Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

JOB 5
VIRTIKALITY KOLOM DAN PENERUSAN
KOLOM PADA LANTAI BERTINGKAT

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Umum
 Penerapan K3 untuk job Vertikality Kolom dan Penerusan Kolom pada
Lantai Bertingkat.

 Mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan untuk job Vertikality Kolom
dan Penerusan Kolom pada Lantai Bertingkat.

 Memahami penggunaan alat untuk job Vertikality Kolom dan Penerusan


Kolom pada Lantai Bertingkat.

 Memahami metode untuk job Vertikality Kolom dan Penerusan Kolom


pada Lantai Bertingkat.

 Memahami pemecahan masalah yang ada saat melakukan job Vertikality


Kolom dan Penerusan Kolom pada Lantai Bertingkat.
2. Tujuan Khusus
 Memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam
melakukan job Vertikality Kolom dan Penerusan Kolom pada Lantai
Bertingkat.
B. DASAR TEORI
Vertikality atau kevertikalan merujuk pada kondisi ketika suatu objek atau
struktur berdiri tegak lurus atau vertikal terhadap garis horizontal atau datar
referensi. Dalam konteks kolom, vertikality mengacu pada kondisi dimana
kolom berdiri tegak lurus terhadap lantai atau dasar yang mendukungnya.

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Pengecekan vertikalitas kolom dilakukan untuk memastikan bahwa kolom


berdiri tegak lurus atau vertikal. Untuk menentukan vertikality kolom, beberapa
cara dapat dilakukan.
1. Pengecekan Visual: Lakukan pengecekan visual untuk melihat apakah
kolom tampak lurus dan tidak miring secara kasat mata. Namun, metode ini
tidak cukup akurat dan hanya memberikan indikasi awal.
2. Pengukuran menggunakan alat sederhana, Dengan menggabungkan prinsip
gravitasi dan geometri dasar, pengecekan vertikalitas kolom menggunakan
unting-unting dapat dilakukan. Jika unting-unting yang digantung pada titik
referensi dan kolom menunjukkan jarak yang sama di kedua sisi kolom, itu
berarti kolom berdiri tegak lurus atau vertikal.
3. Pengukuran Menggunakan Total Station dengan total station, sudut vertikal
kolom dapat diukur dengan akurasi tinggi, memungkinkan pengecekan yang
lebih presisi terhadap kevertikalan.
Dalam konstruksi bangunan bertingkat, penerusan kolom adalah proses
memastikan bahwa kolom yang terletak di lantai bawah berlanjut secara vertikal
hingga lantai-lantai yang lebih tinggi. Sebagai seorang surveyor, penting untuk
memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip geometri, pengukuran tinggi,
dan teknik pengukuran yang akurat untuk memastikan kolom-kolom berlanjut
secara vertikal dengan presisi yang tinggi dalam pembangunan bangunan
bertingkat.
Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan posisi kolom lantai bertingkat:
1. Referensi vertikal
2. Pemindahan referensi
3. Pengukuran tinggi kolom berikutnya
4. Analisis perbedaan tinggi
5. Koreksi dan penyesuaian

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

C. ALAT, BAHAN, APK, DAN APD


1. Alat

Gambar 5.2 satu set Gambar 5.3 Tripod


Gambar 5.4 Prisma
Total station

Gambar 5.5 Penggaris Gambar 5.6 Laptop Gambar 5.7 Palu

Gambar 5.8 Alat tulis Gambar 5.9 Jalon Gambar 5.10 Kalkulator

Gambar 5.11 benang


tukang sipatan
2. Bahan

Gambar 5.12 Kapur Gambar 5.13 Tinta Gambar 5.14 Paku

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Alat Pelindung Kerja (APK)

Gambar 5.15 Payung


4. Alat Pelindung Diri (APD)

Helm Proyek

Rompi

Sepatu
Safety

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

D. LANGKAH KERJA
1. Tentukan lokasi tempat berdiri alat, titik BM, FS1 dan FS2 serta kolom
yang akan di ukur. Usahakan titik berdiri alat dapat menjangkau tiga titik
ikat yang telah ditentukan (BM, FS1, FS2).

2. Mendirikan tripod dan total station pada titik yang telah ditentukan dan
usahakan alat nivo.

Gambar 5.18 Mendirikan alat

3. Tempatkan Prisma jalon pada titik BM yang telah ditentukan sebelumnya,


kemudian alat disetting sudut horizontal 0̊ 00’ 00’’ lalu menembak ke
prisma untuk membaca jarak HD.

Gambar 5.19 Mendirikan prisma jalon

4. Kemudian menembak titik FS1 dan FS2 sebagai titik ikat lalu membaca
sudut horizontal dan jarak HD setiap titik.

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Gambar 5.20 Menembak titik

5. Menandai tiga titik bagian bawah kolom dan tiga titik bagian atas kolom
yang akan ditinjau sebagai acuan titik penembakan menggunakan spidol.

Gambar 5.21 Menentukan titik tembak Gambar 5.22 Sketsa

6. Membaca data sudut horizontal dan jarak HD untuk setiap titik dan bagian
kolom.

Gambar 5.23 Membaca sudut horizontal

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

7. Setelah mendapatkan data kemudian, drafter membuat sketsa hasil dari


pengukuran.

Gambar 5.24 Mensketsa hasil pengukuran

8. Hasil dari sketsa didapatkan ukuran dan posisi kolom yang ditinjau. Dari
hasil tersebut juga didapatkan data vertikalty kolom sebagai bahan
pertimbangan layak tidaknya untuk melanjutkan kolom dilantai berikutnya.

