Anda di halaman 1dari 81

SISTEM DIGITAL I

“MAKALAH”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN

Disusun oleh:
Rahendra Putra P.
170431100047

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula
saya mengucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan
agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik.

Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk saya pada khususnya
dan teman - teman ,Amin.

Bangkalan, 10 Desember 2017

Rahendra Putra Purwanewang

(170431100047)

SISTEM DIGITAL I 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... 2


BAB I .................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................ 4
BAB II ................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................... 6
2.1 Definisi Sistem Digital ............................................................ 6
2.2 Pengertian Representasi Data .................................................. 8
2.3 Data Dan Komputer ................................................................. 9
2.4 Analog Dan Digital Information ............................................ 10
2.5 Tipe Data................................................................................ 11
2.6 Sistem Bilangan Desimal ....................................................... 14
2.7 Sistem Bilangan Binner ......................................................... 16
2.8 Sistem Bilangan Oktal ........................................................... 18
2.9 Sistem Bilangan Hexadecimal ............................................... 20
2.10 Sistem Bilangan Bcd.............................................................. 23
2.11 Alur Pemrosesan Data ........................................................... 24
2.12 Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Pemrosesan Data ....... 30
2.13 Gerbang Logika Dasar ........................................................... 31
2.14 Rangkaian Logika Sekuensial................................................ 42
2.15 Rangkaian Logika Kombinasional ........................................ 68
2.16 Aljabar Boole ......................................................................... 73
2.17 Peta Karnaugh ........................................................................ 77
BAB 3.................................................................................................. 80
PENUTUP ........................................................................................... 80
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 80
DAFTAR PUSAKA ............................................................................ 81

SISTEM DIGITAL I 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Digital menurut Wikipedia Indonesia, didapat Digital berasal dari kata
Digitus, dalam Bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung jari
jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut
terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu Digital merupakan
penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1
atau off dan on (bilangan biner) .

Sistem Digital adalah kombinasi dari peralatan-peralatanyang dirancang


untuk memanipulasi (menggunakan) besaran fisik yang dinyatakan dalam
bentuk digital : nilaidiskrit. Alat ini biasanya elektrinik, kadang bisa
jugamekanik. Sistem digital misalnya: komputer, kalkulator, jam digital, dll

Sistem Analog adalah gabungan alat yang memanipulasi besaran fisikyang


dinyatakan dalam bentuk analog. Dalam sistem analog, besaranberubah
secara kontinyu sepajang nilai tersebut. Contoh : sistem telepon,spedometer
mobil, dll.

Sistem digital merupakan bentuk sampling dari sistem analog. Digital pada
dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). Besarnya nilai suatu
system digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). Jumlah bit juga
sangat mempengaruhi nilai akurasi system digital.

Digital lebih kepada 0 dan 1 (angka biner), logika biner dan diskrit.
Sedangkan analog, lebih kepada continuous.

Dalam menghitung sinyal digital lebih mudah karena menggunakan system


diskrit, sedang analog menggunakan diferensial integral.

1.2 Rumusan Masalah

SISTEM DIGITAL I 4
Dengan makalah yang di buat oleh si penulis dapat ditemui beberapa
permasalahan diantaranya yaitu:

1. Apa yang di maksud dengan Sistem Digital?

2. Apa fungsi dari Pemrosesan Data?

3. Apa saja theorema dari Aljabar Boolean?

4. Bagaimana struktur Rangkaian Kombinasional?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan adalah Mahasiswa mampu menjelaskan dengan
benar berbagai macam sistem bilangan, mampu melakukan penyederhanaan
fungsi-fungsi boolean dengan menggunakan beberapa metode, mampu
menjelaskan dengan benar fungsi dan karakteristik berbagai komponen sistem
digital, yang meliputi rangkaian kombinasional dan rangkaian sekuensial,
mampu menganalisis & melakukan perancangan sistem digital baik berupa
rangkaian kombinasional maupun sekuensial, mampu memahami secara
benar tahapan perancangan rangkaian sekuensial tak serempak
(asynchronous)

1.4 Manfaat Penulisan

Dengan menulis makalah ini si penulis mengharapkan si pembaca dapat


menambah wawasan, memperdalami Sistem Bilangan, Gerbang Logika, Dan
Alur Pemrosesan Data

SISTEM DIGITAL I 5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sistem Digital


Sistem Digital adalah sistem elektronika yang setiap rangkaian
penyusunnya melakukan pengolahan sinyal diskrit.

Sistem Digital terdiri dari beberapa rangkaian digital/logika, komponen


elektronika, dan elemen gerbang logika untuk suatu tujuan pengalihan
tenaga/energi.

“Sejarah Bilangan”
Menurut Wikipedia.com, arti dari bilangan adalah “suatu konsep
matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun
lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka
atau lambang bilangan.”

Awal munculnya sejarah bilangan, dimulai sejak adanya manusia purba.


Manusia purba yang peradabannya masih sangat primitif ( juga beberapa suku
bangsa sampai saat ini ) tidak mengenal bilangan karena tidak mempunyai
kebutuhan untuk menghitung sesuatu. Tetapi setelah manusia hidup menetap
dalam kelompok dan masing-masing mempunyai harta benda pribadi yang
dihimpunnya, seperti: kambing piaraan, maka agr mengetahui kambing-kambing
yang menjadi haknya timbullah kebutuhan untuk menghitung ternak itu.

Sejarah perkembangan sistem bilangan berawal dari zaman Paleolitikum


atau zaman batu tua sekitar 30.000 tahun yang lalu. Tanda yang digunakan untuk
mewakili suatu angka pada zaman tersebut yakni irisan-irisan atau ukiran yang
digoreskan pada dinding gua atau pada tulang, kayu, atau batu. Satu irisan
menandakan satu benda, oleh karena itu sepuluh rusa kutub ditandai oleh sepuluh
ukiran. Banyaknya tanda berkorespondensi satu-satu dengan banyaknya benda
yang dihitung. Karena sistem yang digunakan sangat tidak praktis untuk mewakili
suatu angka, di Persia, pada abad kelima sebelum masehi, terjadi suatu

SISTEM DIGITAL I 6
perkembangan sistem bilangan yakni dengan digunakannya simpul-simpul yang
disusun pada tali. Pada abad ketiga belas, suku Inca menggunakan sistem yang
sama dengan mengembangkan quipu, suatu tali yang disusun secara horizontal
dimana dari tali tersebut digantung berbagai macam benang. Jenis simpul yang
digunakan, panjang dari tali, dan warna serta posisi benang menandakan tingkatan
kuantitas: satuan, puluhan, dan ratusan. Beberapa peradaban juga menggunakan
sistem bilangan untuk merepresentasikan banyaknya obyek yang berbeda-beda
yakni dengan menggunakan berbagai macam bebatuan, seperti bangsa Sumeria
yang menggunakan batu tanah liat yang disebut calculi – bahasa latin dari calculi
yakni calculus. Tanah liat bangsa Sumeria tersebut digunakan pada abad keempat
sebelum masehi. Batu tanah liat kecil yang berbentuk kerucut mewakili
banyaknya satu obyek, yang berbentuk bola mewakili banyaknya sepuluh, dan
batu tanah liat besar yang berbentuk kerucut mewakili enam puluh.

Sejarah Angka

Angka adalah “suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk


melambangkan bilangan”.

dan Angka Arab adalah sebutan untuk sepuluh buah digit (yaitu: 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9). Angka-angka adalah keturunan dari angka India dan sistem angka
Hindu-Arab yang dikembangkan oleh matematikawan India, yang membaca
urutan angka seperti “975” sebagai satu bilangan yang utuh. Angka India
kemudian diadopsi oleh matematikawan Persia di India, dan diteruskan lebih
lanjut kepada orang-orang Arab di sebelah barat. Bentuk angka-angka itu
dimodifikasi di saat mereka diteruskan, dan mencapai bentuk Eropanya (bentuk
yang sekarang) pada saat mencapai Afrika Utara. Dari sana, penggunaan mereka
menyebar ke Eropa pada Abad Pertengahan. Penggunaan Angka Arab tersebar ke
seluruh dunia melalui perdagangan, buku dan kolonialisme Eropa. Saat ini, Angka
Arab adalah simbol representasi angka yang paling umum digunakan di dunia.

Sesuai dengan sejarah mereka, angka-angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9) juga


dikenal sebagai Angka Hindu atau Angka Hindu-Arab. Alasan mereka lebih
dikenal sebagai “Angka Arab” di Eropa dan Amerika adalah karena mereka
diperkenalkan ke Eropa pada abad kesepuluh melalui bangsa Arab di Afrika
Utara. Dahulu (dan sampai sekarang) digit-digit tersebut masih dipergunakan oleh
orang Arab barat semenjak dari Libya hingga ke Maroko. Di sisi lain, orang-orang
Arab menyebut sistem tersebut dengan nama “Angka Hindu”, yang mengacu
pada asal mereka di India. Namun demikian, angka ini tidak boleh dirancukan

SISTEM DIGITAL I 7
dengan “Angka Hindu” yang dipergunakan orang-orang Arab di Timur Tengah
(٠.١.٢.٣.٤.٥.٦.٧.٨.٩), yang disebut dengan nama lain Angka Arab Timur; atau
dengan angka-angka lain yang saat ini dipergunakan di India (misalnya angka
Dewanagari: ०.०.०.०.०.०.०.०.०.०)

Dalam bahasa Inggris, dengan demikian istilah Angka Arab dapat menjadi
bermakna ganda. Ia paling sering digunakan untuk merujuk pada sistem bilangan
digunakan secara luas di Eropa dan Amerika. Dalam hal ini, Angka Arab adalah
nama konvensional untuk seluruh keluarga sistem angka Arab dan India.
Kemungkinan lainnya ialah ia dimaksudkan untuk angka-angka yang digunakan
oleh orang Arab, dalam hal ini umumnya mengacu pada Angka Arab Timur.

Sistem desimal Angka Hindu-Arab ditemukan di India sekitar 500 Masehi.


Sistem ini revolusioner dalam hal ia memiliki angka nol dan notasi posisional. Hal
tersebut dianggap sebagai tonggak penting dalam pengembangan matematika.
Seseorang dapat membedakan antara sistem posisi ini, yang identik seluruh
keluarga angka Hindu-Arab, dan bentuk penulisan (glyph) tertentu yang
digunakan untuk menulis angka, yang bervariasi secara regional. Glyph yang
paling umum yang digunakan bersama-sama dengan Abjad Latin sejak Abad
Modern Awal adalah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.

Penulisan symbol matematika pertama muncul di zaman Babylonia


(sekitar 3300 sebelum masehi). Mereka menulis atau menggambar bentuk paku
untuk mewakili satu, sedangkan bentuk V mewakili sepuluh. Sembilan paku dan
satu V berarti sembilan belas. Zaman berkembang dan melahirkan berbagai
peradaban yang juga menggunakan sistem bilangan yang sama dengan bangsa
Babylonia. Bangsa Maya misalnya menggunakan garis sebagai representasi dari
angka lima dan titik yang mewakili angka satu. Mereka menuliskan 19 dengan
tiga garis dan empat titik. Bangsa Mesir kuno menggunakan garis untuk mewakili
satuan, bentuk pegangan keranjang untuk puluhan, bentuk gulungan tali untuk
ratusan, dan bentuk bunga lotus untuk mewakili ribuan. Sistem bilangan tersebut
adalah contoh sistem bilangan penjumlahan, karena nilai dari suatu angka sama
dengan jumlah nilai dari simbol yang mewakilinya. Bangsa Romawi yang
menemukan sistem biilangan Romawi juga dianggap sebagai sistem bilangan
penjumlahan. Misalnya XI berarti 10 + 1 = 11. Keunggulan dari sistem bilangan
romawi ini yakni, apabila menempatkan angka yang lebih kecil di depan sebelum
bilangan yang lebih besar maka akan menandakan pengurangan misalnya IX
berarti 10 – 1 = 9.

2.2. Pengertian Representasi Data


Representasi data merupakan cara bagaimana nilainya disimpan di dalam
memori komputer. Tipe data integral terbagi menjadi dua buah kategori, baik itu

SISTEM DIGITAL I 8
bertanda (signed) ataupun tidak bertanda (unsigned). Bilangan bulat bertanda
mampu merepresentasikan nilai bilangan bulat negatif, sementara bilangan bulat
tak bertanda hanya mampu merepresentasikan bilangan bulat positif.

Representasi integer positif di dalam komputer sebenarnya adalah untaian bit,


dengan menggunakan sistem bilangan biner. Urutan dari bit-bit tersebut pun
bervariasi, bisa berupa Little Endian ataupun Big Endian. Selain ukuran, lebar
atau ketelitian (presisi) bilangan bulat juga bervariasi, tergantung jumlah bit yang
direpresentasikanya. Bilangan bulat yang memiliki n bit dapat mengodekan 2n.
Jika tipe bilangan bulat tersebut adalah bilangan bulat tak bertanda, maka
jangkauannya adalah dari 0 hingga 2n-1.

