LAPORAN KASUS
Fibroadenoma Mammae Sinistra
diajukan guna melengkapi tugas portofolio
Disusun oleh:
Yanuar Janatun Na’im, dr
LAPORAN KASUS
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PERIODE 13 OKTOBER 2019–13 OKTOBER 2020
RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG
i
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
Mayoritas tumor payudara adalah lesi jinak, lesi maligna hanyalah 20% dari
semua tumor payudara. Kejadian kelainan jinak ini dimulai usia remaja hingga
dewasa lanjut. Tipe histologi yang paling banyak dialami pada usia produktif
adalah fibroadema. fibroadenoma atau fibroadenoma mammaee (FAM) adalah
suatu bentuk tumor payudara jinak dengan ciri benjolan berbenyuk bulat dengan
batas tegas dan memiliki konsistensi yang kenyal. Tumor ini dapat dipengaruhi
iii
oleh hormone, oleh karena itu timor ini dapat memebesar pada masa kehamilan
atau menstruasi.
iv
BAB I
KASUS
1.2 Anamnesis
Keluhan Utama : Benjolan pada payudara kiri sejak 3 bulan yang lalu
1
Pasien mengatakan keluhan ini baru pertama kali dirasakannya. Pasien
menyangkal terdapat riwayat batuk lebih dari 2 minggu, berkeringat pada
malam hari, serta penurunan berat badan. Pasien menyangkal terdapat riwayat
benjolan di tempat lain sebelumnya seperti dileher, ketiak ataupun lipat paha.
Pasien menyangkal memiliki riwayat benturan ataupun luka pada derah
payudaranya.
Diketahui bahwa ibu dan nenek pasien memiliki keluhan yang sama dan
sudah dioperasi untuk pengangkatan benjolan tersebut dengan hasil biopsi
tumor jinak. Pasien belum menikah dan belum memiliki seorang anak. Pasien
mengatakan siklus menstruasi suka terganggu dan memanjang tiap bulannya.
Pasien menyangkal adanya riwayat kebiasaan merokok.
Kesadaran : Komposmentis
Tanda vital :
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+)
isokor
THT
Telinga : sekret tidak ada, pendengaran menurun tidak ada
2
Hidung : sekret tidak ada
Tenggorokan : tonsil T1/T1, hiperemis(-), faring hiperemis(-)
Leher: jejas(-)
JVP : tidak meningkat
KGB : tidak ditemukan pembesaran
Thoraks : Gerak simetris, jejas(-)
Cor :S1S2tunggal, regular, murmur (-)
Status Lokalis :
Bentuk : Irregular, kenyal, mobile, Nyeri tekan (+) berukuran kurang lebih 8cm
x 5cm x 2cm
Ulkus (-), Eritema (+), Darah (-), Pus (-), Peau de orange (-), Retraksi kulit (-),
Retraksi putting (-)
3
Leukosit: 10.000/mm3
Trombosit: 311000/mm3
CT: 8’
BT: 2’
1.6 Penatalaksanaan
1.8 Diagnosis
Fibroadenoma mammaee sinistra
4
1.9 Follow Up Pasien
29/10/19 30/10/19
POD 0 POD 1
S:Nyeri pada daerah operasi S: Nyeri minimal pada
daerah operasi
O:KU Cm
O: KU Cm
TD 120/80 mmhg
TD 120/80 mmhg
N 79bpm regular, equal isi
penuh N 79bpm regular, equal isi
penuh
T 36,5 C
T 36,5 C
RR 19x/m
RR 19x/m
Status Lokalis
Status Lokalis
A/r mammaee sin
A/r mammaee sin
terpasang verban, rembesan
darah (-), rembesan Pus (-) terpasang verban, rembesan
darah (-), rembesan Pus (-)
A: Post Op BE ec Tumor
mammaee sinistra ec A: Post Op BE ec Tumor
Fibroadenomammaee sin mammaee sinistra ec
Fibroadenomammaee sin
P:
P:
- Tidak puasa
-BLPL
- Diet Nasi
- kontrol 7 hari pasca
- Jika infus Habis aff infus perawatan
- Cefadroxil 2x500mg Th pulang
- As. Mefenamat 3x500mg -Cefadroxil 2x500mg
- omeprazole 1x20mg - As. Mefenamat 3x500mg
- omeprazole 1x20mg
1.11 Prognosis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Potongan sagital mammaee dan dinding dada sebelah depan
6
Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus. Lobus-lobus ini beserta
duktusnya adalah kesatuan dalam anatomi. Antara fascia superficial dan jarigan
bagian dalam terdapat ruang retromammaery (submammaery) yang mana kaya
akan limfatik.
Lobus-lobus parenkim beserta duktusnya tersusun secara radial berkenaan
dengan posisi dari papilla mammaee, sehingga duktus berjalan sentral menuju
papilla seperti jari-jari roda berakhir secara terpisah di puncak dari papilla.
