Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................................... 2
1.4 Luaran ..................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Sistem Sambungan Knock-Down ........................................................... 3
2. 2 Musala Darurat ....................................................................................... 3
2. 3 Baja Ringan/Canai Dingin ...................................................................... 3
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN
3.1 Alur Produksi .......................................................................................... 5
3.2 Proses Produksi....................................................................................... 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ...................................................................................... 7
4.2 Jadwal Kegiatan...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pembimbing
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara rawan terhadap bencana alam
dengan tingkatan yang bervariasi. Hal ini disebabkan karena kondisi geografis
Indonesia yang terdiri dari banyak gugusan kepulauan dan beriklim tropis yang
memiliki dua musim yaitu: musim kemarau dan musim penghujan. Kedua musim
tersebut dapat mengakibatkan perubahan cuaca yang ekstrim sehingga
menimbulkan beberapa akibat buruk seperti terjadinya bencana banjir, kekeringan
dan tanah longsor (Pangaribuan, J.,dkk. 2019). Banyaknya bencana alam yang
terjadi di Indonesia memberikan dampak dan pengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk yang dapat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung
(Widayatun dan Fatoni, 2013).
Saat bencana melanda, salah satu akibat yang sangat berdampak pada
kelangsungan hidup korban bencana alam yaitu rusaknya berbagai fasilitas seperti
sekolah, sarana ibadah, sarana transportasi, dan beberapa sarana lainnya.
Menyikapi hal tersebut, langkah darurat yang dilakukan oleh pemerintah adalah
mendirikan tenda darurat. Tenda darurat ini dimaksudkan sebagai tempat
penampungan sementara yang dapat dibangun dalam waktu singkat sebagai
tempat berlindung untuk warga korban bencana alam. Tenda darurat yang
disediakan memiliki fasilitas yang terbatas dengan kapasitas ruang gerak yang
minim untuk tiap-tiap orang (Wedari, A.S., 2016). Ruang gerak yang minim
tersebut juga digunakan sebagai ruang untuk meletakkan barang bawaan sehingga
ruang untuk tiap individu semakin sempit terutama dalam hal urusan ibadah.
Tempat ibadah sederhana untuk masyarakat muslim (musala) untuk
korban bencana alam merupakan hal penting yang harus dipikirkan dan difasilitasi
saat terjadi bencana. Jika diperhatikan dengan baik, kondisi musala di tempat
pengungsian umumnya sangat tidak layak (Gambar 1). Bahkan tidak jarang para
pengungsi hanya beralaskan koran untuk menunaikan ibadah. Kondisi musala
darurat tersebut akan semakin memprihatinkan ketika hujan lebat turun yang
disertai angin kencang. Menyikapi hal tersebut, kami mencoba merancang
musala darurat yang lebih layak dengan memanfaatkan material konstruksi
yang terkini.

Gambar 1.1 Kondisi musala di daerah pengungsian


Sumber : https://republika.co.id/berita/dunia-islam/
2

Musala yang dirancang menggunakan struktur canai dingin (baja


ringan). Alasan memilih material tersebut karena bobotnya yang ringan
namun memiliki kekuatan yang besar. Dengan kelebihan tersebut musala
ini nantinya dapat lebih terjamin kekuatannya dan mudah untuk membawa
bagian strukturnya (elemen) kemanapun dengan kondisi medan yang sulit
sekalipun. Hal menarik dari musala darurat ini yakni musala dirancang
menyerupai sistem puzel yang dapat dipasang jika dibutuhkan dan dapat
dibongkar kembali untuk disimpan jika sudah digunakan.
Untuk menjamin agar musala tersebut dapat dibongkar-pasang, maka
dibutuhkan sistem sambungan yang dapat mengakomodir hal tersebut. Metode
yang dapat digunakan adalah sistem sambungan knock-down. Sistem sambungan
knock-down adalah metode yang banyak digunakan pada perakitan benda yang
bertujuan untuk mempermudah saat pemasangan maupun pembongkaran, dan
mudah dibawa kemanapun.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi
dan merumuskan masalah yang ada adalah bagaimana cara membuat sistem
sambungan knock-down berstruktur baja ringan pada musala darurat yang dapat
dibongkar-pasang.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Meningkatkan keterampilan mahasiswa serta menumbuhkembangkan
daya kreatifitas mahasiswa dalam membuat sistem sambungan knock-
down musala darurat berstruktur baja ringan yang dapat dibongkar
pasang.
2. Memperoleh desain dan produk jadi sistem sambungan knock-down pada
musala darurat berstruktur baja ringan sehingga dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat saat terjadi bencana.
1.4 Luaran
Luaran yang diharapkan adalah:
(i) Laporan kemajuan,
(ii) Laporan akhir,
(iii) Prototipe sistem sambungan knock-down dan
(iv) Gambar 3D