2.3. Data Dan Komputer


Data dan kompuer adalah dua hal yang saling berhubungan. Tugas
komputer untuk mengambil data yang berkaitan dengan mengelola dalam
beberapa cara. Di masa lalu, komputer ditangani hampir secara eksklusif dengan
data numerik dan tekstual, tapi sekarang dengan komputer multimedia perangkat,
berhubungan dengan area yang luas dari kategori informasi.

Komputer toko, sekarang, dan membantu kita memodifikasi berbagai jenis data,
contohnya :

2 Bilangan
3 Teks
4 Audio
5 Gambar dan grafis
6 Video

Semua data ini disimpan sebagai angka biner. Setiap dokumen, gambar, dan suara
direpresentasikan sebagai string dari 1s dan 0s.Representasi data dan data
compression berfungsi untuk mengurangi jumlah ruang yang dibutuhkan untuk
menyimpan sejumlah data. Dulu hanya bisa menyimpan data yang berukuran
kecil sekarang bisa menyimpan data yang berukuran besar. Ada Web dan
jaringan yang membantu dan mendasarinya dengan memiliki bandwidth yang
memembatasi jumlah maksimum bit /byte yang dapat ditransmisikan.

Rasio kompresi berfungsi menunjukan indikasi banyaknya kompresi terjadi.


Rasio kompresi adalah ukuran data terkompresi dibagi dengan ukuran data asli.
Rasio kompresi bias dalam bit / karakter /apa pun yang sesuai asalkan kedua nilai
mengukur sama hal. Rasio harus menghasilkan angka antara 0 dan 1. Semakin
dekat rasio dengan nol, kompresi semakin ketat. Sebuah teknik kompresi data
dapat :

 lossless ( data dapat diambil tanpa kehilangan informasi asli).

SISTEM DIGITAL I 9
 lossy, ( beberapa informasi yang hilang dalam proses pemadatan).

2.4. Analog Dan Digital Information


Komputer memiliki ruang yang terbatas. Memori komputer dan lainnya
perangkat keras memiliki ruang banyak untuk menyimpan dan memanipulasi
jumlah data tertentu. Informasi dapat diwakili dalam salah satu dari dua cara:

1 Data analog adalah representasi terus menerus, analog dengan information


yang dihapus.
2 Data digital adalah representasi diskrit, informasi menjadi unsur yang
terpisah. Contoh Termometer merkuri adalah perangkat analog. Merkuri
meningkat dalam aliran terus menerus dalam tabung dalam proporsi langsung
dengan suhu.

Informasi analog adalah berbanding lurus dan terus menerus tak terbatas.
Komputer tidak dapat bekerja dengan baik dengan analog informasi. Jadi sebagai
gantinya, dengan mendigitalkan informasi dengan memecahnya menjadi
potongan-potongan terpisah. Representasi untuk menemukan cara yang tepat
untuk mengambil entitas dan terpisah menjadi elemen-elemen diskrit. Dengan
Elemen diskrit maka individu direpresentasikan menggunakan digit biner.

Komputer telah dibangun yang didasarkan pada sistem nomor. Namun, komputer
modern dirancang untuk menggunakan dan mengelola nilai-nilai biner karena
perangkat yang menyimpan dan mengelola data lebih murah dan lebih dapat .
Juga, sinyal elektronik jauh lebih mudah jika mereka transfer hanya data biner.
Sinyal analog terus berfluktuasi di atas tegangan dan bawah. Tapi sinyal digital
hanya memiliki tinggi negara atau rendah, sesuai dengandua digit biner.Semua
sinyal elektronik (baik analog dan digital) berada dibawah garis. Artinya,
tegangan sinyal berfluktuasi karena lingkungan efek mental. Masalahnya adalah
bahwa segera sebagai sinyal analog degradasi, informasinya hilang. Karena setiap
tingkat tegangan dalam jangkauan tersebut valid, ITOs mustahil untuk mengetahui
sinyal asli negara. Di sisi lain,sinyal digital,melompat tajam antara dua ekstrem.

Hal ini disebut sebagai modulasi kode pulsa-(PCM). Sebuah sinyal digital dapat
menurunkan sebelum informasinya hilang, karena nilai tegangan di atas ambang
tertentu ( bernilai tinggi), dan dibawah ambang batas rendah. Sinyal digital
adalah kunci untuk mendapatkan kembali bentuk aslinya.

ITOs sifat yang melekat menggunakan biner. Satu bit adalah 0 atau 1. Oleh karena
itu, satu bit dapat mewakili dua hal. Untuk mewakili lebih dari dua hal, kita perlu

SISTEM DIGITAL I 10
beberapa bit. Dua bit dapat mewakili empat hal karena ada empat kombinasi 0 dan
1 yang dapat dibuat dari dua bit:, 00 01, 10, dan 11. Jika ingin mewakili lebih
dari empat hal, perlu lebih dari dua bit. Tiga bit dapat mewakili delapan hal
karena ada delapan kombinasitions dari 0 dan 1 yang dapat dibuat dari tiga bit.
Demikian juga, empat bit dapat mewakili 16 hal, lima bit dapat mewakili 32 hal,
dan sebagainya.

2.5. Tipe Data


Tipe data adalah jenis atau macam data di dalam suatu variable dalam
bahasa pemrograman.Tipe data yang dikenal dalam bahasa pascal antara lain :

 Jenis Data Standart


1. Integer

Interger adalah data numerik yang tidak mengandung pecahan, dan


disajikan dalam memori komputer sebagai angka bulat. Mengacu
pada obyek data dengan range -32768 s/d 32767. Operasi yang
dapat dilaksanakan :

• Penambahan ( + )

• Pengurangan ( - )

• Perkalian ( * )

• Pembagian Integer ( / )

• Pemangkatan ( ^ )

Operasi sebelumnya disebut dengan operasi Binar atau arimatic


operator yaitu operasi yang bekerja terhadap 2 Integer ( operand ).
Sedangkan operator yang mempunyai satu operand disebut Unar
(Negasi = Not). Selain itu ada juga operasi tambahan yang
disediakan oleh bahasa pemrograman tertentu, yaitu :MOD : sisa
hasil pembagian bilangan

DIV : hasil pembagi bilangan

ABS : Mempositifkan bilangan negative

SQR : menghitung nilai akar dari bilangan Penulisan di dalam


bahasa pemrograman Pascal : var a : integer

2. Real

SISTEM DIGITAL I 11
Data numerik yang mengandung pecahan digolongkan dalam jenis
data Real (floating point). Operasi yang berlaku pada bilangan
integer juga berlaku pada bilangan real. Selain itu ada operasi
lainnya seperti :
INT : membulatkan bilangan real , misal INT(34.67) = 35

3. Boolean
Type ini dikenal pula sebagai “ Logical Data Types”, digunakan
untuk melakukan pengecekan suatu kondisi dalam suatu program.
Elemen datanya hanya ada 2 yaitu True dan False, biasanya
dinyatakan pula sebagai 1 dan 0. Operatornya terdiri dari : AND,
OR, NOT. Dalam urutan operasi, Not mendapat prioritas pertama,
kemudian baru AND dan OR kecuali bila diberi tanda kurung.
Sama halnya seperti table logika, Nilai true dan false dapat juga
dihasilkan oleh operator Relational.
• Operator tersebut : < , > , <= , >= , = , <> , =
• Ex. 6 < 12 : True ,
• A <>A : False.

4. Karakter dan String


Type karater mempunyai elemen sebagai berikut :
(0,1,2,3,…,9,A,B,C,…,X,Y,Z,?,*,/,…)
Data type majemuk yang dibentuk dari karakter disebut STRING.
Suatu string adalah barisan hingga simbol yang diambil dari
himpunan karakter yang digunakan untuk membentuk string
dinamakan Alfabet.
Contoh : Himpunan string {A,A,1} dapat berisi antara lain :
• (AB1), (A1B), (1AB),…dst.
• Termasuk string Null ( empty / hampa / kosong ) = { }

Secara umum suatu string S dinyatakan : S : a1, a2, a3,… an,


Panjang dari string dilambangkan S =N atau Length (S) = N
dimana N adalah banyaknya karakter pembentuk string. Untuk
string Null = 0, untuk blank (spasi)=1.

 Jenis Data Non-Standard (User Defined)


1. ENUMRATE
Jenis data ini terdiri atas barisan identifier yang terurut dimana
setiap identifier tersebut dianggap sebagai suatu individual data
item (elemen data yang berdiri sendiri).Pada saat mendeklarasikan
jenis data ini kita harus menuliskan semua elemen-
elemennya.Bentuk umum deklarasinya adalah :

SISTEM DIGITAL I 12
TYPE nama = (data_item_1, data_item_2, ……., data_item_n);
Contoh :
TYPE hari = (sen,sel,rab,kam,jum,sab,ming);
TYPE warna = (red,blue,green,yellow,black,white);
Setelah jenis data ini dideklarasikan, maka selanjutnya kita dapat
mendeklarasikan suatu variabel yang berjenis data sama dengan
jenis data ini.
Misalnya :
TYPE nama_hari = (sen,sel,rab,kam,jum,sab,ming);
VAR libur : nama_hari;
Fungsi standar yang dapat digunakan pada jenis data ini adalah:
PRED, SUCC dan ORD.
Misalnya :
PRED (sel) = sen
SUCC (sen) = sel
ORD (sen) = 0
ORD (sel) = 1

2. SUB-RANGE
Jenis data ini berupa range dari suatu kumpulan data yang
mempunyai urutan
Bentuk umum deklarasinya adalah :
TYPE nama = data_item_pertama .. data_item_terakhir;
Contoh :
TYPE jam_kuliah = 1 .. 10;
tanggal = 1 .. 31;
abjad = ‘A’ .. ‘Z’;

 Tipe Data Berstruktur


1. Array
Array atau sering disebut sebagai larik, adalah tipe data yang sudah
terstruktur dengan baik, meskipun masih sederhana. Array mampu
menyimpan sejumlah data dengan tipe yang sama (homogen)
dalam sebuah variabel. Sebagai ilustrasi, array mampu menampung
banyak data namun dengan satu tipe data yang sama, misalnya
integer saja. Setiap lokasi data array diberi nomor indeks yang
berfungsi sebagai alamat dari data tersebut.

2. Record atau Struct


Seperti halnya Array, Record atau Struct juga termasuk tipe data
komposit. Record dikenal dalam bahasa Pascal/Delphi sedangkan
Struct dikenal dalam bahasa C++. Berbeda dengan array, tipe data

SISTEM DIGITAL I 13
record mampu menampung banyak data dengan tipe data berbeda-
beda (heterogen). Misalnya, satu bagian integer, satu bagian lagi
character, dan bagian lainnya Boolean. Biasanya record digunakan
untuk menampung data suatu obyek. Misalnya, siswa memiliki
nama, alamat, usia, tempat lahir, dan tanggal lahir. Nama akan
menggunakan tipe data string, alamat bertipe data string, usia
bertipe data single (numeric), tempat lahir bertipe data string, dan
tanggal lahir bertipe data date. Berikut ini contoh pengunaan record
dalam Delphi.

2.6. Sistem Bilangan Desimal


Sistem bilangan desimal adalah suatu sistem atau cara menghitung
bilangan dengan menggunakan sepuluh simbol angka yaitu ‘0’ ,‘1’,
‘2’,’3’,’4’,’5’,’6’,’7’,’8’ dan ‘9’ bilangan ini sering disebut dengan sistem
bilangan berbasis atau radix 10. Sistem bilangan desimal kurang cocok digunakan
untuk sistem digital karena sangat sulit merancang pesawat elektronik yang dapat
bekerja dengan 10 level (tiap-tiap level menyatakan karakter desimal mulai 0
sampai 9)

Sistem bilangan desimal adalah positional-value system,dimana nilai dari


suatu digit tergantung dari posisinya. Nilai yang terdapat pada kolom ketiga
pada Tabel 2.1., yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C
disebut ratusan, dan seterusnya. Kolom A, B, C menunjukkan kenaikan pada
eksponen dengan basis 10 yaitu 100 = 1, 101 = 10, 102 = 100. Dengan cara yang
sama, setiap kolom pada sistem bilangan biner yang
berbasis 2, menunjukkan eksponen dengan basis 2, yaitu 20 = 1, 21 = 2, 22= 4,
dan seterusnya.

Setiap digit biner disebut bit; bit paling kanan disebut least significant
bit (LSB), dan bit paling kiri disebut most significant bit (MSB). Untuk
membedakan bilangan pada sistem yang berbeda digunakan subskrip. Sebagai
contoh 910menyatakan bilangan sembilan pada sistem bilangan desimal, dan

SISTEM DIGITAL I 14
011012 menunjukkan 01101 pada sistembilangan biner. Subskrip tersebut sering
diabaikan jika sistem bilangan yang dipakai sudah jelas.

1. Konversi Bilangan Desimal ke Biner

Cara untuk mengubah bilangan desimal ke biner adalah dengan


membagi bilangan desimal yang akan diubah, secara berturut-turut dengan
pembagi 2, dengan memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagian
akan bernilai 0 atau 1, yang akan membentuk bilangan biner dengan sisa
yang terakhir menunjukkan MSBnya. Sebagai contoh, untuk mengubah
5210 menjadi bilangan biner, diperlukan langkah-langkah berikut :
52/2 = 26 sisa 0, LSB
26/2 = 13 sisa 0
13/2 = 6 sisa 1
6/2 = 3 sisa 0
3/2 = 1 sisa 1
½ = 0 sisa 1, MSB
Sehingga bilangan desimal 5210 dapat diubah menjadi bilangan
biner 1101002.
Cara di atas juga bisa digunakan untuk mengubah sistem bilangan yang lain,
yaitu oktal atau heksadesimal.

