Anda di halaman 1dari 13

BAB II

Waterpass Tertutup

2.1. Latar Belakang

Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur tinggi objek antara
titik-titik saling berdekatan. Tinggi objek tersebut ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu
teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertikal. Dan peralatan yang
digunakan dalam pengukuran waterpass ini adalah sebagai berikut: waterpass, statip, unting-
unting, payung, dua buah rambu ukur, meteran, paku, palu, cat dan kuas kecil.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur, yang terpenting
dari rambu ukur adalah pembagian skalanya harus betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan
pengukuran yang baik. Di samping itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal)
dan tidak sembarang orang dapat melakukan pengukuran dengan tepat, kemudian pengamat pulang
pergi untuk mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Dalam melakukan pengukuran
kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada dimana sumber kesalahan atau permasalahan tersebut,
antara lain: kurangnya ketelitian mata dalam pembacaan alat waterpass, adanya angin yang
membuat rambu ukur terkena hembusan angin, sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak yang
dapat membuat pita akur menjadi susah diluruskan.
Dengan adanya penambahan beberapa alat dan fungsi-fungsi kedalam ponsel memungkinkan
penggunaannya akan menjadi lebih luas. Hampir setiap ponsel sekarang ini sudah dilengkapi
dengan fitur kamera yang memiliki pixel yang berbeda-beda sesuai dengan spesifikasi ponsel itu
sendiri, begitu 2 juga dengan halnya ponsel berbasis Android, dengan memanfaatkan kamera dan
sensor Accelerometer yang ada pada ponsel berbasis Android.
Accelerometer digunakan sebagai alat bantu untuk mengukur jarak kemiringan antara ponsel
terhadap objek yang akan dituju. Dengan mengetahui berapa besar sudut yang dihasilkan antara
jarak ponsel dan objek yang dituju maka penghitungan terhadap ketinggian objek pun dapat
dilakukan dengan memanfaatkan rumus trigonometri dalam menemukan hasilnya, sehingga
ketinggian suatu objek pun dapat diketahui. Berdasarkan permasalahan di atas, akan dibuat aplikasi
mobile yang dapat digunakan untuk membantu mengukur tinggi objek yang ingin diketahui tanpa
memerlukan alat tambahan dan menghemat waktu dalam mencari tinggi objek .

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 1


2.2.Maksud

Maksud dari praktikum ini untuk mengetahui metode pengolahan data pengukuran
menyimpat datar , terampil dalam menggunakan alat waterpass

2.3. Tujuan

Tujuan praktikum ilmu ukur tanah (perpetaan dan SIG) adalah untuk memberikan
keterampilan praktis dilapangan kepada para mahasiswa sebagai kelengkapan dari mata kuliah
yang diberikan dikelas. Tugas praktikum ini menjadi persyaratan bagi mahasiswa guna untuk
dapat mengikuti ujian akhir semester.

2.4. Dasar teori

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi
antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data
sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan,
jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah
yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah
ada, dan lain-lain.

Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak yang
menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya
akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal
adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2


2.5. Alat dan Bahan

Waterpass Tertutup

Waterpass

Tripod

Rambu Ukur

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 3


Pita Ukur

Patok

Gelembung Nivo

Payung

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 4


2.6. Langkah kerja

 Pertama kita pasang patok awal pada titik awal ( patok 1 ) yang akan kita ukur.

 Pasang patok akhir ( Patok 6) pada area yang akan kita ukur dengan patok awal
( Patok 1 ) dengan jarak 20 meter berbentuk segienam
 Pasang patok dengan jarak 4 meter diantara patok awal ( Patok 1 ) dan patok
akhir (Patok 6)

 Pasang tripod di antara patok 1 dan patok 2 dengan jarak 2 meter dari patok 1 dan
Patok 2.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 5


 Pasang waterpass pada kepala statif, kunci dengan sekrup pengunci yang tersedia

pada statif dan pastikan terkunci dengan benar dan kuat.

 Setelah waterpass terpasang sempurna, kemudian dirikan rambu ukur pada patok
1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan kiri atau depan belakang.

 Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok 1.Pada titik
ini kita sebut dengan A1. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol
fokus sampai terlihat jelas.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 6


2.7. Rumus

Perhitungan Batas Tengah (BT)

𝐵𝐴𝑇𝐴𝑆 𝐴𝑇𝐴𝑆(𝐵𝐴)+𝐵𝐴𝑇𝐴𝑆 𝐵𝐴𝑊𝐴𝐻(𝐵𝐵)


BATAS TENGAH = 2

Perhitungan Beda Tinggi (Bt)

BEDA TINGGI = BATAS TENGAH (BT) MUKA – BATAS TENGAH (BT)

