Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY REKAYASA

“Cek Kolimasi dan Cek Indeks Vertikal pada Total Station


dan Pengecekan Waterpass”

Dosen Pengampu: Muhammad Iqbal Taftazani, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh:
Adhijaya Mahardika 17/411130/SV/13057
Agil Syahriar 17/411131/SV/13058
Yollanda Septiani 17/411146/SV/13073
Jiddiya Ahnaf 17/415772/SV/13637
Puput Purwanti Ningsih 17/415778/SV/13643

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan cek kolimas dan cek indeks
vertikal pada alat total ststion yang digunakan.
2. Mahasiswa mampu menghitung besarnya kesalahan kolimasi dan indeks
vertikal pada alat total ststion yang digunakan.
3. Mahasiswa mampu melakukan pengecekan waterpass.

II. Waktu dan Tempat


Hari, Tanggal : Selasa, 20 Agustus 2019
Pukul : 10.00 - 16.00
Tempat : Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada

III. Alat dan Bahan


1. Total Station Topcon 1 set
2. Waterpass 1 buah
3. Prisma standar 1 set
4. Rambu ukur 2 buah
5. Statif 3 buah
6. Pita ukur 1 buah
7. Alat tulis 1 set
8. Kertas 4 lembar
9. Kalkulator 1 buah
IV. Landasan Teori
A. Total Station
Total Station adalah suatu bentuk teodolit elektronik
dikombinasikan dengan alat pengukur jarak Electronic Distance Measuring
(EDM). Fungsi utama adalah unutk mengukur kemiringan jarak, sudut
vertikal dan sudut horisintal dari titik setup untuk titik pandangan jauh ke
depan. Total Station banyak digunakan dalam pemetaan lahan, seperti
pemetaan topografi untuk konstruksi jalan dan bangunan. Total Station juga
digunakan di situs arkeologi untuk mengukur kedalaman penggalian, dan
oleh kepolisian untuk melakukan investigasi tempat kejadian perkara.

B. Waterpass
Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi
tersebut ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal
yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical. Sedangkan
pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau
Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tiggi suatu
titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi
atau bidang acuan.

C. Kesalahan Kolimasi
Kesalahan kolimasi adalah kesalahan yang disebabkan oleh garis
bidik yang tidak tegak lurus sumbu II. Kesalahan ini bisa diketahui dengan
selisih antara bacaan biasa dan luar biasa yang tidak sama dengan 180° .

D. Kesalahan Indeks Vertikal


Kesalahan indeks vertikal terjadi jika garis bidik teropong tidak
betul betul mendatar, hal ini disebabkan belum diaurnya nivo alhidade
vertical atau kesalahan garis bidik pada alat yang tidak mempunyai nivo
alhidade vertical. Cara mengetahuinya dengan menjumlah bacaan teropong
luar biasa dan biasa, jika hasilnya tidak sama dengan 360° maka terdapat
kesalahan indeks vertical.
V. Langkah Kerja
A. Pengukuran kesalahan kolimasi dan indeks vertikal TS
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2. Menentukan titik untuk berdiri alat kemudian pasang paku atau buat
tanda pada titik tersebut.
3. Mendirikan Total Station diatas statif. Lakukan sentering, mengatur
nivo kotak dan nivo tabung.
4. Menentukan titik untuk target, kemudian dirikan prisma standar di atas
statif pada titik target tersebut. Lakukan sentering, mengatur nivo kotak
dan nivo tabung.
5. Nyalahkan total station dengan menekan tombol power hingga pada
layar display muncul bacaan piringan horizontal dan vertikal.
6. Membidik titik target yaitu prisma standar pada kondisi teropong Biasa
(B). Kunci bacaan piringan dengan klem horizontal dan klem vertikal.
Catatat hasil pengukuran piringan horizontal dan vertikal yang tampil
pada layar display total station.
7. Buka klem horizontal dan klem vertikal.
8. Membidik titik target yaitu prisma standar pada kondisi teropong Luar
Biasa (LB). Kunci bacaan piringan dengan klem horizontal dan klem
vertikal. Catatat hasil pengukuran piringan horizontal dan vertikal yang
tampil pada layar display total station.
B. Pengecekan kolimasi waterpass

1. Ukurlah jarak dengan pita ukur seperti gambar diatas kemudian tandai.
2. Dirikan rambu pada titik A dan B pastikan rambu berdiri dengan tegak
3. Dirikan waterpass di atas statif pada posisi 1, atur nivo kotak agar
gelembung dalam posisi seimbang.
4. Bidik rambu A kemudian baca dan catat bacaan ba, bb, bt. Putar
teropong ke rambu B, baca dan catat bacaan ba, bb, bt.
5. Pindahkan waterpass ke posisi 2, atur nivo kotak.
6. Bidik rambu A kemudian baca dan catat bacaan ba, bb, bt. Putar
teropong ke rambu B, baca dan catat bacaan ba, bb, bt.
7. Pindahkan waterpass pada posisi 3, atur nivo kotak.
8. Bidik rambu A kemudian baca dan catat bacaan ba, bb, bt. Putar
teropong ke rambu B, baca dan catat bacaan ba, bb, bt.
9. Ulangi pengukuran diatas sebanyak tiga kali.
VI. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil bacaan piringan horizontal dan vertikal
Bacaan Piringan Horizontal Bacaan Piringan Vertikal
Target
Biasa Luar Biasa Biasa Luar Biasa
1 355⁰ 35′ 47″ 175⁰ 35′ 31″ 90⁰ 22′ 28″ 269⁰ 37′ 23″
2 355⁰ 34′ 53″ 175⁰ 34′ 46″ 90⁰ 23′ 02″ 269⁰ 37′ 18″
3 358⁰ 21′ 04″ 178⁰ 20′ 58″ 89⁰ 51′ 31″ 270⁰ 08′ 03″
4 358⁰ 21′ 09″ 178⁰ 21′ 19″ 89⁰ 51′ 27″ 270⁰ 08′ 33″
5 358⁰ 21′ 12″ 178⁰ 21′ 14″ 89⁰ 51′ 21″ 270⁰ 08′ 51″

B. Pembahasan atau perhitungan pengecekan total station


1. Cek kolimasi
Selisih antara bacaan biasa dan luar biasa yang tidak sama dengan 180⁰

Bacaan Piringan Horizontal Kesalahan


Target
Biasa Luar Biasa Kolimasi
1 355⁰ 35′ 47″ 175⁰ 35′ 31″ 00⁰ 00′ 08″
2 355⁰ 34′ 53″ 175⁰ 34′ 46″ 00⁰ 00′ 3.5″
3 358⁰ 21′ 04″ 178⁰ 20′ 58″ 00⁰ 00′ 3″
4 358⁰ 21′ 09″ 178⁰ 21′ 19″ 00⁰ 00′ 05″
5 358⁰ 21′ 12″ 178⁰ 21′ 14″ - 00⁰ 00′ 01″
2. Cek indeks vertikal
Cara mengetahuinya dengan menjumlahkan bacaan teropong luar biasa
dan biasa, jika hasilnya tidak sama dengan 360⁰ maka terdapat
kesalahan indeks vertikal.

Bacaan Piringan Vertikal Kesalahan


Target
Biasa Luar Biasa Indeks Vertikal
1 90⁰ 22′ 28″ 269⁰ 37′ 23″ 00⁰ 00′ 4.5″
2 90⁰ 23′ 02″ 269⁰ 37′ 18″ - 00⁰ 00′ 10″
3 89⁰ 51′ 31″ 270⁰ 08′ 03″ 00⁰ 00′ 13″
4 89⁰ 51′ 27″ 270⁰ 08′ 33″ 00⁰ 00′ 0″
5 89⁰ 51′ 21″ 270⁰ 08′ 51″ - 00⁰ 00′ 06″

