BAB I
PENDAHULUAN
Beras (Oryza sativa) merupakan hasil olahan tanaman padi yang mengalami
pelepasan tangkai serta kulit biji dengan cara digiling maupun ditumbuk. Dalam
penggilingan padi proses pertama adalah pemisahan sekam dari biji beras yang
tersusun atas pembungkus biji dan endospe rm. Biji beras ini dikenal sebagai
beras pecah kulit akan tetapi jarang untuk langsung dikonsumsi. Komponen
terbesar beras adalah karbohidrat yang sebagaian besar terdiri dari pati yang
berjumlah 85-90%. Kandungan yang lain selain karbohidrat adalah selulosa,
hemiselulosa dan pentosan. Zat pati tertinggi terdapat pada bagian endosperm,
makin ke tengah kandungan patinya makin menipis (Darmadjati, 1988).
Air cucian beras adalah limbah yang berasal dari proses pembersihan beras
yang akan dimasak. Limbah cair ini biasanya dibuang percuma, padahal kandungan
senyawa organik dan mineral yang memiliki sangat beragam. Kandungannya antara
lain karbohidrat, nitrogen, fodfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, dan vitamin (B1
G,M dkk, dalam Wardiah, 2014).
Gambar 2. Air cucian beras
Tabel di berikut ini menunjukkan komposisi kimia yang terkandung dalam air
cucian beras. Dapat dilihat bahwa kandungan terbesar adalah karbohidrat (41,3%)
Tabel 1. Komposisi Kimia Air cucian beras
Merumuskan
Rumusan masalah hipotesis
Mengumpulkan data
Literatur / pustaka
Listrik mahal
Kesejahteraan
dan tidak
menurun
merata
Kesejahteraan
Masyarakat Tidak mampu menurun
membayar
listrik Air cucian beras
Bakeri
Saccaromyces
Energi Microbadterial cerevisiae
Potensi energi Fuel Cell (MFC)
baru terbarukan
Nama alatnya
Acumulator
Listrik
PEMBAHASAN
Bahan
Proses
Gambar percobaan
Hasil
4.4. Keterlibatan Elemen Masyarakat teknologi Microbial Fuel Cell dari
Limbah Cucian Beras memanfaatkan bakteri Saccharomyces cerevisiae
Dalam melaksanakan sistem dan teknologi Microbial Fuel Cell dari Limbah
Cucian Beras memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae diperlukan keterlibatan
semua elemen masyarakat yang terdiri dari berbagai pihak diantaranya:
1. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementrian Riset dan
Teknologi, berperan dalam memberikan regulasi dalam pengembangan
teknologi ini pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT)
2. Pemprov sebagai pemberi izin dalam melakukan wewenang untuk otonomi
daerah dalam perizinan pelaksanakan implementasi teknologi Microbial Fuel
Cell dari Limbah Cucian Beras memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae.
3. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral setempat, berkewenangan untuk
mendukung serta melakukan penerapan teknologi Microbial Fuel Cell dari
Limbah Cucian Beras memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae sebagai
upaya alternative penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin
mahal. Selain itu, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan
pengawasan terhadap implementasi teknologi Microbial Fuel Cell dari
Limbah Cucian Beras memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae.
4. Masyarakat khususnya pengusaha rumah makan sebagai sumber produksi
limbah air cucian beras, Unit pelaksana Teknik yang dibutuhkan yaitu di
Bidang Teknik Mesin, Teknik Elektro, Biologi dan Kimia. Teknik Mesin
berfungsi guna merakit .................. Teknik Elektro berfungsi untuk perakitan
perangkat elektronik pada perahu nelayan. Bidang kimia dan biologi
berfungsi guna penelitian dan pengembangan tingkat lanjut atas dampak
teknologi ini pada lingkungan dan meningkatkan daya listrik yang hasilkan
4.5. Langkah-langkah Implementasi
Langkah-langkah implementasi yang akan digunakan dalam implementasi
teknologi Microbial Fuel Cell dari Limbah Cucian Beras memanfaatkan
Saccharomyces cerevisiae adalah sebagai berikut :