Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PROGRAM KREATIF MAASISWA

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK


DI PT. INTERBIS SEJAHTERA DALAM MENEKAN
TINGKAT KERUSAKAN PRODUK
DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC)

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:
Dwi Prananda ; (152018029)
Novita Juliana ; (152018022)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
ii

PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN EKSAKTA

1. Judul Kegiatan : ANALISIS PENGENDALIAN


KUALITAS PRODUK DI PT. INTERBIS
SEJAHTERA DALAM MENEKAN
TINGKAT KERUSAKAN PRODUK
DENGAN METODE STATISTICAL
QUALITY CONTROL (SQC)
2. Bidang Kegiatan : PKMPE – Teknologi dan Rekayasa
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : DWI PRANANDA
b. NIM : 152018029
c. Program Studi : S1 Teknik Industri
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Palembang
e. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Jalan AKBP. H. Umar No.58 RT.001
RW.001 Kel. Aryo Kemuning Palembang
telp. , hp. 085832026549
f. Alamat email : dwiprananda2@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 1 orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rafiqa Fijra.,ST.,M.Sc
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No.Tel/HP : Jalan. Ahmad Halim Komplek Pusri, Bukit
lama, Ilir Barat 1, hp. 081275136763
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 3.510.000
b. Sumber lain (sebutkan…) : Rp 0; Sumber lain:
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan
iii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 6
2.1 Landasan Teori ............................................................................ 6
2.1.1 Kualitas .............................................................................. 6
2.1.2 Pengendalian Kualitas ....................................................... 9
2.1.3 Pengertian Pengendalian Kualitas ..................................... 9
2.1.4 Tujuan Pengendalian Kulitas ............................................. 10
2.1.5 Manfaat Pengendalian Kualitas ......................................... 11
2.1.6 Pengertian Statistic Quality Control (SQC) ...................... 11
2.1.7 Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas ......................... 12
2.1.2 Jenis-Jenis Kecacatan ........................................................ 13
2.2 Tinjauan Pustaka.......................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 17
3.1 Operasional Variabel ................................................................... 17
3.2 Pengambilan Sampel ................................................................... 17
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian................................................ 18
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 18
3.5 Metode Analisis ........................................................................... 19
3.6 Kerangka Penelitian ..................................................................... 20
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................... 21
4.1 Anggaran Biaya ........................................................................... 21
4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 22
iv

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 23
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Persaingan dalam dunia industri manufaktur maupun jasa semakin ketat
dengan memasuki era globalisasi. Hal tersebut memberikan dampak terhadap
persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam, sehingga perusahaan harus
mempunyai keunggulan kompetitif untuk menghadapi persaingan tersebut. Salah
satu cara agar bisa memenangkan kompetisi atau paling tidak dapat bertahan di
dalam kompetisi tersebut adalah dengan memberikan perhatian penuh terhadap
kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa mengungguli
produk yang dihasilkan oleh pesaing.
Menurut Hatani (2007, dalam AI Fakhri 2010), permasalahan kualitas telah
mengarah pada taktik dan strategi perusahaan secara menyeluruh dalam rangka
untuk memiliki daya saing dan bertahan terhadap persaingan global dengan
produk perusahaan lain. Kualitas adalah kecocokan penggunaan produk (fitness
for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan (Juran, dalam
Nasution. 2004). Kualitas yang baik akan dihasilkan dari proses yang baik dan
sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan pasar
atau dalam arti lain sesuai tuntutan pasar. Kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa perusahaan yang sukses dan mampu bertahan pasti memiliki program
mengenai kualitas. Pengendalian kualitas oleh seluruh pekerja, oleh seluruh aspek
perusahaan adalah pengendalian kualitas yang sebenarnya (Juran, 1950 dalam
Tsutsui, 1996).
2

Menurut Kotler (2009 dalam Sandra 2016) kualitas didefenisikan sebagai


keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa dalam yang berpengaruh pada
kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat,
sedangkan menurut Tiptono (2008 dalam Sandra 2016) kualitas adalah perpaduan
antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat
memenuhi prasyarat kebutuhan pelanggan atau menilai seberapa jauh sifat dan
karakteristik itu memenuhi kebutuhannya.
Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan
berdasarkan ukuran-ukuran dan karakteristik tertentu. Sebuah produk dikatakan
berkualitas apabila sesuai dengan standar yang telah ditentukan perusahaan
tersebut. Namun, barang yang prosesnya jelek menurut produsen belum tentu
ditolak oleh pelanggan, begitu juga barang yang dikatakan baik oleh produsen
belum tentu diterima oleh produsen. Produk yang berkualitas akan memberikan
keuntungan bisnis bagi produsen dan tentunya juga dapat memberikan kepuasan
bagi konsumen dan menghindari banyaknya keluhan para pelanggan.
Pengendalian kualitas harus dapat mengarahkan kepada beberapa tujuan secara
terpadu, sehingga para konsumen dapat puas mempergunakan produk atau jasa
dari perusahaan. Harga produk atau jasa perusahaan tersebut harus dapat ditekan
serendah-rendahnya serta proses produksinya dapat selesai sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan sebelumnya di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan disetiap
perusahaan. Apabila pengendalian kualitas dilakukan dengan baik, bagi
perusahaan akan menimbulkan tambahan biaya yaitu biaya pengawasan kualitas,
dan tingkat kerusakan produk yang dihasilkan rendah atau produk rusak yang
terjadi sedikit.

Sebaliknya bagi perusahaan yang tidak memperhatikan pengendalian


kualitas, dalam jangka pendek perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya
pengawasan kualitas, tetapi dalam jangka panjang perusahan sulit memasarkan
produk dikarenakan tersaingi perusahaan yang sejenis yang kualitas produknya
lebih baik serta jumlah produk rusak semakin banyak usaha pengendalian kualitas
3

merupakan usaha preverentif (penjagaan) dan dilaksanakan sebelum kesalahan


kualitas produk atau jasa tersebut terjadi, melainkan mengarahkan agar kesalahan
kualitas tersebut tidak terjadi didalam perusahaan yang bersangkutan.

PT. Interbis Sejahtera telah melakukan pengendalian kualitas terhadap


produk yang mereka produksi, namun masih terdapat produk gagal yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Padahal produk gagal berpengaruh pada
keuntungan yang diperoleh perusahaan dikarenakan biaya yang dikeluarkan
meningkat. Untuk itu perlu adanya pengendalian kualitas dengan metode
Statistical Quality Control (SQC) supaya hasil produksi yang diperoleh
mengalami sedikit produk yang gagal.

Menurut Ahyari (2001;239 dalam Syarif 2017), pengendalian kualitas


adalah merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan
mengarahkan agar kualitas produk (dan jasa) perusahaan dapat dipertahankan
sebagaimana yang telah direncanakan. Sedangkan Statistical Quality Control
(SQC) menurut Assauri (2004;219 dalam Syarif 2017), “Adalah suatu sistem yang
dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi,
pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai
efisiensi”.

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan yang akan dicapai pada penelitian
ini adalah menentukan metode Statistical Quality Control (SQC) dengan teknik
control chart dan diagram sebab akibat yang diterapkan perusahaan PT. Interbis
Sejahtera dalam mengendalikan kualitas untuk meminimumkan produk gagalan.

Oleh karena itu, untuk menekan tingkat kerusakan produk dan


mempertahankan kualitas produk di PT. Interbis Sejahtera maka peneliti
merumuskan masalah yaitu analisis pengendalian kualitas dengan menggunakan
metode Statistical Quality Control (SQC) untuk meminimumkan produk gagal
pada PT. Interbis Sejahtera.