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Sistem Sambungan Knock-Down
Konstruksi bongkar pasang (knock-down) merupakan konstruksi dengan
komponen yang di produksi di luar lokasi dan dirakit di lokasi dan dapat di
bongkar untuk dipakai kembali di lokasi lain (Widyowijatnoko dan Aditra 2018).
Sistem sambungan knock-down dapat meminimalisir segala sesuatu dalam tahap
3

konstruksi, baik itu dari tenaga untuk membangun dan durasi pelaksanaan
konstruksi, sehingga segala sesuatu berjalan dengan efektif dan efisien. Metode
yang digunakan dalam sistem sambungan knock-down pada bangunan berstruktur
baja ringan/canai dingin umumnya menggunakan sambungan baut (Bakti Prasetio,
2019).
Cara kerja Sistem Knock-down adalah menyambungkan komponen satu
dengan komponen lainnya sehingga menjadi satu kesatuan yang kuat dan presisi
dengan metode sambungan pada setiap ujungnya, kekuatan pada sambungan ini
terdapat pada adapter yang memiliki ulir luar dan dalam sebagai penyatu di setiap
sambungan komponen-komponen tersebut. Selanjutnya sambungan pada
komponen harus di tentukan masing-masing sudut derajatnya dan dimensi yang
diteruskan ke penyambung komponen lain ini tergantung pada desain yang sudah
ditentukan dan sudah di perhitungkan secara matang agar setiap sambungan
knock-down dapat terpasang dengan baik dan presisi. (Bakti Prasetio, 2019)

2.2. Musala Darurat


Musala menurut arti bahasa adalah tempat shalat. Istilah musala sudah
dikenal sejak zaman Rasulullah SAW, awal mula penamaan musala dalam istilah
sekarang adalah untuk bangunan kecil yang dipergunakan sebagai tempat sujud,
tempat shalat yang dapat memberikan sedikit pernaungan dari terik panas
matahari (Nasikhah, 2020).
Keadaan Darurat adalah sesuatu keadaan yang tidak normal, tidak
terkendali, yang berpotensi menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang
meliputi kebakaran, kecelakaan, gangguan teknis, gempa bumi dan
bencanalainnya sehingga dapat menimbulkan bahaya atau dapat mengancam jiwa,
yang memerlukan tindakan yang cepat untuk melindungi orang-orang, bangunan
maupun peralatan dan lingkungan dari segala kerusakan. (Balitbangtan, 2016)

Gambar 2.1 Musala Darurat


Sumber: www.lazismujatim.org
4

2.3. Baja Ringan/Canai Dingin


Baja ringan adalah salah satu material struktur berbahan dasar baja yang
dibentuk dalam keadaan dingin dan memiliki ketebalan yang relatif tipis
dibandingkan material baja pada umumnya. Baja ringan biasa di sebut juga
dengan baja canai dingin (cold formed steel). Perbedaan baja canai dingin dengan
baja biasa yang dibentuk pada suhu tinggi (hot Roll) adalah selain tingkat
ketebalan dan suhu saat pembentukan, hal lain yang membedakan adalah pada
tegangan. Cold formed steel dipengaruhi oleh tegangan sisa tekan yang
diakibatkan oleh penguatan regangan (strain hardening) saat dibentuk, sedangkan
pada hot roll steel tegangan sisa yang timbul diakibatkan oleh proses pendinginan
(Masdar. dkk, 2021).
Bentuk penampang baja biasa dikenal dengan istilah profil. Profil canai
dingin yang beredar dipasaran adalah profil, profil A, profil Z dan profil kotak
berlubang (Hollow). Profil baja ringan yang paling umum digunakan untuk
konstruksi atap adalah profil kanal C. Seperti namanya, komponen ini memiliki
bentuk mirip huruf C (Gambar 3). Ukuran standar yang banyak beredar
dimasyarakat memiliki panjangnya mencapai 6 meter, lebarnya 75mm- 80mm,
dan biasanya memiliki ketebalan mulai dari 0,6 mm hingga 1mm.

