Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SWOT

PERUBAHAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS)


DI WILAYAH PUSKESMAS SUPPA KECAMATAN SUPPA
KABUPATEN PINRANG

Dosen Pengampu : Dr. Henni Zainal, S.Pd, M.Pd

NA’MAL SALEH
P2MK190104013

NA’MAL SALEH
P2MK190104013

PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2020
ANALISIS SWOT

Puskesmas Suppa merupakan salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
di Kabupaten Pinrang memiliki beberapa program kegiatan kesehatan masyarakat. Salah satu
program upaya kesehatan masyarakat esensial yaitu Promosi Kesehatan (Promkes) yang
kegiatannya antara lain adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah
tangga. Ada beberapa indikator PHBS didalamnya, salah satunya adalah perubahan perilaku
Buang Air Besar Sembarang tempat (BABS) menjadi Buang Air Besar di jamban
sehat/memenui syarat.
Untuk mengukur keberhasilan Puskesmas secara umum dan keberhasilan suatu
program secara khusus, maka Puskesmas melakukan pengukuran kinerja baik internal
maupun eksternal, selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing
perspektif sebagai Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan
Ancaman (Threat) yang dimiliki Puskesmas yang disebuat sebagai analisis SWOT.
Analisis SWOT dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif.
1. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Perhitungan dengan pendekatan kuantitatif analisis SWOT dimaksudkan untuk
mengetahui posisi program PHBS Puskesmas Suppa terkait Perilaku BAB Sembarangan
yang dapat diketahui dengan melihat tabel perhitungan dan diagram Cartesius SWOT
berikut :
Tabel. 1
Perhitungan SWOT dengan Pendekatan Kuantitatif

Faktor Internal
No Bobot Rating Skor Keterangan
Strength (Kekuatan)
Dukungan Seksi Promkes dan Koordinasi dan informasi
1 0,10 4 0,40
Kesling Dinkes Pinrang kegiatan PHBS terjalin
Komitmen Pemkab Pinrang
Ada SK Bupati Pinrang terkait
menjadi Kabupaten ODF (Open
2 0,15 4 0,60 PHBS dan STBM (Sanitasi
Defecation Free) atau Stop BAB
Total Berbasis Masyarakat)
sembarangan
Inovasi “Gertak Sayang JK”
Terbentuk Tim Pengurus
3 (Gerakan Serentak Sayang Jamban 0,10 4 0,40
melalui SK Camat Suppa
Keluarga)
Kader kesehatan/Tim penyuluh Terbentuk di setiap
4 0,10 3 0,30
kesehatan desa/kelurahan
Media informasi promosi hygiene Tersedia media poster, brosur,
5 0,05 2 0,10
sanitasi leaflet, flayer, dll
6 Anggaran APBN/APBD bidang 0,10 2 0,20 Tersedia alokasi dana desa
kesehatan terkait sanitasi
lingkungan/pembangunan
jamban (Permendes PDTT No.
19 Thn 2017)
Total 0,60 2,00
No Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor Keterangan
Perda tentang Stop BAB Belum ada regulasi khusus
1 0,10 3 0,30
sembarangan Regulasi masih bersifat umum
Perilaku higienis dan kesadaran Sebagian besar masyarakat tidak
2 0,10 3 0,30
masyarakat CTPS setelah BAB
Kurangnya frekuensi
3 Keaktifan kader kesehatan 0,05 3 0,15 penyuluhan PHBS khususnya
perilaku BABS oleh kader
Pengetahuan kader ttg
Pemanfaatan media promosi
4 0,05 2 0,10 pemanfaatan & penggunaaan
hygiene sanitasi
media masih terbatas
Anggaran desa untuk sektor
sanitasi tidak setiap tahun dan
5 Alokasi anggaran/dana 0,10 2 0,20
jumlah jamban yang dibangun
terbatas
Total 0,40 1,05
Selisih Total Skor (S) – Total Skor (W) 0,95
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor Keterangan
Opportunity (Peluang)
Kebijakan Inpres No.1 Thn
1 Program nasional yang mendukung 0,10 4 0,40
2017 Ttg GERMAS
Terbentunya MOU/Perjanjian
Kerjasama dengan pihak swasta
Kerjasama PKM Suppa dan PT.
2 melalui program CSR (Corporate 0,15 4 0,60
PJB Service-Unit PLTD Suppa
Social Responsibility)
terkait bantuan jamban
Terpilihnya Kab. Pinrang
Penghargaan STBM (Sanitasi
sebagai Kab. Stop BABS,
3 Total Berbasis Masyarakat) 0,15 4 0,60
Inovasi STBM terbaik &
Tingkat Nasional
Sanitarian Puskesmas terbaik
Teknologi Tepat Guna (TTG) Tersedia seri pilihan jamban
4 0,10 3 0,30
sanitasi sesuai kondisi wilayah
Terbentuknya relawan sanitasi
5 Relawan Sanitasi/Natural Leader 0,05 3 0,15
saat pemicuan Stop BABS
Tersedia lahan masyarakat yang
6 Pemanfaatan lahan 0,05 2 0,10 belum digunakan/dimanfaatkan
untuk bangun jamban
Total 0,60 2,15
No Threat (Ancaman) Bobot Rating Skor Keterangan
Pengambil kebijakan belum
menganggap masalah promosi
1 Issu Promosi Hygiene Sanitasi 0,05 2 0,10
hygiene sanitasi sebagai issu
yang strategis
Kurang aktifnya Natural Leader
Keaktifan Relawan
2 0,05 2 0,10 setelah status desa/kel ODF
Sanitasi/Natural Leader
tercapai
Masih ada masyarakat yang
3 Bantuan/Subsidi Pemerintah 0,10 3 0,30 mengharapkan bantuan/subsidi
jamban dari pemerintah
Kesadaran masyarakat masih
4 Perilaku BAB Sembarangan 0,10 3 0,30 kurang, masih ada yang BABS
pasca desa ODF
Masih rendahnya budaya malu,
5 Sosial Budaya 0,10 3 0,30 harga diri, rasa jijik, berdosa
dan takut sakit pasca pemicuan
Total 0,40 1,10
Selisih Total Skor (O) – Total Skor (A) 1,05
O

