Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENGANTAR SURVEYING DAN PEMETAAN


MODUL 1 “PENGUKURAN JARAK VERTIKAL”

PERIODE 1 (2020/2021)

KELOMPOK XVIII
NAMA MAHASISWA : MARIO MANGAMPU TU PURBA
NIM :104119035
Kelas : CV-4

PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL


FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
2021
PENGUKURAN JARAK VERTIKAL

Mario Mangampu Tua Purba 18, Andini Febriastari18, Muhammad


Nadhir Abika Suhendra 18, Lidya Iyovani Siregar 18, Aditya Chandra
Siregar18
18Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur,
Universitas Pertamina
*Corresponding author : mariopertamina19@gmail.com
Abstrak : Praktikum Pemetaan dan Surveying modul 1 yang berjudul “Pengukuran Jarak Vertikal”
bertujuan untuk menghitung perbedaan elevasi antara dua titik dan menggambar hasil pengukuran
menggunakan AutoCAD. Pengukuran jarak vertical ini dilakukan dengan menggunakan Theodolite.
Theodolite adalah alat ukur untuk mengukur sudut dalam bidang horizontal dan vertical. Praktikum
kali dilakukan dengan menggunakan Theodolite, Tripod, Levelling Staff, Meter Ukur dan Pasak.
Seluruh data dan hasil perhitungan yang dilakukan pada praktikum kali ini dapat dilihat pada bagian
hasil dari laporan ini.
Kata Kunci : theodolite, ,levelling staff, jarak vertical, sudut vertical, dan perbedaan elevasi
Abstract : Mapping and Survey Practicum Module 1 entitled "Measuring Vertical Distance" aims
to calculate the difference in height between two points and draw the measurement results using
AutoCAD. This vertical distance measurement is done using theodolite. Theodolite is a measuring
instrument for measuring angles in the horizontal and vertical planes. Practicum time is carried out
using Theodolite, Tripod, Staff Leveling, Gauges and Pegs. All data and the results of calculations
carried out in this practicum can be seen in the results section of this report.
Key words: theodolite, vertical angle, vertical angle, and height difference
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada dasarnya dalam melakukan sebuah pengukuran pada suatu wilayah yang
tidak luas dapat menggunakan patok dan meteran. Namun, jika pengukuran dilakukan pada
wilayah yang cukup bahkan sangat luas maka peralatan yang dapat digun akan adalah
Theodolite.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana menghitung Reduced Level BS?
2. Bagaimana menghitung Reduced Level FS?

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum “Pengukuran Jarak Vertikal” adalah menghitung
elevasi antara dua titik dan menggambar hasil pengukuran menggunakan AutoCAD.

Teori Dasar
Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut dalam bidang
horizontal dan vertikal. Theodolite biasanya digunakan untuk aplikasi survey, yang
diperlukan untuk proyek konstruksi skala besar. Theodolite memiliki dua jenis yaitu
manual dan digital, juga memiliki 2 atau 3 lensa yaitu lensa objektif, lensa fokus dan lensa
pembalik adalah theodolite digital.
Theodolite modern terdiri atas teleskop yang dapat dipindah-pindah terpasang
dalam dua tegak lurus axes the horizontal atau trunnion poros dan poros vertikal. Jika
teleskop menunjuk ke benda yang diinginkan, sudut masing-masing poros ini bisa diukur
dengan ketepatan yang sangat teliti, biasanya atas skala “arcsecond”. “Transit” mulai
dikembangkan menjadi alat dalam bentuk theodolite pada awal abad ke-19.
Cara menggunakan theodolite adalah letakkan pesawat diatas tripod dan ikat
dengan baik pada statif, alat baru diangkat dan dapat diletakkan diatas patok yang sudah
diberi paku. Ditancapkan salah satu kaki tripod dan pegang kedua kaki tripod lainnya.
Kemudian lihat paku dibawah menggunakan unting-unting. Jika paku sudah terlihat, kedua
kaki tripod diletakkan di tanah. Setelah statif diletakkan semua dan patok beserta pakunya
sudah terlihat, ketiga kaki di statif baru diinjak agar posisinya menancap kuat di tanah dan
alat juga tidak mudah digoyang. Selanjutnya, lihat unting-unting, jika unting-untingnya
tidak tepat atur unting-untingnya dengan menggunakan sekrup penyetel. Kemudian lihat
nivo kotak,jika nivo kotak tidak berada di tengah maka alat posisinya miring. Untuk
mengetahui posisi alat yang lebih tinggi, lihat gelembung pada nivo kotak. Jika nivo kotak
berada di timur, posisi alat tersebut akan lebih tinggi di timur sehingga kaki sebelah timur
dipendekkan. Setelah posisi gelmbung pada nivo kotak di tengah, alat sudah dalam keadaan
rata namun masih dalam keadaan kasar. Cara menghaluskannya adalah gunakan nivo
tabung. Dibawah theodolite terdapat 3 sekrup penyetel. Untuk menggunakan nivo tabung
sejajarkan nivo tabung dengan 2 sekrup penyetel dan lihat hingga nivo tabung berada
ditengah. Jika nivo tabung sudah berada ditengah, putar alat 90 atau 270 derajat dan nivo
tabung bisa ditengahkan dengan sekrup 3. Setelah posisi nivo kotak dan nivo tabung sudah
sempurna lihat unting-unting. Jika unting-unting sudah tepat dilingkaran kecil, maka alat
sudah tepat diatas patok. Setelah selesai, tentukan titik acuan yaitu 0⁰00’00 dan kunci
sekrup penggerak horizontal. Nyalakan layer dengan tombol power kemudian setting sudut
horizontal pada 0⁰00’00 dan tekan tombol [0 SET] dua kali. Tekan tombol [V%] untuk
menampilkan pembacaan sudut vertikal.
Survei yang dilakukan menggunakan theodolite dilakukan bila wilayah yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur dan bila wilyah tersebut memiliki relief
atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan
kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington.1997).
Alat survei theodolite yang menjadi modem akurat dalam instrument 1787 dengan
diperkenalkannya Jesse Ramsden alat suvei theodolite besar yang terkenal, yang dibuatnya
dengan menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam
pekerjaan-pekerjaan pengukuran tanah, theodolite sering digunakan dalam bentuk
pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolite juga
dapat berubah fungsi menjadi Pesawat Penyipat Datar bila sudut vertikalnya dibuat 90⁰.
Dengan adanya teropong pada theodolite maka dibidikkan ke segala arah. Didalam
pengerjaan pembangunan gedung, theodolite sering digunakan untuk menentukan sudut
siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolite juga dapat digunakkan untuk
mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
METODE PENELITIAN

