Anda di halaman 1dari 14

MATERI

MENJAGA PERILAKU BANGSA


DALAM KONTRUKSI NILAI
KEINDONESIAAN
 Rafi Muhammad Warits (C1B020048)

Anggota  Atthariq Novardibrata L (C1B020058)

Kelompok D3  Dilla Amanda Warashinta (C1B020065)

 Adinda Marcelia Prianjani (C1B020072)

 Ruby Faozan Q (C1B020080)


JUDUL
MAKALA
H
PEMBELAJARAAN DARI RASISME MAHASISWA PAPUA
DENGAN KAITAN NILAI KEINDONESIAAN
● Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan nilai keindonesiaan?

b. Bagaimana kronologi masalah rasisme mahasiswa Papua di Surabaya?

c. Bagaimana hubungan antara masalah rasisme dengan nilai keindonesiaan?


● Tujuan

a. Untuk mengetahui nilai keindonesiaan

b. Untuk mengetahui kronologi masalah rasisme mahasiswa Papua di Surabaya.

c. Untuk mengetahui hubungan antara masalah rasisme dengan nilai keindonesiaan. 


Nilai
Keindonesiaan
Nilai adalah sesuatu yang diyakini oleh individu. Hal yang diyakini individu tersebut akan
memengaruhi pola perilakunya. Baik pola perilaku dengan individu lain, masyarakat, maupun
negara. Setiap negara memiliki nilainya masing-masing, yang akan diyakini oleh seluruh
warga negara. Begitupun Indonesia memiliki satu nilai yang disebut nilai keindonesiaan .

Nilai keindonesiaan merupakan suatu nilai yang bersumber dari nilai-nilai


yang terkandung dalam pancasila.
Tiga nilai yang terkandung dalam pancasila

Nilai Dasar Nilai Instrumental Nilai Praksis


Merupakan prinsip, yang bersifat amat Nilai instrumental, yaitu suatu yaitu nilai yang terkandung dalam
abstrak, bersifat amat umum, tidak nilai yang bersifat kontekstual. kenyataan sehari-hari, berupa cara
terikat oleh waktu dan tempat, dengan Nilai instrumental merupakan bagaimana rakyat melaksanakan
kandungan kebenaran yang bagaikan penjabaran dari nilai dasar (mengaktualisasikan) nilai
aksioma. Dari segi kandungan nilainya, tersebut, yang merupakan arahan Pancasila. Nilai praksis terdapat
maka nilai dasar berkenaan dengan kinerjanya untuk kurun waktu pada demikian banyak wujud
eksistensi sesuatu, yang mencakup cita- tertentu dan untuk kondisi penerapan nilai-nilai Pancasila, baik
cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri tertentu. secara tertulis maupun tidak tertulis.
khasnya
Lima Sila Pancasila
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia dalam mengatasi
keberagaman di masyarakat Indonesia. Keberagaman yang dengan sifat tetap toleran
terhadap banyaknya perbedaan yang ada. Perbedaan bukan penghalang kita untuk bersatu
tetapi perbedaan menjadikan sebuah keberagaman untuk saling melengkapi untuk saling
mengisi satu sama lain. Pancasila sebagai dasar negara tidak menghapus perbedaan tetapi
bisa merangkum semua menjadi satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan
dalam “Bhinneka Tunggal Ika”. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang
artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Dengan perbedaan yang ada sebagai
bangsa yang berpedoman pada pancasila kita harus senantiasa menjaga agar perbedaan
tersebut tidak menjadi suatu permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Sikap yang harus
kita terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar perbedaan bisa hidup
berdampingan dan tidak menjadikan sebuah masalah yaitu sikap toleransi. Sikap toleransi
sesuai dengan pengamalan nilai pancasila sila ke 2 yang berbunyi ‘kemanusiaan yang adil
dan beradab’.
TOLERANSI INTOLERAN
Toleransi atau Toleran secara bahasa
kata ini berasal dari bahasa latin Kebalikan dari sikap toleransi yaitu ada sikap
tolerare yang berarti yang berarti intoleransi. Ada setidaknya 3 komponen intoleransi; (1)
dengan sabar membiarkan sesuatu. ketidak-mampuan menahan diri tidak suka kepada
Pengertian toleransi secara luas orang lain, (2) sikap mencampuri dan atau menentang
adalah suatu perilaku atau sikap sikap atau keyakinan orang lain, dan (3) sengaja-
manusia yang tidak menyimpang dari mengganggu orang lain. Russell Powell dan Steve
aturan, dimana seseorang Clarke dalam Religion, Tolerance and Intolerance:
menghormati atau menghargai setiap Views from Across the Disciplines, bahkan
tindakan yang dilakukan orang lain. memposisikan elemen “tidak-mengganggu” sebagai inti
Toleransi juga dapat berarti suatu dari toleransi. Dan sikap tidak-mengganggu ini harus
sikap saling menghormati dan bersifat direct, atau “tidak-mengganggu-secara
menghargai antarkelompok atau langsung”.
antarindividu (perseorangan) baik itu
dalam masyarakat ataupun dalam
lingkup yang lain.
Salah satu sikap intoleransi yaitu Rasisme, hal tersebut berbanding terbalik dengan
nilai keindonesiaan yang terkandung dalam pancasila sila ke dua yaitu toleransi.
Toleransi merupakan bagian dari nilai keIndonesiaan yang harus diterapkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi pada kenyataanya masih sering terjadi
perilaku intoleransi di Indonesia