2. Konversi bilangan desimal ke oktal.

Teknik pembagian yang berurutan dapat digunakan untuk


mengubah bilangan desimal menjadi bilangan oktal. Bilangan desimal yang
akan diubah secara berturut-turut dibagi dengan 8 dan sisa pembagiannya
harus selalu dicatat. Sebagai contoh, untuk mengubah bilangan 581910 ke
oktal, langkah-langkahnya adalah :
5819/8 = 727, sisa 3, LSB
727/8 = 90, sisa 7
90/8 = 11, sisa 2
11/8 = 1, sisa 3
1/8 = 0, sisa 1, MSB

SISTEM DIGITAL I 15
Sehingga 581910 = 132738

3. Konversi bilangan desimal ke heksadesimal.

Teknik pembagian yang berurutan dapat juga digunakan untuk


mengubah bilangan desimal menjadi bilangan heksadesimal. Bilangan
desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi dengan 16 dan
sisa pembagiannya harus selalu dicatat. Sebagai contoh, untuk
mengubah bilangan 340810 menjadi bilangan heksadesimal, dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3409/16 = 213, sisa 110 = 116, LSB
213/16 = 13, sisa 510 = 516
13/16 = 0, sisa 1310 = D16, MSB
Sehingga, 340910 = D5116.

2.7. Sistem Bilangan Binner


Sistem bilangan biner adalah suatu sistem atau cara menghitung bilangan
dengan hanya menggunakan dua simbol angka yaitu ‘0’ dan ‘1’, bilangan ini
sering disebut dengan sistem bilangan berbasis atau radix 2 .Sistem bilangan biner
digunakan untuk mempresentasikan alat yang mempunyai dua keadaan operasi
yang dapat dioperasikan dalam dua keadaan ekstrim. Contoh switch dalam
keadaan terbuka atau tertutup, lampu pijar dalam keadaan terang atau gelap, dioda
dalam keadaan menghantar atau tidak menghantar, transistor dalam keadaan cut
off atau saturasi, fotosel dalam keadaan terang atau gelap, thermostat dalam
keadaan terbuka atau tertutup, Pita magnetik dalam keadaan magnet atau
demagnet.

1. Konversi bilangan biner ke decimal


sistem bilangan biner adalah suatu sistem posisional dimana tiap-
tiap digit (bit) biner mempunyai bobot tertentu berdasarkan atas
posisinya terhadap titik biner

SISTEM DIGITAL I 16
Oleh karena itu bilangan biner dapat dikonversikan ke bilangan
desimal dengan cara menjumlahkan bobot dari masing-masing posisinya
yang bernilai 1.
Sebagai contoh, untuk mengubah bilangan biner 1100112 menjadi
bilangan desimal dapat dilakukan sebagai berikut:

1 1 0 0 1 1 Biner
5 4
2 + 2 + 2 + 20
1

32 + 16 + 2 + 1 = 51 Desimal

Sehingga bilangan biner 1100112 berubah menjadi bilangan desimal 5110.


Contoh perubahan beberapa bilangan biner menjadi bilangan desimal.

Cara lain untuk mengkonversikan bilangan biner menjadi bilangan


desimal dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan angka 2 dengan
pangkat koefisien biner yang berharga 1. Sebagai contoh, untuk mengubah
bilangan 101112 menjadi bilangan desimal, dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
101112 = 1x 24 + 0x 23 + 1x 22 + 1x 21 + 1x 20 = 2310

2. Konversi bilangan biner ke octal

Konversi dari bilangan biner ke bilangan oktal dilakukan dengan


mengelompokkan setiap tiga digit biner dimulai dari digit paling
kanan(LSB). Kemudian, setiap kelompok diubah secara terpisah ke dalam
bilangan oktal.

Sebagai contoh, bilangan 111100110012 dapat dikelompokkan


menjadi: 11 110 011 001, sehingga:

112 = 38, MSB

1102 = 68

0112 = 38

SISTEM DIGITAL I 17
0012 = 18, LSB

Jadi, bilangan biner 111100110012 apabila diubah menjadi


bilangan oktal = 36318.

3. Konversi bilangan biner ke heksadesimal

Bilangan biner dapat diubah menjadi bilangan heksadesimal


dengan cara mengelompokkan setiap empat digit dari bilangan biner
tersebut dimulai dari digit paling kanan (LSB). Kemudian, setiap
kelompok diubah secara terpisah ke dalam bilangan heksadesimal.

Sebagai contoh, 01001111010111102 dapat dikelompokkan menjadi:


0100 1111 0101 1110. Sehingga:

01002 = 416, MSB

11112 = F16

01012 = 516

11102 = E16, LSB

Dengan demikian, bilangan 01001111010111102 = 4F5E16.

2.8. Sistem Bilangan Oktal


Sistem bilangan oktal adalah suatu sistem atau cara menghitung bilangan
dengan menggunakan delapan simbol angka yaitu ‘0’ ,‘1’, ‘2’,’3’,’4’,’5’,’6’,dan
’7’ bilangan ini sering disebut dengan sistem bilangan berbasis atau radix 8.
Sistem bilangan oktal digunakan sebagai alternatif untuk menyederhanakan
sistem pengkodean biner. Karena 8 = 23, maka satu (1) digit oktal dapat mewakili
tiga (3) digit biner.

1. Konversi bilangan oktal ke desimal.

Sistem bilangan oktal adalah suatu sistem posisional dimana tiap-


tiap digit oktal mempunyai bobot tertentu berdasarkan atas posisinya
terhadap titik octal

SISTEM DIGITAL I 18
Oleh karena itu bilangan oktal dapat dikonversikan ke bilangan desimal
dengan cara menjumlahkan bobot kali nilai-nilai dari masing-masing
posisinya.

Sebagai contoh, untuk mengubah bilangan oktal 3728 menjadi


bilangan desimal dapat dilakukan sebagai berikut:

3 7 2 Oktal

3x82 + 7x81 + 2x80

192 + 56 + 2 = 250 Desimal

Sehingga bilangan oktal 3728 berubah menjadi bilangan desimal 25010.

2. Konversi bilangan oktal ke binner.

Konversi dari bilangan oktal ke bilangan biner dilakukan dengan


cara mengubah setiap digit pada bilangan oktal secara terpisah menjadi
ekivalen biner 3 digit

Sebagai contoh, bilangan oktal 35278 dapat diubah menjadi bilangan biner
dengan cara sebagai berikut:

38 = 0112, MSB

58 = 1012

28 = 0102

78 = 1112, LSB

Sehingga bilangan oktal 35278 sama dengan bilangan biner 011 101 010
1112.

3. Konversi bilangan oktal ke heksadesimal.

Konversi dari bilangan oktal ke bilangan


heksadesimal dapat dilakukan dengan cara mengubah bilangan oktal ke
bilangan biner atau ke bilangan desimal terlebih dahulu. Sebagai
contoh, bilangan oktal3278 dapat diubah menjadi bilangan

SISTEM DIGITAL I 19
heksadesimal dengan cara diubah dulu ke bilangan desimal, sebagai
berikut:

Oktal 3 2 7
Desimal 3x82 + 2x81 + 7x80 = 215

Selanjutnya hasil bilangan desimal diubah ke bilangan heksadesimal,


215/16 = 13, sisa 710 = 716, LSB
13/16 = 0, sisa 1310 = D16, MSB

Sehingga, 3278 = 215 10 = D716.


Cara lain diubah dulu ke bilangan biner, sebagai berikut:
Oktal 3 2 7
Biner 011 010 111

Selanjutnya hasil bilangan biner dikelompokkan setiap empat bit dimulai


dari digit paling kanan(LSB). Kemudian, setiap kelompok diubah secara
terpisah ke dalam bilangan heksadesimal.
Biner 0 1101 0111
Heksadesimal 0 D 7
Sehingga, 3278 = 110101112 = D716.

2.9. Sistem Bilangan Hexadecimal


Sistem bilangan heksadesimal adalah suatu sistem atau cara menghitung
bilangan dengan menggunakan 16 simbol yaitu ‘0’ ,‘1’,
‘2’,’3’,’4’,’5’,’6’,’7’,’8’,’9’,
’A’,’B’, ’C’,’D’,’E’, dan ‘F’ bilangan ini sering disebut dengan sistem bilangan
berbasis atau radix 16. Identik dengan sistem bilangan oktal, sistem bilangan
heksadesimal juga digunakan untuk alternatif penyederhanaan sistem
pengkodean biner. Karena 16 = 24, maka satu (1) digit heksadesimal dapat
mewakili empat (4) digit biner.

1. Konversi bilangan heksadesimal ke desimal.

Sistem bilangan heksadesimal adalah suatu sistem posisional


dimana tiap-tiap digit heksadesimal mempunyai bobot tertentu
berdasarkan atas posisinya terhadap titik heksadesimal

SISTEM DIGITAL I 20
Oleh karena itu bilangan heksadesimal dapat dikonversikan ke bilangan
desimal dengan cara menjumlahkan bobot kali nilai-nilai dari masing-
masing posisinya.

Sebagai contoh, bilangan heksadesimal 152B16 dapat diubah menjadi


bilangan desimal dengan carasebagai berikut:

152B16 = (1 x 163) + (5 x 162) + (2 x 161) + (11 x 160)

= 1 x 4096 + 5 x 256 + 2 x 16 + 11 x 1

= 4096 + 1280 + 32 + 11

= 541910

Sehingga, 152B16 = 541910

2. Konversi bilangan heksadesimal ke biner.

Konversi dari bilangan heksadesimal ke bilangan biner dapat


dilakukan dengan cara mengubah setiap digit pada
bilangan heksadesimal secara terpisah menjadi ekivalen biner 4 bit

Sebagai contoh, bilangan heksadesimal 2A5C16 dapat diubah ke bilangan


biner sebagai berikut.

SISTEM DIGITAL I 21
216 = 0010, MSB

A16 = 1010

516 = 0101

C16 = 1100, LSB

Sehingga, bilangan heksadesimal 2A5C16 dapat diubah menjaid biln


gan biner 0010 1010 0101 11002.

3. Konversi bilangan heksadesimal ke oktal.

Konversi dari bilangan heksadesimal ke bilangan oktal


dapat dilakukan dengan cara mengubah bilangan heksadesimal ke bilangan
biner atau ke bilangan desimal terlebih dahulu.
Sebagai contoh, bilangan heksadesimal 9F216 dapat diubah menjadi
bilangan oktal dengan cara diubah dulu ke bilangan desimal, sebagai
berikut:

Heksadesimal 9 F 2
Desimal 9x162 + 15x16 1
+ 2x160 =
2304 + 240 + 2 = 254610

Selanjutnya hasil bilangan desimal diubah ke bilangan oktal,


2546/8 = 318, sisa 210 = 28, LSB
318/8 = 39, sisa 610 = 68,
39/8 = 4, sisa 710 = 78,
4/8 = 0, sisa 410 = 48, MSB

Sehingga, 9F216 = 2546 10 = 47628.

Cara lain diubah dulu ke bilangan biner, sebagai berikut:


Heksadesimal 9 F 2
Biner 1001 1111 0010

Selanjutnya hasil bilangan biner dikelompokkan setiap tiga bit dimulai


dari digit paling kanan (LSB).Kemudian, setiap kelompok diubah secara
terpisah ke dalam bilangan heksadesimal.

Biner 100 111 110 010


Heksadesimal 4 7 6 2
Sehingga, 9F216 = 1001111100102 = 47628.

SISTEM DIGITAL I 22
2.10. Sistem Bilangan Bcd
Bilangan desimal pada setiap tempat dapat terdiri dari 10 bilangan yang
berbeda-beda. Untuk bilangan biner bentuk dari 10 elemen yang berbeda beda
memerlukan 4 bit. Sebuah BCD mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat
bilangan desimal.

Contoh :

Z(10) = 317

3 1 7 Desimal

0011 0001 0111 Biner Code Desimal

Dalam contoh ini BCD terdiri dari 3 kelompok bilangan masing-masing terdiri
dari 4 bit , dan jika bilangan desimal tersebut di atas dikonversi ke dalam bilangan
biner secara langsung adalah 317(10) = 100111101(2) dan hanya memerlukan 9
bit. Untuk contoh proses sebaliknya dapat dilihat di bawah ini.

Contoh :

Biner Code Desimal 0101 0001 0111 0000

Desimal 5 1 7 0

Jadi bentuk BCD di atas adalah bilangan Z(10) = 5170.

Kalau kurang jelas nih ada contoh lagi :


Misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 17010.dapat dilihat bahwa
bilangan biner dari :
110—-> 00012
710—-> 01112
010—-> 00002
Tetapi, berhubung hasil yang diinginkan adalah bilangan BCD, maka basis
bilangannya tinggal ditulis sebagai berikut :
110—-> 0001BCD
710—-> 0111BCD
010—-> 0000BCD
maka, nilai BCD dari 17010 adalah 0001 0111 0000BCD.
Harap diperhatikan bahwa setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi menjadi
4 bit bilangan BCD.
Contoh lain, misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 30910.

