Anda di halaman 1dari 28

MATA PELAJARAN 4

Pemeliharaan Proteksi Motor Listrik

TUJUAN PELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran Pemeliharaan Proteksi Motor Listrik
Peserta diharapkan mampu melaksanakan Pemeliharaan Proteksi
Motor Listrik sesuai dengan SOP/IK (Instruksi Kerja), standard
Perusahaan, Instruction Manual dan Standar Pabrik.

DURASI : 8 JP

PENYUSUN :
1. Kiswondo (Fungsional Ahli – UPB Suralaya)
2. Erwin (SPV PBP – Udiklat Suralaya)

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal i


DAFTAR ISI

TUJUAN PELAJARAN ...................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... ii
1. Pendahuluan ..........................................................................................................................................1
2. Proteksi Utama (Main protection) Motor Listrik ...................................................................................5
2.1. Overloading (Thermal) Protection (49) .................................................................................................6
2.2. Instantaneous or High Set Overcurrent Protection (50) .....................................................................11
2.3. Negative Phase Sequence (46) ............................................................... Error! Bookmark not defined.
2.4. Core Balance Earth Fault / Earth Fault Protection (51N) ....................... Error! Bookmark not defined.
2.5. Differential Stator Current (87) .............................................................. Error! Bookmark not defined.
3. Proteksi Tambahan (Additional Protection) Motor Listrik ..................... Error! Bookmark not defined.
4. Jenis Jenis Proteksi Motor Listrik .........................................................................................................14

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Wiring diagram sistem Circuit breaker dan proteksi .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2 Motor thermal capability curve .................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3 Proteksi Motor kurang dari 1500 HP .......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4 Proteksi Motor 1500 HP dan Lebih Besar .................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 5 Thermal overload characteristic curves ....................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 6 Kurva Overload ringan dan sedang............................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 7 Kurva Overprotect Overload ringan dan sedang .......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 8 Kombinasi Typical motor and relay time current characteristics1qa ..........Error! Bookmark not
defined.
Gambar 9 Karakteristik instant relay arus lebih ............................................ Error! Bookmark not defined.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Gangguan Pada Motor Listrik ............................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 2 Breakdown of Failure......................................................................... Error! Bookmark not defined.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal iv


PEMELIHARAAN PROTEKSI MOTOR LISTRIK
1. Pendahuluan
Motor listrik banyak digunakan dalam industri dan pembangkit listrik. Mayoritas beban pemakaian
sendiri pada pembangkit listrik (terutama PLTU) adalah motor listrik. Motor listrik digunakan
sebagai penggerak pompa, fan, valve, conveyor dan lain sebagainya. Oleh karena itu motor listrik
harus dilindungi dari gangguan yang mungkin terjadi pada motor tersebut.

Busbar MV

CB M
DCS
h
mA
CT A A

CT I>> I>

ZCT IN>

Gambar 1 Wiring diagram sistem Circuit breaker dan proteksi motor

Secara umum gangguan motor listrik dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori seperti yang
diperlihatkan pada tabel 1, yaitu:
a. Gangguan Internal, dan
b. Gangguan Eksternal
Tabel 1 Gangguan Pada Motor Listrik

Causes of motor failures

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 1


Berdasarkan tabel 1 diatas maka gangguan motor listrik yang disebabkan oleh faktor eksternal
dapat dirinci sebagai berikut :
 Variasi tegangan (Voltage Variations)
 Variasi Frekuensi (Frequency Variations
 Tegangan tidak seimbang (Voltage Unbalance)
 Gelombang input yang distorsi (distorted input sine wave)
 Flicker
 Fault distrubances
 Services Interruptions
Setiap gangguan faktor eksternal pada motor akan memberi dampak, diantaranya:
a. Kenaikan biaya modal yang disebabkan oleh
 Menggunakan motor kebesaran
 Skema kontrol yang kompleks
 Skema sistem overdesigned
b. Motor terbakar
c. Gangguan bearing
d. Gangguan faktor daya kapasitor
e. Product spoilage
f. Process interruption
Selain gangguan dari faktor eksternal maka gangguan pada motor dapat terjadi dari gangguan
internal motor sendiri, diantaranya:
 Gangguan Bantalan (Bearing Failures)
 Beban Lebih (Overload)
 Locked Rotor
 Load Jam
 Long start time
 Hubungsingkat pada motor (Short circuit ini motor)
Berikut ini pada tabel 2 akan diberikan data gangguan yang menyebabkan motor listrik rusak
(Breakdown)

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 2


Tabel 2 Breakdown of Failure

No Gangguan % Breakdown
1 Overload 30 %
2 Insulation Damage 20 %
3 Open Phase 14 %
4 Bearing Damage 13 %
5 Aging 10 %
6 Rotor Damage 5%
7 Other 8%

Secara luas proteksi diartikan sebagai pengamanan atau perlindungan suatu sistem tertentu untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di harapkan atau bahkan merugikan sistem tersebut.
Proteksi yang diterapkan pada sistem motor listrik, di harapkan dapat mencegah terjadinya
kerusakan. Walaupun resiko kerusakan ini tidak mampu kita cegah secara ideal, setidaknya
mampu meminimalisir resiko kerusakan tersebut.
Desain relai proteksi motor yang modern harus memenuhi untuk kebutuhan proteksi dari berbagai
macam desain motor dalam melayani beban. Proteksi yang diaplikasikan pada motor dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian, Yaitu:
a. Proteksi Utama (Main Protections) untuk motor, diantaranya
 Overloading or Thermal Protection (49)
 Instantaneous or High Set Overcurrent Protection (50)
 Negative Phase Sequence (46)
 Core Balance Earth Fault / Earth Fault Protection (51N)
 Differential Stator Current (87)
b. Proteksi Tambahan (Additional Protections), hal ini tergantung seberapa kritikal pemakaian
motor di dalam industri dan power plant, diantaranya
 Start/Stalling Current
 Limitation to the Number of successive starts
 Under Voltage
 High winding Temperature detection
 High bearing temperature detection
 Excessive Vibration Detection
 Extended start protetction

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 3


Selain pertimbangan jenis proteksi motor diatas, ada beberapa info yang perlu dipertimbangkan
pada perlindungan motor listrik, diantaranya:
a. Motor Location, Hazardous Area (e.g. Petrochemical) atau normal industry, klasifikasi
konstruksi motor harus sesuai dengan klasifikasi area penggunaan
b. Panjang kabel antara motor dan MCC untuk perhitungan voltage drop
c. Motor temperatur operation, routing cable (under ground or above ground) untuk menghitung
ampere derating factor di kabel
d. Motor starting, direct or VSD (Variabel Speed Drive), pemilihan ini berkaitan dengan momen
inersia dari beban motor (Fan,Pompa, Kompressor,dll), seberapa sering motornya di star
stop. Kalau sering di start stop dengan direct star dapat menimbulkan kerusakan isolasi
belitan di stator dan rotor karena arus star bias 4 sd 7 kali arus nominal yang dapat membuat
life time dari motor menjadi berkurang.

Ada berbagai range dan karakteristik motor AC yang tersedia, tergantung dimana motor tersebut
digunakan. Semua peralatan motor memerlukan proteksi, tapi menjadi permasalahan lebih
mendasar pemilihan proteksi secara independen berdasarkan pada tipe motor dan beban yang
terhubung dengan motor. Karakteristik motor harus diperhatikan ketika menerapkan proteksi,
sebagai contoh berapa besar arus beban penuh dan arus start yang harus diketahui ketika akan
menerapkan proteksi overload, start time safe stall current dan selanjutnya berapa tahan mesin
terhadap temperatur (termal) ketika dibebani beban seimbang dan beban tidak seimbang yang
harus didefinisikan dengan jelas, kenaikan suhu yang di ijinkan secara kontinu, arus pengunci rotor
(locked rotor) dan durasi yang diijinkan untuk arus maksimum, waktu percepatan dimana
merupakan karakteristik beban dan tegangan start. Kurva kemampuan thermal motor diperlihatkan
pada gambar dibawah ini, yang dapat membantu dalam menentukan ketahanan temperatur pada
isolasi motor. Kurva bagian bawah merupakn batasan rotor. Batasan muncul efek pemanasan I2R
pada saat rotor terkunci.

Gambar 2 Motor thermal capability curve

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 4


Kurva diatas memperlihatkan waktu motor yang dapat ditetapkan berhenti setelah mendapatkan
energy sebelum terjadi kerusakan akibat pemanasan pada rotor. Pada gambar merupakan
batasan I2Rt, yang juga dapat dinyatakan batasan (V2/R)t. Bagian tengah pada kurva merupakan
batasan percepatan pemanasan. Arus locked rotor merupakan kurva porsi arus torsi kerusakan
motor. Kurva bagian atas merupakan batasan thermal operasi. Ini merupakan representasi dari
kemampuan beban lebih motor.

2. Proteksi Utama (Main protection) Motor Listrik


Dalam operasinya Motor Listrik harus dilindungi dari berbagai macam gangguan yang mungkin
terjadi pada operasi motor. Pada gambar dibawah ini diperlihatkan kombinasi proteksi pada
paralatan motor. Dimana diklaifikasikan kombinasi proteksi untuk motor dengan kapasitas kurang
dari 1500 HP dan kombinasi proteksi untuk motor dengan kapasitas 1500 HP atau lebih.

Gambar 3 Proteksi Motor kurang dari 1500 HP

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 5


Gambar 4 Proteksi Motor 1500 HP dan Lebih Besar

Panas yang berlebihan pada motor dapat disebabkan selama start, kondisi rotor terkunci (locked
rotor condition), selama pembebanan, tegangan tidak seimbang, atau kondisi phase terbuka dan
dapat menyebabkan penurunan kekuatan isolasi secara elektrikal dan mekanikal. Kerusakan
isolasi karena pemanasan kemungkinan akan menjadi pemicu gangguan berikutnya (yang akan
datang).
Berikut ini akan diperiksa mode kegagalan pada motor dan mendiskusikan bagaimana jenis – jenis
proteksi yang mungkin diterapkan dalam sistem proteksi motor listrik.

2.1. Overloading (Thermal) Protection


Kebanyakan gangguan belitan motor diisebabkan oleh beban lebih – Overloading (baik waktu dan
siklus), operasi pada tegangan suplai tidak seimbang atau satu fasa, yang mengakibatkan terjadi
pemanasan yang berlebih yang dapat menyebabkan kerusakan isolasi belitan selama gangguan
listrik terjadi.
Aturan umum yang berlaku adalah life time isolasi akan berkurang setengahnya untuk setiap
kenaikan 10 °C diatas nilai temperatur rating, sehingga perlu diperhitungkan lamanya waktu pada
saat beroperasi ditemperatur tinggi. Mesin listrik memiliki kemampuan penyimpanan panas yang
relatif besar, Ini berarti bahwa beban lebih yang jarang terjadi dengan durasi pendek terjadinya

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 6


kemungkinan tidak mempengaruhi mesin listrik. Namun beban lebih yang terjadi dalam durasi
panjang akan menyebabkan penuaan dini atau kegagalan isolasi.
Selanjutnya, kemampuan menahan temperatur pada motor listrik dipengaruhi oleh pemanasan
yang terjadi dalam belitan periode gangguan. Oleh karena itu menjadi penting memperhitungkan
karakteristik ekstrem mulai dari nol sampai dengan beban penuh sebelum gangguan yang
dipresentasikan dengan kondisi dingin dan panas.
Adapun kemampuan thermis Motor dalam menahan temperature terdiri dari:
 Kemampuan thermis motor pada saat motor terkunci
 Kemampuan thermis motor terhadap beban lebih
 Kemampuan thermis motor terhadap arus urutan negative
Data waktu untu rotor terkunci diberikan oleh pabrikan, dari data tersebut dapat diturunkan
kemampuan thermis motor terhadap beban lebih dan data kemampuan thermis motor terhadap
arus urutan negative juga diberikan oleh pabrikan (khususnya motor besar)
Berbagai desain motor, aplikasi yang beragam, variasi kondisi operasi yang tidak normal, dan
menghasilkan mode hasil gangguan dalam hubungannya dengan termal yang komplek. Sebuah
model matematika yang akurat sangat sulit untuk dibuat Akan tetapi memungkinkan untuk
mengembangkan model perkiraan jika diasumsikan motor mempunyai bodi yang homogen,
menghasilkan dan menghilangkan panas sebanding dengan kenaikan temperatur. Berikut ini
prinsip model replica yang digunakan untuk proteksi beban lebih (Overload).
Temperatur T setiap saat diberikan (instant) dengan rumus:
T = Tmax (1 - e-t/г)
Dimana :
Tmax = Temperatur steady state akhir
г = Konstanta waktu pemanasan
Kenaikan temperatur sebanding dengan arus kuadrat, dengan persamaan:
T = KI2R (1 – e-t/ г)
Dimana :
IR = Arus kontinu yang menghasilkan temperatur Tmax dalam motor.
Oleh karena itu dapat ditunjukkan bahwa arus beban lebih (I), waktu (t) yang diizinkan untuk
mengalirkan arus ini adalah :

Secara umum, suplai pada motor listrik mungkin mengandung komponen urutan positif dan
negative, dan kedua kompenen tersebut akan memberikan arus yang menyebabkan kenaikan

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 7


temperatur pada motor. Oleh karena itu, model replica thermal harus mempertimbangkan kedua
komponen tersebut. Persamaan khusus untuk arus ekuivalen adalah

Dimana :
I1 = Arus urutan positif
I2 = Arus urutan negatif
Dan
K = (tahanan rotor urutan negatif/tahanan rotor urutan positif)
Pada putaran rating. Nilai khusus K adalah 3
Akhirnya, model replica thermal perlu memperhitungkan berdasarkan fakta bahwa motor akan
cenderung untuk mendinginkan untuk periode beban ringan, dan keadaan awal motor. Motor akan
memiliki konstanta waktu pendinginan , гr, yang akan mendefinisikan tingkat pendinginan. Oleh
karena itu, model thermal final dapat dinyatakan sebagai :

Dimana :
Г = Konstanta waktu pemanasan
K = Ieq/Ith
2
A = kondisi awal pada motor (dingin atau panas)
Persamaan diatas memperhitungkan kondisi karakteristik dingin dan panas yang didefinisikan
dalam IEC 60255, part 8.
Beberapa relai dapat menggunakan karakteristik kemiringan ganda untuk konstanta waktu
pemanasan (heating time constant), dan dua nilai dari konstanta waktu pemanasan diperlukan.
Beralih diantara dua nilai pada arus motor saat dihidupkan. Ini dapat digunakan untuk memperoleh
performance lebih baik selama di start pada motor dengan menggunakan starting Stardelta.
Selama starting, belitan motor mengalir arus beban penuh, sedangkan kondisi beroperasi arus
yang mengalir hanya 57 % dari arus yang dilihat pada relai. Demikian pula ketika motor di lepas
dari suplai, konstanta waktu pemanasan (Г) dapat diatur sama dengan konstanta waktu
pendinginan (гr).
Karena relai idealnya harus disesuaikan dengan motor yang diproteksi dan mampu mendekati
proteksi beban lebih, lebar range pangaturan realai yang diinginkan dengan akurasi yang baik dan
thermal overshoot yang rendah.
Kurva setting relai dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 8


Gambar 5 Thermal overload characteristic curves

Relai thermal beban lebih menawarkan proteksi yang baik untuk beban lebih ringan dan
menengah (durasi lama), tetapi bukan untuk beban lebih yang sangat berat (gambar 6). Relai long
time overcurrent menawarkan proteksi yang baik untuk beban lebih yang berat akan tetapi menjadi
overprotects untuk overload yang ringan dan menengah (gambar 7). Kombinasi dua peralatan
proteksi thermal diperlihatkan pada gambar 8

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 9


Gambar 6 Kurva Overload ringan dan sedang

Gambar 7 Kurva Overprotect Overload ringan dan sedang

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 10


Gambar 8 Kombinasi Typical motor and relay time current characteristicnya

Untuk proteksi motor overload check apakah motor service faktornya (SF) 1 atau 1.15, ini penting
karena menentukan set point overload. Jika SF motor 1 maka overload set point 1x 1.15 FLA (Full
Load Ampere) dan SF motor 1,15 maka overload set point 1x 1.25 FLA (Full Load Ampere).

2.2. Short Circuit Protection

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 11


Gambar 9 Wiring Proteksi Sederhana Motor

Proteksi hubung singkat berfungsi untuk melindungi motor dari gangguan hubung singkat antar
fasa yang dapat menyebabkan kerusakan pada belitan motor.
Proteksi hubung singkat pada motor disediakan untuk melindungi gangguan besar pada belitan
stator dan flshover pada terminal. Karena isolasi antar belitan relative besar maka gangguan antara
fasa jarang terjadi. Gulungan stator tertutup oleh bodi mesin yang terbuat dari logam, dimana bodi
tersebut di ground, sehingga jika terjadi gangguan maka sangat cepat melibatkan ground (bumi),
yang kemudian akan mengoperasikan proteksi gangguan ketanah secara instant.
Relai overcurrent dengan waktu tunda definite diperlukan untuk tujuan proteksi , diset sekitar 125 %
dari arus start motor. Waktu tunda bertujuan untuk mencegah kesalahan operasi oleh arus CT, dan
biasanya ditetapkan set waktu sekitar 100 ms. Jika motor dilengkapi dengan kontaktor fuse , maka
koordinasi diperlukan dengan sekering dan ini memungkinkan untuk menggunakan waktu yang
lama untuk elemen relai. Karena fault Clereance proteksi yang cepat untuk meminimalkan
kerusakan yang disebabkan gangguan, proteksi yang efektif diperlukan dalam keadaan ini. Hal ini
disediakan untuk kondisi motor dengan menggunakan circuit breaker (CB).
Proteksi diferensial dapat diberikan pada motor besar yang high voltage, dimana beroperasinya
motor tersebut melalui circuit breaker (CB). Proteksi diferensial digunakan untuk melindungi motor
dari gangguan phasa – phasa dan phasa – netral, terutama untuk system tenaga yang
pentanahannya menggunakan tahanan (Resistance). Kerusakan pada motor karena gangguan
dapat dikurangi. Proteksi diferensial dapat dibuat sensitif karena mendeteksi gangguan dalam tahap
awal. Proteksi overcurrent dengan karakteristik normal definite time tidak dibuat sensitive, proteksi
gangguan ke tanah (ground) sensitive mungkin tidak diberikan.
Arus gangguan phasa pada terminal motor biasanya jauh lebih besar dari arus nominal, seperti
arus start atau konstribusi arus gangguan pada motor. Untuk alasan ini sehingga trip instant high
set direkomendasikan untuk proteksi yang cepat, handal dan murah. Ketika nilai arus start
mendekati arus gangguan maka proteksi relai differensial untuk melindungi motor diperlukan untuk
menghindari bekerjanya relai karena arus start. Sensitivitas relai diferensial adalah independent
(lebih bebas) terhadap arus start sedangkan unit trip instant merespon terhadap arus phasa (Arus
start), dimana unit trip instant harus di setting diatas arus start (termasuk DC Offset karena transien
asimetris yang mungkin disebabkan oleh tegangan switching). Perbedaan ini diperlihatkan pada
gambar dibawah ini

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 12


Gambar 10 Comparison of sensitivities of type CA differential

Agar relai gangguan fasa memungkinkan tahan terhadap gangguan dan berbagai jenis gangguan
dan menjamin untuk pickup untuk gangguan minimum maka pickup relai fasa instantaneous
disetting 1,6 kali ILR atau lebih, dimana ILR adalah arus start simetris actual yang dibatasi oleh
impedansi sumber (Source impedance). Rasio I3ph/ ILR harus disetting lebih besar dari 5 (lima).
Secara umum, trip instantaneous dapat digunakan untuk proteksi fasa jika KVA motor (HP) kurang
dari setengah KVA supali Transformator. Jika tidak, maka relai differensial seperti pada gambar 10
diatas diperlukan untuk deteksi gangguan sensitive.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 13


Berikut digambarkan contoh dalam penentuan perhitungan sebagai berikut :
Di asumsikan motor yang dihubungkan dengan transformator mempunyai impendansi 8 %. Arus
gangguan maksimum pada sisi sekunder transformator dengan sumber tak terbatas (Infinete)
adalah
I3ph = 1/8
= 1,25 pu pada dasar transformator
Arus start maksimum motor pada kasus ini adalah:
ILR = 1/ (0,08 + XM)
Dimana XM adalah impedansi motor. Dalam parameter I3ph/ ILR > 5, XM harus lebis besar dari 0,32
pu pada base KVA transformator.
Jika motor memiliki arus start pada tegangan full 6 kali dari beban full, maka XM = 1/6 = 0,167 pada
base KVA motor. Dengan KVA motor setengah kali dari KVA transformator maka X M pada 0,167
akan menjadi 0,333 pada base transformator yang nilainya lebih besar dari 0,32. Aturan ini
diterapkan ketika tidak ada penyimpangan parameter dari yang diasumsikan diatas

3. Jenis Jenis Proteksi Motor Listrik

A. Proteksi Hubung Singkat

Relai hubung singkat bersifat instant, jadi jika ada gangguan harus segera mengisolasi motor yang
dilindungi tersebut.

Gambar 11 Karakteristik instant relay arus lebih

B. Relay overload (51)


Overload pada motor listrik disebabkan oleh pembebanan berlebih pada motor sehingga putaran
motor semakin berat. Semakin berat beban motor maka konsumsi arus listrik motor semakin
besar, sehingga jika dibiarkan dalam waktu yang lama maka arus overload menyebabkan

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 14


pemanasan pada belitan yang dapat merusak belitan tersebut.
Relay overload bersifat invers. Adapun grafik invers adalah sebagai berikut :

Gambar 12 Karakteristik invers relay arus lebih

Dari gambar 12 di atas dapat dilihat bahwa semakin besar arus yang mengalir pada motor maka
waktu yang dibutuhkan untuk mentripkan motor semakin cepat.

C. Relay unbalance
Unbalance pada motor terjadi apabila ada ketidakseimbangan arus pada fasa sumber. Fenomena
ini akan menyebabkan timbulnya arus urutan negative (negative sequence) yang dapat
menyebabkan pemanasan pada motor.

D. Relay hubung singkat ke tanah


Relay hubung singkat ke tanah berfungsi untuk mengamankan motor dari gangguan arus hubung
singkat antara fasa dengan tanah.

E. Relay longstart
Relay long start current adalah relay yang digunakan untuk mengamankan motor dari gangguan
arus start yang lama. Seperti kita ketahui ketika motor listrik pertama kali dhidupkan maka akan
mengkonsumsi arus yang lebih besar dari arus nominal. Arus start tersebut bias mencapai 6 kali
dari arus nominalnya. Pada kondisi normal, arus start tersebut hanya berlangsung sesaat saja dan
arus kembali ke arus nominal setelah motor berputar pada putaran nominal. Relay long start
berfungsi mengamankan motor ketika arus start tersebut berlangsung lebih lama dari kondisi
normal agar tidak terjadi pemanasan pada belitan motor. Relay longstart bersifat definite time
(karakteristik tunda waktu).

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 15


Gambar 13 Karakteristik definite time relay arus lebih

F. Relay temperatur
Relay temperatur pada motor digunakan untuk mengamankan motor listrik dari gangguan
temperature yang berlebih. Temperature berlebih biasa disebabkan oleh gangguan mekanik
maupun gangguan elektrik. Gangguan mekanik contohnya adalah kegagalan sstem pendingin dan
lain sebagainya. gangguan elektrik contohnya adalah overload, longstart dan lain sebagainya

G. Vibrasi
Vibrasi adalah suatu gerak bolak-balik disekitar kesetimbangan. Kesetimbangan adalah keadaan
dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya gerak yang bekerja pada benda
tersebut. Vibrasi dapat ditunjukan dengan cara sederhana yaitu dengan pagas yang diberi beban .
kemudian pegas ditarik dan dilepas .pada pegas akan tampak getaran bolak balik atas ke bawah.
Vibrasi yang berlebihan menyebabkan :
 Mengendornya sambungan-sambungan pada mesin
 Menimbulkan suara bising
 Meningkatkan beban pada komponen-komponen mesin
 Mempercepat hausnya bagian-bagian mesin

Parameter Vibrasi :
 Simpangan (displacement)
 Kecepatan ( Velocity)
 Percepatan (Acceleration )

Setiap motor Memiliki level vibrasi tertentu dan dalam domain frekwensi tertentu, memiliki

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 16


spektrum dengan ciri tertentu.

4. LOGIC DAN INTERLOCK


Interlok adalah suatu sistem persyaratan didalam sebuah kontrol yang tujuannya untuk
mengamankan suatu peralatan dalam operational. Interlock ini terdiri dari mekanikal dan electrikal
interlock.

A. Diagram Urutan Logic Proteksi motor

OverCurrent K 4/2

Overload K 1/0

Unbalance K 2/3
CB Open

Ground fault K 3/4

Long Start K 5/5

Temp trip

Vibrasi trip
DCS Alarm Proteksi

DCS Alarm Vibrasi

DCS Alarm temp

Gambar 14 Aplikasi dan Simulasi Urutan Logic Proteksi motor

Aplikasi urutan logic proteksi motor berfungsi memberikan sinyak tripping pada lock out relay dan
memberi sinyal tripping ke tripping coil circuit breaker.
Contoh : Apabila sinyal tripping dari relay proteksi motor merasakan arus gangguan yang
mencapai tap settingnya memberikan sinyal tripping circuit breaker (CB).
B. Sistem Interlock proteksi motor
Sistem interlock proteksi motor terdiri dari dua sistem ada mekanikal dan electrikal. Pada saat
proteksi electrikal merasakan arus gangguan yang mencapai tap settingnya , proteksi akan
memberikan sinyal triping ke lock out relay dan tripping order ke coil triping circuit breaker. Dan
untuk penormalannya Circuit breaker tidak bisa diorder closing apabila lock out relaynya /
breakernya belum diriset. Ini bertujuan supaya oparator lebih memastikan indikasi pada alarm
yang muncul di CB sama dengan DCS.

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 17


5. PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN
Pemeliharaan relay adalah untuk mengetahui apakah relay dalam kondisi baik dan tidak ada
kelaianan pada terminal relay. Pengujian relay proteksi bertujuan apakah kerja relay proteksi
masih sesuai dengan tap setting atau karakteristik relay tersebut.

A. Setting Proteksi motor.


Seting proteksi adalah batasan batasan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan batasan kinerja
peralatan yang di proteksinya. .
Pada saat dilakukan pemeliharaan atau pengujian, tap setting pada proteksi harus selalu di catat
untuk memastikan ada perubahan atau tidak, dan sebagai referensi untuk menilai kondisi proteksi
pasca dilakukan pengujian.

B. Simulasi Sistem Proteksi motor

Individual Test
Berfungsi untuk mengetahui unjuk kerja relai proteksi secara individu dengan cara melakukan
pengujian relay proteksi.

Function Test
Berfungsi mengetahui apakah semua proteksi bekerja dengan baik dan benar. Fungtion test ini
dilakukan untuk lebih memastikan relay proteksi tersebut bekerja dengan baik. Supaya tidak terjadi
kaselahan fungsi didalam memproteksi peralatan.

Loop Test/ Continuity Test


Berfungsi untuk memastikan semua koneksi yang terpasang didalam rangkaian sisten proteksi
terpasang dengan baik ( CT/PT ke proteksi dan wiring control circuit breaker ). Ini harus dilakukan
supaya tidak terjadi kesalahan operational relay sehingga dapat menyebabkan terjadinya
gangguan

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 18


5.1. Pengawatan proteksi Multiline ( Proteksi motor medium voltage )

Gambar 15 Wiring relay proteksi motor

A. Instruksi Kerja Pengujian Relai Multiline


1. Instruksi Kerja ini berlaku untuk melakukan pengujian relay motor motor 10,5 dan
3.4 kV ( Relay Multiline 269 Plus )
2. Instruksi Kerja ini dapat dilakukan pada saat unit inspection / Motor dalam keadaan
stop.

B. Persiapan Peralatan
 MTM 3I / Injeksi Arus
 Kabel Roll
 Kabel Test beserta assesorisnya
 WT 130 / Multi meter standard
 Socket Plug

C. Persiapan Blangko pengujian sesuai dengan alat / motor yang akan diuji.

D. Menyesuaikan Setting yang ada di relay dengan blangko pada ( Page 1,3.4 & 5 ) dengan
cara:
 Tekan tombol SET

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 19


 Cari Page yang diinginkan dengan menekan tombol PAGE
 Cari Item yang diinginkan dengan menekan tombol LINE

E. Rangkai wirring ( Gambar terlampir ) sesuai dengan langkah langkah pengujian


 Pengujian Over Current ( Over load )
 Pengujian Short Circuit
 Pengujian Unbalance
 Pengujian Ground Fault

5.2. Wirring Pengujian Over load, Short Circuit

Gambar 16 Wiring Pengujian Relay Motor Multiline

Langkah pengujian Over Load


1. On alat uji MTM 3I
2. Injek Arus pada setiap Fhasa di alat uji MTM 3I sebesar 1,5 X FLC,

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 20


3. Off alat uji dan Reset Counter pada alat MTM 3I
4. On alat MTM 3I, dan counter akan memulai menghitung sampai relay trip.
5. Off MTM 3I dan catat hasil penunjukan waktu counter pada blangko pengujian
6. Ulangi langkah no 1 - 4, dengan menaikan arus injek yaitu 2 x FLC ..dst, sesuai
dengan blangko pengujian

Langkah Pengujian Short Circuit


1. On alat uji MTM 3I
2. Injek Arus pada setiap Fhasa di alat uji MTM 3I sebesar 11 X FLC,
3. Off alat uji dan Reset Counter pada alat MTM 3I
4. On alat MTM 3I, dan counter akan memulai menghitung sampai relay trip.
5. Off MTM 3I dan catat hasil penunjukan waktu counter pada blangko pengujian

Langkah pengujian Unbalance Alarm


1. On alat uji MTM 3I
2. Injek Arus yang besarannya sama pada setiap Fhasa di alat uji MTM 3I ,
misalnya 1.5 X FLC,
3. Turunkan besaran arus injek dari salah satu fhase sampai muncul alarm pada
relay multiline.....( % unbalance )
4. Off alat uji dan Reset Counter pada alat MTM 3I
5. On alat MTM 3I, dan counter akan memulai menghitung sampai relay trip.
6. Off MTM 3I dan catat hasil penunjukan waktu counter pada blangko pengujian

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 21


5.3. Wirring Pengujian Ground Fault

Gambar 17 Wiring Pengujian Relay Motor Multiline

Langkah Pengujian Ground Fault


1. Rubah wirring pengujian
2. On alat uji MTM 3I
3. Injek Arus sesuai setting ground fault. pada alat uji MTM 3I , misalnya 1 ampere /
sampai relay trip
4. Off alat uji dan Reset Counter pada alat MTM 3I
5. On alat MTM 3I, dan counter akan memulai menghitung sampai relay trip.
6. Off MTM 3I dan catat hasil penunjukan waktu counter pada blangko pengujian

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 22


Tabel 3 Contoh form pengujian relay Multiline

PT. INDONESIA HL #5~7


POWER MOTOR PROTECTION RELE Teknisi Rele ,Meter & Telkom
Pabrik : Basler Electric / USA
Type : Multilin 269 PLUS Lokasi Ash Blower Compressor 200 KW 5C
Input Power : 120 - 125 / VAC - VDC , 50 / 60 Hz No. Seri B 5247961
D / O Code : 222 Tanggal 19 September '10
CT Terpasang :
PAGE 1: Setpoint Values PAGE 3: Setpoint Values PAGE 4 : Set point values PAGE 5: Setpoint Values
Motor Amps Setpoints o/l curve set points Relay Configuration SISTEM CONFIGURATION
Phase CT Secondary 5 Curve Number 4 O/L Trip Trip Norm Run Disp Line 2
Phase CT Primary 100 Trip Time @ 1.05 X FLC 3414 U/B Trip Trip Norm Run Disp Page 1
Motor FLC (amps) 42 Trip Time @ 1.10 1666 S/C Trip Trip Defeat No Sensor Alarm. Yes
O/L pickup level (%) 1,05 Trip Time @ 1.20 795 Rapid Trip Trip Enable Low Temp.Alarm. No
Accel.Time (secs) Off Trip Time @ 1.30 507 Stator RTD Trip Trip Enable Stator RTD Voting Yes
Start / Hour 2 Trip Time @ 1.40 364 RTD Trip Trip Defeat RTD Input Yes
U/B Alarm level 10 Trip Time @ 1.50 280 G/F Trip Trip Defeat U/B Input No
U/B Alarm Delay(secs) 3 Trip Time @ 1.75 169 Accel.Time Trip Trip Defeat K Value Off
U/B Trip level (%) 15 Trip Time @ 2.00 116 Phase Rev.Trip Trip Defeat Learned Cool Time Yes
U/B Trip Delay (secs) 3 Trip time @ 2.25 86 Inhibit Lockouts Trip Running Cool Time (min) 30
G/F CT Secondary 5 Trip Time @ 2.50 66 Speed Switch Trip Trip Stopped Cool Time (min) 60
G/F CT Primary 50 Trip Time @ 2.75 53 Differential Trip Trip RTD 10 Ambient Sensor No
G/F Alarm Level (amps) Off Trip Time @ 3.00 43 Single Phase Trip Trip Defeat Speed Switch Yes
G/F Alarm Delay (secs) 10 Trip Time @ 3.50 30 Spare Input Trip Trip Analog Output CT / S
G/F Trip Level (amps) 10 Trip Time @ 4.00 23 U/V Trip Trip Analog Output Type 4 ~ 20
G/F Trip Delay (secs) 0 Trip Time @ 4.50 18 O/V Trip Trip Motor Load Analog Out FS 100
U/C Alarm Level (amps) Off Trip Time @ 5.00 14 P/F Trip Trip Single Short Restart No
U/C Alarm Delay (secs) 10 Trip Time @ 5.50 11 O/L Warning Alarm Start Inhibit Yes
Rapid Trip ( x FLC) 2,5 Trip Time @ 6.00 9 G/F Alarm Alarm Special Ext.Reset No
Rapid Trip Delay (secs) 3 Trip time @ 6.50 8 U/B Alarm Alarm Relay Alarm Lacthcode 1
S/C Trip Level (xFLC) 11 Trip Time @ 7.00 7 U/C Alarm Alarm Draw out Failsafe Code 0
S/C Trip Delay (secs) Instan Trip time @ 7.50 6 Stator RTD Alarm Aux. 1 Sp.Inp.Read 52B? No
Immediate O/L(xFLC) 1,05 Trip Time @ 8.00 5 RTD Alarm Aux. 1 Sp.Inp.Delay (sec) Off
NoSensor Alarm Aux. 1 Sp.Inp.Trip (sec) Off
FUNCTION TEST CODE SETTING TIME(Sec)
Low Temp.Alarm Aux. 1 Backspin Timer Delay (sec) Off
Full Load Current (FLC) 1 x FLC 2,10 ~ Self test Fail Aux. 2 Time Between Starts (min) Off
1> 1,5 x FLC 3,15 286,00 Spare Input Alarm Alarm FLC Therm.Cap Red.(%) 0
Over Load Trip
1> 2,0 x FLC 4,20 118,20 TC Aalrm No TC Used Alarm Level (%) Off
Rapid Trip OverLoad 1> 2,5 x FLC 5,25 71,90 U/V Alarm Alarm TC Used Alarm Delay (sec) 5
Short Circuit Trip O/C 1 >> 11 x FLC 23,10 0,067 O/V Alarm Alarm Slave Address Off
Ground Fault O/C G/F 1 > 20 % ( 10 A ) 1,12 0,16 PF Alarm Alarm
PENGUJI DIPERIKSA DISETUJUI
Alarm 10 % TD : 3 Sec KVAR Alarm Alarm
Unbalance Current ( U/B )
Trip 15 % TD : 3 sec 3,59 MTM Alarm Aux. 2

CATATAN :

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 23


5.4. Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan sistem proteksi ada 2 macam, yaitu :


 Pemeliharaan Rutin ( bualanan / mingguan )
Pemeriksaan visual yaitu melihat kondisi relai proteksi
Pemeriksaan visual terminasi
Pemerksaan power suply baik melalui pengukuran maupun indikasi
Pemeriksaan Flag / indikasi trip atau alarm

 Pemeliharaan Periodik ( Tahunan / inspection )


Pemeriksaan Visual proteksi
Pemeriksaan kekencangan terminasi
Cleaning proteksi , panel dan terminasi
Pengujian fungsi dan kontak kontak proteksi
Pengujian intertripping test

Simple Inspiring PerformIing Phenomenal 24

Anda mungkin juga menyukai