RASISME
Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang
melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih
superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. Beberapa penulis menggunakan istilah
rasisme untuk merujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis tertentu sendiri (etnosentrisme),
ketakutan terhadap orang asing (xenofobia), penolakan terhadap hubungan antar ras (miscegenation), dan
generalisasi terhadap suatu kelompok orang tertentu (stereotipe). Rasisme telah menjadi faktor
pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida. 
Pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya dipicu kabar yang
menyebut mahasiswa Papua diduga mematahkan tiang bendera
Merah Putih dan membuangnya ke selokan. Berita yang tersebar itu
menggiring opini masyarakat bahwasannya mahasiswa Papua
melakukan tindakan penghinaan terhadap lambang negara, lambang
negara dalam hal ini yaitu bendera merah putih. Hal tersebut memicu
adanya kemarahan warga dan menyebabkan terjadinya pengepungan
asrama mahasiswa Papua.
Masalah Rasisme Mahasiswa Papua
Kesimpulan
Masalah rasisme dan diskriminasi rasial merupakan sebuah masalah yang
abstrak di Indonesia, karena tidak didukung oleh bukti kuat maupun pemerintah
sendiri. Tindakan diskriminasi ras di Indonesia, meskipun ada dan menjadi rahasia
umum, tidak dapat diproses. Kebersamaan merupakan salah satu solusi penting
guna meminimalisir rasisme dalam kehidupan keseharian manusia, karena dengan
berkumpul dalam semangat kebersamaan, akan tercipta sebuah pembauran yang
spontan dan selaras antara berbagai elemen masyarakat yang memiliki begitu
banyak keragaman – tidak perlu takut atau ragu untuk berbaur, dan sekaligus
mengingatkan bahwa di balik semua perbedaan yang begitu kontras sekalipun kita
masih memiliki banyak kesamaan, yang semuanya sewajarnya dipandang bukan
sebagai pembatas, tapi sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat yang utuh.
Pada hakikatnya perbedaan sebaiknya dipandang sebagai bagian dari satu
kesatuan yang penting, sehingga diperlukan toleransi, saling menghormati, dan
saling pengertian agar tercipta sebuah keselarasan. Dan seperti makna
kebersamaan itu sendiri, kebersamaan akan membuat kita merasa ”dekat” satu
dengan yang lainnya.
Sila 1
Contohnya, kita tak bisa melarang orang yang melaksanakan ibadah natal karna
misalnya kita adalah orang islam, kita tak bisa dan tak boleh mengkafirkan

Implikasi orang yang beribadah di tempat selain kita beribadah.

Sila 2
Nilai keindonesisaan diambil dari . Kita diajarkan untuk menjadi orang yang beradab dan adil antar sesama manusia
karena manusia adalah manusia dan di depan hukum, seharusnya tak ada
nilai pancasila dimana nilai-nilai manusia yang dispesialkan dan menjadikannya berada diatas konstitusi yang
tersebut sebagai pedoman kita sudah di rancang dengan baik oleh pendahulu kita.
dalam kehidupan sehari-hari.
Sila 3
Dengan Pancasila yang menjadi
Bersatu untuk melanjutkan dan mempertahankan eksistensi Bangsa Indonesia di
hukum yang konkret di Indonesia, mata dunia. Dengan sikap toleransi bangsa kita akan aman dari perpecahan
kita sudah seharusnya paham dan
melakukan apa yang sudah di Sila 4
rumuskan oleh para pendahulu kita. . Kita harus mengimplementasikan bahwa kita sebagai rakyat tak bisa membuat
keputusan yang harus diikuti oleh semuanya, dengan itulah musyawarah
Bila diimplementasikan dengan dilaksanakan. Kita harus menerima apa yang sudah disepakati di musyawarah
baik, Pancasila akan menggiring adil meskipum itu bukan kemauan kita asalkan itu bersifat baik untuk diikuti.
kita kearah yang baik.
Sila 5
Contohnya, kita bersikap adil saat kita bekerja sebagai kelompok,
semua orang memiliki suara dan adil adalah mendengarkan dan
menghargai apa yang mereka sampaikan.
HILANGKAN RASISME DAN
HIDUP TOLERANSI

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai