Anda di halaman 1dari 28

Unggul, cerdas, terpercaya

SIFAT DATAR
MEMANJANG DAN
MELINTANG
(UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL
POT.TANAH)

SRI FRAPANTI,ST,MT
SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG
(UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL POT.TANAH)

Pengukuran Sipat Datar Memanjang Pergi Pulang


Pengukuran Menyipat Datar Memanjang Pergi Pulang
digunakan apabila jarak antara dua stasiun yang akan
ditentukan beda tingginya sangat berjauhan (berada di
luar jangkauan jarak pandang).
Sedang pengukuran sipat datar memanjang pergi pulang
merupakan salah satu jenis dari sekian banyak macam
pengukuran sipat datar memanjang.
Pengukuran sipat datar dilakukan untuk
mendapatkan memanjang hasil karena
yang
mengadakan dua kali pengukuran. dengan
lebih teliti,

2
SIPAT DATAR MEMANJANG &
MELINTANG
(UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL POT.TANAH)

Gambar: Pengukuran sipat datar memanjang pergi pulang


SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG
Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang
 Pengukuran sipat datar profil melintang adalah
pengukuran yang dilakukan untuk menentukan
tinggi rendahnya tanah atau untuk mendapatkan
bentuk permukaan titik sepanjang garis tertentu.
Kegunaan dari pengukuran ini adalah sebagai dasar
dalam menentukan volume galian dan timbunan
dalamperencanaan pembuatan jalan raya, jalan
kereta api, saluran irigasi, dsb.
Pengukuran sipat datar profil melintang sendiri
digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya
tanah sepanjang garis melintang yang tegak lurus
dengan garis sumbu proyek.
SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG
(UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL POT.TANAH)

Gambar : Pengukuran sipat datar profil melintang


LANGKAH KERJA :
Sipat Datar Memanjang Pergi Pulang & Melintang
a. Pengukuran potongan memanjang pergi-pulang :

