Kalibrasi Theodolit
Kalibrasi Theodolit
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu.
Cara untuk mengetaui alat ukur sudut perlu dilakukan kalibrasi atau tidak dengan cara :
Dirikan alat theodolit diatas statif, lakukan sentering dan leveling di titik O.
Tentukan dua buah objek yang akan dibidik dari tempat kedudukan alat.
Bidik target A dengan kondisi teropong biasa, catat nilai bacaan horizontal
Bidik target A dengan kondisi teropong luar biasa, catat nilai bacaan horizontal
Hitung selisih antara bacaan biasa dan luar biasa. Seharusnya selisih antara biasa dan
luar biasa sebesar 180 derajat.
Apabila perbedaan bacaan luar biasa dan biasa terlalu besar maka perlu dilakukan
kalibrasi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk uji indeks vertikal, antara lain :
Dirikan alat theodolit diatas statif, lakukan sentering dan leveling di titik O.
Tentukan objek yang akan dibidik dari tempat kedudukan alat.
Bidik target B dengan kondisi teropong biasa, catat nilai bacaan vertikal
Bidik target B dengan kondisi teropong luar biasa, catat nilai bacaan vertikal
Hitung selisih antara bacaan biasa dan luar biasa. Seharusnya selisih antara biasa dan
luar biasa sebesar 360 derajat.
Setelah alat ukur disetel diatas kolimator dan sumbu I telah dibuat vertikal, bidikan teropong
pada posisi biasa kearah benang Horizontal kolimator, atur “0” set pada alat untuk membuat
bacaan sudut H : 00° 00’ 00”.
Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang silang kolimator seharusnya
bacaan sudut H : 180° 00’ 00”, bila terjadi penyimpangan bacaan sudut lakukan kalibrasi
dengan cara memutar skrup penggerak halus horizontal hingga bacaan sudut mendekati
akurasinya. Kemudian garis bidik diarahkakan kembali pada benang silang kolimator dengan
cara memutar skrup koreksi diagfragma yang kiri dan kanan pada teropong.
Bidikan teropong pada posisi biasa kearah benang Vertkal kolimator, catat bacaan sudut
veritkalnya misal sudut V : 89° 59’ 30”
Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang Vertiakl kolimator catat
bacaan sudutnya misal sudut V H : 270° 00’ 50”, dari hasil bacaan sudut biasa dan luar biasa
bila dijumlahkan terdapat penyimpangan sudut sebesar 20”.