Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMETAAN DIGITAL
Dosen Pengampu: Johan Ariyantoni, S.T., M.Eng

1. Shinta Yuniar Sari (2022270001)


2. Ririn Eriska (2022270003)
3. Nia Oktarina (2022270017)
4. Rintan Tri Mareta (2022270022)
5. M. Riski Marsolin (2022270024)

Fakultas Teknik
Prodi Survei dan Pemetaan
Universitas Indo Global Mandiri
2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada zaman sekarang yang mulai banyak pembangunan membuat ketersediaan peta
menjadi suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan. Seiring perkembangan ilmu dan
teknologi yang pesat berbanding lurus dengan perkembangan pemetaan.Pemetaan
adalah suatu proses yangmelalui beberapa tahapan kerja (pengumpulan data,
pengolahan data, dan penyajian data) untuk mendapatkan produk akhir peta
(Soendjojo dan Riqi, 2012). Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa kegiatan ,
yaitu survei lapangan,pemotretan udara, survey data sekunder.Istilah pemetaan
seringkali digunakan pada ilmu matematika untukmenujukkan proses pemindahan
informasi dari satu bentuk ke bentuk yanglainnya, proses tersebut sama dengan yang
dilakukan oleh kartografer,yaitumemindahkan informasi dari permukaan bumi ke dalam
kertas.Hasil dari pemindahan informasi tersebut dinamakan peta atau denah atau
map.Perkembangan dalam teknologi. Komputer memungkinkan perpindahan mediauntuk
pemetaan menjadi digital.Pemetaan digital menjadi lebih fleksibel karenabanyaknya
jumlah informasi yang dimiliki dan mudahnya pengaksesan informasi.Bentuk peta digital
yang paling sederhana adalah memindahkan media petayang sebelumnya kertas menjadi
gambar pada komputer, misal JPEG tanpaadanya database dengan kemampuan interaktif.

2. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengenal bagian-bagian dasar yang terdapat pada Total Station
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan pengecekan kesalahan kolimasi dan
indeks vertikal baik secara otomatis maupun secara manual pada Total Station.
3. Mahasiswa mampu menghitung besar kesalahan kolimasi serta indeks vertikal yang
terdapat pada total station yang digunakan

3. Waktu dan Tempat

Tempat : Lingkungan Universitas Indo Global Mandiri


Waktu : Senin, 25 September 2023
BAB II
PEMBAHASAAN
4. Landasan Teori
I. Total Station
Total Station merupakan bentuk perkembangan dari Theodolite yang
didalamnya menggabungkan teknologi EDM (Electronic Distance Measurement).
Total Station adalah alat ukur sudut dan jarak elektronik yang
menggunakan gelombang elektromagnetik sinar infra merah sebagai pembawa
sinyal dan reflektor berupa prisma sebagai target. Alat ini biasa digunakan untuk
pekerjaan topografi konstruksi jalan dan bangunan ataupun pemetaan lahan
lainnya.
II. Kesalahan Kolimasi
Kesalahan kolimasi adalah kesalahan yang disebabkan oleh garis bidik
yang tidak tegak lurus sumbu II. Kesalahan ini bisa diketahui dengan
selisih antara bacaan biasa dan luar biasa yang tidak sama dengan 180°.
III. Kesalahan Indeks Vertikal
Kesalahan indeks vertikal terjadi jika garis bidik teropong tidak betul-
betul mendatar, hal ini disebabkan oleh kesalahan garis bidik pada alat. Pada
Total station series ini kesalahan indeks vertikal dapat menggunakan 2 cara
yaitu cara otomatis dan cara manual dengan menjumlah bacaan teropong luar
biasa dan biasa, jika hasilnya tidak sama dengan 180° maka terdapat kesalahan

IV. Sentering
Sentering adalah bahwa sumbu I (sumbu vertikal) teodolit segaris dengan
garis gaya berat yang melalui titik tempat berdiri alat (paku atau titik silang di
atas patok di tanah). Sentering dapat dilakukan dengan bantuan salah satu
alat dibawah ini :
1. Dengan bantuan unting-unting yang digantung pada baut instrument di
bawah kepala statif
2. Dengan bantuan alat sentering optis
4. Dengan bantuan sentering laser
Sentering berfungsi untuk mengecek kedudukan pesawat agar berada tepat
di atas patok.

5. Alat dan Bahan


1. Total Station
2. Statif
3. Prisma
4. Alat Tulis

5. Langkah Kerja
1. Mengecek lokasi pengukuran
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
3. Membuat titik patok sebagai acuan berdiri alat.
4. Mendirikan statif diatas titik yang telah dibuat, serta memastikan
kedudukannya sudah kokoh dengan cara menginjakkan pijakan di ujung
kaki statif.
5. Memasang instrumen alat Total Station pada plat dasar serta mengunci
baut pada instrumen.
6. Melakukan Centering dengan cara memastikan titik patok sudah berada
pada garis yang sama atau belum (menggunakan optical plummet).
7. Melakukan Levelling dengan cara memastikan gelembung nivo kotak
sudah dalam posisi seimbang
8. Menentukan lokasi titik target untuk membidik dalam hal ini target
menggunakan prisma serta melakukan levelling pada target prisma
yang digunakan
9. Menghidupkan total station dengan menekan tombol ON (Power key)
10. Membidik target dalam kondisi pengukuran biasa (Face right). Catat
hasil bacaan piringan horizontal dan vertikal.
11. Membidik target dalam kondisi pengukuran luar biasa (Face left). Serta
catat hasil bacaan piringan horizontal dan vertikal.
12. Melakukan perhitungan kesalahan kolimasi dan indeks vertikal
menggunakan rumus

