OLEH:
ANDI NUR AMIN (1907112158)
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
industri, perusahaan akan berusaha untuk terus berkembang untuk mencapai
target, sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Salah satu faktor pendukung
keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah pemeliharaan mesin dan
peralatan. Pemeliharaan sendiri merupakan kegiatan memelihara atau menjaga
fasilitas perusahaan dengan cara melalukan perbaikan, mengganti komponen yang
diperlukan agar kegiatan pada proses produksi berjalan sesuai yang direncanakan.
Dalam pelaksanaannya, yang perlu dihindari adalah perawatan unplanned (tidak
terencana) karena dapat berdampak langsung pada capaian operasional produksi,
seperti kerusakan mesin overhead crane (Hadi, 2020).
Overhead crane merupakan perpaduan suatu mekanisme yang terpisah
antara pengangkat dengan framework (rangka) yang bertujuan mengangkat
sekaligus memindahkan muatan yang digantung secara bebas atau dikaitkan pada
crane itu sendiri, meskipun hanya terbatas pada lingkungan yang tidak terlalu luas
(dalam ruangan) (Sitthipong, 2018).
1
Availability (ketersediaan) adalah kemampuan perbaikan yang akan
mengembalikan system ke keadaan yang operasi, ukuran alternatif dari kinerja
sistem. Reliabilitas (keandalan) adalah probabilitas dari suatu sistem atau elemen
suatu sistem untuk melakukan fungsinya tanpa terjadinya failure (kegagalan)
untuk periode tertentu.
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau memelihara
fasilitas dan peralatan pabrik serta penggantian yang diperlukan agar terjadi
situasi operasi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan. Dengan
terganggunya proses produksi dari waktu ke waktu, kapasitas waktu produksi
pada jam idle dan absensi yang lebih besar mengakibatkan penurunan kinerja dan
efisiensi perusahaan.
Tabel 1. Downtime di PT. Bromo Steel Indonesia
RATA-RATA CORRECTIVE
KOMPONEN DOWNTIME
NO FREKUENSI PERBAIKAN MAINTENANCE
OVERHEAD CRANE (JAM)
(JAM) COST/ FAILURE
1 CONTRACTOR 48 63.57 1.326 10,167,585
2 HOIST CRANE 51 116.08 2.276 54,111,006
3 WHEEL & RAILWAY 18 48.82 2.712 25,001,205
4 INSULATED BRIDGE 15 16.78 1.219 19,914,778
TOTAL 132 245.25 7.533 109,194,574
2
B. RUMUSAN MASALAH
Predictive Maintenance (PdM) merupakan bentuk pemeliharaan yang
langsung memonitor kondisi dan kinerja dari mesin pada saat operasi normal
untuk mengurangi kerusakan atau failures di waktu mendatang. Metode ini
mengumpulkan dan menganalisa data real-time pada kinerja mesin, yang dimana
proses ini dilakukan saat mesin beroperasi secara normal serta akan meningkatkan
keandalan suatu sistem, waktu pengambilan keputusan yang lebih besar,
meningkatkan perencanaan, pada akhirnya mengurangi biaya operasional dan
mengurangi downtime (Autiosalo, 2021). Tindakan pencegahan tersebut dapat
berkurang sejak kebutuhan perbaikan dapat dikontrol dengan cermat (Barve P.,
2021).
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, agar dapat
menjawab permasalahan yang ada pada penelitian, maka dapat diperoleh rumusan
masalah, yaitu bagaimana merancang penjadwalan perawatan komponen kritis
mesin overhead crane dengan kriteria Total Minimum Downtime.
C. MAKSUD TUJUAN
Maksud dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini, yaitu merancang
penjadwalan perawatan penggantian komponen kritis mesin overhead crane
dengan kriteria Total Minimum Downtime, dan menurunkan downtime komponen
kritis mesin overhead crane.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Overhead Crane
Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara
terpisah dengan rangka untuk mengangkat sekaligus memindahkan muatan yang
dapat digantungkan secara bebas atau dikaitkan pada crane itu sendiri.
Overhead travelling crane selain berfungsi sebagai alat pengangkat, juga
berfungsi sebagai alat pemindah barang walaupun barang yang dipindahkan
3
terbatas hanya pada lingkungan yang tidak terlalu luas (dalam ruangan). Tetapi
overhead travelling crane sangat efektif bekerjanya karena gerakannya dapat
maju-mundur dan ke kiri-ke kanan (Kossakowski, 2019).
Banyak girder yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dari crane
tersebut. Overhead travelling crane dapat dibuat single girder maupun double
girder. Girder dengan konstruksi rangka batang saat ini jarang digunakan dalam
pemakaian overhead travelling crane, yang paling banyak digunakan adalah girder
dengan bentuk beam atau kotak, yang dinilai lebih praktis baik dari segi
konstruksi maupun bentuknya (Bamfo-Agyei, 2018). Secara teknologi
perancangan dan pembuatan overhead travelling crane ini tidak memerlukan
teknologi yang terlalu tinggi seperti halnya dalam pembuatan kendaraan.
Pada alat pengangkat yang perlu diperhatikan adalah faktor keamanan dan
keselamatan kerja dari alatnya sendiri maupun terhadap operator yang mengguna-
kannya (Ziernicki, 2020).
Prinsip kerja overhead crane
Prinsip kerja overhead crane adalah untuk mengangkat menurunkan dan
memindahkan alat atau pun benda berat yang ada di workshop ketika diadakan
perbaikan maupun perawatan terhadap alat berat (Masullo, 2022).
Dalam pengoperasiannya, benda yang akan diangkat harus bebas dari
segala rintangan agar dapat dengan mudah diletakan sesuai dengan posisinya
(Przybyłek, 2022).
Maintenance
Menurut (Tomakov, 2018) maintenance atau perawatan adalah suatu usaha
atau tindakan reparasi yang dilakukan agar kondisi dan performance dari mesin
tetap terjaga, namun dengan biaya perawatan yang serendah-rendahnya atau suatu
kegiatan servis untuk mencegah timbulnya kerusakan tidak normal sehingga umur
alat dapat mencapai atau sesuai umur yang di rekomendasikan oleh pabrik.
Kegiatan servis meliputi pengontrolan, penggantian, penyetelan, perbaikan dan
pengetesan.
Tujuan dari maintenance
Tujuan dari melakukan maintenance ialah:
1. Agar suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai (high availiability)
2. Memiliki kemampuan mekanis paling baik (best performance)
3. Agar biaya perbaikan alat menjadi hemat (reduce repair cost)
4
Klasifikasi dari maintenance
Menurut (Szpytko, 2020) maintenance terbagi menjadi dua bagian yaitu
Preventive Maintenace dan juga Corrective Maintenance. Preventive Maintenance
dilakukan untuk mencegah kerusakan pada unit atau komponen sedangkan
corrective maintenance dilakukan setelah komponen mengalami gejala kerusakan.
Berikut penjelasan tentang kedua jenis maintenance tersebut.
a. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada alat.
Preventive maintenance terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Periodic Maintenance
Periodic maintenance ialah pelaksanaan service yang dilakukan setelah
unit beroperasi dalam jumlah jam tertentu. Periodic maintenance juga terbagi
menjadi tiga bagian yaitu:
a. Periodic Inspection adalah inspeksi atau pemeriksaan harian (daily-10
hours) dan mingguan (weekly-50 hours) sebelum unit beroperasi.
b. Periodic Service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan
pada suatu alat yang dilaksanakan secara berkala/continue dengan interval
pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service meter/hours meter
(HM).
2. Schedule Overhaul
Schedule Overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukan pada interval
tertentu sesuai dengan standar overhaul masing-masing komponen yang ada.
3. Conditioned Based Maintenance
Conditioned Based Maintenance adalah jenis perawatan yang dilakukan
berdasarkan kondisi unit yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas (PAP),
Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U)
atau Program Pemeriksaan Harian (P2H). Conditioned Based Maintenance juga
dapat dilakukan berdasarkan part and service news (PSN) atau modification
program yang dikeluarkan pabrik.
b. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengembalikan machine kekondisi standar melalui pekerjaan repair (perbaikan)
atau adjusment (penyetelan). Corrective Maintenance terbagi menjadi dua bagian,
yaitu:
5
1. Brakedown Maintenance
Brakedown Maintenance adalah perawatan yang dilaksanakan setelah
machine brakedown (tidak bisa digunakan).
2. Repair and Adjusment
Repair and Adjusment adalah perawatan yang sifatnya memperbaiki
kerusakan yang belum parah atau machine belum brakedown (tidak bisa
digunakan).
F. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai Analisis Perawatan Prediktif Mesin Overhead Crane akan
dilakukan di Pabrik pada jam kerja selama 6 bulan.
Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Perancangan Sistem
Simulasi
Analisa Data
Selesai
Prosedur Penelitian
1. Interval Pemeliharaan Berdasarkan Total Waktu Henti Minimum
Penentuan tindakan pencegahan yang optimal dengan meminimalkan waktu
henti akan dinyatakan berdasarkan interval waktu penggantian. Metode yang
digunakan untuk meminimalkan downtime adalah dengan age replacement.
6
Sebelum terjadi kerusakan karena batas umur pemakaian komponen ini akan tetap
diganti, dan jika ada kerusakan sebelum umur pemakaian komponen ini juga akan
tetap diganti. Pada interval (tp) yang dipilih adalah ketika D (tp) memiliki nilai
minimum seperti di bawah ini:
tp ∙ R ( tp ) +(1 ∙ R (tp ) )∙ Tf
D ( tp )= ¿¿
2. Penjadwalan Sistem Menggunakan Metode Age Replacemnet
Metode perawatan preventif dalam penelitian ini menggunakan metode age
replacement. Metode ini merupakan metode perawatan yang ditentukan dengan
interval waktu pencegahan berdasarkan interval waktu kegagalan atau kerusakan
akibat perbaikan penggantian komponen sesuai dengan kriteria minimisasi.
3. Proses Efisiensi
Untuk mengetahui indikator efektivitas sumber daya yang dimiliki (tingkat
keandalan, tingkat produktivitas, dll) penggunaan mesin atau peralatan yang
digunakan, maka perlu dilakukan pendekatan Overall Equipment Effectiveness
(OEE). OEE sendiri didapat dari perhitungan ketersediaan peralatan, efisiensi
kerja suatu proses produksi, dan rasio kualitas produk. Implementasi dalam
penerapan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dengan menghitung
komponen OEE yaitu:
1. Rasio Ketersediaan
Adalah rasio yang menggambarkan penggunaan waktu yang tersedia untuk
pengoperasian mesin atau peralatan. Dengan kata lain, rumus yang digunakan
adalah:
Operating time
Availability Rate= ×100 %
loadingtime
2. Efisiensi Kinerja
Adalah rasio atau perbandingan yang menggambarkan kemampuan peralatan
untuk menghasilkan barang atau produk yang dinyatakan dalam persentase. Maka
rumus yang digunakan Performance Efficiency adalah
amount of production
Pe rformance eficie ncy= × 100 %
ideal cycle ×operating time
3. Tingkat Kualitas Produk
Rasio menggambarkan kemampuan peralatan untuk menghasilkan produk
yang sesuai dengan standar. Atau bisa dibilang perbandingan jumlah produk yang
baik dengan jumlah produk yang diproses.
7
value operation time
Rate of Quality Product = ×100 %
producted
Data dan Pengolahan Data
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang didtetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
atau data tentang hal tersebut untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan. Variabel
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variable yang menjadi sebab berubah timbulnya
variable terikat. Pada penelitian ini, variable bebas yang digunakan yaitu data
yang diperoleh
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variable bebas. Pada penelitian ini variable terikat yang digunakan
adalah jumlah data yang diterima
3. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol merupakan variable yang dikendalikan dan dibuat konstan
sehingga peneliti dapat melakukan penelitian yang bersifat membandingkan. Pada
penelitian ini variable kontrol yang digunakan adalah waktu
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dalam beberapa tabel untuk
selanjutnya dianalisis.
8
G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dijabarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Studi Literatur
2 Observasi Lapangan
3 Pengambilan Data
4 Simulasi
Analisis dan
5
Pembahasan
6 Simpulan
9
H. DAFTAR PUSTAKA
Autiosalo, J., Ala-Laurinaho, R., Mattila, J., Valtonen, M., Peltoranta, V., &
Tammi, K. (2021). Towards integrated digital twins for industrial
products: Case study on an overhead crane. Applied Sciences
(Switzerland), 11(2), 1–35.
Bamfo-Agyei, E., Atepor, L. (2018). Assessing the Safety Use of Tower Cranes
on Construction Sites in Central Region of Ghana. In: Arezes, P. (eds)
Advances in Safety Management and Human Factors. AHFE 2017.
Advances in Intelligent Systems and Computing, vol 604. Springer, Cham.
Hadi, S., Gustopo, D., & Indra, D. (2020). Predictive Maintenance Analysis
Overhead Crane Machine in PT Bromo Steel Indonesia. In Journal of
Physics: Conference Series (Vol. 1569). IOP Publishing Ltd.
Kossakowski, P., Wciślik, W., & Bakalarz, M. (2019). Failure of the overhead
crane runway. MATEC Web of Conferences, 284, 09001.
Masullo, M., Pascale, A., Toma, R. A., Ruggiero, G., & Maffei, L. (2022). Virtual
Reality Overhead Crane Simulator. Procedia Computer Science, 200, 205–
215.
Soesetyo Ivan and Bendatu Liem Y. (2014) Predictive Maintenance Schedule and
Pellet Machine Maintenance Costs at PT. Charoen Pokphand Indonesia-
Sepanjang (TIRTA Journal Vol 2 No 2) p. 147-154
Sitthipong, S., Meengam, C., Chainarong, S., & Towatana, P. (2018). Design
analysis of overhead crane for maintenance workshop. In MATEC Web of
Conferences (Vol. 207). EDP Sciences.
10
Szpytko, J., & Duarte, Y. S. (2020). Maintenance Strategies Overlook for Devices
Under Operation. Journal of KONBiN, 50(4), 111–124.
11