Gambar 5. 25 Sketsa hasil pengukuran

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

9. Setelah dianggap layak, kemudian menentukan ukuran kolom ideal (20x20


cm) sebagai acuan ukuran kolom yang akan dibuat dilantai berikutnya.

Gambar 5.26 Membuat kolom ideal

10. Menarik garis dari sisi kolom sepanjang 30 cm disetiap sisi kolom

Gambar 5.27 Membuat garis 30 cm dari kolom ideal

11. Setiap ujung garis tersebut, kembali tarik garis menuju titik berdirinya
alat, sehingga didapatkan sudut horizontal dan jarak HD yang terbentuk.

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Gambar 5.28 Menghubungkan titik hasil kolom ideal

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

10. Data dari setiap titik ujung garis kemudian dicatat di


form pengukuran sebagai data yang akan diterapkan di lapangan. Catatan :
sudut yang didapatkan dari sketsa gambar, dikurangi 360̊.

Gambar 5.29 Mencatat hasil sketsa

11. Setelah mendapatkan data, surveyor lalu mengatur


sudut horizontal alat dan menentukan posisi prisma jalon sesuai data sudut
dan jarak yang didapatkan.

Gambar 5.30 Menembak sudut Gambar 5.31 Membaca sudut

12. Ulangi pembacaan titik, sambil mengistruksikan pada pemegang prisma


jalon sehingga didapatkan titik yang sesuai dari hasil sketsa.

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Gambar 5.32 Mengontrol posisi jarak Gambar 5.33 Menempatkan titik yang sesuai

13. Setelah didapatkan titik sudut dan jarak yang susuai dengan hasil sketsa,
surveyor menginstruksikan untuk menandai titik tersebut.

Gambar 5.34 Titik hasil dari sketsa

14. Ulangi langkah 12 hingga 14 pada setiap titik, dan ditandai menggunakan
paku.

15. Setelah semua titik ditandai, hubungkan setiap titik dengan menarik garis
lurus diagonal.

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Gambar 5.35 Menghubungkan titik

16. Periksakan hasil kepada instruktur

17. Bersihkan alat dan kembalikan.

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

E. DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN


1. Data
Kelompok : Empat (4) Hari/Tgl : Kamis, 27 Juni 2023 Cuaca : Cerah
Job :5 Alat : Total Station Hal :1

Instrument Prisma Sudut Jarak


Nama Arah/Sight Nama Horizontal
HD
Titik titik 0 ' ''
P1 BS.D BM 0 0 0 13.567
BS.D FS1 70 34 19 1.308
BS.D FS2 219 26 59 1.818
B1 257 07 34 20.010
B2 257 22 01 19.826
B3 257 54 08 19.921
A1 257 06 22 20.018
A2 257 21 36 19.830
A3 257 53 33 19.927
C1 258 17 10 19.656
C2 257 14 42 20.369
C3 257 46 01 19.565
C4 256 44 22 20.280
D1 258 38 58 20.061
D2 256 35 35 19.700
D3 258 23 03 20.238
D4 256 20 30 19.880

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Analisa Perhitungan
Koreksi Sudut Sketsa

Titik B1
Koreksi sudut = 360 - 102̊ 52' 26''
= 257̊ 07' 34''

Titik A1
Koreksi sudut = 360 - 102̊ 53' 38''
= 257̊ 06' 22''

Titik C1
Koreksi sudut = 360 - 101̊ 42' 50''
= 258̊ 17' 10''

Titik D1
Koreksi sudut = 360 - 101̊ 21' 02''
= 258̊ 38' 58''

Prisma Sudut Sketsa Koreksi Sudut


Horizontal Koreksi Horizontal
Nama titik
0 ' '' 0 ' ''
BM 0 0 0 0 0 0 0
FS1 - - - 360 70 34 19
FS2 - - - 360 219 26 59
B1 102 52 26 360 257 07 34
B2 102 37 59 360 257 22 01
B3 102 05 52 360 257 54 08
A1 102 53 38 360 257 06 22
A2 102 38 24 360 257 21 36
A3 102 06 27 360 257 53 33
C1 101 42 50 360 258 17 10

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

C2 101 45 18 360 257 14 42


C3 102 13 59 360 257 46 01
C4 103 15 38 360 256 44 22
D1 101 21 02 360 258 38 58
D2 103 24 25 360 256 35 35
D3 101 36 57 360 258 23 03
D4 103 39 30 360 256 20 30

KELOMPOK 2
Laporan Praktikum Laboratorium Survey dan Pemetaan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Hasil
Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa kolom yang diukur
terpuntir sebesar 0d 42’ 10” dan kolom tersebut miring sebesar 1 cm

No. Nama Kolom bawah Kolom ideal Selisih


Titik 0 ' '' HD 0 ' '' HD 0 ' '' HD
1 A 257 07 34 20.010 257 06 58 20.011 0 00 36 0.001
2 B 257 22 01 19.826 257 22 22 19.832 0 00 20 0.006
3 C 257 54 08 19.921 257 53 13 19.932 0 00 55 0.011

F. KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa kolom tersebut terpuntir sebesar
0d 42’ 10” dan kolom tersebut miring sebesar 1 cm, dari analisa ditetapkan
dimensi kolom ideal sebesar 20 x 20 cm untuk perencanan kolom lantai
selanjutnya.

KELOMPOK 2

Anda mungkin juga menyukai