TUJUAN PELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran Pemeliharaan Proteksi Motor Listrik
Peserta diharapkan mampu melaksanakan Pemeliharaan Proteksi
Motor Listrik sesuai dengan SOP/IK (Instruksi Kerja), standard
Perusahaan, Instruction Manual dan Standar Pabrik.
DURASI : 8 JP
PENYUSUN :
1. Kiswondo (Fungsional Ahli – UPB Suralaya)
2. Erwin (SPV PBP – Udiklat Suralaya)
Gambar 1 Wiring diagram sistem Circuit breaker dan proteksi .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2 Motor thermal capability curve .................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3 Proteksi Motor kurang dari 1500 HP .......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4 Proteksi Motor 1500 HP dan Lebih Besar .................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 5 Thermal overload characteristic curves ....................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 6 Kurva Overload ringan dan sedang............................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 7 Kurva Overprotect Overload ringan dan sedang .......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 8 Kombinasi Typical motor and relay time current characteristics1qa ..........Error! Bookmark not
defined.
Gambar 9 Karakteristik instant relay arus lebih ............................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 1 Gangguan Pada Motor Listrik ............................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 2 Breakdown of Failure......................................................................... Error! Bookmark not defined.
Busbar MV
CB M
DCS
h
mA
CT A A
CT I>> I>
ZCT IN>
Secara umum gangguan motor listrik dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori seperti yang
diperlihatkan pada tabel 1, yaitu:
a. Gangguan Internal, dan
b. Gangguan Eksternal
Tabel 1 Gangguan Pada Motor Listrik
No Gangguan % Breakdown
1 Overload 30 %
2 Insulation Damage 20 %
3 Open Phase 14 %
4 Bearing Damage 13 %
5 Aging 10 %
6 Rotor Damage 5%
7 Other 8%
Secara luas proteksi diartikan sebagai pengamanan atau perlindungan suatu sistem tertentu untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di harapkan atau bahkan merugikan sistem tersebut.
Proteksi yang diterapkan pada sistem motor listrik, di harapkan dapat mencegah terjadinya
kerusakan. Walaupun resiko kerusakan ini tidak mampu kita cegah secara ideal, setidaknya
mampu meminimalisir resiko kerusakan tersebut.
Desain relai proteksi motor yang modern harus memenuhi untuk kebutuhan proteksi dari berbagai
macam desain motor dalam melayani beban. Proteksi yang diaplikasikan pada motor dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian, Yaitu:
a. Proteksi Utama (Main Protections) untuk motor, diantaranya
Overloading or Thermal Protection (49)
Instantaneous or High Set Overcurrent Protection (50)
Negative Phase Sequence (46)
Core Balance Earth Fault / Earth Fault Protection (51N)
Differential Stator Current (87)
b. Proteksi Tambahan (Additional Protections), hal ini tergantung seberapa kritikal pemakaian
motor di dalam industri dan power plant, diantaranya
Start/Stalling Current
Limitation to the Number of successive starts
Under Voltage
High winding Temperature detection
High bearing temperature detection
Excessive Vibration Detection
Extended start protetction
Ada berbagai range dan karakteristik motor AC yang tersedia, tergantung dimana motor tersebut
digunakan. Semua peralatan motor memerlukan proteksi, tapi menjadi permasalahan lebih
mendasar pemilihan proteksi secara independen berdasarkan pada tipe motor dan beban yang
terhubung dengan motor. Karakteristik motor harus diperhatikan ketika menerapkan proteksi,
sebagai contoh berapa besar arus beban penuh dan arus start yang harus diketahui ketika akan
menerapkan proteksi overload, start time safe stall current dan selanjutnya berapa tahan mesin
terhadap temperatur (termal) ketika dibebani beban seimbang dan beban tidak seimbang yang
harus didefinisikan dengan jelas, kenaikan suhu yang di ijinkan secara kontinu, arus pengunci rotor
(locked rotor) dan durasi yang diijinkan untuk arus maksimum, waktu percepatan dimana
merupakan karakteristik beban dan tegangan start. Kurva kemampuan thermal motor diperlihatkan
pada gambar dibawah ini, yang dapat membantu dalam menentukan ketahanan temperatur pada
isolasi motor. Kurva bagian bawah merupakn batasan rotor. Batasan muncul efek pemanasan I2R
pada saat rotor terkunci.
Panas yang berlebihan pada motor dapat disebabkan selama start, kondisi rotor terkunci (locked
rotor condition), selama pembebanan, tegangan tidak seimbang, atau kondisi phase terbuka dan
dapat menyebabkan penurunan kekuatan isolasi secara elektrikal dan mekanikal. Kerusakan
isolasi karena pemanasan kemungkinan akan menjadi pemicu gangguan berikutnya (yang akan
datang).
Berikut ini akan diperiksa mode kegagalan pada motor dan mendiskusikan bagaimana jenis – jenis
proteksi yang mungkin diterapkan dalam sistem proteksi motor listrik.
Secara umum, suplai pada motor listrik mungkin mengandung komponen urutan positif dan
negative, dan kedua kompenen tersebut akan memberikan arus yang menyebabkan kenaikan
Dimana :
I1 = Arus urutan positif
I2 = Arus urutan negatif
Dan
K = (tahanan rotor urutan negatif/tahanan rotor urutan positif)
Pada putaran rating. Nilai khusus K adalah 3
Akhirnya, model replica thermal perlu memperhitungkan berdasarkan fakta bahwa motor akan
cenderung untuk mendinginkan untuk periode beban ringan, dan keadaan awal motor. Motor akan
memiliki konstanta waktu pendinginan , гr, yang akan mendefinisikan tingkat pendinginan. Oleh
karena itu, model thermal final dapat dinyatakan sebagai :
Dimana :
Г = Konstanta waktu pemanasan
K = Ieq/Ith
2
A = kondisi awal pada motor (dingin atau panas)
Persamaan diatas memperhitungkan kondisi karakteristik dingin dan panas yang didefinisikan
dalam IEC 60255, part 8.
Beberapa relai dapat menggunakan karakteristik kemiringan ganda untuk konstanta waktu
pemanasan (heating time constant), dan dua nilai dari konstanta waktu pemanasan diperlukan.
Beralih diantara dua nilai pada arus motor saat dihidupkan. Ini dapat digunakan untuk memperoleh
performance lebih baik selama di start pada motor dengan menggunakan starting Stardelta.
Selama starting, belitan motor mengalir arus beban penuh, sedangkan kondisi beroperasi arus
yang mengalir hanya 57 % dari arus yang dilihat pada relai. Demikian pula ketika motor di lepas
dari suplai, konstanta waktu pemanasan (Г) dapat diatur sama dengan konstanta waktu
pendinginan (гr).
Karena relai idealnya harus disesuaikan dengan motor yang diproteksi dan mampu mendekati
proteksi beban lebih, lebar range pangaturan realai yang diinginkan dengan akurasi yang baik dan
thermal overshoot yang rendah.
Kurva setting relai dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Relai thermal beban lebih menawarkan proteksi yang baik untuk beban lebih ringan dan
menengah (durasi lama), tetapi bukan untuk beban lebih yang sangat berat (gambar 6). Relai long
time overcurrent menawarkan proteksi yang baik untuk beban lebih yang berat akan tetapi menjadi
overprotects untuk overload yang ringan dan menengah (gambar 7). Kombinasi dua peralatan
proteksi thermal diperlihatkan pada gambar 8
Untuk proteksi motor overload check apakah motor service faktornya (SF) 1 atau 1.15, ini penting
karena menentukan set point overload. Jika SF motor 1 maka overload set point 1x 1.15 FLA (Full
Load Ampere) dan SF motor 1,15 maka overload set point 1x 1.25 FLA (Full Load Ampere).
Proteksi hubung singkat berfungsi untuk melindungi motor dari gangguan hubung singkat antar
fasa yang dapat menyebabkan kerusakan pada belitan motor.
Proteksi hubung singkat pada motor disediakan untuk melindungi gangguan besar pada belitan
stator dan flshover pada terminal. Karena isolasi antar belitan relative besar maka gangguan antara
fasa jarang terjadi. Gulungan stator tertutup oleh bodi mesin yang terbuat dari logam, dimana bodi
tersebut di ground, sehingga jika terjadi gangguan maka sangat cepat melibatkan ground (bumi),
yang kemudian akan mengoperasikan proteksi gangguan ketanah secara instant.
Relai overcurrent dengan waktu tunda definite diperlukan untuk tujuan proteksi , diset sekitar 125 %
dari arus start motor. Waktu tunda bertujuan untuk mencegah kesalahan operasi oleh arus CT, dan
biasanya ditetapkan set waktu sekitar 100 ms. Jika motor dilengkapi dengan kontaktor fuse , maka
koordinasi diperlukan dengan sekering dan ini memungkinkan untuk menggunakan waktu yang
lama untuk elemen relai. Karena fault Clereance proteksi yang cepat untuk meminimalkan
kerusakan yang disebabkan gangguan, proteksi yang efektif diperlukan dalam keadaan ini. Hal ini
disediakan untuk kondisi motor dengan menggunakan circuit breaker (CB).
Proteksi diferensial dapat diberikan pada motor besar yang high voltage, dimana beroperasinya
motor tersebut melalui circuit breaker (CB). Proteksi diferensial digunakan untuk melindungi motor
dari gangguan phasa – phasa dan phasa – netral, terutama untuk system tenaga yang
pentanahannya menggunakan tahanan (Resistance). Kerusakan pada motor karena gangguan
dapat dikurangi. Proteksi diferensial dapat dibuat sensitif karena mendeteksi gangguan dalam tahap
awal. Proteksi overcurrent dengan karakteristik normal definite time tidak dibuat sensitive, proteksi
gangguan ke tanah (ground) sensitive mungkin tidak diberikan.
Arus gangguan phasa pada terminal motor biasanya jauh lebih besar dari arus nominal, seperti
arus start atau konstribusi arus gangguan pada motor. Untuk alasan ini sehingga trip instant high
set direkomendasikan untuk proteksi yang cepat, handal dan murah. Ketika nilai arus start
mendekati arus gangguan maka proteksi relai differensial untuk melindungi motor diperlukan untuk
menghindari bekerjanya relai karena arus start. Sensitivitas relai diferensial adalah independent
(lebih bebas) terhadap arus start sedangkan unit trip instant merespon terhadap arus phasa (Arus
start), dimana unit trip instant harus di setting diatas arus start (termasuk DC Offset karena transien
asimetris yang mungkin disebabkan oleh tegangan switching). Perbedaan ini diperlihatkan pada
gambar dibawah ini
Agar relai gangguan fasa memungkinkan tahan terhadap gangguan dan berbagai jenis gangguan
dan menjamin untuk pickup untuk gangguan minimum maka pickup relai fasa instantaneous
disetting 1,6 kali ILR atau lebih, dimana ILR adalah arus start simetris actual yang dibatasi oleh
impedansi sumber (Source impedance). Rasio I3ph/ ILR harus disetting lebih besar dari 5 (lima).
Secara umum, trip instantaneous dapat digunakan untuk proteksi fasa jika KVA motor (HP) kurang
dari setengah KVA supali Transformator. Jika tidak, maka relai differensial seperti pada gambar 10
diatas diperlukan untuk deteksi gangguan sensitive.
Relai hubung singkat bersifat instant, jadi jika ada gangguan harus segera mengisolasi motor yang
dilindungi tersebut.
Dari gambar 12 di atas dapat dilihat bahwa semakin besar arus yang mengalir pada motor maka
waktu yang dibutuhkan untuk mentripkan motor semakin cepat.
C. Relay unbalance
Unbalance pada motor terjadi apabila ada ketidakseimbangan arus pada fasa sumber. Fenomena
ini akan menyebabkan timbulnya arus urutan negative (negative sequence) yang dapat
menyebabkan pemanasan pada motor.
E. Relay longstart
Relay long start current adalah relay yang digunakan untuk mengamankan motor dari gangguan
arus start yang lama. Seperti kita ketahui ketika motor listrik pertama kali dhidupkan maka akan
mengkonsumsi arus yang lebih besar dari arus nominal. Arus start tersebut bias mencapai 6 kali
dari arus nominalnya. Pada kondisi normal, arus start tersebut hanya berlangsung sesaat saja dan
arus kembali ke arus nominal setelah motor berputar pada putaran nominal. Relay long start
berfungsi mengamankan motor ketika arus start tersebut berlangsung lebih lama dari kondisi
normal agar tidak terjadi pemanasan pada belitan motor. Relay longstart bersifat definite time
(karakteristik tunda waktu).
F. Relay temperatur
Relay temperatur pada motor digunakan untuk mengamankan motor listrik dari gangguan
temperature yang berlebih. Temperature berlebih biasa disebabkan oleh gangguan mekanik
maupun gangguan elektrik. Gangguan mekanik contohnya adalah kegagalan sstem pendingin dan
lain sebagainya. gangguan elektrik contohnya adalah overload, longstart dan lain sebagainya
G. Vibrasi
Vibrasi adalah suatu gerak bolak-balik disekitar kesetimbangan. Kesetimbangan adalah keadaan
dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya gerak yang bekerja pada benda
tersebut. Vibrasi dapat ditunjukan dengan cara sederhana yaitu dengan pagas yang diberi beban .
kemudian pegas ditarik dan dilepas .pada pegas akan tampak getaran bolak balik atas ke bawah.
Vibrasi yang berlebihan menyebabkan :
Mengendornya sambungan-sambungan pada mesin
Menimbulkan suara bising
Meningkatkan beban pada komponen-komponen mesin
Mempercepat hausnya bagian-bagian mesin
Parameter Vibrasi :
Simpangan (displacement)
Kecepatan ( Velocity)
Percepatan (Acceleration )
Setiap motor Memiliki level vibrasi tertentu dan dalam domain frekwensi tertentu, memiliki
OverCurrent K 4/2
Overload K 1/0
Unbalance K 2/3
CB Open
Temp trip
Vibrasi trip
DCS Alarm Proteksi
Aplikasi urutan logic proteksi motor berfungsi memberikan sinyak tripping pada lock out relay dan
memberi sinyal tripping ke tripping coil circuit breaker.
Contoh : Apabila sinyal tripping dari relay proteksi motor merasakan arus gangguan yang
mencapai tap settingnya memberikan sinyal tripping circuit breaker (CB).
B. Sistem Interlock proteksi motor
Sistem interlock proteksi motor terdiri dari dua sistem ada mekanikal dan electrikal. Pada saat
proteksi electrikal merasakan arus gangguan yang mencapai tap settingnya , proteksi akan
memberikan sinyal triping ke lock out relay dan tripping order ke coil triping circuit breaker. Dan
untuk penormalannya Circuit breaker tidak bisa diorder closing apabila lock out relaynya /
breakernya belum diriset. Ini bertujuan supaya oparator lebih memastikan indikasi pada alarm
yang muncul di CB sama dengan DCS.
Individual Test
Berfungsi untuk mengetahui unjuk kerja relai proteksi secara individu dengan cara melakukan
pengujian relay proteksi.
Function Test
Berfungsi mengetahui apakah semua proteksi bekerja dengan baik dan benar. Fungtion test ini
dilakukan untuk lebih memastikan relay proteksi tersebut bekerja dengan baik. Supaya tidak terjadi
kaselahan fungsi didalam memproteksi peralatan.
B. Persiapan Peralatan
MTM 3I / Injeksi Arus
Kabel Roll
Kabel Test beserta assesorisnya
WT 130 / Multi meter standard
Socket Plug
C. Persiapan Blangko pengujian sesuai dengan alat / motor yang akan diuji.
D. Menyesuaikan Setting yang ada di relay dengan blangko pada ( Page 1,3.4 & 5 ) dengan
cara:
Tekan tombol SET
CATATAN :