Laporan Iut Modul 5 (Kelompok A5 - Onal Putra)
Laporan Iut Modul 5 (Kelompok A5 - Onal Putra)
4. M. Rayhandyono - 1706035561
Kelompok : A5
A. TUJUAN
Untuk menemukan perbedaan ketinggian antara dua titik.
B. DASAR TEORI
Pengukuran permukaan (Levelling) adalah pengukuran ketinggian
permukaan geometri bumi diantara 2 titik yang menjadi landasan atau acuan.
Metode levelling dibagi 4 yaitu : barometer, hypsometer, pengukuran langsung
dan, pengukuran tak langsung. Sedangkan pencatatan pengkuran (levelling
field book) dibagi 2 tipe yaitu metode rise and fall dan metode height of
instrument.
Metode rise and fall mencatat beberapa nilai yang terukur pada alat ukur
secara berturut-turut. Metode ini dapat dipercaya dalam hal pencatatan hasil
perhitungan dalam format standar karena mengurangi nilai kesalahan. Hasil
pengukuran yang dilakukan beberapa kali dapat mengoreksi nilai kesalahan
sistem.
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Dari gambar diatas, ketinggian titik a adalah 2.365 m dan elevasi garis pada
I1 adalah 102.365 yang didapatkan dengan menambah elevasi titik A (100m)
dan ketinggian titik A (2.365m). sehingga elevasi titik S1 (101.130 m) yang
diperoleh dengan mengurangi pembacaan instrumen I1 (1.235 m) dari
ketinggian instrumen (102.365 m). Kemudian pada saat instrumen berada di
titik I2 diketahui ketinggian S1 (0.685m) dengan demikian ketinggian alat pada
titik I2=101.81 m. Hal itu didapat dengan menambah ketinggian titik S1
(101.130m) dengan ketinggian S1(0.685m) pada pembacaan.
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. DATA PRAKTIKUM
BM
BS = 16,35 dm
RL = 10 dm
Point A B C D E
FS 15,65 14,45 13,05 15,4 17,55
BS 15,7 15,4 15,1 14,6 -
D. PENGOLHAN DATA
2. Metode H.I.
Titik BS(dm) FS(dm) HI(dm) RL(dm) Remark
0 16,35 - 26,35 10 BM
A 15,7 15,65 26,4 10,7
B 15,4 14,45 27,35 11,95
C 15,1 13,05 29,4 14,3
D 14,6 15,4 28,6 14
E - 17,55 - 11,05
E. ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Percobaan ini bertujuan untuk elevasi dua titik yang di survei (levelling)
dengan menggunakan 2 metode perhitungan, yaitu metode H.I dan Rise and
Fall. Tapi, percobaan hanya satu kali dengan menggunakan data yang sama.
Langkah awal dari praktikum ini adalah memancangkan 2 pasak secara acak
dan membentuk garis . Pasak pertama dipancangkan ke belakang alat (BD)
dan pasak kedua dipancangkan ke depan alat (FS). Pemancangan kedua
pasak harus kencang menancap ke tanah dan tegak lurus terhadap bidang
tanah agar alat ukur ketinggian bisa dengan tepat menunjukkan hasil
pengukuran. Pemancangan pasak diusahakan tidak terlalu jauh agar kedua
titik bisa lurus, jika pasak dipasangkan jauh dari pasak alat baca maka
dibutuhkan alat bantu berupa meteran gulung atau tali dan rekan praktikan
yang bisa memastikan kedua titik lurus. Setelah itu, di ujung atau titik target
berdiri seorang praktikan untuk memegang levelling staff sebagai alat ukur.
Begitu pula selanjutnya, dengan cara yang sama praktikan mencari nilai BS
dan berbeda 4 titik yang berbeda.
b. Analisis Hasil
Setelah mendapatkan hasil pengukuran menggunakan waterpass dan alat
ukur, maka data yang didapatkan diolah agar mendapatkan area geomtetri
tanah yang terbentuk dari 4 titik.
c. Analisis Kesalahan
Secara teoritis praktikum ini tidak dapat dihitung nilai kesalahannya
karena belum ada data yang pernah tinggi tanah yang disurvei dan tidak ada
benchmark yang nilai datumnya diketahui. Namun pengukuran ini juga tidak
bisa dikatakan benar karena ada beberapa hal yang menjadi kelalaian
praktikan seperti saat mengukur ketinggian alat menggunakan meteran
gulungan, praktikan tidak mengetahui titik tengah lensa dan agak susah
meluruskan meteran dari pasak ke titik tengah lensa. Selain itu pengukuran
juga menggunakan alat ukur (levelling staff) yang hanya memiliki ketelitian
1 mm.
F. APLIKASI
Praktikum ini dilakukan untuk menunjang pembelajaran sehingga bisa
menghitung perbedaaan elevasi tanah menggunakan 2 metode tersebut
dilapangan.
G. KESIMPULAN
H. REFERENSI
1. http://www.icsm.gov.au/mapping/surveying2.html
2. Singh, Ron dkk.2000. Basic Surveying. Department of Transportation.
I. LAMPIRAN