1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket situasi yang akan diukur.
2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik (jarak antar titik ±
50 m).
3. Dirikan pesawat di antara titik P1 dan P2 kemudian lakukan penyetelan alat sampai
di dapat kedataran.
4. Arahkan pesawat ke titik P1 (sbg rambu belakang) dan baca benang tengahnya.
5. Putar teropong searah jarum jam dan arahkan teropong pesawat ke titik P2 (sbg
rambu muka), baca dan catat benang tengahnya.
6. Pindahkan teropong pesawat di antara titik P2 dan P3 dan lakukan penyetelan alat
sampai datar.
7. Arahkan pesawat ke titik P2(sbg rambu belakang) dan baca benang tengahnya.
8. Putar teropong searah jarum jam dan arahkan teropong pesawat ke titik P3(sbg
rambu muka), baca dan catat benang tengahnya.
9. Dengan cara yang sama, lakukan sampai titik yang terakhir. (pengukuran
pergi).
10. Setelah pengukuran sampai pada titik yang terakhir, lakukan
pengukuran kembali (pengukuran pulang) dari arah titik terakhir
sampai ke titik awal dengan cara yang sama pada pengukuran pergi.
11. Lakukan perhitungan beda tinggi dan ketinggian masing-masing
titik.
12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
b. Pengukuran potongan melintang :
13. Dirikan bak ukur di beberapa titik (sepanjang garis teropong) yang
diperlukan sebagai titik detail di sebelah kiri (tegak lurus) dengan
titik P1. Kemudian baca dan catat benang tengahnya .
14. Putar pesawat searah jarum jam dengan besar sudut horizontal
1800.
15. Dirikan bak ukur di beberapa titik (sepanjang garis teropong) yang
diperlukan sebagai titik detail di sebelah kanan titik P1. Kemudian
baca dan catat benang tengahnya.
16. Ukurlah tinggi pesawat dan jarak antar titik detail (kiri dan
kanan) .
17. Dengan cara yang sama lakukan pengukuran profil melintang di atas
tiap titik pokok sampai titik yang terakhir.
18. Hitung beda tinggi dan ketinggian masing-masing titik.
19. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
LANGKAH PERHITUNGAN
Pengukuran Sipat Datar Memanjang Pergi Pulang
1. Beda Tinggi (∆h)
∆h P1-P2 = BTP1-BTP2 (∆h1) pengukuran pergi
∆h P1-P2 = BTP1-BTP2 pengukuran pulang
∆h P1-P2 rata-rata = (∆h1+ ∆h1’) / 2
(∆h1’)
∆h P2-P3 = BTP2-BTP3 (∆h2) pengukuran pergi
∆h P2-P3 = BTP2-BTP3 pengukuran pulang
∆h P2-P3 rata-rata = (∆h2+ ∆h2’) / 2
(∆h2’)
…dst
2. Ketinggian Titik
Bila tinggi titik P1 diketahui TP1
maka TP2 = TP1 + ∆h P1-P2 rata-rata
maka TP3 = TP2 + ∆h P2-P3 rata-rata …dst
LANGKAH PERHITUNGAN
Pengukuran Sipat Datar Melintang
1. Beda Tinggi (∆h)
Pesawat berdiri di atas titik P1
∆h P1-a = ta – Bta ta = tinggi alat di titik P1
∆h P1-b = ta – BTb …dst
Pesawat berdiri di atas titik P2
∆h P2-a = ta – Bta ta = tinggi alat di titik P2
∆h P2-b = ta – BTb …dst
2. Ketinggian Titik
Bila tinggi titik P1 diketahui TP1
maka Ta = TP1 + ∆h P1-a
Tb = TP1 + ∆h P2-b
…dst
Bila tinggi titik P2 diketahui TP2
maka Ta = TP2 + ∆h P2-a
Tb = TP2 +∆h P2-b ...dst
Pengukuran horisontal harus dilakukan antara semua titik yang telah diukur
ketinggiannya.
Hasil pengukuran dikumpulkan secara berurutan.
Contoh Gambar dibawah ini, alat diletakan di atas titik O sbg as sumbu grs
jalur poligoon atau dimulainya pengukuran profil melintang dgn jarak O m
sampai 70 m ke samping.
Prosedur Pengukuran
Umumnya diperlukan seorang pengukur dan tiga orang anggota
kelompok pengukur untuk memdapatkan penampang
memanjang.
Pengukur bertugas melakukan pembacaan dan membuat
pembukuan data ukur, satu anggota sebagai pemegang
rambu dan dua anggota lainnya sebagai pengukur jarak.
Pengukuran memanjang dilakukan dari patok awal dan ini
menunjukan pengukuran dari jarak nol (0) dan sbg rambu
belakang.
Dua anggota mengukur jarak dari patok 0 ke muka sbg
rambu muka, dst.
Prosedur ini diulang sampai seluruh penampang selesai
diukur.
Buku lapangan khas utk penampang pendek memanjang (tabel
berikut)
Tabel pengukuran sipat datar Memanjang
kenaik Penuru Keting
BB BM Jarak Keter.
an nan gian
BA
210.210 Pilar 1
4.365 1.045 0 grs sb A
2.150 1.580 20 grs sb
1.880 40 grs sb
1.950 2.030 60 grs sb
1.390 80 grs sb
1.500 100 grs sb
1.600 1.700 120 grs sb B
1.576 3.850
3.006 Pilar 1
Tabel Hit. Pengk. sipat datar Memanjang
kenaik Penuru Keting
BB BA Jarak Keter.
an nan gian
BM
4.365 210.210 Pilar 1
2.150 1.045 3.320 213.530 0 grs sb A
1.580 0.570 214.100 20 grs sb
1.880 0.300 213.800 40 grs sb
1.950 2.030 0.150 213.650 60 grs sb
1.390 0.560 214.210 80 grs sb
1.500 0.110 214.100 100 grs sb
1.600 1.700 0.200 213.900 120 grs sb B
1.576 3.850 2.250 211.650
3.006 1.430 210.220 Pilar 1
11.641 11.631 4.450 4.440 210.220
-11.631 -4.440 -210.210

0.010 0.010 0.010


Hasil pengukuran dan hitungan yang
menunjukan ketinggian masing-masing titik
dengan jarak yang telah ditentukan, dengan
perbedaannya adalah 0,010m
Kesalahan penutup ini dapat diterima dan
hitungan ketinggian dianggap memuaskan.
Kemudian dari tabel tsb di gambarkan profil
potongan penampang dengan skala
horisontal dan skala vertikal dengan rasio 10
berbanding 1, artinya misalnya untuk skala
horisontal 1 : 500 maka skala vertikalnya 1 : 50.
Pada gambar tersebut ketinggian titik-titik diletakan 210.000m
di atas datum. Artinya ketinggian titik A = 213.350m,
B=213.900m dgn jarak 120 m dari titik A.
Perhitungan galian dan timbunan dilakukan jika ada rencana
garis kerja. Misalnya pada gambar ada rencana jalan baru
dengan ketinggian 211.000m pada titik A, dan rencana jalan tsb
menanjak 1 meter dalam 100 m menuju titik B.
Tinggi rencana AB=1 dalam 100 kenaikan
Jadi kenaikan 20m= 20/100 x 1.000 = 0.200 m
Ketinggian tereduksi titik awal A = 211.000 m
Ketinggian tereduksi pd jarak 20 m = 211.200 m
Ketinggian tereduksi pd jarak 40 m = 211.400 m
Ketinggian tereduksi pd jarak 60 m = 211.600 m
Ketinggian tereduksi pd jarak 80 m = 211.800 m
Ketinggian tereduksi pd jarak 100 m = 212.000 m
Ketinggian tereduksi pd jarak 120 m = 212.200
m
Beberapa soal yang perlu penyelesaian :
1. Diketahui sebuah soal sipat datar dari BM 25 sampai BM 26.
elevasi BM 25=160.151 m, waterpass dipasang di tengah-tengah
antara dua buah stasiun pada semua stasiun. Jarak serta bidik
muka (BM)dan bidik belakang (BB)adalah sebagai berikut :
Pertama A: BM25 dan TP2 = 120m
Kedua B: TP2 dan TP3 = 140m
Ketiga C: TP3 dan TP4 = 130m
Kelima D: TP4 dan BM26 = 150m
BM_A atas BM25 = 4.321 BM_C atas TP3 = 1.750
BB _A atas TP2 = 3.672 BB_C atas TP4 = 0.341
BM_B atas TP2 = 1.100 BM_D atas TP4 = 4.413
BB_B atas TP3 = 3.102 BB_D atas BM26 = 1.102
BM 26 mempunyai elevasi 163.428 m
Selesaikan soal sipat datar dan masukan data dalam buku ukur?
Gambar soal nomor 1

