Anda di halaman 1dari 8

PENGUKURAN JARAK LANGSUNG

Di Susun Oleh :
Lukman Nurhakim 120230009
Ali Akbar Karim 120230046
Nyimas Ayu 120230081

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2021
KONSTRIBUSI
KELOMPOK

1. LUKMAN NURHAKIM
Lukman dalam kelompok membantu dalam memasang jalon agar memberi tanda titik
pengukuran dan bersifat sementara, membaca hasil pengukuran jaraknya dan membantu dalam
menghitung hasil pengukuran.

2. ALI AKBAR ALKARIM


Ali dalam kelompok membantu untuk memantau meteran apakah pas atau tidak
nya dalam menentukan hasil pengukuran membantu dalam menghitung hasil data yang di
dapatkan.

3. NYIMAS AYU
Ayu dalam kelompok membantu mencatat hasil pengukuran, membantu memastikan
hasil pengukurannya, lalu membantu menginput data dan membantu menghitung
perhitungan

Metodologi Praktikum
A. Lokasi Praktikum
Tempat pengukuran yang kami gunakan yaitu di Lapangan Perum Pemda,
Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kab. Lampung Selatan

B. Alat Ukur
1. Pita Ukur
2. Kompas
3. Jalon (Anjir)/tongkat kayu/pipa lurus
4. Unting-unting
5. Penggaris Segitiga siku-siku
6. Buku gambar/sketsa
7. Alat tulis

C. Metode Pengukuran
Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengukuran jarak yaitu sebagai berikut :

1. Pengukuran Jarak Dengan Meteran


Pengukuran jarak dengan meteran biasa disebut dengan istilah Taping, yaitu
pengukuran jarak menggunakan tape atau pita ukur berupa rol meter atau
rantai ukur. Rol meter merupakan alat yang paling umum digunakan.
Cara melakukan pengukuran dengan meteran ini ditentukan berdasarkan :
(a) Kondisi lahan, miring atau datar
(b) Jarak yang dikehendaki, jarak mendatar atau jarak miring

2. Metode Skala Peta


Metode ini juga tergolong kasar, yaitu menentukan jarak dari peta. Dengan
mengetahui jarak lurus atau jarak jalur yang menghubungkan antara dua titik dan
skala petanya, maka jarak lurus atau jarak sesuai jalur dapat dihitung, dengan
persamaan berikut :

Jarak di lapangan (sebenarnya) antara dua titik = jarak di peta x skala peta

3. Metode Langkah (Pacing)


Metode ini juga tergolong kasar, yaitu dilakukan dengan menghitung langkah
anatara titik-titik yang diukur dan mengetahui standar panjang langkah dari
pelaksana. Jarak diperoleh dengan mengalikan jumlah langkah antara titik
yang diukur dengan panjang langkah yang bersangkutan

Untuk menetukan hasil dari data pengukuran kita dapat menggunakan rumus-
rumus seperti berikut :

jarak AB ( pergi )− jarak BA ( pulang)


Ketelitian ¿
Rata rata pengukuran jarak

jumlah dari data pergi


rata−rata pergi=
banyak nya data

jumlah dari data pulang


rata−rata pulang=
banyak nya data

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
Terlampir
B. Pembahasan
Dalam pengukuran kita melakukan pengukuran jarak secara langsung pada beberapa
kondisi seperti berikut
1. Pengukuran pada bidang datar
Hasil pengukuran pada bidang datar

KEDUDUKAN ALAT JARAK HORIZONTAL


RATA RATA RATA-
TITIK TARGET PERGI PULANG SELISIH TOR
PERGI PULANG RATA
24,08 24,09
A B 24,065 24,070 0,0050 24,068 0,00021
24,05 24,05
12,90 12,89
B C 12,875 12,880 0,005 12,878 0,00039
12,85 12,87
12,97 12,96
C D 12,960 12,955 0,005 12,958 0,00039
12,95 12,95

2. Pengukuran pada bidang bergelombang

Hasil pengukuran pada bidang bergelombang

KEDUDUKAN ALAT JARAK HORIZONTAL


PERG RATA RATA
TITIK TARGET PULANG SELISIH RATA-RATA TOR
I PERGI PULANG
15,03 14,96
A B 15,010 15,005 0,0050 15,008 0,00033
14,99 15,05
21,93 22,04
B C 21,990 22,000 0,010 21,995 0,00045
22,05 21,96
12,89 12,93
C D 12,950 12,955 0,005 12,953 0,00039
13,01 12,98

3. Pengukuran pada bidang dengan rintangan


Hasil pengukuran pada bidang datar dengan halangan berupa gawang

KEDUDUKAN
JARAK HORIZONTAL
ALAT
RATA RATA RATA-
TITIK TARGET PERGI PULANG SELISIH TOR
PERGI PULANG RATA
15,00 14,97
A B 14,990 14,995 0,0050 14,993 0,00033
14,98 15,02
5,00 5,00
B B' 5,000 5,000 0,000 5,000 0,00000
5,00 5,00
10,05 10,07
B' C 10,015 10,020 0,005 10,018 0,00050
9,98 9,97
5,00 5,00
C C' 5,000 5,000 0,000 5,000 0,00000
5,00 5,00
15,10 15,11
C' D 15,045 15,040 0,005 15,043 0,00033
14,99 14,97

Dalam pengukuran ini juga terdapat beberapa kendala atau kesalahan yang sering
terjadi, contohnya seperti berikut :
1. Tarikan meter yang tidak sempurna, sehingga terjadi kesalahan dalam
menentukan jaraknya
2. Meteran yang tidak lurus
3. Pemasangan patok yang miring
4. Salah menghitung jarak per tiap patok
5. Salah baca angka dan salah dalam mencatat hasil bacaan
6. Salah menghitung ketelitian

Dalam mengatasi kesalahan seperti di atas, maka untuk pengukuran kita harus benar-
benar teliti dan fokus dengan apa yang kita ukur, selain itu lakukan pengukuran secara
berulang untuk memastikan apakah kita salah atau benar dalam melihat ukuran tersebut.
Untuk memastikan tingak ketelitian pada pengukuran dapat dilihat dari angka ratio kesalahan
yang tidak melebihi 1/5000 atau 1 : 5000 atau dari nilai kesalahan yang di perbolehkan. Ratio
kesalahan dapat dihitung dengan rumus seperti berikut :

Ratio kesalahan = ∆p : πp
Dimana
∆p = selisih kedua hasil pengukuran
πp = rata-rata dari kedua hasil pengukuran
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai