Anda di halaman 1dari 8

Labotarium Survey dan Pemetaan

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

Anggota Kelompok : 1. Aizka Fatimatuzahra - 1706042352

2. Farhan Ramadhan - 1706042402

3. Fidela Vivi Cahyati - 1706042365

4. Fikria Maharani - 1706986183

5. Livia Nur Sabrina - 1706042346

Kelompok : D9

Hari/Tanggal Praktikum : Rabu, 3 Oktober 2018

Judul Praktikum : 06 – Differential Levelling Involving Invert Levels Reduction

Nama Asisten : Benedicta Vanessa Vanda Riberu

Tanggal Pengumpulan : Paraf :

A. TUJUAN
Untuk menentukan perbedaan ketinggian tempat dengan melibatkan pengurangan ketinggian.

B. DASAR TEORI
Metode height of instrument digunakan untuk menentukan elevasi / tinggi atau beda
tinggi suatu lantai, balok, bangunan dan lain-lain yang membutuhkan elevasi berdasarkan
ketinggian titik yang diketahui. Metode ini digunakan untuk mengecek ketinggian
penulangan agar tidak melebihi tinggi dari rencana pembangunan. Elevasi dari titik yang
tidak diketahui bisa didapatkan dengan mengurangi pembacaan sesuai ketinggian instrumen.
Dalam pembuatan jalan maupun pembangunan diperlukan suatu pengukuran beda
tinggi agar dapat diketahui perbedaan tinggi yang ada di permukaan tanah. Sipat datar
(levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik di permukaan
tanah. Sebuah bidang datar acuan, atau datum, ditetapkan dan elevasi diukur terhadap bidang
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

tersebut. Beda elevasi yang ditentukan dikurangkan dari atau ditambah dengan nilai yang
ditetapkan tersebut, dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.

S1
I1

Gambar 1. Ilustrasi metode height of instrument


Sumber : John A. Dutton e-Education Institute - Penn State

Dari gambar di atas, ketinggian titik A adalah BS dan elevasi garis pada I1 (HI)
adalah jumlah elevasi titik A (ZA=100m) dan ketinggian titik A (BS). Sehingga elevasi titik
S1 diperoleh dengan mengurangi pembacaan titik B dan ketinggian instrumen.

C. DATA PRAKTIKUM

Gambar 2. Levelling staff pada Objek A


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 3. Levelling staff pada Objek B


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

Gambar 4. Levelling staff pada Objek C


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

Height of Instrument : 114,5 cm


Tabel 1. Ketinggian Objek yang Diukur
Point Backsight (cm) Foresight (cm)
A 142,5 -195
B 142,5 -262,5
C 142,5 -142,5

Sumber: Data Praktikum Praktikan, 2018


Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

D. PENGOLAHAN DATA
Tabel 2. Jarak Titik - Titik yang Diukur
Backsight Foresight Reduced Level Ketinggian Titik
Point
(cm) (cm) (cm) (cm)
A 142,5 309 -166,5 266,5
B 142,5 376,6 -234 334
C 142,5 256,5 -144 214

Sumber: Pengolahan Data Praktikum Praktikan, 2018

FS = Height of Instrument – (FSo)


RL = BS - FS
Ketinggian Titik = 100 cm + RL

E. ANALISIS
Analisis Percobaan
Percobaan modul 06 yang berjudul Differential Levelling Involving Invert Levels
Reduction ini dilakukan di lapangan GK Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Metode
dalam percobaan ini digunakan untuk menentukan perbedaan ketinggian tempat dengan
melibatkan pengurangan ketinggian. Untuk melakukan percobaan ini, praktikan
menggunakan alat dumpy level yaitu waterpass untuk membaca skala pada staff, tripod
sebagai penopang waterpass, levelling staff sebagai alat ukur yang akan dibaca pada
waterpass dan objek yang akan diukur Praktikan menggunakan 3 objek untuk diukur
ketinggiannya, yaitu daun pada pohon hijau sebagai objek A, ranting pada pohon sebagai
objek B dan dinding bangunan di lapangan GK sebagai objek C.
Hal pertama yang dilakukan praktikan adalah menancapkan tripod pada satu titik antara
benchmark dan objek yang akan diamati. Lalu, praktikan memasang waterpass pada tripod
dan mengatur agar waterpass terpasang dengan kokoh. Pada praktikum ini, praktikan
menggunakan waterpass karena praktikan tidak menghitung besar sudut sehingga tidak
diperlukan theodolite. Kemudian, praktikan mengatur nivo pada alat agar tepat di tengah-
tengah yang menunjukkan alat tersebut sudah dalam keadaan seimbang.
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pada pengukuran pertama, praktikan meletakkan levelling staff sejajar di depan objek A
dengan kondisi terbalik karena objek pengamatan yang tinggi sehingga pengukuran dimulai
dari titik 0 ke bawah. Kemudian, praktikan mengarahkan waterpass pada objek dan membaca
skala yang terbidik pada alat ukur levelling staff. Lalu, praktikan mencatat angka pada skala
sebagai data FS (foresight). Pada pengukuran objek B dan objek C, praktikan melakukan hal
yang sama seperti prosedur pembacaan alat pada objek A.
Setelah data FS pada masing-masing objek diperoleh, praktikan menghitung ketinggian
pada benchmark dengan meletakkan levelling staff sejajar dengan benchmark. Kemudian,
praktikan mengarahkan dumpy level ke arah levelling staff dan mencatat skala yang terbidik
pada waterpass. Dalam percobaan ini, praktikan menggunakan tiang biru pada lapangan GK
sebagai benchmark.

Analisis Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, praktikan mendapatkan pembacaan tinggi
objek A sebesar -195 cm, pembacaan tinggi objek B sebesar -262,5 cm dan pembacaan tinggi
objek C -142,5 cm sejajar dengan tinggi jarak pandang praktikan serta ketinggian benchmark
sebesar 142,5 cm dengan height of instrument 114,5 cm. Data pengukuran yang diuji diolah
dengan menghitung reduced level sehingga dapat menghitung ketinggian titik objek.
Reduced level merupakan pengurangan atau selisih ketinggian titik acuan (benchmark)
dengan tinggi objek. Sehingga dengan menggunakan metode height of instrument praktikan
memperoleh ketinggian objek A sebesar 266,5 cm, ketinggian objek B sebesar 334 cm dan
ketinggian objek C ebesar 214 cm dari datum. Datum adalah suatu titik fundamental yang
didefinisikan secara astronom geodesi merupakan titik awal (referensi) dari suatu
perhitungan, dalam praktikum ini titik datum berada 100 cm di bawah permukaan tanah.

Analisis Kesalahan
Dalam melakukan percobaan modul 06, terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan
oleh praktikan yaitu:
 Kesalahan dalam menentukan posisi dumpy level yang seimbang
 Kesalahan dalam membaca skala pada levelling staff
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

 Kesalahan dalam meletakkan levelling staff, sehingga tidak sejajar dengan tinggi objek
yang diamati
 Kesalahan dalam menggunakan levelling staff yang tidak tegak lurus dengan tanah
 Ketidaktelitian dalam perhitungan dan pembulatan angka

F. APLIKASI
Pengukuran dengan metode height of instrument digunakan dengan mengitung titik
tertentu dari ketinggian instrumen sehingga memungkinkan untuk menghitung objek yang
tinggi, seperti:
 Menghitung tinggi gedung
 Menghitung tinggi tower
 Mengitung tinggi pohon
 Menghitung tinggi kontur tanah
 Menghitung tinggi antena
 Menghitung tinggi tangga

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang didapatkan oleh praktikan, praktikan dapat
menyimpulkan bahwa:
 Metode height of instrument digunakan untuk menentukan elevasi / tinggi atau beda
tinggi suatu lantai, balok, bangunan dan lain-lain yang membutuhkan elevasi
berdasarkan ketinggian titik yang diketahui.
 Elevasi dari titik yang tidak diketahui bisa didapatkan dengan mengurangi ketinggian
instrumen dengan pembacaan tinggi objek.
 Ketinggian objek A (daun pada pohon hijau) sebesar 266,5 cm dari datum.
 Ketinggian objek B (ranting pada pohon) sebesar 334 cm dari datum.
 Ketinggian objek C (bangunan di lapangan GK) sebesar 214 cm dari datum.
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

H. REFERENSI
Modul Praktikum Ilmu Ukur Tanah. “Differential Levelling Involving Invert Levels Reduction”.

Fathoni, Rini. Diakses 7 Oktober 2018. "Ilmu Ukur Tanah".


https://www.academia.edu/17461315/Ilmu_Ukur_Tanah

Nptel. Diakses 8 Oktober 2018. "Height of Instrument".


https://nptel.ac.in/courses/105107122/modules/module4/html/44.htm

I. LAMPIRAN

Gambar 4. Praktikan mengatur posisi dumpy level agar seimbang


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

Gambar 4. Levelling staff pada benchmark


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 5. Praktikan membaca skala yang terbidik oleh waterpass


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

Anda mungkin juga menyukai