6. Hasil Praktikum dan Pembahasan (+sketsa persebaran titik)

A. Hasil
1. Bacaan Sudut Horizontal dan Vertikal

Titik Bacaan Biasa Bacaan Luar Biasa


Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal
P1 30°29'30" 88°18'30" 30°38'42" 88°19'40"
P2 231°16'17" 270°32'01" 51°23'16" 89°27'18"
P3 235°12'06" 89°27'18" 55°11'35" 89°47'25"

2. Mencari kesalahan kolimasi dan indeks vertikal

a. Kesalahan Kolimasi

Titik Bacaan Piringan Horizontal Kesalahan kolimasi


Pengukuran biasa Pengukuran luar biasa
P1 30°29'17" 30°38'42" 89°55'17,50"
P2 231°16'17" 51°23'16" 0°-3'-29,50"
P3 235°12'06" 55°11'35" 0°0'15.50"

b. Indeks Vertikal

Titik Bacaan Piringan Horizontal Kesalahan kolimasi


Pengukuran biasa Pengukuran luar biasa
P1 88°18'30" 88°19'40" -91°-40'-55''
P2 270°32'01" 89°27'18" 0°0'-20,50"
P3 89°27'18" 89°47'25" 0°0'13"

B. Pembahasan
Untuk melakukan pengecekan kesalahan kolimasi dan indeks vertikal dengan
cara manual diperlukan rumus kesalahan sebagai berikut :

a. Kesalahan Kolimasi
Kesalahan kolimasi diisyaratkan apabila antara sudut bacaan
teropong biasa dan luar biasa selisihnya tidak sama dengan 180°, yang
dihitung dengan rumus di bawah ini:
𝐵 − 𝐿𝐵
= ± 180°
2
𝐵 − 𝐿𝐵
1. Kesalahan Kolimasi titik P1   = ± 180°
2
30˚29‘17“− 30˚38‘42“
= ± 180°
2
179˚50‘32“
= 2
= 89°55'17,50"
2. Kesalahan Kolimasi titik P2
231˚16‘17“− 51˚25‘16“
= ± 180°
2
179˚53‘1“
= − 180˚
2
0°−6‘−59“
= 2
= 0°‐ 3‘‐ 29,50“
3. Kesalahan Kolimasi titik P3
235°12‘06“– 55°11‘35“
= ± 180°
2
0°0‘31“
=
2
= 0°0'15.50"

b. Indeks Vertikal
Kesalahan indeks vertikal terjadi karena garis bidik teropong tidak benar-
benar mendatar, saat posisi teropong mendatar dan nivo tabung vertikal
seimbang yang di mana seharusnya bacaan piringan vertikal (helling) akan
sama dengan nol. Cara menghitung kesalahan indeks vertikal dengan
menjumlahkan bacaan teropong luar biasa dan biasa, jika hasilnya tidak sama
dengan 360° maka terdapat kesalahan indeks vertikal. Berikut adalah
𝐵+𝐿𝐵
rumus menghitung kesalahan indeks vertikal:  = − 360°
2

1. Indeks Vertikal titik P1


88°18+88°27‘18“
= − 360°
2
−183°−21‘−50“
= 2
= -91°-40'-55''
2. Indeks Vertikal titik P2
270°32‘01“+89°27‘18“
= − 360°
2
359°59‘19“
= − 360°
2
0°0‘−41“
= 2
= 0°0'-20,50"
3. Indeks Vertikal Titik P3
270°13‘01“+89°47‘25“
= – 360°
2
360°0‘26“
= –360°
2
0°0‘26“
= − 360°
2
= 0°0'13"

7. Sketsa persebaran titik


BAB III
PENUTUP

8. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan kita dapat mengetahui nama dan fungsi dari
bagian-bagian total station. Perlu dilakukan penghitungan kesalahan kolimasi dan
kesalahan indeks vertikal untuk mengetahui ketelitian dari alat ukur. Tahap ini harus
dilakukan secara benar supaya mengurangi kesalahan dalam pengukuran.
Dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan theodolite kita dapat
menghitung kesalahannya baik kesalahan kolimasi dan juga kesalahan indeks
vertikalnya dengan rumus sebagai berikut :
𝐵 − 𝐿𝐵
• Kesalahan Kolimasi  = ± 180°
2
𝐵+𝐿𝐵
• Kesalahan Indeks Vertikal  = ± 360° Jika nilai kesalahan kolimasi dan indeks
2
vertikal besar, berarti masih melakukan kesalahan dalam membidik target.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai