Anda di halaman 1dari 6

Inverter DC to DC Simetris

Gambar 1

Terkadang kita memerlukan Catu Daya ganda dan simetris, yang harus menghasilkan
tegangan positif dan negatif yang tinggi tegangannya sama, misalnya +12 Volt dan -12 Volt,
padahal kita hanya mempunyai sumber tegangan 12VDC, misalnya untuk memenuhi
kebutuhan amplifier OCL di sebuah kendaraan (mobil). Untuk itu kita memerlukan
rangkaian Inverter DC to DC simetris.

Di bagian awal, kita akan membahas rangkaian DC to DC Inverter, dan sebagai dasarnya
adalah inverter dari 12VDC menjadi +12V dan -12V seperti gambar rangkaian berikut ini.

Gambar 2: Inverter 12VDC to +/- 12VDC


Seperti rangkaian Inverter DC to AC di artikel sebelumnya, rangkaian ini terdiri dari sebuah
Astable Multivibrator yang dalam hal ini digunakan IC CMos type CD4047BCM yang akan
menghasilkan pulsa atau sinyal bentuk persegi dengan frekuensi 50Hz. Dan untuk
menghasilkan frekuensi sebesar itu, nilai resistor R1 dan C1 harus disesuaikan. Untuk cara
menentukan nilai R1 dan C1 tersebut, anda dapat membuka ulang artikel Inverter DC to
AC.  Di rangkaian kali ini, kita gunakan R1 = 18k dan C1 = 220nF.

Berbeda dengan Inverter DC to AC yang menggunakan dua buah MOSFET N-Channel


type IRFZ44 sebagai rangkaian saklar, maka sekarang kita gunakan MOSFET jenis P-
CHANNEL dengan type IRF9530. Mengapa dipilih jenis N-Channel?

Alasannya adalah, karena kita akan menghasilkan:

 +12 Volt (tegangan positif)


 0 Volt (sebagai Ground)
 -12 Volt (tegangan negatif)

dan Ground output Inverter dibuat sama dengan Ground untuk Akumulator.
Jika pada Inverter DC to AC di artikel sebelumnya, terminal CT transformator dihubungkan
dengan +VDD  atau +12VDC akumulator, maka pada Inverter DC to DC Simetris kali ini,
terminal CT transformator dihubungkan dengan Ground akumulator, atau tegangan negatif
akumulator. Sedangkanan kaki Source kedua P-MOSFET dihubungkan ke +12V
akumulator, seperti nampak di Gambar 2 di atas.

Tegangan AC output diambil dari kaki-kaki Drain dari kedua MOSFET. Tegangan ini
kemudian disearahkan oleh penyearah jembatan atau Bridge Rectifier yang di dalamnya
berisi empat buah diode. Maka output Bridge Rectifier akan menghasilkan tegangan +12V
dan -12V yang diratakan oleh kapasitor-kapasitor C2 dan C3 yang masing-masing senilai
4700uF/50V. Sebagai Ground output, dihubungkan dengan CT transformator.
Di bawah ini hasil simulasi rangkaiannya.

Gambar 3: Hasil simulasi pengukuran


Perhatikanlah ketiga buah Voltmeter. Voltmeter paling kiri menampilkan besar tegangan
akumulator yakni +12VDC. Lalu dua buah voltmeter lainnya menampilkan tegangan output
+12V dan -12V yang merupakan tegangan-tegangan searah atau DC.
Untuk menghasilkan tegangan yang lebih besar, semisal +32V dan -32V simetris, maka
rangkaiannya menjadi sebagai berikut.

Gambar 4: Inverter 12VDC to +32VDC dan -32VDC


Apa yang berbeda antara Inverter 12VDC to +/-12V dengan Inverter 12VDC to +/-32V?

Yang berbeda dari keduanya adalah bagian primer transformator.

Memang di kedua rangkaian, terminal CT transformator sama-sama dihubungkan dengan


Ground akumulator, dan bahwa masing-masing kaki Drain Mosfet dihubungkan dengan
terminal-terminal 12V transformator. Akan tetapi, tegangan AC outputnya disambungkan
dengan terminal 32Volt transformator, karena di kedua titik inilah akan dihasilkan tegangan
AC masing-masing sebesar 32 Volt terhadap terminal CT.

Jadi kedua rangkain memiliki jalur-jalur PCB yang sama atau identik, kecuali dalam hal
menghubungkan penyearah jembatan dengan transformator.

Rangkaian Thyristor

Thyristor adalah perangkat solid-state berkecepatan tinggi yang dapat digunakan untuk
mengontrol motor, pemanas dan lampu. Dalam artikel sebelumnya kita telah melihat
konstruksi dasar dan operasi SCR yang lebih dikenal sebagai Thyristor. Kali ini kita akan
melihat bagaimana kita dapat menggunakan thyristor untuk mengontrol beban yang lebih
besar seperti lampu, motor, atau pemanas dll. Kami mengatakan sebelumnya bahwa untuk
membuat Thyristor hidup atau "ON" kita perlu menyuntikkan pulsa pemicu kecil dari arus
(bukan arus kontinu) ke terminal Gerbang (G) ketika thyristor berada di arah maju, dimana
Anode, (A), lebih positif terhadap Katoda, (K), agar penguncian regeneratif terjadi. Gambar:
Contoh Thyristor daya besar Secara umum, pulsa pemicu ini hanya membutuhkan waktu
dalam beberapa mikro-detik tetapi semakin lama pulsa Gerbang diterapkan semakin cepat
proses saling memberi dalam internal terjadi dan semakin cepat waktu "ON" thyristor, tetapi
READ MORE

Penguat FET Common Source

Penguat FET Common Source menggunakan transistor efek medan sebagai perangkat
aktif utamanya yang menawarkan karakteristik impedansi masukan tinggi. Sirkuit penguat
transistor seperti penguat emitor biasa dibuat menggunakan Bipolar Transistor, tetapi
penguat sinyal kecil juga dapat dibuat menggunakan Field Effect Transistor. Perangkat ini
memiliki keunggulan dibandingkan transistor bipolar karena memiliki impedansi input yang
sangat tinggi bersama dengan output noise yang rendah membuatnya ideal untuk
digunakan dalam rangkaian penguat yang memiliki sinyal input sangat kecil. Desain sirkuit
penguat berbasis di sekitar transistor efek medan persimpangan atau "JFET", (N-channel
FET untuk tutorial ini) atau bahkan silikon oksida logam FET atau "MOSFET" adalah prinsip
yang persis sama dengan sirkuit transistor bipolar digunakan untuk rangkaian penguat
Kelas A yang kita lihat di tutorial sebelumnya. Pertama, titik diam yang cocok atau "titik-Q"
READ MORE

Anda mungkin juga menyukai