C. Hasil pembacaan rambu ukur


Bacaan benang
Alat Rambu Keterangan
ba bb bt
A 1.603 1.407 1.505
1
B 1.725 1.526 1.625
A 1.482 0.883 1.183
2 Pengukuran ke-1
B 1.404 1.203 1.303
A 1.530 1.191 1.359
3
B 1.502 1.453 1.478
A 1.600 1.400 1.500
1
B 1.720 1.520 1.620
A 1.420 0.820 1.120
2 Pengukaran ke-2
B 1.380 1.180 1.280
A 1.555 1.205 1.380
3
B 1.525 1.475 1.500
A 1.570 1.370 1.470
1
B 1.690 1.490 1.590
A 1.410 0.820 1.115
2 Pengukuran ke-3
B 1.378 1.170 1.270
A 1.510 1.160 1.335
3
B 1.484 1.434 1.459

D. Pembahasan atau perhitungan pengecekan waterpass


Nilai beda tinggi ditentukan dengan menyelisihkan bacaan benang tengah
rambu muka dan belakang, dalam hal ini

Beda tinggi (Δh)= BTa1 - BTb1

Dalam kondisi ideal:

BTa1 - BTb1 = BTa2 - BTb2 = BTa3 - BTb3 => ΔH1 = ΔH2 = ΔH3

Jika berbeda berarti terdapat kesalahan kolimasi.


Berikut ini tabel hasil perhitungan beda tinggi:
Bacaan benang Beda
Alat Rambu Keterangan
ba bb bt Tinggi
A 1.603 1.407 1.505
1 -0.120
B 1.725 1.526 1.625
A 1.482 0.883 1.183
2 -0.120 Pengukuran ke-1
B 1.404 1.203 1.303
A 1.530 1.191 1.359
3 -0.119
B 1.502 1.453 1.478
A 1.600 1.400 1.500
1 -0.120
B 1.720 1.520 1.620
A 1.420 0.820 1.120
2 -0.160 Pengukaran ke-2
B 1.380 1.180 1.280
A 1.555 1.205 1.380
3 -0.120
B 1.525 1.475 1.500
A 1.570 1.370 1.470
1 -0.120
B 1.690 1.490 1.590
A 1.410 0.820 1.115
2 -0.155 Pengukuran ke-3
B 1.378 1.170 1.270
A 1.510 1.160 1.335
3 -0.124
B 1.484 1.434 1.459

1. Pengukuran ke-1
ΔH1 - ΔH2 = -0.120 - (-0.120) = 0.000
ΔH1 - ΔH3 = -0.120 - (-0.119) = -0.001

2. Pengukuran ke-2
ΔH1 - ΔH2 = -0.120 - (-0.160) = 0.040
ΔH1 - ΔH3 = -0.120 - (-0.120) = 0.000

3. Pengukuran ke-3
ΔH1 - ΔH2 = -0.120 - (-0.155) = 0.035
ΔH1 - ΔH3 = -0.120 - (-0.124) = 0.004
VII. Kesimpulan
1. Sebelum memulai pengukuran, lebih baik melakukan cek terhadap kondisi
alat yang akan digunakan, yaitu cek besarnya kesalahan kolimasi dan cek
besarnya kesalahan indeks vertikal pada alat Total Station serta melakukan
cek besarnya kesalahan kolimasi pada waterpass, karena akan berpengaruh
terhadap data hasil pengukuran yang kurang teliti pula.

2. Toleransi dari kesalahan kolimasi adalah 2″. Maka dapat disimpulkan,


kesalahan kolimasi yang didapatkan tidak masuk dalam toleransi, sehingga
perlu dilakukan kalibrasi.

3. Toleransi dari kesalahan indeks vertikal adalah 1″. Maka dapat disimpulkan,
kesalahan indeks vertikal yang didapatkan tidak masuk dalam toleransi,
sehingga perlu dilakukan kalibrasi.

4. Terdapat kesalahan kolimasi pada waterpass sehingga perlu dilakukan


kalibrasi.

Anda mungkin juga menyukai