Perhitungan Jarak Optis

Jarak = {Batas Atas (BA) – Batas Bawah (BB)} x 100

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 7


2.8. Data Lab/Lapangan

Pergi
A2 Muka A1 Belakang
BA 137.9 BA 137.5
BT 136.7 BT 136.3
BB 135.4 BB 135

B3 Muka B2 Belakang
BA 141.2 BA 136.2
BT 139.9 BT 134.9
BB 138.7 BB 133.7

C4 Muka C3 Belakang
BA 139.6 BA 139.6
BT 138.3 BT 138.5
BB 137.1 BB 137.3

D5 Muka D4 Belakang
BA 133.5 BA 137.9
BT 132.3 BT 136.6
BB 131.0 BB 135.4

E6 Muka E5 Belakang
BA 135.6 BA 139.9
BT 134.3 BT 138.6
BB 133.1 BB 137.4

F1 Muka F6 Belakang
BA 135.4 BA 131.5
BT 134.2 BT 130.3
BB 132.9 BB 129.0

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 8


2.9 Pengolahan Data
Perhitungan Batas Tengah

PERGI

137,9+135,4 137,5+135
A2 : 𝑥 = = 136,65 A1 : 𝑥 = = 136,25
2 2

141,2+138,7 136,2 +133,7


B3 : 𝑥 = = 139,95 B2 :𝑥 = = 134.95
2 2

139,6 +137,1 139,6 +137,3


C4 : 𝑥 = 2
= 138,35 C3 :𝑥 = = 138,45
2

133,5 +131,0 137,9 +135,4


D5 : 𝑥 = 2
= 132,25 D4 :𝑥 = = 136,65
2

135,6 +133,1 139,9 +137,4


E6 : 𝑥 = 2
= 134,35 E5: 𝑥 = = 138,65
2

135,4 +132,9 131,5 +129,0


F1 : 𝑥 = 22
= 134,15 F6:𝑥 = = 130,25
2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 9


Perhitungan Beda Tinggi

PERGI

TITIK A = BT BELAKANG – BT MUKA = 136,25 – 136,65 = - 0,4

TITIK B = BT BELAKANG – BT MUKA = 134,95 – 139,95 = - 5

TITIK C = BT BELAKANG – BT MUKA = 138,45 – 138,35 = 0,1

TITIK D = BT BELAKANG – BT MUKA = 136,65 – 132,25 = 4,4

TITIK E = BT BELAKANG – BT MUKA = 138,65 – 134,35 = 4,3

TITIK F = BT BELAKANG – BT MUKA = 130,25 – 134,15 = - 3,9

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 10


Perhitungan Jarak

PERGI

A2 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (137,9 – 135,4) x 100 = 250
B3 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (141,2 – 138,7) x 100 = 250
C4 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (139,6 – 137,1) x 100 = 250
D5 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (133,5 – 131,0) x 100 = 250
E6 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (135,6 – 133,1) x 100 = 250
F1 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (135,4 – 132,9) x 100 = 250
A1 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (137,5 – 135,0) x 100 = 250
B2 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (136,2 – 133,7) x 100 = 250
C3 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (139,6 – 137,3) x 100 = 230
D4 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (137,9 – 135,4) x 100 = 250
E5 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (139,9 – 137,4) x 100 = 250
F6 Batas atas (BA) – batas bawah (BB) x 100 = (131,5 – 129,0) x 100 = 250

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 11


2.9. Tabel Rekapikulasi
PERGI

No Arah Rambu Belakang Rambu Depan Beda Tinggi Tinggi


Titik Permukaan
No Belakang Atas Atas Air Laut
. (B) Jara Jara (+) (-)
Muka (M) Tengah k Tengah k
Bawah Bawah
1 137.5 cm 137.9 cm 0
A 136.25 cm 2m 136.65 cm 2m 0.4 m m
2 135 cm 135.4 cm
2 B 136.2 cm 141.2 cm
134.95 cm 2m 139.95 cm 1,9 5m m
3 133.7 cm 138.7 cm m
3 C 139.6 cm 139.6 cm
138.55 cm 2m 138.35 cm 2m 0.2 m m
4 137.3 cm 137.1 cm
4 D 137.9 cm 133.5 cm
136.65 cm 2,1 132.25 cm 2m 4.4 m m
5 135.4 cm m 131 cm
5 E 139.9 cm 135.6 cm
138.65 cm 2m 134.35 cm 2m 4.3 m m
6 137.4 cm 133.1 cm
6 F 131.5 cm 135.4 cm 2m 3.9 m
130.25 cm 2m 134.15 cm m
1 129 cm 132.9 cm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 12


2.10. Sketsa proses pelaksanaan

2.11. Kesimpulan

Dalam pengukuran waterpass tertutup, terjadi beberapa kesalahan, diantaranya


kesalahan pada saat melakukan pengukuran di lapangan dan kesalahan pada saat melakukan
penembakan dengan waterpass, kesalahan tersebut disebabkan oleh gelembung nivo yang
kurang pas ditengah-tengah dan kesalahan yang disebabkan oleh “Human Error”. Hal
tersebut mengakibatkan data menjadi salah dan juga salah pada perhitungannya.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 13

Anda mungkin juga menyukai