W S

T
Gambar 1. Diagram Cartesius SWOT

Grafik di atas menunjukkan bahwa posisi Program PHBS Puskesmas Suppa terkait
perubahan perilaku Buang Air Besar (BAB) Sembarangan berada pada kuadran I (0,95;1,05)
dimana program tersebut merupakan kegiatan yang baik dan berpeluang, sehingga strategi
yang harus dilakukan adalah progresif, artinya Puskesmas Suppa dalam kondisi prima dan
mantap, sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan atau membuat kegiatan-
kegiatan inovasi, memperkuat advokasi, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat untuk
meraih kemajuan secara maksimal.
Namun demikian, jika perhitungan tersebut dianalisis lebih lanjut dapat diuraikan
beberapa hal yang berhubungan dengan SWOT perubahan perilaku BAB Sembarangan di
wilayah Puskesmas Suppa sebagai berikut :
a. Hasil analisis faktor internal  berupa kekuatan dengan total skor 2,00 bisa dikatakan angka
yang masih kurang untuk katergori kekuatan dari skala 1 s/d 4 (kekuatan besar = 4,
kekuatan kecil =1). Sedangkan total skor kelemahan 1,05 adalah angka yang cukup besar
untuk kategori kelemahan (Kelemahan besar = 1, Kelemahan kecil = 4). Selisih skor S dan
T ini tidak jauh hanya 0,95 (outstanding = 4, poor = 1). Hal ini dapat dijadikan acuan bagi
pihak Puskesmas untuk menetapkan kebijakan kebijakan yang baru dan lebih kreatif guna
meningkatkan poin kekuatan sehingga jauh diatas poin kelemahan.
b. Pada analisis faktor eksternal mempunyai total skor peluang 2,15. Angka ini jika dilihat
dari skala 1 – 4 belum bisa dikatakan cukup (Peluang besar = 4, Peluang kecil = 1). Hal ini
dapat dijadikan motivasi bagi Puskesmas untuk lebih cerdas dalam memanfaaatkan
peluang yang ada dan mencari peluang lain dalam rangka memajukan program Promosi
Kesehatan Puskesmas. Sedangkan pada total skor ancaman 1,10 ini adalah angka yang
cukup besar untuk skala kategori ancaman (Ancaman besar = 1, Kelemahan kecil = 4),
dimana antara peluang dan ancaman hanya beselisih 1,05 (outstanding = 4, poor = 1)
artinya masih banyak yang harus diusahakan untuk merubah perilaku BAB Sembarangan
di wilayah Puskesmas agar total skor peluang bisa jauh lebih besar daripada total skor
ancaman.
Berdasarkan analisis kuantitatif dengan melihat skor masing-masing S, W, O dan T di
atas, menunjukkan bahwa Perilaku BAB Sembarangan di wilayah Puskesmas Suppa masih
banyak hal yang harus diperbaiki guna memperoleh keadaan yang stabil sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk kemajuan program Promosi Kesehatan Puskesmas.
2. Pendekatan Kualitatif Analisis SWOT
Analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif dapat dilihat pada tabel analisis strategi
SWOT berikut :

Tabel. 2
Analisis Strategi SWOT dengan Pendekatan Kualitatif

Strength (S) / Kekuatan Weakness (W) / Kelemahan


INTERNAL 1. Dukungan seksi promkes 1. Perda tentang perilaku
& kesling dinkes pinrang BAB Sembarangan
2. Komiten pemkab 2. Perilaku higienis dan
pinrang menjadi kabupaten kesadaran masyarakat
ODF 3. Keaktifan kader
3. Inovasi “Gertak Sayang kesehatan
JK” 4. Pemanfaatan media
4. Kader kesehatan/tim promosi hygiene sanitasi
penyuluh 5. Alokasi anggaran/dana
EKSTERNAL 5. Media informasi promosi desa
hygiene sanitasi
6. Anggaran APBN/APBD
bidang kesehatan
Opportunity (O) /Peluang Strategi SO : Strategi WO :
1. Program Nasional yang 1. Meningkatkan dukungan 1. Membuat Perda khusus
mendukung kerjasama lintas program & tentang perilaku Stop BAB
2. Kerjasama dengan pihak lintas sektor Sembarangan
swasta/CSR 2. Melakukan advokasi dan 2. Meningkatkan frekuensi
3. Penghargaan STBM komunikasi intensif pada penyuluhan promosi
Tingkat Nasional pihak swasta/CSR Hygiene Sanitasi (HS)
4. Teknologi Tepat Guna 3. Meningkatkan kinerja tim untuk merubah perilaku
(TTG) sanitasi pengurus & anggota “Gertak BABS
5. Relawan sanitasi/Natural Sayang JK” untuk 3. Pelatihan kader kesehatan
leader mempertahankan STBM ttg penggunaan dan
6. Pemanfaatan lahan award pemanfaatan media promosi
4. Menggalang kerjasama HS
dengan kader kesehatan/tim 4. Pemilihan opsi jamban
penyuluh & natural leader sederhana dan murah
dengan pemanfaatkan media dengan TTG sanitasi dengan
informasi promosi hygiene memanfaatkan sumber daya
sanitasi yang tersedia di lokal
Puskesmas 5. Memperkuat peran Natural
5. Advokasi dengan kades/lurah leader
setempat untuk alokasi dana 6. Alokasikan dana desa setiap
desa dengan memanfaatkan tahun untuk sanitasi,
TTG sanitasi & pemanfaatan sehingga jumlah jamban
lahan jamban yang dibangun bertambah
Threat (T) / Ancaman Strategi ST :
Strategi WT :
1. Issu promosi hygiene 1. Advokasi &
1. Peningkatan akses /
sanitasi penggalangan dukungan
ketersediaan sarana sanitasi
2. Keaktifan relawan sosial pada sektor tentang
2. Peningkatan pengetahuan
sanitasi/natural leader dampak atau kerugian
masyarakat melalui
3. Bantuan/subsidi ekonomi & kesehatan yang
penyuluhan PHBS
pemerintah ditimbulkan akibat BAB
3. Memperkuat dukungan
4. Perilaku BAB Sembarangan
sosial secara menyeluruh
Sembarangan 2. Mengikutsertakan
termasuk natural leader dan
5. Sosial Budaya natural leader dalam setiap
tokoh masyarakat
kegiatan promosi perilaku
4. Menghilangkan persepsi
higienis
sikap & keyakinan
3. Memberdayakan
masyarakat bahwa BABS
“Sentra Produksi Sanitasi”
adalah hal yang normal
yang ada di setiap desa untuk
5. Pendekatan tokoh agama
membuat jamban yang sehat
agar menyampaikan dakwah
4. Pemberian reward bagi
tentang larangan BABS
masyarakat yang sudah
dalam Islam
berperilaku higienis
6. Melibatkan media massa
5. Refresh kegiatan
untuk selalu mem-publish
pemicuan pada masyarakat
setiap kegiatan terkait
yang masih berperilaku BAB
perubahan perilaku BABS
sembarangan untuk memicu
rasa malu, jijik, berdosa dan
takut sakit

Dengan adanya analisis internal dan eksternal dengan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif tersebut, diharapkan perencanaan program Promosi Kesehatan dan pelaksanaannya
khususnya kegiatan PHBS tatanan rumah tangga terkait perubahan perilaku BAB
Sembarangan dapat dilaksanakan secara konsisten, sehingga Puskesmas Suppa mampu
mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka memuaskan harapan
masyarakat dan stakeholders atau pengambil kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai