Anda di halaman 1dari 13

 Inverter Sumber Tegangan dan Inverter Sumber Arus

a. Pengenalan Inverter

Pada inverter tegangan DC diubah menuju tegangan AC. Seperti misalnya tegangan DC
berasal dari baterai kemudian dari tegangan tersebut dapat menghasilkan tegangan positif
untuk setengah siklus lalu tegangan positif pada setengah siklus kedua. Dalam hal ini
diketahui bahwa tegangan DC telah berubah menjadi AC. Namun grafik tegangan yang
diberikan pada gambar diatas bagian pertama bukan merupakan sinyal sinusoidal murni, yang
artinya terdapat harmonik. Harmonik tersebut dapat dihilangkan dengan filter. Dalam kondisi
ini, pada output seperti ditunjukkan pada gambar di daerah antara 0 sampai garis putus –
putus orange pertama Vout positif sedang Iout negatif. Hal ini berarti sistem bekerja di
kuadran 4. Karena pada beban R dan L tegangan positif, arus nya menjadi semakin positif.
Hal tersebut ditunjukkan pada interval antara garis putus orange pertama dan kedua dalam hal
ini berpindah ke kuadran 1. Selanjutnya, saat Vout menjadi semakin negatif, arus masih
positif tapi mengalami penurunan menuju negatif., dalam hal ini berpindah ke kuadran dua.
Kemudian dikarenakan tegangan tetap pada negatif, menyebabkan beban akhirnya negatif.
Pada keadaan tersebut maka telah berpindah ke kuadran 3.

b. Inverter Sumber tegangan


Dalam hal ini tegangan DC dapat dihasilkan menggunakan kapasitor. Pada inverter,
diperlukan diode anti parallel dengan switch untuk menangani arus positif serta negatif.

Supply daya dari konverter DC – AC adalah Baterai, PV, serta tegangan rectifier dari
generator grid and wind. Dikarenakan adanya harmonik, kapasitor dapat ditambahkan agar
untuk menghilangkan ripple atau efek riak. Tetapi pada aplikasi tertentu tegangan baterai
serta PV tidak cukup untuk menyuplai pada sistem daya tinggi sehingga diperlukan konverter
DC – DC untuk menaikkan tegangan. Pada Rectifier
dikarenakan terdapat efek raik, baik di 1 fasa atau 3
fasa juga membutuhkan kapasitor. Oleh karenanya
dalam inverter sumber tegangan terdapat kapasitor
sebagai sumber tegangan.

Karena
tegangan tidak
cukup kuat
maka
dibutuhkan
konverter
boost untuk dapat meningkatkan tegangan dan pada
output boost terdapat kapasitor. Dala hal ini suplai daya
didefinisikan sebagai kapasitas dari hampir semua
inverter dan jika kita memiliki rectifier untuk
menaikkan tegangan agar efek riak dapat ditekan,
diperlukan kapasitor sehingga kapasitor tersebut
menjadi sumber tegangan sekaligus booster untuk
konverter DC – DC.

c. Inverter Sumber arus


Dalam hal ini arus DC dapat dihasilkan menggunakan induktor. Induktor tersebut sangatlah
besar sehingga memakan banyak tempat, berat, dan harganya mahal. Sehingga pada sistem
daya yang besar memerlukan inductor yang besar. Pada inverter ini, dibandingkan memiliki
switch dengan dua arah, lebih baik menggunakan switch yang di seri dengan diode agar bisa
menangani tegangan positif maupun negatif di switch.

 Inverter 1-fasa dan 3-fasa

Kemudian pada saat terdapat 2 konverter dalam cascade, dapat mengubah fasa dengan
tegangan serta frekuensi yang dbisa dikontrol. Dalam hal ini jika terdapat 1 fasa pada input,
lalu di searahkan dengan penyearah diode dan didapatkan tegangan DC pada inverter sebagai
tegangan sumber. Selanjutnya dapat dihasilkan baik satu fasa maupun 3 fasa.

Teganagan dapat diatur hingga mencapai 240 sedangkan pada frekuensi dapat diubah hingga
mencapai 50, bergantung pada penggunaannya.
Pada rangkaian sebelah kiri terdapat kapasitor untuk meyediakan tegangan DC untuk inverter
tersebut. Selain itu, karena inverter merupakan satu fasa maka akan memiliki 2 lengan yaitu a
dan b. Ditambah lagi beban berupa resistor dan induktor.

Kemudian ketika 3 fasa, seperti pada rangkaian sebelah kanan terdapat sumber, 3 lengan
yaitu a, b, dan, c serta beban 3 fasa berupa resistor dan induktor yang berpasangan secara
paralel.ketiga lengan tersebut memiliki terminal AC yang dapat membentuk tegangan fasa di
tiap beban.

 Strategi Modulasi

Strategi modulasi sangat penting pada sistem daya dikarenakan dengan ini dapat
menghasilkan tegangan AC, missal dengan single pulse. Sehingga pada frekuensi domain
terdapat sinyal dasar dan sinyak harmonik.

Untuk memperbaiki Vout dapat dilakukan dengan menaikkan frekuensi switching atau
menaikkan banyaknya pulsa. Seperti contoh pada grafik Iout jika terdapat beban RL Pada
awalnya tidak terdapat arus, namun karena ada tegangan positif maka arus menjadi semakin
positif. Selainjutnya karena tegangan sama dengan 0 dan arus pada induktor tidak tersimpan
di resistor, maka akan menghasilkan arus negatif.
Apabila banyaknya pulsa ditambah maka ketika Vout = 0 terdapat pulsa yang kecil,
menaikkan arus. Kemudian saat tegangan mulai naik, Iout turun sedikit kemudian naik,
begitu seterusnya sampai tegangan menjadi negatif arus mengalami penurunan menjadi
negatif. Dalam hal ini bentuk arus lebih sinusoidal
dibandignkan sebelumnya karena terdapat lebih banyak
pulsa yang mampu memperbaiki tegangan dan Iout.

Pada bagian kontrol, power switch baik IGBT atau MOSFET memerlukan tegangan gate
untuk dapat menyalakan serta mematikan. Sehingga dalam hal ini menggunakan komparator
dapat mebandingkan tegangna DC dengan tegangan berbentuk segitiga, dan berdasarkan hal
tersebut lebar pulsa dapat diubah. Dengan menaikkan atau menurunkan tegangan DC maka
dapat menaikkan lebar pulsa. Hal ini menunjukkan metode mengkontrol lebar pulsa pada
aplikasi tertentu. Dengan mengubah frekuensi switching maka dapat meningkatkan
banyaknya pulsa. Mengubah sinyal frekuensi sinyal juga dapat meningkatkan banyaknya
pulsa.

a. Modulasi Lebar Pulsa Sinusoidal


Metode yang umum adalah dengan membandingkan sinyal sinusoidal dan sinyal segitiga, lalu
didapat sinyal gate. Dengan frekuensi switching sebesar 1/T sw yang ditunjukkan sebagai 2
siklus switching apabila dinaikkan maka kualitas dari tegangan output dapat diperbaiki serta
mengurangi distorsi harmonik total. Tetapi rugi – rugi semakin besar.

b. Teknik Eliminasi Harmonik

Pada kondisi ini waktu switching didefinisikan sebagai t1, t2, dan seterusnya. Hal itu untuk
mereduksi harmonik tertentu, missal harmonic pada t3 dan lainnya. Dalam hal ini kita perlu
menghitung terlebih dahulu kemudian menyimpan waktu switching di memory lalu
menjalankan program. Metode ini sangat berguna pada control open loop karenan tegangan
tidak berubah secara signifikan.
 Inverter dua-level dan multilevel

Inverter dengan 2 level sangat umum, di mana pada suplai daya diketahui bahwa terdapat
tegangan DC di sumber yang mengakibatkan didapatkannya tegangan sama dengan 0 ataupun
tegangan positif. Sedangakan pada multi level dikarenakan tedapat satu kapasitor dan satu
suplai daya maka dapat dihasilkan multi - output.

Pada multi level inverter didapat keuntungan berupa tegangan stress yang lebih sedikit,
kualitas lebih baik, rugi – rugi switching lebih kecil, dan cocok untuk aplikasi dengan
tegangan tinggi. Selain itu, jug terdapat kerugian berupa rangkaian serta kontrol yang
kompleks serta mebutuhkan lebih banyak komponen.

 Kontrol loop tertutup dan loop terbuka

a. Loop terbuka
Pada loop terbuka dihasilkan tegangan gate tanpa menghitung tegangan keluaran dana dalam
hal ini kota dapat menggunakan algoritma berbedda untuk menghasilkan gelompang pulsa
berbeda.

b. Loop tertutup

Sedangkan pada loop tertutup Vout dan Iout dapt


diukur dan berdasarkan sinyal referensi kontroller
didapatkan sinyal gate.

 Inverter 1-fasa modulasi bipolar dan unipolar

Pada satu leg inverter memiliki dua switch S1 dan S2. Apabila salah satu on dengna logika
satu, maka yang lainnya akan off dengan logika 0. Dalam hal ini logika switch didasarkan
pada switch pertama di leg tersebut. Dikarenakan pada elektronika daya, switch diharuskan
dapat menangani arus dua arah maka sakar tersebut merupakan IGBT atau mosfet yang
dianti-paralel dengan dioda sehingga bisa terlewati arus dua arah.
Misalnya, tegangan pada titik 0 akan dihitung. Maka ketika S1 on dan pada grafik
ditunjukkan adanya sinyak gate di S1, sedangkan di S2 akan off sehingga sama dengan 0.
Pada saat s1 on maka terminal a terhubung dengan tegangan +Vdc/2 bagian atas. Maka Vout
positif.

Ketika S1 off, maka ada gate signal di s2. Terminal a terhubung dengan -Vdc/2 sehingga
Voutnya negatif.

Pada inverter ini terdapat 2 leg. Terdapat 2 switch yang mendefinisikan, yaitu s1 dan s3.
Dalam hal ini terdapat 4 switch, dengan keadaan seperti pada tabel.
Bipolar modulation menujukkan output yang berubah dari +Vdc menjadi –Vdc, sedangkan
Unipolar merupakan output yang berubah dari 0 menjadi +Vdc atau – Vdc.

1. Bipolar Modulation
Saat posisi 1 0, S1 dan S4 on dan S2 dan S3 off. Pada Iout negatif di awal setengah
gelombang pertama maka rangkaiannya adalah rangkaian pertama. Hal tersebut
menyebabkan Tegangan dan Arus V di terminal menjadi sama dengan -Vdc/2, lalu mengalir
ke dioda pada S4, kemudian menuju beban, selanjutnya dioda pada di S1. Setelah dari diode
di S1 baru akan menuju ke terminal a dan kembali ke netral. Vab merupakan tegangan di
terminal a dikurangi tegangan terminal b sehingga Vout = Vdc. Ketika arus positif, maka
akan menggunakan rangkaian kedua bagian bawah pada gambar. Dalam hal ini akan didapat
Vout positif.

Saat posisi 0 1, S2 dan S3 on dan S1 dan S4 off. Apabila Iout positif awal setengah
gelombang pertama maka rangkaiannya adalah rangkaian bawah. Dalam kondisi tersebut
mengakibatkan arus mengalir dan V pada terminal a sama dengan -Vdc/2, kemudian arus
melewati dioda pada S2 dan menuju ke beban. Kemudiaan mengalir ke dioda pada S3 dan di
terminal bakan sam dengan +Vdc. Setelah itu kembali ke netral. Vout yang didapatkan akan
sama dengan –Vdc. Pada saat arus menjadi negatif dan Vout juga menjadi negatif , seperti
pada gambar rangkaian atas, maka arus mengalir ke IGBT sehingga IGBT on. Sehingga Vout
= -Vdc.

Untuk mengubah tegangan rms output dan frekuensi output ditambahkan frekuensi
switching dan memberikan pulse width modulation (PWM).
Dalam pengubahan Vrms diperlukan mengubah Vdc, tetapi akan sulit karena Vdc adaalah
konstan. Oleh karenanya dibuat ada banyak pulsa sipaya frekuensi dn rms dapat terubah.
Berikut merupakan gambaran efek dari frekuensi switching , di mana saat frekuensinya
rendah terdapat banyak efek riak di Iout sedangkan pada frekuensi tinggi ripplenya lebih
tidak ad. Namun terdapat rugi switching yang lebih besar disbanding di frekuensi rendah.

2. Modulasi Unipolar
Pada

 Inverter 3-fasa

a. Tegangan fasa, Leg, Line

b. Active and Zero switching

c. Tegangan commond-mode

Anda mungkin juga menyukai