SISTEM DIGITAL I 23
310—–> 0011BCD
010—–> 0000BCD
910 —–> 1001BCD
maka, nilai BCD dari 30910 adalah 0011 0000 1001BCD.
Sebagai bahan latihan, dapat juga dicoba konversi BCD bilangan desimal berikut :
1010—–> 0001 0000BCD
44110—-> 0100 0100 0001BCD
27010—-> 0010 0111 0000BCD

2.11. Alur Pemrosesan Data


1. Alur Pemrosesan Data
Input >>> i/o >>> proses >>> memori >>> storage >>> memori
>>> proses >>> i/o >>> output
Keterangan:
Input : Data yang akan diproses atau dibuat.
I/O : Input / Output.
Proses : Pengolahan data yang dimasukkan.
Memori : Tempat menyimpan data diproses.
Storage :Tempat menyimpan data secara permanen setelah
diproses.
Output : Hasil dari proses yang berupa tampilan, suara,
cetakan.
Sistem komputer memiliki siklus pengolahan yang pasti. Siklus
pengolahan itu sendiri mengacu kepada makna dari arti komputer
itu sendiri. Ada tiga pokok dalam siklus pengolahan data dengan
menggunakan komputer tersebut, yaitu input, proses, dan output.
Sedangkan untuk proses sendiri, pemroses dibantu oleh beberapa
bagian lain, yaitu program serta penyimpan (storage). Input
Merupakan aktifitas pemberian data kepada komputer, dimana data
tersebut merupakan masukan bagi komputer. Agar data dapat
diterima oleh komputer dengan baik, komputer memiliki peralatan
yang berfungsi untuk hal ini, yang disebut dengan input device .
Pada komputer, input device ini juga bermacam-macam,
tergantung bagaimana proses input tersebut dilaksanakan.
Bermacam-macam input device yang digunakan oleh komputer,
contohnya adalah keyboard untuk mengetikkan informasi,
pembaca kode batang pada transaksi di supermarket, kamera untuk
menangkap gambar, dan lain sebagainya.

SISTEM DIGITAL I 24
Masukan yang didapatkan oleh input device tersebut
informasinya dikirimkan ke pemroses (otaknya komputer) untuk
diproses lebih lanjut, diabaikan atau informasi tersebut disimpan
dalam media penyimpanan. Proses Setiap masukan yang
disampaikan kepada komputer akan masuk ke pemroses, pemroses
ini dikenal juga dengan nama processor . Pemroses ini bisa disebut
dengan otaknya komputer. Pemroses ini akan menentukan akan
diapakan informasi yang masuk tersebut. Jika diolah lebih lanjut,
maka data tersebut diolah sesuai dengan ketentuan yang telah
disusun sedemikian kedalam otak komputer. Ketentuan yang telah
disusun ini adalah instruction set. Instruction set ini merupakan
format baku perintah yang dapat dilaksanakan oleh pemroses.
Pemroses memiliki hubungan dengan media input, program,
storage serta media output. Masing-masing akan dikontak oleh
pemroses sesuai dengan tugasnya masing-masing. Pemroses ini
hanya berfungsi untuk menjalankan perintah yang diterimanya dari
program. Tindak lanjut dari masing-masing perintah, katakanlah
menampilkan data terebut ke monitor atau ke printer, maka
pemroses akan mengirimkan lagi hasil olahannya ke media yang
dituju. Dengan mengirimkan data ke media yang dituju, maka
berarti pemroses menyerahkan tugasnya kepada media tersebut
sambil mengirimkan data-data yang diperlukan oleh media yang
dituju serta instruksi yang diminta untuk dilaksanakan oleh media
yang dituju itu tadi. Bus Bus merupakan jalur penghubung antar
alat pada komputer yang digunakan sebagai media dalam proses
melewatkan data pada suatu proses. Bus ini bisa dianggap sebagai
sebuah pipa, dimana pipa atau saluran tersebut digunakan untuk
mengirimkan dan menerima informasi antar alat yang
dihubungkannya. Pada sistem komputer, bus ini termasuk
perangkat internal, kecepatan pengiriman informasi melalui bus ini
dilakukan dengan kecepatan tinggi. Program Program merupakan
kumpulan instruction set yang akan dijalankan oleh pemroses,
yaitu berupa software. Bagaimana sebuah sistem komputer berpikir
diatur oleh program ini. Program inilah yang mengendalikan
semua aktifitas yang ada pada pemroses. Program berisi konstruksi
logika yang dibuat oleh manusia, dan sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa mesin sesuai dengan format yang ada pada
instruction set.
Storage Dalam menjalankan proses, selain proses diatur
oleh program, pemroses juga memiliki akses ke media penyimpan
yang disebut dengan storage. Storage ini berfungsi untuk
menyimpan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk

SISTEM DIGITAL I 25
menjalankan fungsi pemroses, baik untuk penyimpan sementara
maupun untuk jangka panjang. Pemroses melakukan tugasnya
sesuai dengan kendali yang ada pada program. Proses untuk
mengambil data atau menyimpan data pada storage ini
dilaksanakan oleh pemroses sesuai dengan perintah yang diterima
pemroses dari program yang sedang ia jalankan. Output
Merupakan aktifitas menerima data dari hasil pengolahan pada
bagian pemroses. Jika terdapat data pada aktifitas output ini, berarti
pemroses menyerakan tugas selanjutnya kepada bagian ini. Tentu
saja pada bagian ini diperlukan juga peralatan yang bekerja,
dimana peralatan terebut disebut dengan output device. Pada
komputer contoh output device ini adalah printer (pencetak).
Ketika data output dari pemroses diterimanya maka printer akan
melaksanakan tugas yang diterima dari pemroses tadi.

2. Cara Kerja Komputer


- Memori
Di sistem ini, memori adalah urutan byte yang
dinomori (seperti "sel" atau "lubang burung dara"), masing-
masing berisi sepotong kecil informasi. Informasi ini
mungkin menjadi perintah untuk mengatakan pada
komputer apa yang harus dilakukan. Sel mungkin berisi
data yang diperlukan komputer untuk melakukan suatu
perintah. Setiap slot mungkin berisi salah satu, dan apa
yang sekarang menjadi data mungkin saja kemudian
menjadi perintah.
Memori menyimpan berbagai bentuk informasi sebagai
angka biner. Informasi yang belum berbentuk biner akan
dipecahkan (encoded) dengan sejumlah instruksi yang
mengubahnya menjadi sebuah angka atau urutan angka-
angka. Sebagai contoh: Huruf F disimpan sebagai angka
desimal 70 (atau angka biner) menggunakan salah satu
metode pemecahan. Instruksi yang lebih kompleks bisa
digunakan untuk menyimpan gambar, suara, video, dan
berbagai macam informasi. Informasi yang bisa disimpan
dalam satu sell dinamakan sebuah byte.
Secara umum, memori bisa ditulis kembali lebih jutaan kali
- memori dapat diumpamakan sebagai papan tulis dan
kapur yang dapat ditulis dan dihapus kembali, daripada
buku tulis dengan pena yang tidak dapat dihapus.
Ukuran masing-masing sel, dan jumlah sel, berubah secara
hebat dari komputer ke komputer, dan teknologi dalam

SISTEM DIGITAL I 26
pembuatan memori sudah berubah secara hebat - dari relay
elektromekanik, ke tabung yang diisi dengan air raksa (dan
kemudian pegas) di mana pulsa akustik terbentuk, sampai
matriks magnet permanen, ke setiap transistor, ke sirkuit
terpadu dengan jutaan transistor di atas satu chip silikon.

- Pemrosesan (CPU)
Unit Pengolah Pusat atau CPU berperanan untuk
memproses arahan, melaksanakan pengiraan dan
menguruskan laluan informasi menerusi system komputer.
Unit atau peranti pemprosesan juga akan berkomunikasi
dengan peranti input , output dan storan bagi melaksanakan
arahan-arahan berkaitan.Contoh sebuah CPU dalam
kemasan Ball Grid Array (BGA) ditampilkan terbalik
dengan menunjukkan kaki-kakinya.
Dalam arsitektur von Neumann yang asli, ia menjelaskan
sebuah Unit Aritmatika dan Logika, dan sebuah Unit
Kontrol. Dalam komputer-komputer modern, kedua unit ini
terletak dalam satu sirkuit terpadu (IC - Integrated Circuit),
yang biasanya disebut CPU (Central Processing Unit).
Unit Aritmatika dan Logika, atau Arithmetic Logic Unit
(ALU), adalah alat yang melakukan pelaksanaan dasar
seperti pelaksanaan aritmatika (tambahan, pengurangan,
dan semacamnya), pelaksanaan logis (AND, OR, NOT),
dan pelaksanaan perbandingan (misalnya, membandingkan
isi sebanyak dua slot untuk kesetaraan). Pada unit inilah
dilakukan "kerja" yang nyata.
Unit kontrol menyimpan perintah sekarang yang dilakukan
oleh komputer, memerintahkan ALU untuk melaksanaan
dan mendapat kembali informasi (dari memori) yang
diperlukan untuk melaksanakan perintah itu, dan
memindahkan kembali hasil ke lokasi memori yang sesuai.
Sekali yang terjadi, unit kontrol pergi ke perintah
berikutnya (biasanya ditempatkan di slot berikutnya,
kecuali kalau perintah itu adalah perintah lompatan yang
memberitahukan kepada komputer bahwa perintah
berikutnya ditempatkan di lokasi lain.

- Input dan Hasil


I/O membolehkan komputer mendapatkan informasi
dari dunia luar, dan menaruh hasil kerjanya di sana, dapat
berbentuk fisik (hardcopy) atau non fisik (softcopy). Ada

SISTEM DIGITAL I 27
berbagai macam alat I/O, dari yang akrab keyboard,
monitor dan disk drive, ke yang lebih tidak biasa seperti
webcam (kamera web, printer, scanner, dan sebagainya.
Yang dimiliki oleh semua alat masukan biasa ialah bahwa
mereka meng-encode (mengubah) informasi dari suatu
macam ke dalam data yang bisa diolah lebih lanjut oleh
sistem komputer digital. Alat output, men-decode data ke
dalam informasi yang bisa dimengerti oleh pemakai
komputer. Dalam pengertian ini, sistem computer digital
adalah contoh sistem pengolah data.

- Instruksi
Perintah yang dibicarakan di atas bukan perintah
seperti bahasa manusiawi. Komputer hanya mempunyai
dalam jumlah terbatas perintah sederhana yang dirumuskan
dengan baik. Perintah biasa yang dipahami kebanyakan
komputer ialah "menyalin isi sel 123, dan tempat tiruan di
sel 456", "menambahkan isi sel 666 ke sel 042, dan tempat
akibat di sel 013", dan "jika isi sel 999 adalah 0, perintah
berikutnya anda di sel 345".

Instruksi diwakili dalam komputer sebagai nomor -


kode untuk "menyalin" mungkin menjadi 001, misalnya.
Suatu himpunan perintah khusus yang didukung oleh
komputer tertentu diketahui sebagai bahasa mesin
komputer. Dalam praktiknya, orang biasanya tidak menulis
perintah untuk komputer secara langsung di bahasa mesin
tetapi memakai bahasa pemrograman "tingkat tinggi" yang
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa mesin secara
otomatis oleh program komputer khusus (interpreter dan
kompiler). Beberapa bahasa pemrograman berhubungan
erat dengan bahasa mesin, seperti assembler (bahasa tingkat
rendah); di sisi lain, bahasa seperti Prolog didasarkan pada
prinsip abstrak yang jauh dari detail pelaksanaan
sebenarnya oleh mesin (bahasa tingkat tinggi)

- Arsitektur
Komputer kontemporer menaruh ALU dan unit
kontrol ke dalam satu sirkuit terpadu yang dikenal sebagai
Central Processing Unit atau CPU. Biasanya, memori
komputer ditempatkan di atas beberapa sirkuit terpadu yang
kecil dekat CPU. Alat yang menempati sebagian besar

SISTEM DIGITAL I 28
ruangan dalam komputer adalah ancilliary sistem
(misalnya, untuk menyediakan tenaga listrik) atau alat I/O.
Beberapa komputer yang lebih besar berbeda dari model di
atas di satu hal utama - mereka mempunyai beberapa CPU
dan unit kontrol yang bekerja secara bersamaan. Terlebih
lagi, beberapa komputer, yang dipakai sebagian besar untuk
maksud penelitian dan perkomputeran ilmiah, sudah
berbeda secara signifikan dari model di atas, tetapi mereka
sudah menemukan sedikit penggunaan komersial.
Fungsi dari komputer secara prinsip sebenarnya cukup
sederhana. Komputer mencapai perintah dan data dari
memorinya. Perintah dilakukan, hasil disimpan, dan
perintah berikutnya dicapai. Prosedur ini berulang sampai
komputer dimatikan.

- Program
Program komputer adalah daftar besar perintah
untuk dilakukan oleh komputer, barangkali dengan data di
dalam tabel. Banyak program komputer berisi jutaan
perintah, dan banyak dari perintah itu dilakukan berulang
kali. Sebuah komputer pribadi modern yang umum (pada
tahun 2003) bisa melakukan sekitar 2-3 milyar perintah
dalam sedetik. Komputer tidak mendapat kemampuan luar
biasa mereka lewat kemampuan untuk melakukan perintah
kompleks. Tetapi, mereka melakukan jutaan perintah
sederhana yang diatur oleh orang pandai, "programmer."
"Programmer Baik memperkembangkan set-set perintah
untuk melakukan tugas biasa (misalnya, menggambar titik
di layar) dan lalu membuat set-set perintah itu tersedia
kepada programmer lain." Dewasa ini, kebanyakan
komputer kelihatannya melakukan beberapa program
sekaligus. Ini biasanya diserahkan ke sebagai multitasking.
Pada kenyataannya, CPU melakukan perintah dari satu
program, kemudian setelah beberapa saat, CPU beralih ke
program kedua dan melakukan beberapa perintahnya. Jarak
waktu yang kecil ini sering diserahkan ke sebagai irisan
waktu (time-slice). Ini menimbulkan khayal program lipat
ganda yang dilakukan secara bersamaan dengan
memberikan waktu CPU di antara program. Ini mirip
bagaimana film adalah rangkaian kilat saja masih
membingkaikan. Sistem operasi adalah program yang
biasanya menguasai kali ini membagikan.

SISTEM DIGITAL I 29
- Sistem Operasi
Sistem operasi ialah semacam gabungan dari
potongan kode yang berguna. Ketika semacam kode
komputer dapat dipakai secara bersama oleh beraneka-
macam program komputer, setelah bertahun-tahun,
programer akhirnya menmindahkannya ke dalam sistem
operasi.
Sistem operasi, menentukan program yang mana
dijalankan, kapan, dan alat yang mana (seperti memori atau
I/O) yang mereka gunakan. Sistem operasi juga
memberikan servis kepada program lain, seperti kode
(driver) yang membolehkan programer untuk menulis
program untuk suatu mesin tanpa perlu mengetahui detail
dari semua alat elektronik yang terhubung.

3. Kecepatan Proses
- Clock : Hertz
- Siklus mesin :Fetch, decode, execute
- MIPS (Millions of Instructions Per Second)
- MFLOATS (Millions of Floating point Per Second)

2.12. Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Pemrosesan Data


Ada beberapa Faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan pemrosesan
data, antara lain:

1. Register
CPU berisi area memori kecil yang disebut register. Fungsinya untuk
menyimpan data dan instruksi saat pemrosesan. Ukuran register
(disebut juga word size) menentukan jumlah data yang dapat dipakai
oleh komputer pada satu waktu . Pada saat ini kebanyakan
PC(Personal Computer) memiliki register 32 bit, artinya CPU dapat
memproses 4 bit data tiap waktu.

2. RAM
Jumlah RAM pada PC dapat mempengaruhi kecepatan sistem . Makin
banyak RAM pada PC, makin banyak program dan instruksi yang bisa
disimpan di memori, dan jauh lebih cepat daripada disimpan di hard
disk. Apabila PC tidak cukup memiliki memori untuk menjalankan
program , data akan dipindahkan sementara ke hard disk (proses ini
disebut swapping) dan hal ini akan menurunkan kinerja komputer.

SISTEM DIGITAL I 30
3. Sistem Clock
Sistem Clock dalam computer menetapkan kecepatan CPU
menggunakan Kristal quartz yang bergetar. Satu gerakan clock adalah
waktu yang dibutuhkan oleh transistor untuk mematikan transistor
kemudian menyalakannya kembali. Hal ini disebut clock cycle, yang
diukur dalam Hertz . Jika sebuah komputer memiliki kecepatan 300
MHz, artinya sistem clock berdetak 300 juta kali/ detik.

4. Bus
Bus yaitu jalur antara komponen – komponen pada komputer. Data
dan instruksi berjalan pada jalur ini. Lebar jalur data dapat
mempengaruhi berapa banyak bit yang dapat ditransmisikan antar
komponen komputer.

5. Cache Memory
Cache Memory adalah memori berkecepatan tinggi yang menyimpan
data dan instruksi terkini yang sudah diload oleh CPU. Cache lebih
cepat daripada memori biasa, dan sangat mempengaruhi kinerja
komputer. Ada dua jenis cache memory, yaitu Level-1 (L1) dan cache
eksternal yang disebut Level -2 (L2).

2.13. Gerbang Logika Dasar


Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika
dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik
menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang logika terutama
diimplementasikan secara elektronis menggunakan dioda atau transistor, akan
tetapi dapat pula dibangun menggunakan susunan komponen-komponen yang
memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay), cairan, optik dan bahkan
mekanik. Gerbang logika atau sering juga disebut gerbang logika boolean
merupakan sebuah system pemrosesan dasar yang dapat memproses input-input
yang berupa bilangan biner menjadi sebuah output yang berkondisi yang akhirnya
digunakan untuk proses selanjutnya.

Gerbang logika dapat mengkondisikan input-input yang masuk kemudian


menjadikannya sebuah output yang sesuai dengan apa yang ditentukan olehnya.
Jadi sebenarnya, gerbang logika inilah yang melakukan pemrosesan terhadap
segala sesuatu yang masuk dan keluar ke dan dari komputer. Maka dari itu,
sebenarnya sebuah perangkat komputer merupakan sebentuk kumpulan gerbang-

SISTEM DIGITAL I 31
gerbang digital yang bekerja memproses sesuatu input, menjadi output yang
diinginkan.

Gerbang logika NOT, NAND, dan NOR adalah gerbang logika dasar pada
teknologi CMOS, sedangkan gerbang logika NOT,AND dan OR adalah gerbang
logika yang diturunkan dari gerbang logika dasar tersebut.Hal ini karena proses
pembuatan gerbang logika,jumlah transistor yang dipakai pada pembuatan NAND
lebih sedikit

sehingga lebih sederhana daripada AND, begitu pula dengan NOR.

Gerbang Logika juga merupakan rangkaian dasar yang membentuk


komputer. Jutaan transistor di dalam mikroprosesor membentuk ribuan gerbang
logika. Sebuah gerbang logika sederhana mempunyai satu terminal output dan
satu atau lebih terminal input. Keluarannya dapat tinggi (1) atau rendah (0),
tergantung level digital yang diberikan pada terminal input. Gerbang logika sangat
penting dipakai dalam berbagai rangkaian elektronika.

“Sejarah Gerbang Logika Dasar”

 Pada tahun 1854 George Boole menciptakan logika simbolik


 Aljabat Boole yang diketemukan pada saat itu belum dapat
diterapkan atau memiliki penerapan – penerapan praktis
 Setiap peubah (variabel) dalam aljabar boole hanya memiliki dua
keadaan yaitu keadaan benar yang dinyatakan dengan 1 atau
keadaaan salah yang dinyatakan dengan 0
 Boole memiliki dua keadaan dimaksudkan untuk mempermudah
menyelesaikan persoalan-persoalan logika
 Pada tahun 1938 Claude Shannon menggunakannya dalam analisis
pensaklaran (Switching)
 Shannon menggunakannya untuk menyatakan terbuka dan
tertutupnya saklar relay
 Aljabar Boole dapat diterapkan pada ilmu dan teknologi
elektronika khususnya elektronika computer

Disini akan dijelaskan 7 gerbang logika yang diantaranya OR,


AND, NOT, NOR, NAND, EXOR, EXNOR

1. Gerbang Logika OR
Gerbang OR adalah gerbang yang akan memberikan
keluaran berlogika 1 bila gerbang inputnya ada yang diberikan
logika 1. Gerbang OR juga bisa mempunyai lebih dari 2 input.
Dalam persamaan Boolean dapat ditulis X = A + B. Gerbang

SISTEM DIGITAL I 32
OR digambarkan sebagai Gerbang Penjumlah. Gerbang OR
berbeda dengan
gerbang NOT yang hanya memiliki satu input, gerbang ini
memiliki paling sedikit 2 jalur input. Artinya inputnya bisa
lebih dari dua, misalnya empat atau delapan. Yang jelas adalah
semua gerbang logika selalu mempunyai hanya satu output.
Gerbang OR dapat dikatakan memiliki karakteristik “memihak
1”, di mana karakteristik logikanya akan selalu mengeluarkan
hasil output bernilai 1 apabila ada satu saja input yang bernilai
1. Jadi gerbang logika ini tidak peduli berapa nilai input pada
kedua sisinya, asalkan salah satunya
atau kedua-duanya bernilai 1, maka outputnya pasti juga akan
bernilai 1. Logika gerbang OR ini dapat diumpamakan sebagai
sebuah rangkaian dengan dua buah saklar yang terpasang
secara paralel.
Apabila salah satu saklar memutuskan hubungan (bernilai
0), maka output-nya tetaplah
bernilai 1 karena input yang lain tidak akan terputus
hubungannya dengan output. Apabila
kedua input bernilai 0, maka output barulah benar-benar
terputus atau bernilai 0. Jika keduanya bernilai 1, maka output
juga akan bernilai 1.
Gerbang OR akan memberikan sinyal keluaran tinggi jika salah
satu atau semua sinyal masukan bernilai tinggi,sehingga dapat
dikatakan bahwa gerbang OR hanya memiliki sinyal keluaran
rendah jika semua sinyal masukan bernilai rendah. Gerbang
Logika OR pada Datasheet nama lainnya IC TTL
7432.Gerbang OR berbeda dengan gerbang NOT yang hanya
memiliki satu input, gerbang ini memiliki paling
sedikit 2 jalur input. Artinya inputnya bisa lebih dari dua,
misalnya empat atau delapan.Yang jelas adalah semua gerbang
logika selalu mempunyai hanya satu
output. Disini input untuk rangkaian adalah saklar 1 dan 2, bila
rangkaian 1 ditutup (Input 1 berlogika satu) dan saklar 2
terbuka (input 2 berlogika nol) maka lampu akan menyala
(output berlogika satu). Demikian pula bila saklar 1 dibuka
(input 1
berlogika nol) dan saklar 2 ditutup (input 2 berlogika 1) lampu
akan tetap menyala (output berlogika satu).Bila kedua saklar
dibuka(kedua input berlogika nol) lampu akan padam (output
berlogika nol).
Dalam Aljabar Boole dapat ditulis sebagai:

SISTEM DIGITAL I 33
Tabel Kebenaran OR:

2. Gerbang Logika AND


Gerbang AND adalah gerbang yang memberikan keluaran
1 bila semua masukkan diberikan 1. Pada gambar tabel
kebenaran untuk 2 buah masukkan pada gerbang AND, dengan
X akan berlogika 1 jika kedua input berlogika 1. Dalam
persamaan Boolean dapat
ditulis X=A.B
Gerbang AND memiliki karakteristik logika di mana jika
input yang masuk adalah bernilai
0, maka hasil outputnya pasti akan bernilai 0. Jika kedua input
diberi nilai 1, maka hasil output akan bernilai 1 pula. Logika
gerbang AND bisa diumpamakan sebagai sebuah rangkaian
dengan dua buah saklar yang disusun secara seri. Jika salah
satunya memutuskan hubungan rangkaian, maka hasil yang
dikeluarkan dari rangkaian tersebut adalah 0. Tidak peduli
saklar manapun yang diputuskan maka hasil akhirnya adalah 0.
Ketika kedua buah
saklar terhubung dengan rangkaian bersamaan, maka hasil
akhirnya barulah bernilai 1.
Gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal
masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Dalam gerbang

SISTEM DIGITAL I 34
AND, untuk menghasilkan sinyal keluaran tinggi maka semua
sinyal masukan harus bernilai tinggi. Gerbang Logika AND
pada Datasheet nama lainnya IC TTL 7408. Sama dengan
gerbang OR, gerbang AND minimal memiliki 2 input. Berbeda
dengan ilustrasi untuk gerbang OR, disini saklar
dipasang secara seri sehingga lampu akan menyala(output
berlogika satu) hanya jika
kedua saklar ditutup(kedua input berlogika satu). Untuk
kombinasi penutupan saklar yang lain,lampu akan tetap padam
(output berlogika nol). tabel kebenarannya ditunjukkan pada
tabel. Dari tabel ini bisa dilihat bahwa output akan berlogika
satu hanya bila kedua inputnya berlogika satu. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa gerbang AND memiliki fungsi
mengalikan logika dari kedua inputnya.
Dalam Aljabar Boole dapat ditulis sebagai:

Tabel Kebenaran Logika AND:

3. Gerbang Logika NOT


Gerbang NOT sering disebut juga dengan istilah inverter
atau pembalik. Logika dari gerbang ini adalah membalik apa
yang di-input ke dalamnya. Biasanya input-nya hanya terdiri
dari satu kaki saja. Ketika input yang masuk adalah 1, maka
hasil output-nya adalah 0. Jika input yang masuk adalah 0,
maka hasil output-nya adalah 1. Banyak sekali penerapan

SISTEM DIGITAL I 35
gerbang NOT ini pada rangkaian digital, meskipun fungsinya
sangat sederhana.
Gerbang logika inverter digunakan seperti gerbang logika
AND dan OR terkecuali gerbang inverter mempunyai
tambahan rangkaian output yang membalik. Pada dasarnya ada
tiga gerbang logika inverter : NAND (NOT-AND) dan NOR
(NOT-OR). Jika inverter ini dimasukkan 1 akan mengubah
keluaran inverter menjadi 0 daan jika inverter ini dimasukkan
0, maka akan mengubah keluaran inverter menjadi 1.
Persamaan Boolean untuk inverter adalah ( X = Tidak A).
Gerbang NOT atau juga bisa disebut dengan pembalik
(inverter) memiliki fungsi membalik logika tegangan inputnya
pada outputnya.Membalik dalam hal ini adalah mengubah
menjadi lawannya. Karena dalam logika tegangan hanya ada
dua kondisi yaitu tinggi dan rendah atau satu dan
nol, maka membalik logika tegangan berarti mengubah satu
menjadi nol atau sebaliknya mengubah nol menjadi satu.
Keadaan awal dari rangkaian tersebut adalah saklar 1 terbuka
dan saklar 2 tertutup yang berarti lampu menyala. Yang perlu
dicatat disini adalah relay yang dipakai normal on,artinya
dalam keadaan tak bekerja relay menyebaban saklar 2
menutup, sebaliknya bila ia bekerja saklar 2 justru terbuka.
Saklar 1 dianggap sebagai input gerbang sedangkan lampu
sebagai outputnya. Bila saklar 1 ditutup (input berlogika
satu), tegangan akan masuk ke relay dan menyebabkan bekerja
membuka saklar 2,yang berarti memadamkan lampu (output
berlogika nol). Sebaliknya bila saklar 1 dibuka (input berlogika
nol),relay menjadi tak bekerja sehingga saklar kembali
menutup dan menyalakan lampu (output berlogika satu).
Dalam Aljabar Boole dapat ditulis sebagai:

Tabel Kebenaran Logika NOT:

SISTEM DIGITAL I 36
4. Gerbang Logika NOR
Operasi gerbang NOR sama seperti dengan gerbang OR tetapi
bedanya keluarannya diinverterkan (dibalikkan). perbedaan
simbol gerbang OR dan NOR dapat dilihat dari lingkaran yang
ada pada outputnya. Persamaan Boolean untuk fungsi NOR
adalah dengan kata lain X akan 0 bila A atau B = 1. Gerbang
NOR atau NOT-OR juga merupakan kebalikan dari gerbang
logika OR. Semua input atau salah satu input bernilai 1, maka
output-nya akan bernilai 0. Jika kedua input bernilai 0, maka
output- nya akan bernilai 1.
Gerbang NOR adalah suatu NOT-OR, atau suatu fungsi OR
yang dibalikkan sehingga
dapat dikatakan bahwa gerbang NOR akan menghasilkan
sinyal keluaran tinggi jika semua sinyal masukannya bernilai
rendah.Gerbang Logika NOR pada
Datasheet nama lainnya IC TTL 7402.Gerbang NOR adalah
pengembangan dari gerbang OR. Pengembangan ini berupa
pemasangan gerbang NOT pada output dari gerbang OR.
Dalam Aljabar Boole ditulis sebagai berikut:

Tabel Kebenaran Logika NOR:

SISTEM DIGITAL I 37
5. Gerbang Logika NAND
Operasi dari gerbang NAND sama dengan operasi gerbang
AND tetapi keluarannya adalah inverter. Simbol dari gerbang
NAND dibuat dari gerbang AND tetapi perbedaannya gerbang
NAND terdapat lingkaran kecil pada keluarannya.
Persamaan Boolean untuk gerbang NAND dapat ditulis
Gerbang logika NAND merupakan modifikasi yang dilakukan
pada gerbang AND dengan menambahkan gerbang NOT
didalam prosesnya. Maka itu, mengapa gerbang ini dinamai
NAND atau NOTAND. Logika NAND benar-benar merupakan
kebalikan dari apa yang dihasilkan oleh gerbang AND. Di
dalam gerbang logika NAND, jika salah satu input atau
keduanya bernilai 0 maka hasil output-nya adalah 1. Jika kedua
input bernilai 1 maka hasil output-nya adalah 0.Gerbang
NAND adalah suatu NOT-AND, atau suatu fungsi AND yang
dibalikkan.Dengan kata lain bahwa gerbang NAND akan
menghasilkan sinyal keluaran rendah jika semua sinyal
masukan bernilai tinggi.
Gerbang Logika NAND pada Datasheet nama lainnya IC
TTL 7400.Gerbang NAND adalah pengembangan dari gerbang
AND. Gerbang ini sebenarnya adalah gerbang AND yang pada
outputnya dipasang gerbang NOT.
Dalam Aljabar Boole ditulis sebagai berikut:

Tabel Kebenaran Logika NAND:

SISTEM DIGITAL I 38
6. Gerbang Logika EXOR
Gerbang EXOR merupakan singkatan dari kata Exclusive-
OR. Sesuai dengan namanya, gerbang logika ini merupakan
versi modifikasi dari gerbang OR. Jika pada gerbang OR Anda
akan mendapatkan hasil output yang serba 1 jika salah satu
input atau keduanya bernilai 1, tidak demikian dengan EXOR.
Gerbang logika ini hanya akan mengeluarkan hasil output
bernilai 1 jika hanya salah satu input saja yang bernilai 1.
Maksudnya jika kedua input bernilai 1, maka hasil output-nya
tetaplah 0.
Jadi dengan demikian, logika EXOR tidak akan membiarkan
kedua input bernilai sama. Jika sama, maka hasil output-nya
adalah 0.
Gerbang EX-OR akan menghasilkan sinyal keluaran rendah
jika semua sinyal masukan bernilai rendah atau semua masukan
bernilai tinggi atau dengan kata lain bahwa EX-OR akan
menghasilkan sinyal keluaran rendah jika sinyal masukan
bernilai sama semua. Gerbang Logika EXOR pada DataSheet
nama lainnya IC TTL 7486.
Dalam Aljabar Boole ditulis sebagai berikut:

Tabel Kebenaran Logika EXOR:

SISTEM DIGITAL I 39
7. Gerbang Logika EXNOR
Gerbang XNOR atau Exclusive NOR ini mungkin
tidak terlalu sering terdengar, namun aplikasinya
cukup lumayan penting juga. Gerbang logika XNOR
memiliki kerja ebalikan dari XOR. Jika pada gerbang
logika XNOR terdapat dua input yang sama, maka
gerbang XNOR akan mengeluarkan hasil output
bernilai 1. Namun jika salah satunya saja yang
berbeda, maka nilai output pastilah bernilai 0.
Gerbang XNOR akan menghasilkan sinyal keluaran
tinggi jika semua sinyal masukan bernilai sama
(kebalikan dari gerbang XOR), Gerbang logika
XNOR pada DataSheet nama lainnya IC TTL 74266.
Tabel Kebenaran Logika EXNOR:

SISTEM DIGITAL I 40
Tabel Semua Gerbang Logika

SISTEM DIGITAL I 41
2.14. Rangkaian Logika Sekuensial
Pada rangkaian logika sekuensial, keadaan keluaran selainditentukan oleh
keadaan masukan juga ditentukan olehkeadaan keluaran sebelumnya. Hal itu
menunjukkan bahwarangkaian logika sekuensial harus mempunyai
pengingat(memory), atau kemampuan untuk menyimpan informasi.Rangkaian
dasar yang dapat dipakai untuk membentukrangkaian logika sekuensial adalah
latch dan flip-flop.Perbedaan latch dan flip-flop terletak pada masukanclock. Pada
flip-flop dilengkapi dengan masukan clock,sedangkan pada latch tidak. Flip-flop
hanya akan bekerjapada saat transisi pulsa clock dari tinggi ke rendah ataudari
rendah ke tinggi, tergantung dari jenis clock yangdigunakan. Transisi pulsa clock
dari rendah ke tinggi disebut transisi positif, sedangkan transisi tinggi kerendah di
sebut transisi negatif.

Rangkaian Logika Sekuensial terdiri dari:

1. Flip – Flop

LAMBANG DAN NOTASI

SISTEM DIGITAL I 42
Gambar tersebut menunjukan dua keluaran, yaitu Q dan Q’

 Flip – Flop RS
Disebut juga flip-flop RS, karena keluaran flip-flop
akan menyebabkan perubahan terhadap masukannya.
Perubahan sinyal akan terjadi cepat karena flip flop SR
langsung menanggapi perubahan sinyal pada masukannya.
Perubahan sinyal akan cepat berubah seiring dengan
perubahan masukan.
“Lambang Flip – Flop RS”

Masukan R dalam keadaan 0 (rendah) dan S dalam


keadaan (tinggi) memberikan keadaaan set, sedangkan
apabila R tinggi dan S rendah maka keadaaan akan menjadi
reset, Bila set dalam keadaaan 1 dan reset juga dalam
keadaan 1 (tinggi) maka akan terjadi keadaan pacu oleh
karena itu menghindari keadaan R dan S dalam keadaan
tinggi
“Pengujian Rangkaian”

SISTEM DIGITAL I 43
Apabila S dalam keadaan 0 (rendah) maka Q akan
rendah walaupun R diubah-ubah keadaan (0 atau 1),
keluaran Q tetap 0.

“Keadaan SET”

Pada gambar diagram pewaktuan terlihat jelas


bahwa flip flop dapat menyimpan kondisi/keadaan. Selama
catu daya tidak dimatikan keluaran akan tetap bernilai 1,
tidak peduli ada atau tidaknya perubahan yang terjadi pada
S peristiwa inilah yang disebut SET/menyalakan/menyetel
rangkaian flip flop.

“Keadaan Reset”
Cara menurunkan atau mengubah keadaan dengan
menurunkan pulsa dari 1 menjadi 0 adalah dengan cara
mengaktifkan R, begitu R berubah keadaan 0 menjadi 1
maka seketika itu juga keluaran Q akan menjadi 0, dan R
hanya sekali saja berperan dalam mengubah keadaaan

SISTEM DIGITAL I 44
keluaran Q, sesudah itu apapun yang terjadi pada masukan
R, flip flop tidak akan menanggapi.

“Keadaan Reset”

“Keadaan HOLD (Menahan Data)”


Flip flop dinyatakan dalam keadaan hold jika data
yang masuk pada flip-flop ditahan terus hingga ada
perubahan masukan.

 NAND LATCH
Gerbang logika NAND (NOT AND) . Penahan
NAND prinsip kerjanya sama dengan penahan NOR,
perbedaaanya terletak pada level atau tingkat logikanya,
masukan SET dan reset pada penahan NOR bekerja pada
keadaan 0 menjadi 1, sedangkan penahan NAND
sebaliknya, masukan SET dan RESET dari penahan NAND
bekerja pada keadaaan tinggi (1) menjadi 0 (Rendah).

SISTEM DIGITAL I 45
‘Tabel Kebenaran”

“Keadaan Pengujian”

Apabila S = 1 (tinggi) maka keluaran Q akan rendah


walaupun R Diubah-ubah keadaannya (0 atau 1) keluaran
tetap 0.

SISTEM DIGITAL I 46
“Keadaan SET”

Apabila S berubah dari 1 menjadi 0 (rendah) maka


keadaan Q akan langsung (tinggi) dan S hanya sekali saja
membuat pulsa dari keadaan 0 ke keadaan 1. Sesudah itu
jika keadaan S akan berubah (0 atau 1) keluaran Q tetap 1.
Ini artinya data yang masuk ditahan oleh gerbang NAND.

“Keadaan RESET”

Keluaran Q tetap 1 (tinggi) apapun yang terjadi


pada S, cara menurunkan pulsa dari tinggi menjadi rendah
(0) adalah dengan mangaktifkan R. Begitu R berubah dari
tinggi (1) ke rendah maka seketika itu keluaran Q akan
menjadi rendah.

SISTEM DIGITAL I 47
R hanya sekali saja berperan dalam mengubah
keadaan keluaran Q, sesudah itu apapun yang terjadi pada
R tidak akan ditanggapi oleh keluaran Q.

 Clocked RS Flip – Flop


Flip flop SR (SR) yang telah dipelajari diatas
mempunyai penerapan yang terbatas, karena hanya
mempunyai dua masukan yang harus dikendalikan secara
silih berganti. Flip flop ini ditambah masukan sinyal
pendetak (clock).