18
Beberapa soal yang perlu penyelesaian :
2. Diketahui sebuah soal sipat datar dari BM 10 pada elevasi
145.250 sampai BM 26. elevasi BM11 pada elevasi =148.325 m,
Jarak bidik muka (BM)dan bidik belakang (BB)adalah sebagai
berikut :
BM10 sampai alat (A): = 50 m, alat (A)sampai TP2 : = 50m.
TP2 sampai alat (B): = 45 m; alat (B) sampai TP3 = 45 m.
TP3 sampai alat (C): = 51 m; alat (C) sampai TP4 = 53 m.
TP4 sampai alat (D): = 73 m; dan alat (D) BM11 = 75 m.
BB_A atas BM10 = 4.250 BB_C atas TP3 = 1.275
BM_A atas TP2 = 3.250 BM_C atas TP4 = 0.525
BB_B atas TP2 = 1.250 BB_D atas TP4 = 4.100
BM_B atas TP3 = 2.750 BM_D atas BM11 =
1.750
Selesaikan soal sipat datar dan masukan data dalam buku ukur?
Gambar soal nomor 2
3. Diketahui sipat datar dengan empat stasiun transit. Elevasi BM.33 =
75.000 bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut :
Stasiun Bidik Belakang Bidik Muka
A 5.103 3.500
B 1.501 3.020
C 0.610 0.700
D 4.000 0.321

Hitung elevasi BM 34
4. Diketahui sebuah garis bidik diarahkan dari BM 10 sampai BM
11. Elevasi BM.10 = 101.325 PPD dipasang pada A, B, C dan D.
Bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut :
Stasiun Bidik Belakang Bidik Muka
A 1.350 1.200
B 0.503 2.100
C 0.150 0.250
D 3.800 0.450

Jarak bidik belakang dan bidik muka pada semua


stasiun PPD adalah sama, dengan maksud mengurangi
kesalahan sampai seminimum mungkin.

Selesaikan sipat datar tersebut untuk menghitung elevasi BM 11.


5. Diketahui elevasi BM 20 = 51.275, PPD dipasang pada A, B, C
dan D. Bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai
berikut :
Stasiun Bidik Belakang Bidik Muka
A 1.400 1.310
B 0.500 2.000
C 0.175 0.300
D 3.600 0.450

Jarak bidik belakang dan bidik muka pada semua


stasiun PPD adalah sama, dengan maksud mengurangi
kesalahan sampai seminimum mungkin.

Selesaikan sipat datar tersebut untuk menghitung elevasi BM 21.

23
6. Diketahui sebuah garis bidik diarahkan dari BM 36 sampai BM
37. Elevasi BM.36 = 81.751 PPD dipasang pada A, B, C dan D.
Bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut :
Stasiun Bidik Belakang Bidik Muka
A 1.503 1.275
B 0.498 2.700
C 0.165 0.267
D 3.654 0.503

Selesaikan sipat datar tersebut untuk


menghitung elevasi BM 37.
24
7. Diketahui sipat datar dilakukan dari BM 2 sampai BM 3. Ada
empat stasiun PPD, Elevasi BM.2 = 89.123. Bidik belakang (BB)
dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut :

Stasiun Bidik Belakang Bidik Muka


A 1.720 1.451
B 0.530 2.852
C 0.231 0.285
D 3.752 0.613

Selesaikan sipat datar tersebut untuk


menghitung elevasi BM 3.
25
8. Sebuah sipat datar harus dilakukan dari BM 31 sampai BM 32.
untuk mengontrol Elevasi BM.32. Elevasi BM31= 705.013. Bidik
belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut :

Stasiun Bidik Belakang Bidik Muka


A 2.001 1.666
B 0.798 3.001
C 0.210 0.479
D 3.854 0.806

Selesaikan sipat datar tersebut untuk


menghitung elevasi BM 32.
26
9. Diketahui potongan profil dari satu seri sipat datar

Hitung elevasi titik duga akhir dan gambarkan


potongan profil nya !
27
10. Diketahui potongan profil dari satu seri sipat datar
seperti gambar :

Hitung elevasi titik akhir dan gambarkan


potongan profil nya !

Anda mungkin juga menyukai