Pengukuran Beda Tinggi
Pengukuran Beda Tinggi
PENDAHULUAN
Perencanaan pembangunan maupun pemantauan stabilitas bangunan
merupakan salah satu ranah dari teknik sipil. Maka perlu dilakukan pemilihan
metode pengukuran yang tepat pemilihan metode memungkinkan pengukuran yang
dilakukan menjadi optimal. Evaluasi terhadap metode yang digunakan juga perlu
dilakukan agar dapat dianalisis Pengaruh mode yang digunakan terhadap penentuan
pengukuran yang dihasilkan (Rosalina 2015).
Masalah penentuan pengukuran dalam mengukur posisi vertikal titik titik di
m
er as
permukaan bumi perlu diatasi agar tidak ada perbedaan nilai beda tinggi dengan
co
aslinya. Cara pengambilan dan pengolahan data perlu dipertimbangkan agar nantinya
eH w
dapat memperlancar dalam survei pemetaan. Oleh karena itu, praktikum ini
o.
dilakukan untuk mengukur perbedaan ketinggian antara lokasi satu dengan yang lain
rs e
dengan metode yang tepat (Rinaldy dan Anwari 2013).
ou urc
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan mempelajari dan mampu mengukur perbedaan
o
ketinggian antara dua lokasi atau elevasi suatu tempat dengan metode diferensial
aC s
1. Theodolite
ar stu
2. Target Rod
3. Pita ukur
4. Patok
sh is
5. Kapur
Th
6. Tripod
7. Payung
8. Alat tulis
METODE
Praktikum yang berjudul pengukuran beda tinggi ini dilaksanakan di koin IPB
pada hari Kamis, 18 Oktober 2018 penjelasan diberikan oleh asisten praktikum
sebelum praktikum dimulai. Praktikum dilakukan dengan dua metode, yaitu metode
diferensial leveling dan trigonometri leveling dengan ketinggian relatif besar. Stasiun
1 diletakkan di antara titik A dan B lalu bidik backsight dan foresight dari titik A dan
B. Pengukuran dilakukan secara pergi dan pulang.
This study source was downloaded by 100000823591687 from CourseHero.com on 09-21-2021 23:48:56 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/55916672/PENGUKURAN-BEDA-TINGGIdocx/
Pengukuran beda tinggi dengan metode diferensial leveling dapat dihitung
dengan rumus
Elevasi = Beda elevasi + Elevasi titik datum ….(1)
Beda elevasi = BTbs – BTfs ….(2)
Keterangan :
BTbs : Benang tengah saat bidikan backsight
BTfs : Benang tengah saat bidikan foresight
Sedangkan pengukuran beda tinggi dengan metode trigonometri leveling
dapat dihitung melalui rumus:
Elevasi = Beda elevasi + Elevasi titik datum ….(1)
Beda elevasi = ½ (BA – BB) sin 2θ + TA – BT….(2)
Keterangan :
BA : Benang atas
BB : Benang bawah
θ : Sudut kemiringan
m
er as
TA : Tinggi alat
co
BT : Benang tengah
eH w
o.
PEMBAHASAN rs e
Pengukuran beda tinggi adalah suatu pekerjaan pengukuran untuk menentukan
ou urc
beda tinggi beberapa titik di muka bumi terhadap tinggi air laut rata-rata. Pekerjaan
ini dapat pula dapat diaplikasikan pada pekerjaan konstruksi bangunan di mana titik-
titik konstruksi harus ditentukan ketinggiannya atau elevasinya. Melakukan
o
penggunaan alat dan metode pengukuran harus tepat dan akurat sehingga dapat
v i y re
muka (FS) dan rambu belakang (BS) yang didirikan pada kedua titik tersebut. Jika
ar stu
jarak antak titik control pemetaan relative jauh, pengukuran beda tinggi dengan
penyipat datar dapat dilakukan dengan satu kali berdiri alat. Oleh karena itu antara
dua buah titik kontrol yang berurutan dibuat berbeda dengan titik bantu pengukuran
sh is
Pengukuran beda tinggi dengan cara trigonometri adalah cara untuk memperoleh
perbedaan tinggi dengan cara observasi sudut elevasi. Metode ini menggunakan alat
theodolite sehingga jarak akan langsung diperoleh saat dilakukan pengukuran.
Ketelitian hasil pengukuran beda tinggi metode trigonometri rendah dibandingkan
pengukuran beda tinggi metode diferensial leveling. Hal ini dikarenakan banyak
besaran-besaran yang harus diukur dibanding dengan diferensial levelling sehingga
memberikan kontribusi kesalahan yang lebih besar (Parseno 1998).
Data yang diperoleh dari hasil praktikum beda elevasi elevasi dan jarak dari
perhitungan metode diferensial leveling dan trigonometri. Metode diferensial
levelling didapatkan beda elevasi sebesar 6,413 m elevasi sekitar 256,413 m dan
jarak sebesar 5,067 m. Sedangkan metode trigonometri dapatkan beda elevasi
This study source was downloaded by 100000823591687 from CourseHero.com on 09-21-2021 23:48:56 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/55916672/PENGUKURAN-BEDA-TINGGIdocx/
sebesar 3,28 m besar 253,28 m dan jarak sebesar 3,37 m. Terlihat kedua metode
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Banyak besaran yang harus diukur pada
metode trigonometri dibandingkan dengan metode diferensial leveling. Oleh karena
itu ketelitian hasil pengukuran beda tinggi dengan metode diferensial leveling lebih
tinggi dibanding metode trigonometri.
Beberapa aplikasi dari penerapan dari adanya pengukuran beda tinggi yaitu untuk
pekerjaan pemetaan topografi dan perencanaan dalam pembangunan di suatu
wilayah. Data dari pengukuran beda tinggi dapat diolah dan menghasilkan peta
topografi suatu wilayah guna perencanaan pembangunan seperti perencanaan saluran
air untuk pengairan irigasi sawah di wilayah tertentu. Selain itu, dapat juga
digunakan dalam pemantauan stabilitas bangunan di suatu wilayah (Rosalina 2015).
SIMPULAN
Pengukuran beda tinggi dilakukan untuk menentukan elevasi pada lokasi
tertentu. Metode yang digunakan dalam pengukuran beda tinggi metode diferensial
m
er as
leveling dan trigonometri. Metode diferensial leveling didapatkan beda elevasi
co
sebesar 6,413 m elevasi sebesar 256,413 m jarak sebesar 5,067 m. Metode
eH w
trigonometri didapatkan beda elevasi sebesar 3,28 m elevasi sebesar 253,28 m dan
o.
jarak sebesar 3,37 m. Ketelitian metode diferensial leveling lebih tinggi
rs e
dibandingkan metode trigonometri karena besaran yang digunakan tidak terlalu
ou urc
banyak. Penerapan dari adanya pengukuran beda tinggi ini yaitu dalam pembuatan
peta topografi suatu wilayah perencanaan pembangunan serta dalam pemantauan
stabilitas bangunan di suatu wilayah.
o
aC s
Saran
v i y re
matahari
ar stu
Daftar Pustaka
Basuki. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta (ID) : Gajah Mada University Press.
sh is
Frick H. 1979. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta (ID) : Kanisius.
Th
This study source was downloaded by 100000823591687 from CourseHero.com on 09-21-2021 23:48:56 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/55916672/PENGUKURAN-BEDA-TINGGIdocx/
LAMPIRAN
1. Aftah pencatat
2. Joice mencatat
3. Amel menghitung data
4. Inul mengukur dengan theodolite
5. Adhimenghitung data
6. Naufal mengukur dengan pita Ukur
7. Kukuh memegang target Rod
8. Fa’i mengukur dengan
9. Arman memegang target Rod
10. Bagas pengatur theodolite
11. Ariq mengukur dengan pita Ukur
m
er as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th
This study source was downloaded by 100000823591687 from CourseHero.com on 09-21-2021 23:48:56 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/55916672/PENGUKURAN-BEDA-TINGGIdocx/
Lampiran 2 Alat bahan, data, contoh perhitungan, dan hasil
m
er as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
Gambar 1. Lokasi praktikum dan alat dan bahan praktikum
o
aC s
v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th
This study source was downloaded by 100000823591687 from CourseHero.com on 09-21-2021 23:48:56 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/55916672/PENGUKURAN-BEDA-TINGGIdocx/
Lampiran 2 Alat bahan, data, contoh perhitungan, dan hasil (lanjutan)
m
er as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
Gambar 3. Sketsa dan hasil perhitungan metode diferensial leveling
o
aC s
v i y re
ed d
ar stu
sh is
Th
This study source was downloaded by 100000823591687 from CourseHero.com on 09-21-2021 23:48:56 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/55916672/PENGUKURAN-BEDA-TINGGIdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)