Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PENGANTAR SURVEYING DAN PEMETAAN

MODUL 1

PERIODE I (2019/2020)

Kelompok X

Nama : Muhammad Daffa Firdian

NIM : 104118043

Kelas : CV-1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR

UNIVERSITAS PERTAMINA

2020
PENGUKURAN JARAK VERTIKAL

Muhammad Daffa Firdian*, Azia Riza10, Rafid Shadiq Marwan10, Sonia Aprilia10, Earline
Sary10
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur,
Universitas Pertamina
*Corresponding author: daffafirdian@outlook.com

Abstrak : Telah dilakukan praktikum modul 1 dengan judul “Pengukuran Jarak Vertikal” yang dilaksanakan pada
Rabu, 29 Januari 2020. Tujuan praktikum in adalah untuk mengukur elevasi atau perbedaan ketinggian antara 2
titik. Nantinya ilmu yang didapat akan digunakan sebagai ilmu dasar dari pemetaan tanah pada dunia konstruksi.
Alat utama yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah dumpy level. Praktikum ini dilaksanakan di antara
Lapangan Sepak Bola Universitas Pertamina dan lapangan voli di kawasan Universitas Pertamina pada pukul 11
siang. Setelah praktikum dilaksanakan, didapatkan reduce level pada titik A,B,C,dan D secara berturut-turut
sebesar 0 cm, +2,8 cm, +5,95 cm, dan +6,95 cm dari Benchmark. Sedangkan, nilai reduce level dari titik O1, O2,
dan O3 berturut-turut sebesar -5,7 cm, +6,25 cm, dan +1,55 cm dari Benchmark.
Kata kunci : elevasi, konstruksi, dumpy level, benchmark, reduce level.

Abstract : Module 1 practicum has been conducted with the title "Vertical Distance Measurement" which
was carried out on Wednesday, January 29, 2020. The purpose of this practicum is to measure elevation or
height difference between 2 points. Later the knowledge gained will be used as a basic science of land mapping
in the construction world. The main tool used in this practicum is dumpy level. The practicum was held between
Pertamina University Soccer Field and volleyball field in Pertamina University area at 11 noon. After the
practicum was carried out, it was found to reduce levels at points A, B, C, and D respectively by 0 cm, +2.8 cm,
+5.95 cm, and +6.95 cm from the Benchmark. Meanwhile, the reduce level values of O1, O2, and O3 points are
-5.7 cm, +6.25 cm, and +1.55 cm from Benchmark, respectively.

Keywords: elevation, construction, dumpy level, benchmarks, reduce level.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam arti yang lebih umum, survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah disiplin
ilmu yang meliputi semua metode untuk mengukur dan mengumpulkan informasi tentang fisik
bumi dan lingkungan, pengolahan informasi, dan menyebarluaskan berbagai produk yang
dihasilkan untuk berbagai kebutuhan. Survei memiliki peran yang sangat penting sejak awal
peradaban manusia. Diawali dengan melakukan pengukuran dan menandai batas-batas pada
tanah-tanah pribadi.

Dengan berlalunya waktu, kepentingan akan bidang survei terus meningkat dengan
meningkatnya permintaan untuk berbagai peta dan jenis spasial terkait informasi lainnya dan
memperluas kebutuhan untuk menetapkan garis yang akurat dan untuk membantu proyek
konstruksi.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan elevasi yang didapat pada percobaan ?


2. Bagaimana cara mengoperasikan alat Dumpy Level ?

Tujuan

1. Menentukan perbedaan elevasi pada tiap titik tinjau.


2. Menentukan nilai reduce level pada O1, O2, dan O3

Teori Dasar

Waterpass/Sipat Datar merupakan salah satu alat pengukuran yang digunakan khusus
untuk menentukan beda tinggi antara titik-titik dii permukaan Bumi. Acuan yang digunakan
ialah Mean Sea Level (MSL) atau referensi lokal. Waterpass digunakan untuk menentukan
elevasi/ peil untuk lantai, balok, dan lain-lain yang membutuhkan elevasi berdasarkan
ketinggian titik yang diketahui. Alat ini digunakan untuk mengecek ketinggian penulangan
agar tidak melebihi tinggi rencana dan mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga
lantai yang dihasilkan dapat datar. Selain itu juga dapat digunakan untuk pembuatan
tanda/marking pada kolom/dinding sebagai acuan pekerjaan lain, seperti acuan untuk
pekerjaan dinding panel precast, serta dapat digunakan dalam
pengecekan settlement bangunan.

