Disusun Oleh:
Adhijaya Mahardika 17/411130/SV/13057
Agil Syahriar 17/411131/SV/13058
Yollanda Septiani 17/411146/SV/13073
Jiddiya Ahnaf 17/415772/SV/13637
Puput Purwanti Ningsih 17/415778/SV/13643
B. Waterpass
Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi
tersebut ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal
yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical. Sedangkan
pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau
Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tiggi suatu
titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi
atau bidang acuan.
C. Kesalahan Kolimasi
Kesalahan kolimasi adalah kesalahan yang disebabkan oleh garis
bidik yang tidak tegak lurus sumbu II. Kesalahan ini bisa diketahui dengan
selisih antara bacaan biasa dan luar biasa yang tidak sama dengan 180° .
1. Ukurlah jarak dengan pita ukur seperti gambar diatas kemudian tandai.
2. Dirikan rambu pada titik A dan B pastikan rambu berdiri dengan tegak
3. Dirikan waterpass di atas statif pada posisi 1, atur nivo kotak agar
gelembung dalam posisi seimbang.
4. Bidik rambu A kemudian baca dan catat bacaan ba, bb, bt. Putar
teropong ke rambu B, baca dan catat bacaan ba, bb, bt.
5. Pindahkan waterpass ke posisi 2, atur nivo kotak.
6. Bidik rambu A kemudian baca dan catat bacaan ba, bb, bt. Putar
teropong ke rambu B, baca dan catat bacaan ba, bb, bt.
7. Pindahkan waterpass pada posisi 3, atur nivo kotak.
8. Bidik rambu A kemudian baca dan catat bacaan ba, bb, bt. Putar
teropong ke rambu B, baca dan catat bacaan ba, bb, bt.
9. Ulangi pengukuran diatas sebanyak tiga kali.
VI. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil bacaan piringan horizontal dan vertikal
Bacaan Piringan Horizontal Bacaan Piringan Vertikal
Target
Biasa Luar Biasa Biasa Luar Biasa
1 355⁰ 35′ 47″ 175⁰ 35′ 31″ 90⁰ 22′ 28″ 269⁰ 37′ 23″
2 355⁰ 34′ 53″ 175⁰ 34′ 46″ 90⁰ 23′ 02″ 269⁰ 37′ 18″
3 358⁰ 21′ 04″ 178⁰ 20′ 58″ 89⁰ 51′ 31″ 270⁰ 08′ 03″
4 358⁰ 21′ 09″ 178⁰ 21′ 19″ 89⁰ 51′ 27″ 270⁰ 08′ 33″
5 358⁰ 21′ 12″ 178⁰ 21′ 14″ 89⁰ 51′ 21″ 270⁰ 08′ 51″
BTa1 - BTb1 = BTa2 - BTb2 = BTa3 - BTb3 => ΔH1 = ΔH2 = ΔH3
1. Pengukuran ke-1
ΔH1 - ΔH2 = -0.120 - (-0.120) = 0.000
ΔH1 - ΔH3 = -0.120 - (-0.119) = -0.001
2. Pengukuran ke-2
ΔH1 - ΔH2 = -0.120 - (-0.160) = 0.040
ΔH1 - ΔH3 = -0.120 - (-0.120) = 0.000
3. Pengukuran ke-3
ΔH1 - ΔH2 = -0.120 - (-0.155) = 0.035
ΔH1 - ΔH3 = -0.120 - (-0.124) = 0.004
VII. Kesimpulan
1. Sebelum memulai pengukuran, lebih baik melakukan cek terhadap kondisi
alat yang akan digunakan, yaitu cek besarnya kesalahan kolimasi dan cek
besarnya kesalahan indeks vertikal pada alat Total Station serta melakukan
cek besarnya kesalahan kolimasi pada waterpass, karena akan berpengaruh
terhadap data hasil pengukuran yang kurang teliti pula.
3. Toleransi dari kesalahan indeks vertikal adalah 1″. Maka dapat disimpulkan,
kesalahan indeks vertikal yang didapatkan tidak masuk dalam toleransi,
sehingga perlu dilakukan kalibrasi.