SISTEM DIGITAL I 48
“Tabel Kebenaran”

“Prinsip Kerja”

Prinsip kerja dari flip-flop SR terdetak sama dengan


flip flop RS tetapi masukan RS tidak dapat langsung
dikerjakan oleh flip-flop tetapi menunggu sinyal pendetak
tiba (aktif). Setelah sinyal pendetak (clock) tiba, dalam
waktu yang bersamaan dapat langsung terjadi perubahan
pada keluaran Q, tetapi jika belum kita harus menunggu
terlebih dahulu tibanya clock

“Pengujian Flip – Flop


1. Apabila masukan SET diberi pulsa maka pada bagian
masukan akan terjadi perubahan dari 0 ke 1, tetapi
keluarannya akan tetap 0, flip-flop belum menanggapi
masukan
2. Setelah sinyal clock tiba, flip flop akan menanggapinya
dan keluaran Q akan berubah menjadi 1
3. S hanya 1x memberikan pulsa, dari keadaan 0 menjadi
1 sesudahnya jika berubah 1 atao 0 keluarannya Q akan
tetap 1 walaupun clocknya berubah ubah

SISTEM DIGITAL I 49
“Keadaan Reset”

Reset diset 1, flip flop tidak langsung menanggapi


dan memprosesnya tetapi harus melihat sinyal clocknya
Jika clocknya masih masih dalam keadaan 0 maka flip-
flop masih nyala. Jika clocknya bernilai 1 seketika itu
flip-flop akan menanggapinya dan ouputan Q akan
bernilai 0 atau reset. Masukan reset hanya diberi satu
kali saja maka flip-flopakan menanggapi. Tetpi jika
diberikan lagi maka flip-flop tidak akan menanggapi

SISTEM DIGITAL I 50
 CLOCK
Sinyal Clock ada 2 macam, yaitu:
- PGT (Positive Going Transition)
- NGT (Negative Going Transition)

SISTEM DIGITAL I 51
Sistem digital bisa di oprerasikan secara sinkronus atau
asinkronus
- Sinkronus = dipengaruhi clock (PGT/NGT)
- Asinkronus = tdk
Kebanyakan sistem digital, sinkronus

“Clocked FF”

“Setup and Hold Times”


1. Setup times = jumlah waktu minimun sinyal data
harus tetap stabil sebelun clock event
2. Hold times = jumlah waktu minimum sinyal data
harus tetap stabil sesudah clock event

SISTEM DIGITAL I 52
“Clocked SC FF”

SISTEM DIGITAL I 53
“Sirkuit Internal SC FF”

“Cloked JK FF”

SISTEM DIGITAL I 54
1. Input J-K mengontrol kondisi FF seperti SR
2. Jika J=K=1 != ambigu, tapi toogle mode

“Sirkuit Internal JK FF”

SISTEM DIGITAL I 55
“Clocked D FF”
1. Memili 1 sinkronus input
2. D = data

“D Latch/Transparent Latch”

SISTEM DIGITAL I 56
2. Counter
Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu
rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung
jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counter
digunakan untuk berbagai operasi aritmatika, pembagi frekuensi,
penghitung jarak (odometer), penghitung kecepatan (spedometer),
yang pengembangannya digunakan luas dalam aplikasi perhitungan
pada instrumen ilmiah, kontrol industri, komputer, perlengkapan
komunikasi, dan sebagainya .
Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi
sedemikian rupa dengan menggunakan peta Karnough sehingga
pulsa yang masuk dapat dihitung sesuai rancangan. Dalam

SISTEM DIGITAL I 57
perancangannya counter dapat tersusun atas semua jenis flip-flop,
tergantung karakteristik masing-masing flip-flop tersebut.
Dilihat dari arah cacahan, rangkaian pencacah dibedakan
atas pencacah naik (Up Counter) dan pencacah turun (Down
Counter). Pencacah naik melakukan cacahan dari kecil ke arah
besar, kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis. Pada
pencacah menurun, pencacahan dari besar ke arah kecil hingga
cacahan terakhir kemudian kembali ke cacahan awal.
Tiga faktor yang harus diperhatikan untuk membangun
pencacah naik atau turun yaitu (1) pada transisi mana Flip-flop
tersebut aktif. Transisi pulsa dari positif ke negatif atau sebaliknya,
(2) output Flip-flop yang diumpankan ke Flip-flop berikutnya
diambilkan dari mana. Dari output Q atau Q, (3) indikator hasil
cacahan dinyatakan sebagai output yang mana. Output Q atau Q.
ketiga faktor tersebut di atas dapat dinyatakan dalam persamaan
EX-OR.
Secara global counter terbagi atas 2 jenis, yaitu: Syncronus
Counter dan Asyncronous counter. Perbedaan kedua jenis counter
ini adalah pada pemicuannya. Pada Syncronous counter pemicuan
flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh satu sumber clock)
susunan flip-flopnya paralel. Sedangkan pada Asyncronous
counter, minimal ada salah satu flip-flop yang clock-nya dipicu
oleh keluaran flip-flop lain atau dari sumber clock lain, dan
susunan flip-flopnya seri. Dengan memanipulasi koneksi flip-flop
berdasarkan peta karnough atau timing diagram dapat dihasilkan
counter acak, shift counter (counter sebagai fungsi register) atau
juga up-down counter.

1. Synchronous Counter
Syncronous counter memiliki pemicuan dari sumber
clock yang sama dan susunan flip-flopnya adalah
paralel. Dalam Syncronous counter ini sendiri terdapat
perbedaan penempatan atau manipulasi gerbang
dasarnya yang menyebabkan perbadaan waktu tunda
yang di sebut carry propagation delay.
Penerapan counter dalam aplikasinya adalah berupa
chip IC baik IC TTL, maupun CMOS, antara lain
adalah: (TTL) 7490, 7493, 74190, 74191, 74192,
74193, (CMOS) 4017,4029,4042,dan lain-lain.
Pada Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada
masing-masing input Clock dari Flip-flop penyusunnya,
sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber,

SISTEM DIGITAL I 58
maka perubahan tersebut akan men-trigger seluruh Flip-
flop secara bersama-sama
Tabel Kebenaran untuk Up Counter dan Down Counter
Sinkron 3 bit :

Gambar rangkaian Up Counter Sinkron 3 bit

Gambar rangkaian Down Counter Sinkron 3 bit

Rangkaian Up/Down Counter Sinkron


Rangkaian Up/Down Counter merupakan gabungan
dari Up Counter dan Down Counter. Rangkaian ini
dapat menghitung bergantian antara Up dan Down
karena adanya input eksternal sebagai control yang
menentukan saat menghitung Up atau Down. Pada
gambar 4.4 ditunjukkan rangkaian Up/Down Counter
Sinkron 3 bit. Jika input CNTRL bernilai ‘1’ maka
Counter akan menghitung naik (UP), sedangkan jika

SISTEM DIGITAL I 59
input CNTRL bernilai ‘0’, Counter akan menghitung
turun (DOWN).

Gambar rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit :

2. Asyncronous Counter
Seperti tersebut pada bagian sebelumnya
Asyncronous counter tersusun atas flip-flop yang
dihubungkan seri dan pemicuannya tergantung dari flip-
flop sebelumnya, kemudian menjalar sampai flip-flop
MSB-nya. Karena itulah Asyncronous counter sering
disebut juga sebagai ripple-through counter.
Sebuah Counter Asinkron (Ripple) terdiri atas
sederetan Flip-flop yang dikonfigurasikan dengan
menyambung outputnya dari yan satu ke yang lain.
Yang berikutnya sebuah sinyal yang terpasang pada
input Clock FF pertama akan mengubah kedudukan
outpunyanya apabila tebing (Edge) yang benar yang
diperlukan terdeteksi.
Output ini kemudian mentrigger inputclock
berikutnya ketika terjadi tebing yang seharusnya
sampai. Dengan cara ini sebuah sinyal pada inputnya
akan meriplle (mentrigger input berikutnya) dari satu
FF ke yang berikutnya sehingga sinyal itu mencapau
ujung akhir deretan itu. Ingatlah bahwa FF T dapat
membagi sinyal input dengan faktor 2 (dua). Jadi
Counter dapat menghitung dari 0 sampai 2” = 1 (dengan
n sama dengan banyaknya Flip-flop dalam deretan itu).
Tabel Kebenaran dari Up Counter Asinkron 3-bit

SISTEM DIGITAL I 60
Gambar rangkaian Up Counter Asinkron 3 bit :

Timing Diagram untuk Up Counter Asinkron 3 bit :

Berdasarkan bentuk timing diagram di atas, output


dari flip-flop C menjadi clock dari flip-flop B,
sedangkan output dari flip-flop B menjadi clock dari
flip-flop A. Perubahan pada negatif edge di masing-
masing clock flip-flop sebelumnya menyebabkan flip-
flop sesudahnya berganti kondisi (toggle), sehingga
input-input J dan K di masing-masing flip-flop diberi
nilai ”1” (sifat toggle dari JK flip-flop).
3. Register
- Register adalah kumpulan elemen-elemen memori yang
bekerja bersama sebagai satu unit.
- Pencacah (counter) adalah merupakan jenis khusus dari
register, yang dirancang guna mencacah/menghitung
jumlah pulsa-pulsa detak yang tiba pada masukan-
masukannya.
- Dapat dibentuk dari rangkaian logika sekuensial yang
dibentuk dari flip-flop

SISTEM DIGITAL I 61
Rangkaian logika sekuensial yang berfungsi sebagai
penyimpanan bit / memori. Data-data biner dapat
dimasukkan secara seri maupun paralel dan dapat
dikeluarkan secara seri maupun paralel juga.

Register Buffer:

- Register buffer adalah jenis register yang paling


sederhana, yang hanya berfungsi untuk menyimpan kata
digital
- 4 D-FF yang tersambung dalam sebuah rangkaian serial
in, serial out shift register
- register buffer

- Setiap datang pulsa clock, data dari input D dari


masing-masing FF akan di transfer kepada Q output.
- Pada awalnya, isi dari register diset 0 dengan
mengirimkan clock pada clear
- Jika 1 merupakan input dari FF yang pertama, maka
pada pulsa berikutnya 1 akan di trasnfer ke output FF1
dan sekaligus menjadi input FF2

SISTEM DIGITAL I 62
Gambar tersebut memperlihatkan D-FF yang
tersambung dalam sebuah rangkaian serial in, serial out
shift register.

Register Geser:
- Setiap datangnya pulsa clock, data dari input D dari
masing-masing FF akan di transfer kepada Q output
- Jika 1 merupakan input dari FF yang pertama, maka
pada pulsa berikutnya 1 akan di transfer ke output
FF 1 dan sekaligus menjadi input bagi FF 2
- Begitu seterusnya
- Contoh penggunaan register geser, misalnya
pada kalkulator, tampilan pada layar dimana
angka bergeser ke kiri setiap kali ada angka baru yang
diinputkan menggambarkan karakteristik register geser
tersebut.
- Register geser dapat bergeser ke kiri dan kanan Register
geser juga dapat digunakan untuk mengubah data ke
paralel atau data paralel ke seri
- register geser beban seri 4 bit

SISTEM DIGITAL I 63
- Pada gambar tersebut, penggunaan 4 FF JK sebagai D
FF.
- Bit data (0 dan 1) dimasukkan ke dalam input J dari
FF1
- Input reset/clear akan mereset semua FF ke logika 0
bila diaktifkan dengan level low
- Pulsa pada input clock akan menggeser data dari input
data seri ke posisi A (Q dari FF1)
- Indikator (A,B,C,D) menunjukkan isi masing masing
FF
- Jika diasumsikan semua FF semuanya di reset (Q=0),
maka output akan menjadi 0000
- Beri logika 1 pada input preset dan pada input data
- Berikan satu pulsa pada input clock
- Maka output akan menunjukkan 1000 (A=1, B=0, C=0,
D=0)
- Kemudian masukkan lagi logika 0 pada input data
Setelah diberi pulsa clock lagi, output akan
menunjukkan 0100
- Ini terjadi pergeseran secara serial. Begitu seterusnya
- Jika memasukkan data pulsa ke J FF1 yang akan
digeser hingga FF4
- Bila diinginkan suatu data yang terus berputar, maka
gunakanlah ring counter yang mempunyai prinsip
yang sama dengan register geser biasa, hanya outputnya
diumpankan ke input sehingga terjadi siklus yang terus
menerus.

SISTEM DIGITAL I 64
- Kelemahan register geser seri adalah bahwa untuk
membebani register tersebut diperlukan banyak pulsa
clock. Suatu register geser paralel membebani semua bit
informasi dengan segera
- Gambar diatas memperlihatkan adanya umpan balik
yang melintas dari output FF4 kembali masuk ke
input
- Garis ini merupakan garis perputaran kembali dan
lintasan tersebut akan menyimpan data yang secara
normal akan hilang keluar ke ujung kanan dari
register tersebut. Dengan kata lain data akan berputar
kembali melalui register tersebut.

