 547,5.
G. DIAGNOSIS KERJA
H. SIKAP
1. Konseling informed concent
2. Rencana Laparatomi VC 24 April 2019
3. Sedia darah
4. Persetujuan operasi
5. Observasi tanda-tanda vital
6. Periksa EKG dan X-Foto Thorax
7. Kontrol kembali ke Poli Obsgin tanggal 10 April 2019
I. FOLLOW UP
S Perut membesar
Status Pre-Operasi:
Jalannya Operasi:
Dilakukan insisi di Linea Mediana, diperdalam lapis demi lapis hingga tampak
fascia. Fascia dijepit dengan 2 klem kocher, digunting diperlebar keatas dan
kebawah. Otot disisihkan ke kiri dan ke kanan. Peritonium dijepit dengan 2 pinset,
setelah yakin tidak ada jaringan usus dibawahnya, digunting kecil diperlebar
keatas dan kebawah. Setelah peritoneum dibuka dilakukan eksplorasi.
Eksplorasi tampak cairan ascites dihisap ± 100 cc. Cairan ascites berwarna
kuning-kemerahan. Cairan dibawa untuk diperiksa sitologi.
Eksplorasi lanjut, dinding peritoneum teraba licin. Tampak kista berasal dari
ovarium kiri, melekat dengan tuba kiri dan dinding belakang uterus. Ukuran kista
± 20x20 cm, permukaan berbenjol-benjol. Dilakukan dekompresi kista. Keluar
cairan ± 800 cc. Cairan kista musin.
Eksplorasi lanjut, uterus bentuknya normal. Tuba kanan normal. Ovarium kanan
normal.
Diputuskan untuk dilakukan Salphingoovorektomi Sinistra dan Adhesiolisis.
Jaringan tuba kiri dan ovarian kiri dikirim untuk pemeriksaan VC. Hasil VC:
Kista Serosum Musinosum Tumor Ovarium Borderline.
Cavum abdomen dicuci dengan aquadest ± 750 cc. Kontrol perdarahan (-).
Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. Peritonium dijahit jelujur dengan
benang Chromic Catgut tapper. Otot dijahit simpul dengan Chromic Catgut 2/0
tapper. Fascia dijahit jelujur dengan Safil Nol tapper. Lemak dijahit jelujur
dengan Plain Catgut No. 0 tapper. Kulit dijahit subkutikuler dengan Safil 2/0
cutting. Luka operasi ditutup. Operasi selesai.
Perdarahan : 200 cc
K. FOLLOW UP POST-OPERASI
24 April 2019
Hematologi (Laboratorium 24 April 2019)
Etiologi dari kista ovarium tidak ketahui. Faktor resiko dari kista ovarium
adalah:[ CITATION Smi18 \l 1033 ][ CITATION Hof16 \l 1033 ]
Riwayat keluarga pernah terkena penyakit yang sama
Endometriosis
Diet tinggi lemak
Nulipara
Menarche dini dan menopause lama
Usia lanjut dan Ras kulit putih
Pelvic inflammatory disease
Pada kasus ini pasien belum mempunyai anak. Pasien juga menarche dini,
yaitu pada usia 13 tahun. Sebelumnya juga pasien mengaku bahwa tantenya
memiliki riwayat penyakit yang sama, yaitu kista ovarium. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa pasien sudah memiliki 3 faktor resiko kista ovarium.
Kista ovarium biasa tidak ditandai dengan gejala yang spesifik. Namun
pasien bisa jadi mengeluhkan perut membesar karena pembesaran kista dan juga
nyeri hilang timbul ataupun rasa tidak nyaman, gangguan BAB/BAK, haid yang
irregular. Terkadang nyeri yang timbul bisa menjadi tajam yang sangat hebat jika
terjadi torsi kista maupun rupture kista.[ CITATION Gra18 \l 1033 ] Pada kasus ini
pasien mengeluhkan perut membesar dan adanya nyeri hilang timbul saat
beraktivitas tanpa faktor pencetus. Hal ini bisa berhubungan dengan penekanan
kista ke organ sekitar sehingga menimbulkan rasa kurang nyaman dan terkadang
nyeri pada abdomen. Pada pemeriksaan abdomen perut terlihat cembung. Pada
palpasi teraba massa setinggi ½ pusat-proc. xyphoideus. Nyeri tekan abdomen
dapat positif.
Pada kasus ini tidak dapat dilakukan pemeriksaan Inspekulo dan Vaginal
Touche karena pasien belum menikah. Pemeriksaan Rektal Touche dilakukan
namun corpus uteri sulit dievaluasi.
Pada kasus ini terdapat hasil pemeriksaan penanda tumor CA-125 dan
HE4 yang tinggi. Skor ROMA (Risk of Ovarian Malignancy Algorithm) pada
pasien ini adalah 27,49% mengindikasikan adanya resiko tinggi keganasan.
[ CITATION Mon11 \l 1033 ] Hasil RMI (Risk of Malignancy Index) adalah 541,5.
Risk of malignancy Index (RMI) adalah integrasi dari pemeriksaan kadar serum CA125,
status menopause penderita, dan temuan ultrasonografi. Algoritme RMI diperkenalkan
pertama kali oleh Jacobs tahun 1990. RMI dihitung dengan formula (RMI = U
(ultrasonografi skor) x M (menopause status) x serum CA125 (U/ml). Temuan
ultrasonografi diklasifikasikan berdasar atas ada atau tidaknya lesi kistik multilokular,
bagian padat, lesi bilateral, ascites dan metastasis intraabdominal. Bila tidak terdapat
gambaran USG di atas maka diberi nilai 0, bila hanya tampak satu gambaran saja diberi
nilai 1, apabila tampak lebih dari satu diberi nilai 3. Menopause status diberikan nilai 1
untuk premenopause dan nilai 3 bila postmenopause. Postmenopause ditetapkan apabila
wanita riwayat amenore lebih dari satu tahun atau wanita umur lebih dari limapuluh tahun
bila sudah dilakukan operasi histerektomi. Premenopause adalah wanita selain yang
disebutkan sebagai postmenopause. Kadar CA125 dinyatakan sesuai dengan nilai absolut
yang didapatkan dalam satuan U/ml. Dengan cut off value 200, digunakan untuk
membedakan antara tumor ovarium yang jinak dan ganas, dengan sensitivitas 87% dan
spesifisitas 97%. Penderita dengan skor RMI >200 mempunyai kemungkinan 42 kali
mengarah kanker ovarium dan skor RMI <200 0,15 kali. RMI pada pasien ini >200
yang mengindikasikan bahwa pasien ini beresiko tinggi ke keganasan. [ CITATION
Ruj15 \l 1033 ]
Karena pada kasus ini hasil pemeriksaan tumor marker CA-125 tinggi, dan
skor ROMA dan skor RMI tinggi, mengindikasikan bahwa pasien ini termasuk
kedalam kategori resiko tinggi keganasan. Jika pasien memiliki resiko keganasan
rendah dan ukurannya kecil cukup dengan observasi kista selama 1-2 bulan dan
pengobatan dengan obat kontrasepsi oral, diharapkan kista menghilang dengan
sendirinya. [ CITATION Gra18 \l 1033 ] Namun jika kista berukuran besar (> 10 cm)
disertai dengan gejala perut kurang nyaman dan ascites, maka direkomendasikan
untuk dilakukan laparoskopi atau laparotomy. Pada pasien ini skor ROMA dan
RMI terhitung tinggi dan ukuran kista besar, maka direkomendasikan untuk
dilakukan laparotomy eksplorasi karena dicurigai adanya keganasan, dan ingin
mencari tau apakah adanya invasi atau gangguan ke organ sekitarnya.
Pada kasus ini, pasien memenuhi kriteria kedua dan ketiga. Maka dari itu
dilakukan juga laparatomi eksplorasi dan juga mencurigai adanya keganasan. Saat
dibuka tampak kista berasal dari ovarium kiri, melekat dengan tuba kiri dan
dinding belakang uterus. Ukuran kista ± 20x20 cm, permukaan berbenjol-benjol.
Jika sudah pernah terkena kista ovarium pada sisi unilateral, akan ada
kecenderungan untuk terkena lagi pada ovarium lain. Pada pasien postmenopause
kedua ovarium diangkat untuk menghindari adanya kista ovarium dikemudian
hari. Namun pada pasien premenopause, perlu dipertimbangkan untuk
mempertahankan fungsi reproduksi dan hormonal, sehingga hanya dilakukan
kistektomi ataupun ovorektomi unilateral saja, sedangkan ovarium lain dibiarkan
tetap intak.[ CITATION Hof16 \l 1033 ] Pada kasus ini dilakukan
salphingoovorektomi dikarenakan adanya perlekatan kista pada tuba. Skor RMI
dan ROMA juga tinggi sehingga dicurigai adanya keganasan, sehingga tuba juga
diangkat. Namun pasien ini masih dalam usia produktif sehingga ovarium lain
tetap dipertahankan, selama ovarium tersebut masih normal.
BAB IV PENUTUP
3. Sjamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta : EGC, 1998.
6. Smith, Roger Perry. Mucinous Ovarian Cyst. [book auth.] Frank Henry
Netter, et al. Netter's Obstetric and Gynaecology 3rd edition. Philadelphia :
Elsevier, 2018.