Gambar 2.3 Baja Ringan Profil kanal C

Sambungan baut pada baja ringan memiliki ketentuan-ketentuan yang


harus diperhitungkan dalam pemasangannya. Dalam menentukan besarnya nilai
kegagalan sambungan sekrup berdasarkan tipe kegagalannya, semua diatur dalam
SNI Struktur Baja Canai SNI 7971:2013 Pasal 5.4.2 (2013:102-105). Dengan
kekuatan material yang bisa mencapai tegangan leleh nominal 550 MPa, profil
baja ringan bisa didesain dengan ketebalan penampang yang relatif tipis (0,6 - 2
mm) sehingga tercapai kapasitas penampang yang optimum.

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN


Secara garis besar tahapan pelaksanaan kegiatan PKM-KC yang akan
dilaksanakan mengikuti diagram alir seperti pada Gambar 4. Pelaksanaan kegiatan
dibagi menjadi empat tahap yakni: tahap awal, tahap inti, tahap evaluasi dan tahap
akhir.
5

Mulai

Data gambar
musala

Analisis struktur

Kontrol kekuatan struktur dan


menghitung jumlah baut

Membuat model Sambungan Knock-Down

Evaluasi
1.Dapat diaplikasikan Tidak
2.Mudah dikerjakan

Gambar Akhir/Prototipe

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir pelaksanaan kegiatan

3.1. Tahap Awal


Sebagai data awal telah di tetapkan bentuk dan model musala darurat yang
akan dibuat. Dengan gambar tersebut, dapat diperoleh beban-beban yang akan
diinput untuk analisis dan desain kekuatan struktur. Analisis struktur juga
bertujuan untuk mendapatkan gaya-gaya yang harus dipikul oleh alat sambung
yang akan dipakai (baut). Pada tahap ini dilakukan pula penghitungan jumlah dan
diameter baut yang dibutuhkan. Alasan memilih baut sebagai alat sambung yang
digunakan karena baut dapat dengan mudah dipasang dan dilepas tanpa merusak
profil bajanya. Indikator keberhasilan tahap ini adalah diperoleh ukuran profil
yang aman untuk digunakan serta diperoleh jumlah dan diameter baut yang dapat
digunakan. Seluruh kegiatan ini dilakukan di Labaratoriun komputer Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang dengan menggunakan bantuan
software analisis struktur dengan memperhatikan protokol kesehatan.
6

3.2. Tahap Inti


Tahap inti dari kegiatan PKM-KC ini adalah membuat sambungan sistem
knock-down. Kegiatan diawali dengan menyiapkan peralatan dan bahan yang
akan digunakan yang diikuti dengan pembuatan sambungan dengan sistem knock-
down. Adapun peralatan dan bahan yang akan digunakan diperlihatkan pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan
No Peralatan Bahan
1 Bor Portable Umpak
2 Gurinda Pemotong Baja Ringan Profil C
3 Mesin Bor Listrik Balok Kayu 5/10
4 Siku Baja Baut dan Mur
5 Meteran Mata Bor
6 Palu Karet Mata Gurinda
7 Tang Penjepit (Tang Buaya) Spidol
8 Gunting Khusus Baja Ringan

Indikator keberhasilan pada tahap ini adalah diperolehnya beberapa cara


penyambungan dan bentuk/model sambungan yang aplikatif. Pada tahap ini
semua kegiatan dilakukan secara langsung (luring) di Laboratorium Konstruksi
(workshop) Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang tentunya
dengan menerapkan protokol kesehatan.

