3.1 Pendahuluan
3.2 Tujuan
1. Mendirikan statif pada tempat yang stabil, dengan menekan kaki statif.
21
22
BA BT BB BA BT BB
3.6 Perhitungan
= 100 (0,394-0,321)
= 7,3 m
= 100 (1,487-1,430)
= 5,7 m
= 100 (0,497-0,410)
= 8,7 m
= 100 (3,500-3,451)
= 4,9 m
= 100 (0,090-0,041)
= 4,9 m
= 100 (4,940-4,799)
= 14,1 m
= 100 (0,222-0,172)
= 5,0 m
27
= 100 (4,636-4,500)
= 13,6 m
= 100 (0,252-0,203)
= 4,9 m
= 100 (4,252-4,150)
= 10,2 m
3.6.2 Menghitung ∆ H
ΔH = BTb – BTm
ΔH = 1,413 - 0,249 = 1,164 m
ΔH = 3,527 - 0,433 = 3,094 m
ΔH = 4,870 - 0,065 = 4,805 m
ΔH = 4,579 - 0,198 = 4,381 m
ΔH = 4,170 - 0,238 = 3,932 m
3.7 Pembahasan
28
3
1 2
Salah satu cara yang digunakan pada pengukuran beda tinggi adalah
cara menyipat datar dari tengah-tengah. Maksudnya adalah, alat ukur penyipat
datar (atau pada praktikum ini yang kami gunakan adalah waterpass)
ditempatkan antara titik A dan B. Alat ditembakkan ke titi A kemudian akan
diperoleh hasil benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Titik A
sebagai bacaan mistar muka. Selanjudnya alat diputar 180 menghadap titik B
dan di tembakkan ke titik tersebut. Titik B sebagai bacaan mistar belakang.
Beda tinggi (ΔH) akan diperoleh dari pengurangan bacaan benang tengah
belakang (BTb) dan benang tengah muka (BTm).
29
Pembacaan Mistar
Titik ΔH=BTb-BTm Elevasi Jarak
Belakang Muka
4
Elevasi
3
Beda Tinggi Dengan Water
2 Pass
0
30 50 70 90 110
Jarak (m)
3.8 Kesimpulan