Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PRAKTIKUM

KERANGKA DASAR VERTIKAL

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Ilmu Ukur Tanah
yang diampu oleh:Dr. Ir. Drs, H. Iskandar Muda Purwaamijaya, M.T.

Oleh :
Dindin Ali Nurdani
1805931

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
A. Langkah-langkah Pengukuran
1. Para surveyor harus mengenakan kostum untuk survei lapangan
2. Ketua tim mencatat semua peralatan yang dibutuhkan pada bon peminjaman
alat.
3. Para anggota tim mengisi kehadiran praktikum
4. Ketua tim menyerahkan bon peminjaman alat kepada laboran
5. Ketua tim memeriksa kelengkapan alat dan mencatat no serinya.
6. Para anggota tim membawa peralatan ke lapangan.
7. Mempersiapkan pengukuran kesalahan garis bidik.
8. Didirikan statip pada posisi stand 1 dan pasang alat di atas stand tersebut.
9. Mengetengahkan gelembung nivo dengan prinsip 2 sekrup kaki kiap ke
dalam/keluar dan 1 sekrup ke kanan atau ke kiri.
10. Memasang unting-unting dan 2 rambu ukur diarahkan ke belakan dan muka.
11. Menghimpitkan gelembung nivo tabung.
12. Membidik rambu ukur belakang dengan visir.
13. Memperjelas benang diafragma dengan sekrup pada teropong.
14. Memperjelas objek rambu ukur dengan memutar sekrup fokus.
15. Menggerakkan sekrup gerakan halus horizotal sehingga benang vertikal
diafragma berhimpit dengan bagian tengah rambu.
16. Lakukan pembacaan BA, BB.
17. Periksa syarat jika sesuai lanjutkan dengan langkah selanjutnya jika tidak
ulangi pembacaan.
18. Hitung jarak optis dari alat ke rambu.
19. Lakukan hal yang sama untuk rambu belakang.
20. Hitung kesalahan garis bidiknya.
21. Bawa semua peralatan ke titik awal pengukuran/patok pertama.
22. Berdaskan batas pengukuran dari peta wilayah studi tentukan lokasi
patokpatok pada jalur pengukuran.
23. Salah seorang anggota regu melakukan pematokan dijalur pengukuran dengan
patok yang telah tersedia.
24. Didirikan alat pada slag pertama lakukan pembacaan BA, BT, BB. Ke rambu
belakang dan rambu muka.
25. Mengukur jarak belakang dan jarak muka.
26. Memindahkan alat ke slag 2 lakukan hal yang sama seperti di slag 1.
27. Lakukan hal yang sama sampai slag terakhir.

B. Langkah-langkah Pengolahan Data


1. Menyiapkan tabel pengolahan data sipat datar KDV.
2. Masukkan nilai kesalahan garis bidik pada tabel.
3. Masukkan nilai benang atas BT, BB , db, dm ke dalam tabel.
4. Hitung BT koreksi di setiap slag.
5. Hitung beda tinggi disetiap slag dari bacaaan benang tengah koreksi belakang
dan muka.
6. Hitung nilai kesalahan beda tinggi dengan menggunakan beda tinggi setiap
slag.

2
7. Hitung jarak pita ukur setiap slag dengan menjumlahkan jarak belakang dan
muka.
8. Menghitung total jarak jalur pengukuran dengan menggunakan semua jarak
slag.
9. Hitung bobot koreksi setiap slag dengan membagi jarak slag dengan total
jarak pengukuran.
10. Menghitung beda tinggi koreksi dengan cara menjumlahkan beda tinggi awal
dengan perkalian.
11. Kontrol beda tinggi hasil koreksi.
12. Menghitung beda tinggi titik-titik pengukuran dengan cara menjumlahkan
tinggi titik sebelumnya dengan beda tinggi koreksi.

C. Lagkah-langkah Penggambaran
1. Mengetahui jarak total pengukuran dan selisih beda tinggi terbesar.
2. Prinsip skala vertikal berbeda dengan skala horizontal.
3. Tetapkan ukuran kertas
4. Design/rancang tata letak penggambaran yang meliputi muka gambar,
legenda, notasi dan skala gambar.

Anda mungkin juga menyukai