3.3. Tahap Evaluasi


Pada tahap ini dilakukan evaluasi model sambungan knock-down yang
telah diperoleh pada tahapan sebelumnya. Indikatornya berupa model sambungan
yang diperoleh pada tahap inti harus mudah dibuat dan mudah dikerjakan
nantinya. Jika indikatornya tersebut terpenuhi maka kegiatan dilanjutkan ke tahap
akhir namun jika belum terpenuhi maka dilakukan pembuatan model sambungan
kembali (kembali ketahap inti).

3.4. Tahap Akhir


Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan dimana model telah
diperoleh. Selanjutnya model yang sesuai dibuat prototipenya dan digambar
sedetail mungkin sebagai salah satu luaran akhir dari PKM-KC ini.
7

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Anggaran biaya yang dibuat terdiri dari biaya bahan habis (57,83%), sewa
dan jasa (12,98%), transportasi lokal (16,38%), dan lain-lain (12,81%). Justifikasi
anggaran biaya dapat dilihat di lampiran (2) yang disimpulkan seperti pada Tabel
4.1.

Tabel 4.1 Anggaran Biaya


Besaran
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana
Dana (Rp)
Belmawa 3.565.000
1 Bahan habis pakai Perguruan Tinggi 0
Instansi Lain (jika ada) 0
Belmawa 800.000
2 Sewa dan jasa Perguruan Tinggi 0
Instansi Lain (jika ada) 0
Belmawa 1.010.000
3 Transportasi lokal Perguruan Tinggi 0
Instansi Lain (jika ada) 0
Belmawa 790.000
4 Lain-lain Perguruan Tinggi 0
Instansi Lain (jika ada) 0
Jumlah 6.165.000

Belmawa 6.165.000
Perguruan Tinggi 0
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain (jika ada) 0
Jumlah 6.165.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Seluruh tahapan kegiatan dilakukan secara bersama dan tetap
berkoordinasi dengan dosen pendamping. Untuk memastikan agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan dengan baik maka dibuatlah jadwal kegiatan dan
menunjuk penanggung jawab setiap kegiatan. Adapun jadwal kegiatan yang
dilengkapi dengan penanggung jawab kegiatan diperlihatkan pada Tabel 4.2.
8

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Penanggung
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jawab
1 Tahap Persiapan
Menetapkan Bentuk
Muhammad
dan Model Musala
Faidil
Darurat
Menganilisis Muh. Dzulham
Struktur Arafah. A
Menghitung
Kekuatan
M. Nurul Qalbi
Sambungan dan
Jumlah Baut
2 Tahap Produksi
Mempersiapkan Hairil Fausan
Alat dan Bahan Lutfi Anwar
Pembuatan
Sambungan Knock- Ikhlasul Amal M
Down
3 Tahap Evaluasi
Evaluasi dan
M. Nurul Qalbi
Perbaikan
4 Tahap Akhir
Membuat prototipe Muhammad
akhir dan Gambar Faidil

DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. 2016. Panduan Penanganan
Kondisi Gawat Darurat. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Standar Nasional Indonesia 7971:2013:
Struktur Baja Canai Dingin. Jakarta.
Masdar, A.D., Haris, S., Masdar, A. 2021. Perilaku Struktural Sambungan Sekrup
Searah dan Berlawanan Arah pada Struktur Baja Ringan.
Nasikhah, B. U. 2020. Pemanfaatan Musholla sebagai Pusat Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 1 Kepung Kediri. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, Kediri.
Pangaribuan, J., Sabri, L.M., Amarrohman, F.J. 2019. Analisis Daerah Rawan
Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Magelang Menggunakan Sistem
Informasi Geografis dengan Metode Standar Nasional Indonesia dan
Analythical Hierarchy Process. Jurnal Geodesi Undip. 8(1) : 289.
9

Prasetio, B. 2019. Desain dan Pembuatan Sepeda Bambu Knock-Down. Tugas


Akhir. Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Wedari, A.S. 2016. Desain Rumah Temporer untuk Korban Bencana Alam di
Indonesia dengan Konsep Single Family User. Tugas Akhir. Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh November,
Surabaya.
Widayatun., Fatoni, Z. 2013. Permasalahan Kesehatan dalam Kondisi Bencana:
Peran Petugas Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat.
Widyowijatnoko, A., Aditra, R. F. 2018. Application of Bamboo Radial
Compression Joint for Tension and Knock-Down Structures. Indonesian
Journal of Science & Technology. 3(1): 40-46.
10
11
12
13
14
15

1.6. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Khairil, S.T., M.Eng.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi D4- Perancangan Bangunan Gedung
4 NIP/NIDN 198401062012121001 / 0006018403
5 Tempat dan Tanggal Lahir Baebunta, 6 Januari 1984
6 Alamat E-mail khairil@poliupg.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081342945982

B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
1 Sarjana (S1) Teknik Sipil Universitas Gadjah 2008
Mada
2 Magister (S2) Teknik Struktur Universitas Gadjah 2010
Mada
3 Doktor (S3) - - -

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan sks
1 Struktur Baja 1 Wajib 2
2 Struktur Baja 2 Wajib 3
3 Struktur Baja 3 Wajib 2
4 Laboratorium Konstruksi Baja dan Wajib 3
Teknologi Konstruksi
5 Metode Konstruksi Bangunan Gedung Wajib 2
6 Aplikasi Komputer pada Konstruksi Wajib 3
Gedung
7 Gambar Teknik Wajib 2
Penelitian
Penyandang
No Judul Penelitian Tahun
Dana
1 Studi Pemanfaatan Gabungan Agregat DIPA PNUP 2021
Alami Pada Produksi Beton Struktural
2 Metode Konstruksi Jembatan Rangka Baja DIPA PNUP 2020
canai Dingin Pada Sungai Kecil Untuk Pejalan
Kaki dan Sepeda Motor
3 Evaluasi Penggunaan Limbah DIPA PNUP 2019
Slag Baja sebagai Agregat Halus pada
produksi beton mutu tinggi
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Harga
No. Jenis Pengeluaran Volume Satuan Total (Rp)
(Rp)

1 Belanja Bahan (maks. 60%)

Umpak 2 buah 150.000 300.000


Baja Ringan CNP 0,75 10 batang 70.000 700.000
Balok Kayu 5/10 5 batang 50.000 250.000
Baut & Mur 1/4 inch 100 biji 3.000 300.000
Baut & Mur 1/2 inch 100 biji 4.000 400.000
Mata Bor 7 buah 85.000 595.000
Mata Gurinda Pemotong 10 buah 5.000 50.000
Meteran 3 buah 30.000 90.000
Gunting khusus Baja Ringan 3 buah 135.000 405.000
Tang Penjepit 3 buah 80.000 240.000
Palu Karet 3 buah 45.000 135.000
Siku Baja 4 buah 25.000 100.000
Kacamata Safety 6 buah 80.000 480.000
Sarung Tangan 1 lusin 40.000 40.000
SUB TOTAL 3.565.000

2 Belanja Sewa (maks. 15%)

Bor Portabel 2 buah 150.000 300.000


Gurinda Pemotong 2 buah 150.000 300.000
Mesin Bor Listrik 1 buah 200.000 200.000
SUB TOTAL 800.000
3 Perjalanan
Transport Pembelian Bahan
3 kali 150.000 450.000
Berukuruan Besar
Transport Pembelian Bahan
4 kali 40.000 160.000
Berukuran Kecil
Transport Pengembilan dan
4 kali 100.000 400.000
Pengembalian Alat Sewa
SUB TOTAL 1.010.000
18

Harga
No. Jenis Pengeluaran Volume Satuan Total (Rp)
(Rp)
4 Lain-lain (15%)
Masker 3 box 30.000 90.000
Sanitizer 6 botol 30.000 120.000
Kuota Internet 3 bulan 100.000 300.000
Kertas A3 1 rim 100.000 100.000
Kertas A4 2 rim 50.000 100.000
Spidol 1 box 80.000 80.000
SUB TOTAL 790.000
GRAND TOTAL - 6.165.000
GRAND TOTAL : (Terbilang Enam Juta Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah)
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
1 M. Nurul Qalbi D4 Teknik 8 jam/minggu 1. Bertanggung
/41119011 PBG Sipil jawab mengatur
keberlangsungan
program
2. Menjalin
koordinasi
dengan dosen
pembimbing dan
sesama anggota
3. Melakukan
pekerjaan
persiapan,
pembuatan
benda uji, dan
prosedur
pengujian
struktur
4. Melakukan
perhitungan
kekuatan
sambungan dan
jumlah baut

