KUALITASENERGI
Disusun Oleh:
KELAS EN-1D
PRODI TEKNIK KONVERSI ENERGI
FAKULTAS TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
Berjudul “ KUALITAS ENERGI “ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Sumber sumber energi. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
penulis.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
Latar Belakang
Tujuan
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Kualitas Energi
Kualitas energi adalah ukuran kemudahan di mana suatu bentuk energi dapat diubah
menjadi pekerjaan yang berguna atau ke bentuk energi lain. Bentuk energi berkualitas
tinggi dengan mudah diubah menjadi energi kerja atau energi berkualitas rendah,
sedangkan mengubah bentuk energi berkualitas rendah menjadi energi kerja atau
energi berkualitas tinggi mungkin tidak efisien, sulit atau tidak mungkin. Konsep
kualitas energi juga digunakan dalam ekologi , yang digunakan untuk melacak aliran
energi antara berbagai tingkat trofik dalam rantai makanan dan dalam termoekonomi,
di mana ia digunakan sebagai ukuran keluaran ekonomi per unit energi. Metode
evaluasi kualitas energi sering kali melibatkan pengembangan peringkat kualitas
energi dalam urutan hierarki .
-kualitas energi mungkin lebih intuitif jika kita mempertimbangkan contoh di mana
bentuk energi tetap konstan tetapi jumlah energi yang mengalir, atau ditransfer
bervariasi. Pengertian kualitas energi juga diakui dalam ilmu ekonomi.
- Dalam konteks ekonomi biofisik, kualitas energi diukur dengan jumlah keluaran
ekonomi yang dihasilkan per unit masukan energi (CJ Cleveland et al. 2000). Estimasi
kualitas energi dalam konteks ekonomi juga dikaitkan dengan metodologi energi yang
terkandung . Contoh lain tentang relevansi ekonomi dari konsep kualitas energi
diberikan oleh Brian Fleay.
2. Hukum Kedua Termodinamika
Kerja (W) dapat seluruhnya dikonversi menjadi panas (Q) tetapi panas (Q) tidak
dapat seluruhnya dikonversi menjadi kerja (W).
Konversi kerja (W) menjadi panas (Q) tidak terbatas (unrestricted) sangat baik
diketahui oleh orang teknik. Pengaruh friksi sering kita jumpai dalam bentuk kerja
mekanik yang mengakibatkan kenaikan suhu (T) tetapi perubahan panas (Q) menjadi
kerja (W) jadi perhatian yang lebih penting. Kerja yang dihasilkan melalui
transformasi beberapa tahapan proses tersebut sangat diperlukan untuk kehidupan kita
sehari-hari yaitu untuk sarana transportasi manusia dan peralatan kita sehari-hari yaitu
untuk sarana transportasi manusia dan peralatan, mesin penggerak, pompa, kompresor
dalam menyediakan energy supplai pada begitu banyak proses.
Terdapat perbedaan kualitas energi panas dan kerja. Kerja dapat ditafsirkan
sebagai energi dengan kualitas lebih tinggi dibanding panas. Sekarang, coba
perhatikan salah satu alat untuk mengubah panas menjadi kerja, yaitu pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU). Pada alat ini, panas diperoleh dari bahan bakar fosil baik
berupa bahan bakar minyak (bbm) maupun batu bara. Selanjutnya, kukus akan
menggerakkan turbin untuk memutar generator listrik. Kukus yang telah digunakan
untuk memutar turbin akan berubah kembali menjadi cair disebut kondensat atau
embunan, dan akhirnya dipompa kembali ke ketel uap. Jika ditinjau satu persatu,
maka secara termodinamika proses yang dialami air tersebut adalah
· Menyerap panas dari bahan bakar (Q masuk)
· Melakukan kerja (W) dengan memutar turbin
· Memperoleh kerja (W) dari pompa
Dalam perhitungan, jumlah kerja yang diperoleh air dari pompa diabaikan
karena sangat kecil. Dengan demikian, kerja yang dilakukan air adalah:
W = Q masuk – Q keluar
Oleh karena itu, salah satu formulasi hukum termodinamika adalah tidak ada
peralatan yang bekerja sedemikian rupa sehingga pengaruhnya pada sistem dan
lingkungan secara keseluruhan, hanya mengubah panas yang diserap menjadi kerja
secara sempurna dalam satu siklus.
Pada Gambar 5.1, kerja merupakan selisih antara panas yang masuk dan panas
yang keluar. Ini menunjukkan bahwa tidak mungkin ada alat yang secara sempurna
dapat mengubah panas masuk menjadi kerja tanpa ada panas keluar atau terbuang ke
lingkungan. Agar pemahaman tentang energi yang dimiliki oleh
kukus (steam) menjadi lebih jelas, sebaiknya pembahasan dialihkan dulu ke masalah
cara mendapatkan data dari tabel uap dan diagram mollier (lihat lampiran).
dS = dQ/T
Dengan keterangan:
dS = differensial entropi (J/K)
dQ = differensial panas (J)
T = suhu mutlak (K)