Segmen dari duktus dalam papilla merupakan bagian duktus yang tersempit. Oleh
karena itu, sekresi atau pergantian sel-sel cenderung untuk terkumpul dalam
bagian duktus yang berada dalam papilla, mengakibatkan ekspansi yang jelas dari
ductus, isinya dinamakan lactiferous sinuse yang merupakan satu-satunya tempat
untuk menyimpan ASI.
7
Gambar 2.3 Menunjukan aliran darah menunju mammaee
Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan vena intercostals 3-5 mengalirkan
darah dari kelenjar mammaee.
Vena aksilaris terbentuk dari gabungan vena brachialis dan vena basilica,
terletak di medial atau superficial terhadap arteri aksilaris Setelah vena ini melewati
tepi lateral dari iga pertama, vena ini menjadi vena subclavia. Di belakang, vena
intercostalis berhubungan dengan sistem vena vertebra dimana masuk vena azygos,
hemiazygos, dan accessory hemiazygos, kemudian mengalirkan ke dalam vena
cava superior. Ke depan, berhubungan dengan brachiocephalica. Melaui jalur
kedua jalur pertama, metastasis ca mammaee dapat mencapai paru-paru.
8
Gambar 2.4. Diagram potongan frontal mammaee kanan menunjukkan jalur
drainase vena.
Sedangkan, sistem limfatik payudara terdiri dari pleksus subareola dan pleksus
profunda. Pleksus subareola mencakup bagian tengah payudara, kulit, areola dan
puting yang akan mengalir kearah kelenjar getah bening pektoralis anterior dan
sebagian besar ke kelenjar getah bening aksila. Pleksus profunda mencakup daerah
muskulus pektoralis menuju kelenjar getah bening rotter, kemudian ke kelenjar
getah bening subklavikula atau route of Grouzsman, dan 25% sisanya menuju
kelenjar getah bening mammaria interna.
9
saraf otonom. Pada prinsipnya inervasi mammaee berasal dari N. intercostalis IV,
V, VI dan cabang dari plexus cervicalis. Mammaee dipersarafi oleh nervus
intercosta 2-6, dengan cabang-cabangnya melewati permukaan kelenjar. 2 cabang
mammaee dari nervus kutaneus lateral keempat juga mempersarafi papilla
mammaee.
10
Perubahan ketiga terjadi saat hamil dan menyusui. Saat itu payudara
membesar karena epitel duktus lobul dan alveous berproliferasi dan tumbuh
duktus baru.
Tumor pada payudara adalah suatu benjolan yang terdapat pada payudara yang
berasal dari jaringan pada payudara. Tumor pada payudara terdapat dua jenis, yakni
tumor jinak dan ganas. Terdapat perbedaan antara tumor jinak dan ganas,
diantaranya :
Tumor ganas pada payudara biasanya kita dengar dengan sebutan carcinoma
mammae. Sedangkan tumor jinak payudara terdapat beberapa jenis, yakni;
1. Kista mammae
2. Fibroadenoma mammae
3. Galactocele
4. Tumor filoides
5. Papiloma intraductus
6. Ductus ectasia
7. Adenosis sclerosis
11
8. Mastitis
9. Nekrosis lemak
2.4 Fibroadenomamammae (FAM)
Definisi
Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak payudara yang paling
sering terjadi pada wanita, yang berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk
benjolan yang dapat digerakkan. Terjadi peningkatan aktivitas estrogen secara
absolut maupun relatif sehingga memberikan kontribusi untuk perkembangannya,
dan memang lesi serupa mungkin muncul dengan perubahan fibrokistik
(fibroadenomatoid changes). Secara makroskopis irisannya tampak tumor jaringan
payudara bentuk bulat oval, putih keabuan, ukuran bervariasi, berbatas jelas,
padat, kenyal, mobile.
Kejadian FAM biasanya terjadi pada usia muda, umumnya pada usia 15-25
thn, karena pada usia tersebut, hormone estrogen sedang di produksi secara
massive. Sedangkan kejadian FAM pada usia di atas 50 thn terjadi < 5% terjadi.
Hal ini pun menunjukan teori hormonal menjadi penyebabnya.
PENYEBAB GANGGUAN
1. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2. Genetik : riwayat neoplasma payudara dlm keluarga
3. Faktor-faktor predisposisi :
a. Usia : < 30 tahun
12
b. Jenis kelamin
c. Hereditas
d. Diet
e. Lesi prekanker
Gejala
Secara makroskopik, tumor dapat bersimpai, berwarna putih keabu-abuan,
pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal. Terdapat bagian
yang menonjol ke permukaa. Ada penekanan pada jaringan sekitar sehingga hal
ini lah yang kadang menimbulkan nyeri. Memiliki kapsul dan soliter, benjolan
dapat digerakkan dan pertumbuhannyapun cenderung lambat.
13
Klasifikasi
a. Intracanalicular FAM
FAM yang dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung
serat jaringan epitel. Jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak
sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen
yang sempit atau menghilang.
b. Pericanalicular FAM
FAM yang menyerupai kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel
pada satu atau banyak lapisan. Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong
dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
Secara jenisnya FAM dapat terbagi lagi menjadi 3 jenis, yakni;
1. Common FAM
2. Giant FAM
3. Juvenile FAM
Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada
masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat
sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga
kelainan ini sering digolongkan ke dalam kategori mammary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang
berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran
histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi
kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang
berbeda.
Diagnosis
FAM dapat didiagnosis dengan 3 cara yaitu:
1. Pemeriksaan fisik
2. Mammografi / ultrasound
3. FNA
14
Gambar 2.9 tabel diagnosis Fibroadenomammammae
15
Pemeriksaan Penunjang
• Mamografi
Mamografi dapat dilakukan sebagai tambahan untuk pemeriksaan fisik
dalam mengevaluasi benjolan payudara atau sebagai alat skrining.
Mamografi umumnya tidak bermanfaat pada wanita yang lebih muda dari
35 tahun. Ultrasonografi mungkin berguna dalam mengevaluasi benjolan
pada perempuan muda ini. Mamografi biasanya dianjurkan sebagai bagian
dari evaluasi pada wanita berusia lebih dari 35 tahun yang memiliki massa
payudara, untuk membantu mengevaluasi massa dan untuk mencari lesi
lainnya. Adalah kesalahan mengandalkan hasil mammogram negatif
apabila secara klinis dicurigai adanya benjolan. Temuan mamografi yang
mengesankan kanker termasuk peningkatan densitas, batas ireguler,
spiculation, dan mikro kalsifikasi berkerumun tidak teratur. Bulat, lesi
padat pada mamografi mungkin mempresentasikan lesi
kistik. Ultrasonografi sering dapat mengesankan suatu lesi kistik, dan
aspirasi jarum dapat menegaskan hal ini.
Ultrasonography (USG)
Ultrasonografi tidak memiliki peran tunggal atau kajian awal dalam
skrining untuk kanker payudara. Namun, sangat berguna untuk
mengevaluasi benjolan payudara dan dalam mendefinisikan lebih lanjut
16
kelainan dari mammografi. Hal ini terutama berguna pada wanita yang
lebih muda dari 35 tahun, ketika massa yang terdeteksi pada skrining
mamografi tetapi tidak teraba, ketika seorang pasien menolak aspirasi pada
sebuah massa, dan jika massa terlalu kecil atau terlalu dalam untuk aspirasi.
Risiko kanker adalah rendah jika sebuah simple cyst ditemukan pada
USG. Sebuah penelitian tidak menemukan kanker pada 223 kista. Namun,
beberapa ahli merekomendasikan bergerak langsung ke aspirasi jarum
halus jika simple cyst ditemukan di lokasi yang teraba massa. Dalam
pengalaman peneliti, hanya menemukan satu kanker dalam suatu "simple
cyst" yang dicatat oleh USG; " kista "adalah berukuran 2 cm, baru, dan
teraba oleh pasien dan dokter, dan hal itu dibenarkan berdasarkan aspirasi.
17
Kombinasi pemeriksaan fisik, mamografi, dan biopsi aspirasi jarum halus
untuk mendiagnosis benjolan yang teraba disebut sebagai triple diagnosis. Ada
sensitivitas yang sangat baik (99%) dan spesifisitas (99%) dengan pendekatan
ini. Jika salah satu dari tiga modalitas mengesankan kanker, biopsi eksisi adalah
dibenarkan
Terapi
18
jaringan di bawah ketiak. Ulangi cara ini pada payudara yang sebelah. Bila
Anda melakukannya saat mandi, sabun dan air membuat kulit licin hingga
mampermudah pemeriksaan. Periksa apakah ada benjolan yang tidak
lenyap atau tidak berubah. Benjolan yang abnormal bisa muncul tiba-tiba
dan menetap. Benjolan ini berbeda-beda bentuk dan kekerasannya dan
kadang terasa keras dengan tepi yang tidak teratur. Kadang benjolan itu
berupa penebalan jaringan tanpa garis batas yang jelas. Ingat, benjolan
kanker biasanya tidak terasa sakit.
19
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien Ny. NMZ, usia 16 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
payudara kiri sejak 3 bulan SMRS. Benjolan muncul secara tiba tiba. Benjolan
awalnya berukuran kurang lebih sebesar telor puyuh, benjolan semakin lama
semakin membesar hingga saat ini benjolan sudah sebesar telor ayam. Benjolan
dirasakan terus menerus. Keluhan ini juga disertai nyeri pada benjolan. Pada
pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal dan ditemukan benjolan pada
payudara kiri sebesar tel;ur ayam dengan benjlan terfiksir berbatas tegas dan sedikit
menimbulkan nyeri ketika ditekan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil
benjolan tersebut merupakan tumor jinak fibroadenoma mammae.
20
DAFTAR PUSTAKA
3. Moore Keith L., Dalley Arthur F., Agur Anne M.R.. 2014. Clinically Oriented
Anatomy. 7th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins
5. Cohen S.M, Aft R.L, and Eberlein T.J. 2002. Breast Surgery. In: Doherty G.M
et all, ed. The Washington Manual of Surgery. Third edition. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins. p 40.
21