PT. Interbis Sejahtera merupakan sebuah perusahaan yang bergerak


dibidang produksi makanan ringan jenis roti, biskuit, dan wafer. PT. Interbis
4

Sejahtera didirikan dengan misi turut berperan untuk memenuhi kebutuhan


masyarakat dalam penyediaan makanan ringan. Selain itu dengan adanya
pendirian pabrik ini juga diharapkan dapat membuka lapangan kerja bagi
masyarakat Selatan Selatan khususnya kota Palembang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai brikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas di PT. Interbis Sejahtera
dalam upaya menekat tingat kerusakan produk.
2. Jenis kerusakan apa saja yang terjadi pada produk yang diproduksi oleh
PT. Interbis Sejahtera
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan pada produk yang
diproduksi oleh PT. Interbis Sejahtera
4. Bagaimana penerapan metode statistical quality control dalam
mengendalikan kualitas produk PT. Interbis Sejahtera dan menekan
terjadinya kerusakan produk.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini nantinya adalah:
1. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas di
PT. Interbis Sejahtera dalam upaya menekan tingkat kerusakan
produk.
2. Menganalisis jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada produk yang
diproduksi oleh PT. Interbis Sejahtera.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
kerusakan pada produk yang diproduksi oleh PT. Interbis Sejahtera.
4. Untuk menganalisis bagaimana penerapan alat bantu statistik dalam
mengendalikan kualitas produk PT. Interbis Sejahtera dan menekan
terjadinya kerusakan produk.
5

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana pengendalian kualitas
menggunakan alat bantu statistik dapat bermanfaat untuk mengendalikan
tingkat kerusakan produk (Misdruk) yang terjadi pada PT. Interbis
Sejahtera.
2. Memberikan manfaat bagi pihak manajemen PT. Interbis Sejahtera
sebagai bahan masukan yang berguna terutama dalam menentukan
strategi pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan di masa
yang akan dating sebagai upaya peningkatan kualitas produksi.
3. Memberikan arahan dan tambahan referensi bagi kalangan akademisi
untuk keperluan studi dan penelitian selanjutnya mengenai topik
permasalahan yang sama.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Kualitas
Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang luas. Relative
Berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga definisi dari kualitas memiliki banyak
kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat dari sisi
penilaian akhir konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta dari
sudut pandang produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas. Konsumen dan
produsen itu berbeda dan akan merasakan kualitas secara berbeda pula sesuai
dengan standar kualitas yang dimiliki masing masing. Begitu pula para ahli dalam
memberikan definisi dari kualitas juga akan berbeda satu sama lain karena mereka
membentuknya dalam pandangan yang berbeda. Oleh karena itu definisi kualitas
dapat diartikan dari dua perspektif, yaitu dari sisi konsumen dan produsen. Namun
pada dasarnya konsep dari kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian,
keseluruhan ciri-ciri atau karakteristik suatu produk yang diharapkan oleh
konsumen.
Adapun pengertian kualitas menurut American Society For Quality yang
dikutip oleh Heizer & Render (2009);
“Quality is the totality of features and characteristic of a product or service
that bears on it’s ability to satisfy stated or implied need.” Artinya kualitas/mutu
adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau jasa yang
berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang
tersembunyi. Para ahli yang lainnya yang bisa disebut sebagai para pencetus
kualitas juga mempunyai pendapat yang berbeda tentang pengertian kualitas,
diantaranya adalah: Joseph Juran mempunyai suatu pendapat bahwa “quality is
fitness for use” yang bila diterjemahkan secara bebas berarti kualitas (produk)
berkaitan dengan enaknya barang tersebut digunakan.
7

M. N. Nasution (2005) menjelaskan pengertian kualitas menurut beberapa


para ahli yang lain, antara lain:
Menurut Crosby dalam buku pertamanya "Quality is Free” yang
mendapatkan perhatian sangat besar pada waktu itu (1979) menyatakan, bahwa
kualitas adalah “conformance to requirement”, yaitu sesuai dengan yang
disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai
dengan standar kualitas yang telah ditentukan.
W. Edwards Deming (1982) menyatakan, bahwa kualitas adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar. Menurut Suyadi Prawirosentono (2007), pengertian
kualitas produk adalah “keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan
yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai
nilai uang yang telah dikeluarkan".
Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas, tampak bahwa kualitas selalu
berfokus pada pelanggan (customer focused quality). Dengan demikian produk
yang dihasilkan mampu memenuhi kepuasan pelanggan dengan sedikit toleransi
terhadap produk tersebut.
Kualitas tidak bisa dipandang sebagai suatu ukuran sempit yaitu kualitas
produk semata-mata. Hal itu bisa dilihat dari beberapa di atas, dimana kualitas
tidak hanya kualitas produk saja akan tetapi sangat kompleks karena melibatkan
seluruh aspek dalam organisasi serta diluar organisasi. Meskipun tidak ada
definisi mengenai kualitas yang diterima secara mumum, namun dari beberapa
definisi menurut para ahli di atas terdapat beberapa persamaan. yaitu dalam
elemen elemen sebagai berikut (M. N. Nasution. 2005):
a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan.
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa
yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap
kurang berkualitas pada masa mendatang).
8

Sifat khas mutu/kualitas suatu produk yang baik harus multidimensi karena
harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen dengan
melalui berbagai cara.
Secara umum, pandangan kualitas menurut Garvin (dalam Gazperz, 1997)
sebagaimana ditulis Oleh M. N. Nasution (2005) dan Douglas C. Montgomery
(2001) dalam bukunya, mengidentifikasikan delapan dimensi kualitas yang dapat
digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang, yaitu sebagai berikut:
1. Performa (performance)
Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli
suatu produk.
2. Keistimewaan (features)
Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi
dasar, berkaitan dengan pilihan pilihan dan pengembangannya.
3. Keandalan (reliability)
Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya
secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.
4. Konformasi (conformance)
Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
5. Daya tahan (durability)
Merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini
berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.
6. Kemampuan Pelayanan (service ability)
Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
keramahan/kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam
Perbaikan.
7. Estetika (esthetics)
Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan
dengan penimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan
individual.
9

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)


Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam
mengkonsumsi produk tersebut.

2.1.2 Pengendalian Kualitas


Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkembang di Indonesia saat
ini. Khususnya di Palembang, maka bagi manajemen, kualitas produk menjadi
lebih penting dari sebelumnya. Persaingan yang ketat menjadikan pengusaha
semakin menyadari pentingnya kualitas produk agar dapat bersaing dan mendapat
pangsa pasar yang lebih besar. Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat
mewujudkan terciptanya kualitas yang baik pada produk yang dihasilkannya serta
menjaga konsistensinya agar tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan
menerapkan sistem pengendalian kualitas (quality control) atas aktivitas proses
yang dijalani.
Dalam menjalankan aktivitas, pengendalian kualitas merupakan salah satu
teknik yang perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada
saat proses produksi, hingga proses produksi berakhir dengan menghasilkan
produk akhir. Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk
berupa barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan
direncanakan, serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan sedapat mungkin mempertahankan kualitas
yang telah sesuai.

2.1.3 Pengertian Pengendalian kualitas


Pengendalian kualitas adalah salah satu teknik yang perlu di lakukan mulai
dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi berjalan, hingga
proses produksi menghasilkan produk akhir. Pengendalian kiualitas dilakukan
agar dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang sesuai dengan
standar yang diinginkan dan direncanakan , serta mememperbaiki kualitas produk
yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan sedapat mungkin
mempertahankan kualitas yang telah sesuai.
10

Adapun pengertian pengendalian menurut Vincent Gasperz (2005:480),


pengendalian adalah:
"Control can mean an evaluation to indicate needed corrective responses, the
act guilding, or the state of process in which the variability is attribute to a
constant system of chance causes".
Jadi pengendalian dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah
sesuai dengan yang direncanakan.
Selanjutnya, pengertian pengendalian kualitas dalam arti menyeluruh adalah
sebagai berikut:
Pengertian pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998, dalam Al-
Fakhri, 2010), adalah:
Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas
dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
Menurut Vincent Gasperz (2005: 480, pengendalian kualitas adalah;
"Quality control is the operational techniques and activities used to fulfill
requirements for quality".
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang terencana
yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu
produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat
memenuhi kepuasan konsumen.

2.1.4 Tujuan Pengendalian Kualitas


Adapun tujuan dari pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri
(1998:210) adalah:
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang
telah ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
11

menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjdai sekecil mungkin.


4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

2.1.5 Manfaat Pengendalian Kualitas


Dengan melaksanakan manajemen kualitas sebaik-baiknya, maka
banyak keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan, antara lain:
1. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
2. Mengurangi kehilangan-kehilangan (losses) dalam proses kerja yang
dilakukan, seperti mengurangi waste product atau menghilangkan waktu-
waktu yang tidak produktif.
3. Menekan biaya dan save money.
4. Menjaga agar penjualan (sales) akan tetap meningkat, sehingga profit
tetap diperoleh (meningkatkan potensi daya saing).
5. Meningkatkan realibilitas produk yang dihasilkan.
6. Memperbaiki moral pekerja agar tetap tinggi (Wignjosoebroto, 2006)

2.1.6 Pengertian Statistic Quality Control (SQC)


Pengendalian kualitas secara statistik dilakukan dengan menggunakan
alat bantu statistik yang terdapat pada SQC (Statistical Quality Control). Ada
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
Menurut Sofjan Assauri (1998:219) mengemukakan bahwa pengertian
dari Statistical Quality Control (SQC) sebagai berikut :
Statistical Quality Control (SQC) adalah suatu sistem yang dikembangkan
untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat
biaya yang minimum dan menerapkan bantuan untuk mencapai efisiensi.
Sedangkan menurut Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F.
Robert Jacobs. (2001:291), Statistical Quality Control diartikan sebagai berikut :
"Statistical Quality Control is a number of different techniques designed to
evaluate quality from a conformance view." Artinya: Pengendalian kualitas
secara statistika adalah satu teknik berbeda yang didesain untuk mengevaluasi
kualitas ditinjau dari sisi kesesuaian dengan spesifikasinya.
12

2.1.7 Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas


Pengendalian kualitas harus dilakukan melalui proses yang terus-menerus
dan berkesinambungan. Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan
salah satunya dengan melalui penerapan PDCA (plan-do-check-action) yang
diperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming, seorang pakar kualitas ternama
berkebangsaan Amerika Serikat, sehingga siklus ini disebut siklus Deming
(Deming Cycle/Deming Wheel).
Siklus ini umumnya digunakan untuk mengetes dan mengimplementasikan
perubahan-perubahan untuk memperbaiki kinerja produk, proses atau suatu system
di masa yang akan datang.
Penjelasan dari tahap-tahap dalam siklus PDCA adalah sebagai berikut (M.
N. Nasution, 2005:32):
1). Mengembangkan rencana (Plan)
Merencanakan spesifikasi, menetapkan spesifikasi atau standar kualitas
yang baik, memberi pengertian kepada bawahan akan pentingnya
kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan secara terus-menerus
dan berkesinambungan.
2). Melaksanakan rencana (Do)
Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai
dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata sesuai dengan
kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. Selama dalam
melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan
agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran
dapat tercapai.
3). Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check)
Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya
berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan
perbaikan yang direncanakan. Membandingkan kualitas hasil produksi
dengan standar yang telah ditetapkan, berdasarkan penelitian diperoleh
data kegagalan dan kemudian ditelaah penyebab kegagalannya.
13

4). Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action)


Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil
analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur
baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau
menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

2.1.8 Jenis-Jenis Kecacatan


Kecacatan pada suatu produk diklasifikasikan kedalam 3 kategori
(Evans dan Lindsay, 2007:114) yaitu:
1. Cacat Kritis
Cacat kritis adalah suatu bentuk cacat dimana penilaian dan pengalaman
mengindikasikan bahwa cacat produk tersebut akan menghasilkan kondisi
yang berbahaya atau tidak aman bagi orang yang menggunakan, menyimpan,
atau tergantung pada produk tersebut, serta membuat produk tersebut tidak
dapat menunjukkan kinerja yang baik.
2. Cacat Penting
Cacat penting adalah suatu bentuk cacat yang tidak kritis namun dapat
mengakibatkan kegagalan atau secara material akan mengurangi tingkat
penggunaan unit produk tersebut. Cacat penting dapat mengakibatkan
konsekuensi yang serius ataupun tuntutan hukum, maka jenis cacat ini harus
diawasi dan dikendalikan dengan hati-hati.
3. Cacat Kecil
Cacat kecil adalah cacat yang tidak terlalu mengurangi penggunaan
suatu produk, atau mengakibatkan dampak penting pada efektivitas
penggunaan atau pengoperasian produk tersebut.Cacat jenis ini dapat
mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan.
14

2.2 Tinjauan Pustaka


1. Sandra Harahap, 2016
Meneliti tentang analisis “Pengendalian Kualitas Produk Keripik Pisang
Puri Jaya”, studi kasus pada PT. Puri jaya. Variabel penelitiannya adalah
terjadi penyimpangan standar mutu dan kecacatan pada produk. Metode
analisis menggunakan Statistical Quality Control (SQC) dengan metode
diagram kendali P (P-Charts). Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat
kerusakan berdasarkan jenisnya adalah patah remuk (59,02%), tidak renyah
(20%), hambar/getir (8%), gosong (12,8%). Dari jenis-jenis kerusakan ini
yang paling banyak terjadi pada keripik pisang adalah rusak karena patah
remuk.
2. Al- Fakhri, 2014
Penelitian tentang "Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT.
Masscom Graphy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan
Produk Menggunakan Alat Bantu Statistik". Studi kasus pada perusahaan
media cetak. Variabel penelitiannya adalah pelaksanaan quality control
terhadap tingkat kerusakan produk di perusahaan. Metode analisis
menggunakan check sheet, histogram, peta kendali p, diagram pareto dan
diagram sebab akibat. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kerusakan
berdasarkan jenisnya adalah warna kabur (28,31%), tidak register (19,79%)
dan terpotong (19,50%). Dari analisis diagram sebab akibat dapat diketahui
faktor penyebab misdruk berasal dari faktor manusia/pekerja, mesin
produksi, metode kerja, material/bahan baku dan lingkungan kerja, sehingga
perusahaan dapat mengambil tindakan.
3. Ayu Tiara Meriza, 2017
Penelitian tentang “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Pada
Dunkin’ Donuts”, Studi kasus pada perusaaan pembuat roti donat. Variabel
penlitian adalah penyebab terjadinya kerusakan dalam produksi dan cacat
produk. Metode analisis menggunakan Startistic Process Control dengan
metode check sheet, diagram pareto, diagram kendali (P-Chart), dan
diagram sebab akibat. Hasil analisis dapat diketahui faktor penyebab dalam
15

kerusakan produksi yaitu berasal dari faktor manusia, mesin produksi,


metode kerja, bahan baku, dan lingkungan kerja. Kerusakan donat gosong
disebabkan oleh faktor mesin, bahan baku, manusia dan metode. Kerusakan
donat ukuran tidak sesuai disebabkan oleh faktor mesin, metode, bahan
baku, dan manusia. Toping rusak pada donat disebabkan oleh faktor
manusia, mesin, medote, dan bahan baku. Faktor dari tiga kerusakan produk
tersebut menyatakan bahwa manusia, mesin, dan metode merupakan faktor
penyebab kerusakan yang paling dominan dalam proses produksi donat.
4. La Hatani, 2014
Meneliti tentang "Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti
Melalui Pendekatan Statistical Quality Control (SQC)", studi kasus pada
perusahaan roti Rizki Kendari. Variabel penelitiannya adalah terjadi
penyimpangan standar mutu produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Padahal perusahaan telah melakukan pengawasan kualitas terhadap produk
secara intensif dengan menetapkan batas toleransi kerusakan produk.
Metode analisis menggunakan Statistical Quality Control (SQC) dengan
metode diagram kendali P (P-Charts). Hasil analisis memberitahukan
bahwa tingkat pencapaian standar yang diharapkan oleh perusahaan belum
tercapai. Hal tersebut dibuktikan oleh proporsi rata-rata produk yang
rusak/cacat untuk produk yang dijadikan sampel perhari masih berada
diluar batas toleransi kerusakan produk. Sehingga pengawasan kualitas
produksi produksi roti secara SQC belum sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
5. Marshelia Mayangsari, 2015
Penelitian tentang “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Sepatu
Olahraga Pria Bermerk Adidas” studi kasus pada PT. Shyang Yao Fung.
Variabel penelitiannya adalah jenis kerusakan pada produk Metode analisis
menggunakan SQC (Statistic Quality Control) dengan metode Quality control
dengan tujuh alat perbaikan kualitas (seven tools). Dari hasil analisis dapat
disimpulkan Karakteristik kualitas atau jenis cacat paling banyak terjadi pada
proses produksi pembuatan sepatu olahraga pria. Jenis kecacatan diantaranya
16

upper dengan sol kurang merekat. Setelah itu karakteristik kualitas atau jenis
cacat yang kedua yaitu jenis pengeleman kurang rapi. Ketiga, ukuran tidak
sesuai dan terakhir jahitan kurang rapi.
17

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Operasional Variabel


1. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas untuk mencapai tingkat kualitas produk yang
distandarkan oleh perusahaan sesuai dengan pedoman kualitas yang
ditetapkan oleh perusahaan.
2. Pengukuran kualitas secara atribut menggunakan SQC
Pengendalian kualitas yang digunakan dalam melaksanakan pengendalian
kualitas pada PT. Interbis Sejahtera dilakukan secara atribut yaitu
pengukuran kualitas terhadap karakteristik produk yang tidak dapat atau
sulit diukur. Karakteristik yang dimaksudkan disini adalah kualitas
produk yang baik dan yang buruk. Pengukuran kualitas secara atribut
dilakukan dengan menggunakan peta kendali. Peta kendali digunakan
dalam pengendalian kualitas secara atribut yaitu untuk mengetengahkan
cacat (defect) atau kecacatan (defective) pada produk yang dihasilkan dan
untuk mengetahui apakah masih berada dalam batas yang disyaratkan.

3.2 Pengambilan Sampel


Populasi ialah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,
hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat semesta
penelitian (Ferdinand, 2006:223). Populasi dalam penelitian ini adalah hasil
produksi PT. Interbis Sejahtera yakni biskuit yang mengalami misdruk
(rusak/cacat) selama periode yang nantinya akan ditentukan penulis yang belum
ditentukan jumlahnya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini nantinya akan
menggunakan teknik puposive sampling. Puposive sampling merupakan suatu
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Adapun
sampel yang digunakan adalah beberapa jenis biskuit yang mengalami cacat
produk selama periode yang ditentukan.
18

3.3 Jenis Dan Sumber Data Penelitian


Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung kepada
pemilik dan pegawai perusahaan dilapangan untuk menghimpun data
mengenai pengendalian kualitas produk yang dilakukan PT. Interbis
Sejahtera.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari arsip atau catatan perusahaan seperti
jumlah produk dan jumlah produk yang cacat dalam produksi juga data
penjualan perusahaan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang
berkaitan dengan penelitian ini, dan penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang sedang dilakukan.
2. Wawancara
Merupakan suatu cara untuk dapat memperoleh data dan informasi
dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada orang yang mengetahui
tentang objek yang diteliti. Dalam hal ini adalah pemilik PT. Interbis
Sejahtera
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara memperoleh data dari catatan atau
arsip perusahaan yang berhubungan dengan jumlah produksi, jumlah
kerusakan produk, volume penjualan dan data-data lain yang dapat
mendukung penelitian.
19

4. Obsevasi
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan
melakukan pengamatan langsung di tempat penelitian dengan mengamati
system atau cara kerja, proses produksi dari awal sampai akhir, dan kegiatan
pengendalian kualitas.

3.5 Metode Analisis


Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
alat bantu yang terdapat pada Statistical Quality Control (SQC) Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data Menggunakan Check Sheet
Data yang diperoleh dari perusahaan terutama yang berupa data
produksi dan data kerusakan produk kemudian disajikan dalam bentuk table
secara rapi dan tersturktur dengan menggunakan check sheet. Hal ini
dilakukan agar memudahkan dalam memahami data tersebut sehingga bisa
dilakukan analisis lebih lanjut.
2. Membuat Peta kendali P (P-Chart)
Dalam menganalisa data penelitian ini, digunakan peta kendali p (peta
kendali proporsi kerusakan) sebagai alat untuk pengendalian proses secara
statistik. Penggunaan peta kendali p ini adalah dikarenakan pengendalian
kualitas yang dilakukan bersifat atribut, serta data yang diperoleh yang
dijadikan sampel pengamatan tidak tetap dan produk yang mengalami
kerusakan (misdruk) tersebut tidak dapat diperbaiki lagi sehingga harus
ditolak (reject).
3. Membuat histogram
Agar mudah dalam membaca atau menjelaskan data dengan cepat,
maka data tersebut perlu disajikan dalam bentuk histogram yang berupa alat
penyajian data secara visual dalam bentuk grafis balok yang
memperlihatkan distribusi nilai yang diperoleh dalam bentuk angka.
20

4. Membuat Rekomendasi/Usulan Perbaikan kualitas


Setelah diketahui penyebab terjadinya kerusakan produk, maka dapat
disusun sebuah rekomendasi atau usulan tindakan untuk melakukan
perbaikan kualitas produk.

3.6 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


21

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Biaya PKM
No Jenis Pengeluaran
1 Perjalanan 765.000
Lain-lain: administrasi, publikasi, 2.745.000
2
laporan
Total 3.510.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Persiapan
2 Studi Literatur
3 Identifikasi masalah
4 Pelaksanaan
5 Pengolahan Data
6 Analisis Data
7 Evaluasi
8 Penyusunan laporan
22

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE


UI..

Fakhri, Al. 2010. "Analisis Pengendalian Kualitas Pada PT. Masscom


Graphy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk
Menggunakan Alat Bantu Statistik". Semarang : Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro

Hatani, La. 2008. "Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui


Pendekatan Statistical Quality Control (SQC)". Diakses 22 Juni 2019, dari
www.google.com .

Hadiz, Rustam Fandi, 2015. “ Analisis Pengendalian Kualitas Di Pt. Aceh


Media Grafika Dalam Menekan Tingkat Kerusakan Produk Dengan
Menggunakan Alat Bantu Statistik”. Band Aceh : Fakultas Ekonomi,
Universitas Assyiah Kuala.

Harahap, Aprilia Sanda, 2017. “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Keripik


Pisang Puri Jaya Pada PT. Puri Jaya Di Bandar Lampung”. Bandar
Lampung : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.

Ilham, Muhammad Nur, 2012. "Analisis Pengendalian Kualitas Produk


dengan Menggunakan Statistical Processing Control (SPC) Pada PT.
Bosowa Media Grafika (Tribun Timur). Makassar : Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Hasanuddin.

http://ihsanismailtea.wordpress.com/artikel/ (diakses pada tanggal 18 Juni 2019).


23

LAMPIRAN 1.
1. Biodata ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap(dengan gelar) Dwi Prananda
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Teknik Industri
4. NIM/NRP 152018029
5. Tempat dan Tanggal Lahir Musi Banyuasin, 06 Mei 2000
6. E-mail dwiprananda2@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085832026549

2. Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap(dengan gelar) Novita Juliana
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Teknik Industri
4. NIM/NRP 152018022
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bandar Lampung, 11 Juli 2000
6. E-mail novitajuliana00@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085312952205
24

Anda mungkin juga menyukai