PERIODE 2019/2020
KELOMPOK 10
Setelah itu baru bisa terbaca batas atas, batas tengah dan batas bawah untuk
menentukan jarak atau ketinggian suatu benda yang dilihat dari theodolite.
THEODOLITE 0 (T0)
A O1 B O2 C O3 D
c. Theodolite dan Tripod diletakkan pada titik O1 dan diatur ketinggian Tripod
sesuai dengan kebutuhan pengukur.
d. Setelah posisi alat sudah sesuai, diletakkan Stadia pada titik A kemudian
ketinggian pada Stadia dilihat dengan menggunakan alat Theodolite untuk
mengukur Backsight.
e. Lalu, diletakkan stadia pada titik B untuk kemudian diukur ketinggian pada
Stadia yang dilihat dengan menggunakan alat Theodolite untuk mengkur
Foresight.
f. Dicatat data Hight of Instrument, Backsight, dan Foresight pada tabel yang telah
disediakan.
g. Dilakukan kembali praktikum untuk titik O2, dan O3 sesuai dengan urutan poin
C-F.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. HASIL
3.1.1. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 Pengukuran Jarak Vertikal
Point Backsight Foresight Height of Remarks
(cm) (cm) Instrument
(cm)
O1 A 129,5 Pengukuran dari O1 ke A
127
B 123,7 Pengukuran dari O1 ke B
O2 B 124,5 Pengukuran dari O2 ke B
127,5
C 124,6 Pengukuran dari O2 ke C
O3 C 127,5 Pengukuran dari O3 ke C
123,5
D 113,8 Pengukuran dari O3 ke D
3.2. PEMBAHASAN
3.2.1. Analisis Observasi
Praktikum pengantar surveying dan pemetaan tentang pengukuran jarak
vertikal dilaksanakan pada Kamis 30 Januari 2020. Praktikum dimulai pukul
15.00 WIB dengan kondisi lingkungan meliputi cuaca yang sedang
berawan, serta kondisi tanah yang basah dengan permukaan tanah yang
tidak rata ditambah banyak rerumputan.
3.2.2. Analisis Hasil
Pada praktikum pengukuran jarak vertikal didapatkan hasil yaitu
ketinggian pada titik A, O1, B, O2, C, O3, dan D. Prinsip metode yang
digunakan menggunakan Theodolite dengan melakukan pengukuran
pertama pada titik O1 diukur Backsight terhadap titik A diperoleh angka
129,5 cm dan Foresight terhadap titik B diperoleh angka 123,7 cm, serta
ketinggian alat pada titik O1 diperoleh angka 127 cm. Kedua pada titik O2
diukur Backsight terhadap titik B diperoleh angka 124,5 cm dan Foresight
terhadap titik C diperoleh angka 124,6 cm, serta ketinggian alat pada titik
O1 diperoleh angka 127,5 cm. Ketiga pada titik O3 diukur Backsight
terhadap titik C diperoleh angka 127,5 cm dan Foresight terhadap titik D
diperoleh angka 113,8 cm, serta ketinggian alat pada titik O3 diperoleh
angka 123,5 cm. Kemudian data tersebut diolah sehingga mendapatkan
Reduce Level mulai dari titik A sebagai datum adalah +0, titik O1 diperoleh
nilai +2,5 , titik B diperoleh nilai +5,8 , titik O2 diperoleh nilai +2,8 , titik
C diperoleh nilai +5,7 , titik O3 diperoleh nilai +9,7 , dan titik D diperoleh
nilai +19,4 . Adapun hasil tersebut sesuai dengan tujuan yaitu menentukan
elevasi pada masing – masing titik yang telah ditentukan.
IV. KESIMPULAN
Pada prinsipnya theodolite merupakan suatu alat ukur pemetaan yang memiliki
fungsi untuk mengetahui ketinggian secara vertikal, menentukan posisi sudut suatu
benda yang ditinjau terhadap titik yang telah ditentukan. Prinsip tersebut dapat
diaplikasikan dalam menentukan elevasi suatu tanah dengan titik tinjau yang telah
ditentukan. Maka dari itu, dengan prinsip theodolite dapat ditentukan elevasi tanah
dari titik A, O1, B, O2, C, O3,dan D dengan titik A sebagai datum.
Aplikasi dari praktikum ini dapat diterapkan pada dunia kerja, antara lain :
1. Sebagai metode yang dapat dilakukan untuk menentukan ketinggian suatu
tempat yang akan dijadikan lokasi proyek bangunan.
2. Sebagai metode yang dapat dilakukan untuk membuat peta kontur suatu daerah.
3. Sebagai metode yang dapat dilakukan untuk menentukan elevasi pada poses
perencanaan pembangunan jalan raya.
4. Sebagai metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kemiringan saluran
pada poses perencanaan pembangunan saluran irigsasi
VI. DAFTAR PUSTAKA
Indradjaja,Ida . 2018. PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR
PENGGUNAAN THEODOLITE.https://docplayer.info/73040955-Prinsip-
kerja-dan-prosedur-penggunaan-theodolite-prinsip-kerja-optis-theodolite.html
diakses pada 4 Februari 2020 pukul 22.04 WIB
VII. LAMPIRAN