Register Geser Universal:

SISTEM DIGITAL I 65
- Register tipe ini merupakan suatu register geser 4 bit
yang memiliki input serial dan paralel, output paralel,
mode kontrol (shift left -register kiri dan shift right –
geser kanan) serta 2 input clock
- Register ini dapat bekerja pada beberapa mode kerja
tergantung pengaturan mode kontrol dan input serial
atau paralel yang diberikan
- Jika akan memilih geser kanan atau kiri tinggal
mengatur lewat mode kontrol dimana logika 1 berarti
geser kiri sedangkan logika 0 menyiapkan register
untuk bekerja pada mode geser kanan.
4. Memori
Memory adalah perangkat yang berfungsi mengolah data
atau intruksi. Semakin besar memori yang disediakan, semakin
banyak data maupun intruksi yang dapat mengolahnya.RAM
adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk menyimpan
data.RAM bersifat sementara atau data yang tersimpan dapat
dihapus.lain halnya dengan ROM.ROM mempunyai fungsi yang
sama dengan RAM tetapi ROM bersifat permanent atau data yang
tersimpan tidak dapat dihapus. Disusun dari 3 buah memory yang
saling berhubungan yang terhubung kedalam prosesor. Didalam
prosesor terdapat beberapa saluran yang menghubungkan memory
kedalam prosesor. Antara lain :
Saluran data
· Saluran alamat
· Saluran control I/O
· Saluran data
· Alamat awal
· Alamat akhir adalah saluran yang menghubungkan data antara
memori dan prosessor. Banyaknya saluran data ke prosessor dan ke
memori, disesuaikan dengan banyaknya bit penyimpanan data
sesuai ukuran yang telah dicantumkn disini kita ketahui lebar
datanya 8 bit.
Saluran alamat adalah saluran yang menghubungkan alamat
pada memori terhadap prosessor, banyaknya jumlah saluran alamat
disesuaikan dengan banyaknya pangkat dari angka sebelum kali,
contoh 4 k x 8 bit adalah jumlah salurn alamat yaitu 2 14 berarti
ada 14 saluran alamat.

Saluran control input/output yaitu saluran yang dapat


mengatur input dan output data yang akan diolah oleh prosessor
yang diambil dari data yang terdapat dalam memori.

SISTEM DIGITAL I 66
PERHITUNGAN MEMORY 9 Kb x 8 Bit DENGAN
RANGKAIAN 3 MEMORYDisini kita akan menghitung lebar
saluran data, saluran alamat, kapsitas memory, alamat awal dan
alamat akhir dari memory. Memory yang akan dihitung adalah 9
kb x 8 Bit yang disusun dengan rangkaian 3 memory debgab
ukuran masing-masing memory 4 k x 8 bit, 4k x 8, 4k x 8 bit bit
.karena 9 tidak ada 2 perpangkatan maka di ambil ke atas menjadi
16 k x 8 bit dengan perhitungan sebagai berikut :
Dibawah ini adalah sebuah perancangan memori 9k x 8 bit dibuat
menjadi tiga rancangan memory.
16 k x 8 bit = 214 x 8 bitSaluran Alamat : 14
Lebar Data : 8

Saluran Data : 8

* alamat akhir dari 9k x 8 bit adalah 23ff

Perancanganya sebagi berikut:


*Memory 1 : 4 x 8bit = 2 12 x 8 bit
Kapasitas Memori : 4096
Saluran Alamat : 10
Lebar Data : 8
Saluran Data : 8

*Memory 2 : 4 x 8bit = 2 10 x 8 bit


Kapasitas Memori : 4096
Saluran Alamat : 10
Lebar Data : 8
Saluran Data : 8

*Memory 3 : 1 x 8bit = 2 10 x 8 bit


Kapasitas Memori : 1024
Saluran Alamat : 10
Lebar Data : 8
Saluran Data : 8

SISTEM DIGITAL I 67
*Tabel CS

Gambar rangkaian

2.15. Rangkaian Logika Kombinasional


Rangkaian kombinasional adalah rangkaian yang outputnya hanya
tergantung pada input ”pada saat itu”. Pada prinsipnya, rangkaian kombinasional
merupakan penerapan dan penerjemah langsung dari aljabar boole, yang biasanya
dinyatakan sebagai fungsi logika. Operator logika yang digunakan dalam aljabar
boole adalah inversi/negasi (NOT), perkalian logika (AND), penambahan logika
(OR). Contoh dari rangkaian kombinasional :

1. Enkoder
Enkoder adalah rangkaian logika kombinasional yang
berfungsi untuk mengubah atau mengkodekan suatu sinyal
masukan diskrit menjadi keluaran kode biner.
Enkoder disusun dari gerbanggerbang logika yang
menghasilkan keluaran biner sebagai hasil tanggapan adanya dua
atau lebih variabel masukan. Hasil keluarannya dinyatakan dengan
aljabar boole, tergantung dari kombinasi – kombinasi gerbang yang
digunakan.

SISTEM DIGITAL I 68
Sebuah Enkoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2
n . Variabel m adalah kombinasi masukan dan n adalah jumlah bit
keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi masukan hanya dapat
mewakili satu kombinasi keluaran.

- Encoder (Penyandi)

SISTEM DIGITAL I 69
2. Dekoder
Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan
dengan Enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal diskrit.
Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n .
Variabel m adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit
masukan. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu
kombinasi keluaran.

- Decoder (IC 74138)

SISTEM DIGITAL I 70
3. Multiplexter
Rangkaian logika kombinasional Multiplexer atau disingkat
MUX adalah alat atau komponen elektronika yang bisa memilih
input (masukan) yang akan diteruskan ke bagian output (keluaran).
Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal
yang ada di bagian kontrol (kendali) Select.

SISTEM DIGITAL I 71
- Multiplexer

4. Demultiplexter
Rangkaian logika kombinasional Demultiplekser adalah
Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX. Pada DEMUX,
jumlah masukannya hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak.
Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output
(channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian
SELECTnya.
Suatu rangkaian diklasifikasikan sebagai kombinasional
jika memiliki sifat yaitu keluarannya ditentukan hanya oleh
masukkan eksternal saja.
Suatu rangkaian diklasifikasikan sequential jika ia
memiliki sifat keluarannya ditentukan oleh tidak hanya masukkan
eksternal tetapi juga oleh kondisi sebelumnya.

- Demuxtiplexter

SISTEM DIGITAL I 72
2.16. Aljabar Boole
Sejarah dan definisi Aljabar Boolean

Aljabar Boolean ditemukan oleh George Boole pada tahun 1847 yang
kemudian diperkenalkan kepada public pada tahun 1854, kemudian
dikembangkan oleh William Jevons (1835-1882), adalah dasar dari pengoperasian
elektronika.

SISTEM DIGITAL I 73
Komputer digital modern dirancang, dipelihara, dan operasinya dianalisis
dengan memakai teknik dan simbologi dari bidang matematika yang dinamakan
aljabar modern atau aljabar Boolean. Pengetahuan mengenai aljabar boolean ini
merupakan suatu keharusan dalam bidang komputer.

Terdapat tiga alat bantu dalam memecahkan masalah logika: simbol


gerbang, tabel kebenaran dan eksperesi Boolean. Untuk merancang suatu
rangkaian dengan system digital yang besar, perlu dipahami terlebih dahulu
Aljabar Boole. Aljabar Boole dinamai juga Aljabar Sakelar karena penerapannya
terutama pada rangkaian yang menerapkan sakelar ( dalam hal ini dipakai
gerbang-gerbang).

Dalam matematika dan ilmu komputer, Aljabar Boolean adalah struktur


aljabaryang "mencakup intisari" operasi logika AND, OR dan NOR dan juga teori
himpunanuntuk operasi union, interseksi dan komplemen.

Penamaan Aljabar Boolean sendiri berasal dari nama seorang


matematikawan asal Inggris, bernama George Boole. Dialah yang pertama kali
mendefinisikan istilah itu sebagai bagian dari sistem logika pada pertengahan
abad ke-19.

Definisi. Misalkan B = {0, 1}. Suatu variabel x disebut sebagai variabel


Boolean jika hanya memiliki nilai dari B. Fungsi dari Bn yaitu himpunan
{(x1,x2,x3,…, xn)\x1Є B11}disebut denganfungsi boolean derajat n. Fungsi
Boolean dapat dinyatakakan dengan ekspresi yang dibentuk dari variabel dan
operasi Boolean. Ekspresi Boolean dengan variabel x1, x2, …, xn

Hukum Aljabar Boole

Gerbang OR

SISTEM DIGITAL I 74
Gerbang AND

SISTEM DIGITAL I 75
Contoh Penerapan Aljabar Boole

- Sederhanakan persamaan aljabar Boole sebagai berikut:


Y = AB + AB
- Sederhanakan persamaan aljabar Boole sebagai berikut,
dan gambarkan rangkaian logikanya :
Y = AB + AC + BD + CD
- Sederhanakan persamaan aljabar Boole berikut
X = B(A+C)+C

Jawaban

SISTEM DIGITAL I 76
2.17. Peta Karnaugh
Peta Karnaugh adalah penjelasan tentang fungsi tabel kebenaran Bool
dalam bentuk gambar. Salah satu tujuan dari peta Karnaugh untuk

SISTEM DIGITAL I 77
menyederhanakan fungsi Bool, sampai lima variabel. fungsi Boolean dengan lebih
dari lima variabel akan sulit untuk disederhanakan menggunakan metode ini.

Peta Karnaugh berisi beberapa kotak, setiap kandang-persegi adalah


merupakan salah satu segmen dari persamaan Boolean. Jumlah kotak tergantung
pada jumlah variabel. Peta Karnaugh untuk dua variabel, akan berisi empat
squares.For 3 variabel terdiri dari 8 kotak, 4 variabel terdiri dari 16 kotak, dan
untuk 5 variabel terdiri dari 32 kotak. Di halaman ini akan dijelaskan hanya untuk
2, 3 dan 4 variabel.

1. Peta Karnaugh untuk 2 Variable


Contoh untuk persamaan Boolean dua-variabel yang ditunjukkan pada
Gambar.

Proses penyederhanaan pada Gambar 1, dilakukan dengan cara


yang tidak menghilangkan variabel yang sama pada baris / kolom yang
dikurung garis merah.

2. Peta Karnaugh untuk 3 Variable

SISTEM DIGITAL I 78
Proses penyederhanaan pada Gambar 2, adalah sama seperti dalam
Gambar 1, yaitu dengan menghilangkan variabel yang tidak sama
dalam baris / kolom terkunci garis merah. Kotak box yang diatur
dalam, urutan 00 01, 11 dan 10 (untuk variabel SM) dan 0, 1 (untuk
variabel A).

3. Peta Karnaugh untuk 4 Variable

Proses penyederhanaan pada Gambar 3, adalah sama seperti dalam


Gambar 1 dan 2, yaitu dengan menghilangkan variabel yang tidak
sama dalam baris / kolom terkunci garis merah. Kotak box yang diatur
dalam, urutan 00 01, 11 dan untuk variabel (10 AB dan BC).
Tips untuk penyederhanaan :

- Beri tanda 1 di kotak persegi sesuai dengan persamaan


Boolean.
- Berikan garis lingkaran mengelilingi setiap kotak di
sebelah yaitu: untuk tanda dua itu 1 dalam baris atau
kolom, untuk 1 tanda empat dalam bentuk kotak-kotak
2 x 2 atau tepi kiri dan kanan atau atas dan bawah tepi,
atau garis ukuran 1 x 4 atau kolom ukuran 4 x 1.
- Menghilangkan untuk setiap variabel yang berbeda
dalam satu lingkaran.

SISTEM DIGITAL I 79
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makala yang di buat ,penulis dapat menyimpulkan bahwa Sistem
digital adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengukur suatu nilai yang
bersifat tetap atau tidak teratur dalam bentuk diskrip berupa digit-digit atau
angka-angka. Contohnya bilangan integer dan pecahan.

Aturan dalam logika:

- Suatu keadaan tidak dapat dalam keduanya benar dan salah sekaligus

- Masing-masing adalah benar / salah.

- Suatu keadaan disebut benar bila tidak salah.

Dalam ajabar boolean keadaan ini ditunjukkan dengan dua konstanta :


LOGIKA ‘1’ dan ‘0’.

Ada 7 gerbang logika yang kita ketahui yang dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
Inveter yang disebut gerbang NOT atau gerbang komplemen ( lawan ), sedangkan
gerbang logika non-inverter sinyal keluaran sangat tergantung oleh sinyal
masukan dan gerbang logika yang dilaluinya ( NOT, AND, OR, NAND, NOR,
XO, XNO ).

SISTEM DIGITAL I 80
DAFTAR PUSTAKA
1. https://ahmadharisandi7.wordpress.com/2015/07/05/rangkaian-logika-
sekuensial-dan-kombinasional/
2. https://fauziahrizqy.wordpress.com/2013/06/07/rangkaian-logika-
sekuensial/
3. https://friskaayutc2011.wordpress.com/2011/08/29/materi-kuliah-
semester-1-sistem-digital/
4. https://safitri120035.wordpress.com/2012/12/09/cinta-dan-matematika/
5. http://teknikelektronika.com/pengertian-gerbang-logika-dasar-simbol/
6. http://berbagiilmuprogram.blogspot.co.id/2011/10/sistem-digital.html
7. https://vincen-it.blogspot.co.id/2015/03/mengenal-sistem-digital.html
8. http://makalahrepresentasidata.blogspot.co.id/
9. http://adityarizki.net/2011/07/tutorial-teknik-digital-rangkaian-
pencacah-counter/
10. https://aprilhardi.wordpress.com/2015/05/16/register-sistem-digital/
11. https://aprilhardi.wordpress.com/2015/04/01/rangkaian-kombinasional/
12. http://teknikelektronika.com/pengertian-aljabar-boolean-hukum-
aljabar-boolean/
13. http://wuriyaningsih.blogspot.co.id/2014/05/sistem-bilangan.html
14. https://banjirochiko.blogspot.co.id/2014/09/sistem-bilangan-binary-
code-decimal-bcd.html

SISTEM DIGITAL I 81

Anda mungkin juga menyukai