2 Ikhlasul Amal D3 Teknik 8 jam/minggu 1. Menjalin


M/31120067 TKG Sipil koordinasi
dengan dosen
pembimbing dan
sesama anggota
2. Melakukan
pekerjaan
persiapan,
pembuatan
benda uji, dan
prosedur
pengujian
struktur
20

Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
3. Mendata dan
mentabulasi
nominal dari tiap
keperluan
kelompok
3 Muh. Dzulham D3 Teknik 8 jam/minggu 1. Menjalin
Arafah TKG Sipil koordinasi
A/31120074 dengan dosen
pembimbing dan
sesama anggota
2. Melakukan
pekerjaan
persiapan,
pembuatan
benda uji, dan
prosedur
pengujian
struktur
3. Membuat
seluruh gambar
kerja yang
diperlukan
4 Hairil Fausan D3 Teknik 8 jam/minggu 1. Menjalin
Lutfi Anwar TKG Sipil koordinasi
/31120057 dengan dosen
pembimbing dan
sesama anggota
2. Melakukan
pekerjaan
persiapan,
pembuatan
benda uji, dan
prosedur
pengujian
struktur
3. Mengurus
semua
pengadaan alat
21

Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
dan bahan yang
diperlukan
5 Muhammad D4 Teknik 8 jam/minggu 1. Menjalin
Faidil PBG Sipil koordinasi
/41121017 dengan dosen
pembimbing dan
sesama anggota
2. Melakukan
pekerjaan
persiapan,
pembuatan
benda uji, dan
prosedur
pengujian
struktur
3. Mengatur
mobilisasi
pengadaan alat
dan bahan yang
diperlukan.
22

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


23

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan

GAMBAR 3D MUSALA DARURAT

STRUKTUR MUSALA DARURAT

1 GAMBAR 3D MUSALA DARURAT BERSTRUKTUR BAJA RINGAN

Skala : 1 : 100 Digambar : Muh. Dzulham Arafah A


Satuan : cm NIM : 311 20 074
Tanggal : 20 Maret 2022 Diperiksa : Khairil, S.T., M.Eng
24

120
120
A A

120
120
120 120 120 120

480

D E N A H S TR U K TU R

+ 3.10

+1.50

MUSALA
DARURAT
± 0.00

± 0.58
BETON PRECAST

120 120 120 120 120 120 120 120

480 480

TA M P A K D EP A N P OTON GA N A - A

GAMBAR ARSITEKTUR MUSALA DARURAT


2 BERSTRUKTUR BAJA RINGAN
Skala : 1 : 100 Digambar : Muh. Dzulham Arafah A
Satuan : cm NIM : 311 20 074
Tanggal : 20 Maret 2022 Diperiksa : Khairil, S.T., M.Eng
25

Gambaran Sambungan A

Gambaran Sambungan B

Gambaran Sambungan C

3 DETAIL SAMBUNGAN
Gambaran BAJA
Sambungan RINGAN
Baja Ringan
Skala : 1 : 100 Digambar : Muh. Dzulham Arafah A
Satuan : cm NIM : 311 20 074
Tanggal : 20 Maret 2022 Diperiksa : Khairil, S.T., M.Eng
26

Gambaran Sambungan D

Gambaran Sambungan E

Gambaran Sambungan F

3 DETAIL SAMBUNGAN
Gambaran BAJABaja
Sambungan RINGAN
Ringan
Skala : 1 : 100 Digambar : Muh. Dzulham Arafah A
Satuan : cm NIM : 311 20 074
Tanggal : 20 Maret 2022 Diperiksa : Khairil, S.T., M.Eng

Anda mungkin juga menyukai