1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum “Pengukuran Jarak Vertikal” adalah
Theodolite, tripod, levelling stuff, meter ukur dan pasak.

Gambar 1.1. Theodolite Gambar 1.2. Tripod

Gambar 1.3. Levelling Staff Gambar 1.4. Meter Ukur

Gambar 1.5. Pasak

2. Cara Kerja
Pada praktikum “Pengukuran Jarak Vertikal” ini pasak dipasang pada
tujuh titik (jarak antar pasak 3 meter). Thedolite diatur di titik O1 kemudian diukur
Back Sight ke titik A. Dari titik O1 dilakukan pengukuran Fore Sight ke titik B.
Diulangi hal yang sama pada titik O2 dan O3. Dihitung jarak vertikal
menggunakan data yang sudah didapat.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Tabel 3.1. Data Hasil Pengukuran
Theodolite Point Level (cm) Rise (cm) Fall (cm) Reduced (cm) Remark
O1 A 119 0,6 0 BM
B 118,4 CP
O2 B 112,6 -12 CP
C 124,6 CP
O3 C 114,38 6,28 CP
D 108,1 END

Perhitungan:
BS-FS = 119-118,4
= 0,6 cm
BS-FS = 112,6-124,6
= -12 cm
BS-FS = 114,38-108,1
= 6,28 cm
Note : Rise jika hasil perhtiungan menggunakan rumus BS-FS = (+)
: Fall jika hasil perhtiungan menggunakan rumus BS-FS = (-)
Lakukan Kontrol :
𝛴 𝐹𝑆 − 𝛴 𝐵𝑆 = First RL − Last RL
5,12 = 5,12
Tabel 3.2. Data Hasil Perhitungan
Point Backsight (cm) Foresight (cm) Height of Reduced Reduced Remark
Instrument Level BS Level FS
(cm) (cm) (cm)
A 119 - 119,1 -0,1 - BM
B 112,6 118,4 113,1 -0,5 0,7 CP
C 114,38 124,6 114,6 0,22 -11,5 CP
D - 108,1 - - 6,5 END
Perhitungan:
➢ Reduced Level BS
BS – Height of Instrument = 119 – 119,1
= -0,1 cm (Point A)
BS – Height of Instrument = 112,6 – 113,1
= -0,5 cm (Point B)
BS – Height of Instrument = 114,38 – 114,6
= 0,22 cm (Point C)
➢ Reduced Level FS
Height of Instrument – FS = 119,1 – 118,4
= 0,7 cm (Point B)
Height of Instrument – FS = 113,1 – 124,6
= -11,5 cm (Point C)
Height of Instrument – FS = 114,6 – 108,1
= 6,5 cm (Point D)
Note : Perhitungan Reduced Level FS point B pengukuran FS, theodolite masih
berada pada titik A. Sehingga nilai Height of Instrument nya masih menggunakan
yang berada di titik A.

Tabel 3.3 Hasil Akhir Pengamatan


Point Reduced Level (cm)
A 0
O1 -0,1
B -0,1 + 0,7
O2 -0,1 + 0,7 – 0,5
C -0,1 + 0,7 – 0,5 – 11,5
O3 -0,1 + 0,7 – 0,5 -11,5 – 0,22
D -0,1 + 0,7 – 0,5 -11,5 – 0,22 + 6,5

B. Pembahasan

Analisis Observasi
Pada praktikum “Pengukuran Jarak Vertikal” yang dilakukan pada hari
Selasa, 6 April 2021 pada pukul 17.15 WIB yang dilakukan secara daring. Pada
praktikum modul 1 ini, kami dari kelompok 18 ingin menentukan jarak vertikal
dengan cara yang tertulis pada bagian Cara Kerja.

Analisis Hasil
Pada praktikum kali ini kami mendapatkan hasil Reduced Level BS pada
titik A, B, dan C adalah sebesar -0,1, -0,5 dan 0,22. Hasil yang didapatkan pada
setiap titik berbeda yang disebabkan oleh faktor alam (permukaan tanah) yang
tidak rata pada setiap titik nya. Hasil dan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Data Hasil Perhitungan.
Hasil lainnya yang kami dapatkan pada praktikum ini adalah Reduced
Level FS pada titik B, C, dan D adalah sebesar 0,7, 11,5 dan 6,5. Sama seperti hasil
yang didapatkan pada perhitungan Reduced Level BS, Reduced Level FS juga
mengalami perbedaan pada setiap titik nya. Faktor alam (permukaan tanah) yang
tidak rata merupakan penyebab perbedaan ketinggian pada setiap titik percobaan.
Hasil dan perhitugan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Data Hasil Perhitungan.

Analisis Eror
Pada praktikum ini kemungkinan terjadi eror yang disebabkan oleh
kesalahan praktikan dalam melakukan pembacaan pada meter ukur, pembacaan
data pada thedodolite (human error). Selain disebabakan oleh human error, faktor
alam juga menjadi penyebabnya seperti, cuaca yang tidak mendukung ketika
melakukan percobaan.

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum modul “Pengukuran Jarak Vertikal” yang
dilakukan secara daring pada hari Selasa, 6 April 2021 pada pukul 17.15
WIB, didapatkan data hasil pengukuran menggunakan data yang sudah
diberikan oleh asisten praktikum dan kami masukkan kedalam persamaan
(Backsight - Foresight). Sehingga diperoleh hasil Rise 0,6 cm dan 6,28 cm
serta perhitungan Fall -12 cm. Hasil Rise diperoleh karena datanya postif
sedangkan Fall adalah hasil perhitungan yang negatif.
Dari data hasil perhitungan yang diberikan oleh asisten praktikum kami
juga mengolahnya dengan menggunakan persamaan (Backsight – Height of
Instrument) untuk mendapatkan data Reduced Level Backsight. Hasil yang
diperoleh menggunakan persamaan tersebut adalah -0,1 cm pada titik A -0,5 cm
pada titik B, dan 0,22 cm pada titik C. Selanjutnya untuk mendapatkan nilai
Reduced Level Foresight kami menggunakan persamaan (Height of Instrument -
Foresight) dan didapatkan hasil 0,7 cm pada titik B, -11,5 pada titik C, dan 6,5 cm
pada titik D. Perhitungan Reduced Level Foresight berbeda dengan Reduced Level
Backsight, dimana titik pertama saat melakukan perhitungan Reduced Level
Foresight poin B, posisi theodolite nya masih berada dititik 1 untuk pengukuran
foresight. Sehingga Height of Instrument nya menggunakan Height of Instrument
dititik 1.

APLIKASI PADA DUNIA KERJA


Pengaplikasian pengukuran suatu wilayah menggunakan theodolite pada
dunia kerja sangat dibutuhkan, terutama pada pekerjaan proyek-proyek besar.
Seperti, pembangunan gedung bertingkat, pembangunan jembatan dan masih
banyak lagi. Pengukuran suatu wilayah sebelum dilakukan pembangunan proyek
sangat dibutuhkan untuk mendapatkan data awal yang dibutuhkan dalam
melakukan perencanaan pembangunan proyeknya. Perbedaan ketinggian daratan
(tanah) akan dapat mudah didapatkan dengan menggunakan theodolite.
DAFTAR PUSTAKA
1. Utami, R. F., Prabowo, R., Rudini, & Herfunah, S. (2015). ILMU UKUR
TANAH MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT. Tangerang Selatan: Institut
Teknologi Indonesia.
2. PUPR, D. P. (2006). MODUL SIB-06 : Pengukuran dan Pematokkan. Jakarta:
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
3. Frick, Heinz. 1979. Ilmu Ukur Tanah. Jakarta:Kanisius.
4. Suhendra, Andryan.2011. Studi Perbandingan Hasil Pengukuran Alat
Teodolit Digital dan Manual: Studi Kasus Pemetaan Situasi Kampus Kijang.
ComtechVol.2 No.2.
LAMPIRAN

Gambar 1.6. Pengukuran Jarak Pasak Gambar 1.7. Proses Pengambilan Data
Sumber: Pembimbing Praktikum Sumber : Pembimbing Praktikum

Gambar 1.8. Penggunaan Levelling Stuff Gambar 1.9. Pengukuran Tinggi Teodolit 1
Sumber: Pembimbing Praktikum Sumber: Pembimbing Praktikum

Gambar 1.10. Pengukuran Tinggi Teodolit 2 Gambar 1.11. Pengukuran Tinggi Teodolit 3
Sumber: Pembimbing Praktikum Sumber: Pembimbing Praktikum

Anda mungkin juga menyukai