Kelompok D3
Kelompok D3
RASISME
Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang
melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih
superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. Beberapa penulis menggunakan istilah
rasisme untuk merujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis tertentu sendiri (etnosentrisme),
ketakutan terhadap orang asing (xenofobia), penolakan terhadap hubungan antar ras (miscegenation), dan
generalisasi terhadap suatu kelompok orang tertentu (stereotipe). Rasisme telah menjadi faktor
pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida.
Pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya dipicu kabar yang
menyebut mahasiswa Papua diduga mematahkan tiang bendera
Merah Putih dan membuangnya ke selokan. Berita yang tersebar itu
menggiring opini masyarakat bahwasannya mahasiswa Papua
melakukan tindakan penghinaan terhadap lambang negara, lambang
negara dalam hal ini yaitu bendera merah putih. Hal tersebut memicu
adanya kemarahan warga dan menyebabkan terjadinya pengepungan
asrama mahasiswa Papua.
Masalah Rasisme Mahasiswa Papua
Kesimpulan
Masalah rasisme dan diskriminasi rasial merupakan sebuah masalah yang
abstrak di Indonesia, karena tidak didukung oleh bukti kuat maupun pemerintah
sendiri. Tindakan diskriminasi ras di Indonesia, meskipun ada dan menjadi rahasia
umum, tidak dapat diproses. Kebersamaan merupakan salah satu solusi penting
guna meminimalisir rasisme dalam kehidupan keseharian manusia, karena dengan
berkumpul dalam semangat kebersamaan, akan tercipta sebuah pembauran yang
spontan dan selaras antara berbagai elemen masyarakat yang memiliki begitu
banyak keragaman – tidak perlu takut atau ragu untuk berbaur, dan sekaligus
mengingatkan bahwa di balik semua perbedaan yang begitu kontras sekalipun kita
masih memiliki banyak kesamaan, yang semuanya sewajarnya dipandang bukan
sebagai pembatas, tapi sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat yang utuh.
Pada hakikatnya perbedaan sebaiknya dipandang sebagai bagian dari satu
kesatuan yang penting, sehingga diperlukan toleransi, saling menghormati, dan
saling pengertian agar tercipta sebuah keselarasan. Dan seperti makna
kebersamaan itu sendiri, kebersamaan akan membuat kita merasa ”dekat” satu
dengan yang lainnya.
Sila 1
Contohnya, kita tak bisa melarang orang yang melaksanakan ibadah natal karna
misalnya kita adalah orang islam, kita tak bisa dan tak boleh mengkafirkan
Sila 2
Nilai keindonesisaan diambil dari . Kita diajarkan untuk menjadi orang yang beradab dan adil antar sesama manusia
karena manusia adalah manusia dan di depan hukum, seharusnya tak ada
nilai pancasila dimana nilai-nilai manusia yang dispesialkan dan menjadikannya berada diatas konstitusi yang
tersebut sebagai pedoman kita sudah di rancang dengan baik oleh pendahulu kita.
dalam kehidupan sehari-hari.
Sila 3
Dengan Pancasila yang menjadi
Bersatu untuk melanjutkan dan mempertahankan eksistensi Bangsa Indonesia di
hukum yang konkret di Indonesia, mata dunia. Dengan sikap toleransi bangsa kita akan aman dari perpecahan
kita sudah seharusnya paham dan
melakukan apa yang sudah di Sila 4
rumuskan oleh para pendahulu kita. . Kita harus mengimplementasikan bahwa kita sebagai rakyat tak bisa membuat
keputusan yang harus diikuti oleh semuanya, dengan itulah musyawarah
Bila diimplementasikan dengan dilaksanakan. Kita harus menerima apa yang sudah disepakati di musyawarah
baik, Pancasila akan menggiring adil meskipum itu bukan kemauan kita asalkan itu bersifat baik untuk diikuti.
kita kearah yang baik.
Sila 5
Contohnya, kita bersikap adil saat kita bekerja sebagai kelompok,
semua orang memiliki suara dan adil adalah mendengarkan dan
menghargai apa yang mereka sampaikan.
HILANGKAN RASISME DAN
HIDUP TOLERANSI
TERIMAKASIH