Secara umum tujuan pekerjaan survey adalah untuk :


1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda diatas permukaan
2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau dibawah
suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air laut tenang
3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya
4. Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garis yang terdapat diatas permukaan
bumi yang merupakan batas dari suatu areal tertentu.
Gambar 1.1 Beda Elevasi pada Permukaan

Karena observasi ini bertujuan untuk mendapatkan nilai beda tinggi atau elevasi maka,
setelah data observasi dilakukan beberapa perhitungan untuk menentukan nilai beda tinggi atau
elevasi tersebut yang biasa disebut dengan reduce level (RL). Reduce level dihitung pada
backsight dan juga foresight, hasil rise / fall pada titik observasi serta nilai Reduce level pada
observasi dapat menggunakan persamaan :

Fall = Backsight – Foresight (persamaan 1.1)

Reduce Level = RLbefore ± rise/fall (persamaan 1.2)

Reduce Level(alat) = ( RLi + BSi ) - HI (High of Instrument) (persamaan 1.3)

∑Foresight - ∑Backsight = 1st RL - Last RL (Error Calculation) (persamaan 1.4)


METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebuah Dumpy level + Tripod,
Levelling Staff, Tapping, dan Pasak.

Gambar 1.2 Sumpit sebagai pasak Gambar 1.3 Dumpy level + Tripod Gambar 1.4 Levelling Staff

Cara Kerja

Menentukan panjang sejauh 18m yang diukur menggunakan tapping, dan diberi
petanda oleh pasak setiap jarak 3m. Dumpy level disiapkan dan dipasangkan ke tripod. Dumpy
level dikalibrasikan vertikal tepat dibawah pasak pada O1, O2, dan O3. Pada saat dumpy level
di O1, backsight dan foresight diukur pada posisi A & B, backsight dan foresight pada O2 di
posisi B & C, dan O3 pada posisi C & D dengan menggunakan Levelling Staff. Nilai pada
levelling staff di setiap posisi dicatat.

Gambar 1.5 Ilustrasi pengamatan setiap posisi


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1.1 Hasil Pembacaan Skala


Point Backsight (cm) Foresight (cm) Height of Remarks
Instrument
(cm)
O1 A 136,3 142 Benchmark
B 133,5 Change point
O2 B 143,45 140 Change point
C 140,3 Change point
O3 C 136,6 141 Change point
D 135,6 Change point

Tabel 1.2 Pengolahan Data


Point Backsight Foresight Rise Fall Reduce Reduce
(cm) (cm) Level Level
(alat)
O1 A 136,3 2,8 0 -5,7
B 133,5 +2,8
O2 B 143,45 3,15 +2,8 +6,25
C 140,3 +5,95
O3 C 136,6 1 +5,95 +1,55
D 135,6 +6,95

Perhitungan :

1. Backsight – Foresight ( Note: + = Rise, - = Fall )


 O1 Backsight – Foresight = 136,3 – 133,5 = 2,8 cm
 O2 Backsight – Foresight = 143,45 – 140,3 = 3,15 cm
 O3 Backsight – Foresight = 136-6 – 135,6 = 1 cm

2. RL
O1 (A) = 0 (datum)
(B) = 0 + (+2,8) = +2,8
O2 (A) = 0 + (+2,8) = +2,8
(B) = (+2,8) + 3,15 = +5,95
O3 (A) = 0 + (+5,95) = +5,95
(B) = (+5,95) + 1 = +6,95
3. RL Alat
O1 = ( 0 + 136,3 ) – 142 = - 5,7 cm
O2 = ( 2,8 + 143,45 ) – 140 = + 6,25 cm
O3 = ( 5,95 + 136,6 ) – 141 = + 1,55 cm
Analisis eror simple calculation check :
∑FS - ∑BS = 1st RL - Last RL
409,4 – 416,35 = 0 – 6,95
-6,95 = -6,95

Gambar 1.6 Sketsa Observasi

Pembahasan
1. Analisis Observasi
Observasi yang kami telah lakukan pada praktikum modul 1 ini dilaksanakan di
pinggir antara Lapangan Bola Pertamina Simprug dan Lapangan Voli Universitas
Petamina, pada hari Rabu tanggal 29 Januari 2020. Observasi yang kami lakukan
kurang lebih pada pukul 11.00 sampai 13.00 WIB. Kondisi tanah lumayan baik karena
tidak terjadi hujan sebelumnya sehingga tidak terlalu lembab ataupun basah, sehingga
tidak ada terkendala dalam proses praktikum dilakukan. Pengukuran elevasi ini
diobservasi pada 3 titik tinjauan, yaitu O1, O2, dan O3.

2. Analisis Hasil

Setelah proses observasi dilakukan dan mendapatkan data ketinggan pada setiap
titik ( Backsight dan Foresight ), dilanjutkan dengan melakukan crosscheck pada data
yang telah didapatkan. Cara untuk crosscheck pada kelompok kami adalah dengan
menggunakan persamaan simple calculation error, yaitu dengan rumus Σ BS – Σ FS =
RLtitik terakhir.
Nilai FS sendiri didapat dari hasil pembacaan skala pada foresight dan nilai BS
didapat dari hasil pembacaan skala pada backsight. Nilai RL didapat dari (FS + BS)
dikurang dengan ketinggian alat. Setelah dihitung, kelompok kami mendapatkan hasil
tidak terdapat error.

3. Analisis Eror
Setelah dihitung dengan mengunakan metode simple calculation error kelompok kami
mendapatkan hasil ruas kanan yang sama dengan ruas kiri. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa data yang telah kami lakukan observasi sudah sesuai dan tidak terdapat error.

KESIMPULAN

Pada titik observasi O1, didapatkan nilai 5,7cm dibawah datum, pada titik O2
mengalami kenaikan elevasi sebesar 6,25cm , dan pada O3 mengalami kenaikan elevasi sebesar
1,55cm. dari hasil yang telah kami dapatkan tersebut, didapatkan informasi bahwa elevasi pada
tanah yang kami lakukan observasi memiliki perbedaan ketinggan pada setiap titik.

APLIKASI DALAM DUNIA KERJA

Aplikasi yang dapat dilakukan dalam dunia kerja antara lain untuk menunjukkan
seberapa sejajar atau tegak lurus suatu permukaan. Fungsi dari alat ini adalah memastikan
bahwa pondasi atau awal mula suatu pondasi tidak miring dan sejajar sesuai dengan sketsa.
Manfaat penting lainnya dari pengukuran ini adalah untuk kepentingan proyek - proyek yang
berhubungan dengan pekerjaan tanah (Earth Work) misalnya untuk menghitung volume galian
dan timbunan.
REFERENSI

1. Gomes, Pablo. (2015). Land Surveying History of Theodolite.


https://www.scribd.com/document/260681021/Land-Surveying-history-of-the-
theodolite 04 Februari 2020.
2. Reduced level. (2018, Agustus 29). Diakses dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Reduced_level
3. Zahiyah, Arifah (2017). Ilmu Ukur Tanah ( Waterpass dan Theodolite ).
https://www.academia.edu/12512098/Ilmu_Ukur_Tanah_Waterpass_dan_Theodolit_?auto
=download
LAMPIRAN

Gambar 1.7 Menentukan nilai titik pada levelling staff

Anda mungkin juga menyukai