Anda di halaman 1dari 182

TSD 2401

Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

BAB I
PENGENALAN ALAT
A. Pendahuluan
Theodolite adalah instrument atau alat yang dirancang untuk
pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut
horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal, dimana
sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak
tegak diantara dua buah titik lapangan. Di dalam theodolite sudut yang dapat
dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Dalam perkerjaan – perkerjaan ukur tanah, theodolite sering
digunakan dalam pengukuran poligon, pemetaan situasi maupun pengamatan
matahari. Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti pesawat
penyipat datar bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan menggunakan alat
ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat
dan efisien (Farrington, 1997).
GPS (Global Positioning System) adalah suatu sistem navigasi yang
menggunakan lebih dari 24 satelit MEO (Medium Earth Orbit atau Middle
Earth Orbit) yang mengelilingi bumi, sehingga penerima-penerima sinyal di
permukaan bumi dapat menangkap sinyalnya. Sistem satelit ini mengirimkan
sinyal gelombang mikro (gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super
tinggi atau Super High Frequency, SHF, yaitu diatas 3 GHz / 3×10 9Hz).
Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan bumi yang biasa kita
sebut GPS, yang kemudian digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan,
arah, dan waktu dengan ketelitian yang tinggi.
Adapun beberapa fungsi GPS yakni untuk mengetahui koordinat dari
suatu tempat tertentu, elevasi atau ketinggian dari suatu tempat, menentukan
serta sebagai petunjuk arah yang ingin dituju, dan menandai suatu tempat
atau lokasi tertentu.

1
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

B. Tujuan
1. Mengetahui dan mengenal alat-alat utama dan bagiannya.
2. Mengetahui cara pengoperasian theodolite.
3. Mengetahui alat-alat pendukung saat praktikum.

C. Alat
1. Theodolite
2. Statif
3. Kompas
4. Rambu ukur
5. Patok
6. Meteran
7. Payung
8. Unting-unting
9. GPS

D. Cara Kerja
Untuk melaksanakan praktikum, harus diperhatikan pula beberapa hal sebagai
berikut :
1. Siapkan semua alat yang akan digunakan pada saat praktikum terlebih
dahulu.
2. Pasang statif tepat di atas patok, serta atur ketinggiannya sesuai dengan
kebutuhan.
3. Pasang theodolite di atas statif, lalu posisikan alat tepat di atas patok.
4. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering,
kemudian geser ke kiri atau ke kanan sehingga tepat pada tengah-tengah
patok atau benchmark (BM), dapat dilihat dari centering optic atau
lampu laser pada theodolite digital.
5. Atur nivo kotak dan nivo tabung dengan cara memutar sekrup ABC
berlawanan arah pada bagian bawah theodolite sampai gelembung pada
nivo kotak dan nivo tabung tepat berada di tengah.

2
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

6. Ukur ketinggian alat dengan menggunakan meteran.


7. Ambil data ketinggian atau elevasi tiap stasiun dengan menggunakan
GPS.
8. Setelah itu, arahkan theodolite ke utara dengan mengikuti arah dari
kompas magnetis, tutup pengunci horizontal.
9. Nyalakan theodolite dengan menekan tombol power. Kemudian sudut
horizontal dinolkan dengan tekan tombol [0 SET] dua kali.
10. Letakkan rambu ukur pada stasiun 2 (depan).
11. Buka pengunci horizontal, kemudian arahkan teropong searah jarum jam
pada rambu ukur di stasiun 2. Catat data sudut horizontal dari layar
theodolith sebagai azimuth awal.
12. Pengukuran azimuth awal hanya dilakukan satu kali yaitu pada titik awal
pengukuran yang telah memiliki data koordinat dari referensi di
lapangan.
13. Nolkan sudut horizontal dengan tekan tombol [0 SET] dua kali.
14. Teropong diarahkan ke rambu ukur di stasiun 2 (depan), dan dibaca
: Batas atas (BA), batas tengah (BT), dan benang bawah (BB)

Gambar 1.1 Kenampakan bayangan rambu pada teropong dan cara


pembacaannya

15. Baca besar sudut horizontal dan vertikal yang muncul pada layar
theodolite.
16. Letakkan rambu ukur pada stasiun 5 (belakang).

3
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

17. Teropong diarahkan ke rambu ukur yang terletak di stasiun 5 (belakang).


Lalu hasil pengukuran dibaca dan dicatat seperti pada langkah nomor 14
dan 15.
18. Teropong diarahkan ke titik–titik detail yang terlihat ada perbedaan
ketinggian di sekitar titik poligon, 3 titik detail (1 ke dalam polygon, 2
keluar polygon). Untuk titik polygon detail, ambil lokasi tanah yang
mewakili setiap kontur tanah di lokasi pengambilan data.

19. Theodolit dipindahkan ke titik poligon selanjutnya dan diatur seperti


langkah nomor 2 s/d 6, selanjutnya dilakukan pengukuran seperti pada
nomor 13 s/d 18.
20. Demikian seterusnya untuk titik poligon yang lain, bila theodolite
terletak pada suatu titik poligon, maka pembidikan ke titik poligon lain
adalah ke titik poligon depannya dan ke titik poligon belakangnya.
Sebagai contoh : theodolite berada pada titik 1, maka yang dibidik titik 2
(depan) dan titik n (belakang).
Catatan :
1. Tembak 2 stasiun terdekat
2. Tembak 1 titik di dalam
poligon
3. Tembak 2 titik di luar
poligon

Keterangan :
A => Titik di dalam poligon
B, C => Titik di luar poligon
2, 5 => Stasiun terdekat

Gambar 1.2 Titik penembakan menggunakan theodolite

21. Catat hasil penembakan pada form lapangan.

4
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

E. Referensi

Rifai, A. (2013). Sistem Informasi Pemantauan Posisi Kendaraan Dinas Unsri


Menggunakan Teknologi GPS. Jurnal Sistem Informasi, 603-610.
Saifudin, A. (2014). pengertian-dan-fungsi-theodolit. Retrieved from
www.belajarsipil.com:
https://www.belajarsipil.com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsi-
theodolit/

5
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

6
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

BAB II
ANALISIS HITUNGAN
A. Pendahuluan
Setelah melakukan penembakan dan pengambilan data dengan
menggunakan theodolite ke setiap stasiun dan detail di sisi masing-masing
stasiun, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data yang didapat
berupa :
1. Besarnya sudut arah horizontal.
2. Besarnya sudut arah vertikal.
3. Batas Atas dan Batas Bawah.

B. Tujuan
1. Mengetahui cara pengolahan data penembakan theodolite.
2. Mencari koordinat dan elevasi dari setiap stasiun.

C. Lokasi Penembakan
Penembakan dilakukan didalam/diluar lingkungan kampus terpadu UMY.

D. Menghitung Poligon Utama


1. Sudut polygon utama.
Rumus : βx = sudut dalam stasiun x
Contoh : Dari hasil penembakan, didapat nilai :
β1 = 122° 54’ 01”
β2 = 131° 16’ 32”
Dan seterusnya
Keterangan : masukkan seluruh sudut dalam stasiun.
2. Menghitung helling.
Rumus : Helling x = 90° - sudut arah vertikal dari stasiun (x-1) ke
stasiun x
Contoh : Hasil penembakan sudut arah vertikal dari stasiun 1 ke
stasiun 2 diperoleh 92° 54’ 16”, maka :

7
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

Helling 2 = 90° - sudut arah vertikal dari stasiun (2-1) ke stasiun 2


= 90° -sudut arah vertikal dari stasiun 1 ke stasiun 2
= 90° - 92° 54’ 16”
= -2° 54’ 16” (diubah ke dalam nilai degres)
= -2,904444444 (tulis semua angka)
Keterangan : hitung helling semua stasiun dengan rumus diatas.
3. Menghitung jarak.
Rumus : Dx = 100 (BA – BB) cos2 hx
Contoh : Hasil penembakan dari stasiun 1 ke stasiun 2 didapatkan
nilai :
Batas Atas (BA) = 1,628 m
Batas Bawah (BB) = 1,372 m
maka,

D2 = 100 (BA – BB) cos2 h2


= 100 (1,628 – 1,372) cos2 -2,904444444
= 25,53427224 m

Keterangan : hitung seluruh jarak stasiun dengan rumus diatas kemudian


jumlahkan nilai D sehingga didapat nilai ΣD.
4. Koreksi Kesalahan Penutup Sudut.
Rumus :β = β1 + β2 + β3 + (…) + βn
Σs = (n – 2) x 180°
Σs – β
Fs =
n
Contoh :β = β 1 + β2 + β 3 + β 4 + β5
β = 92° 48’ 8,5” + 122° 54’ 01” + 114° 43’ 20” +
146° 17’29” + 63° 17’ 46”
= 540° 0’ 44,5”
Σs = (n-2) x 180°
= (5-2) x 180°
= 540°

8
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

Fs = Ʃs – β
n
= 540º – 540° 0’ 44,5”
5
= -0° 0’ 8,9”

Rumus : βxT = βx + Fs
Contoh : β2T = β2 + Fs
= 122° 54’ 01” + (-0° 0’ 8,9”)
= 122° 53’ 52,1”
Keterangan : hitung koreksi dari sudut disetiap stasiun dengan rumus
diatas.
5. Menghitung azimuth tiap sisi polygon
Rumus : αx = α(x-1) + 180° - βxT
Contoh : Saat penembakan didapat nilai azimuth : 149° 40’ 26”
α1 = 149° 40’ 26”

α2 = α(2-1) + 180° - β2T

= α1 + 180° - β2T
= 149° 40’ 26” + 180° - 122° 53’ 52,1”
= 206° 46’ 33,9”
Keterangan : hitung sudut azimuth disetiap stasiun dengan rumus diatas.
6. Menghitung koordinat
X a. Menghitung Δx
Rumus : ΔXx = Dx sin α(x-1)
ΣΔx = Δx1 + Δx2 + Δx3 + (…) + Δxn
Contoh : Δx1 = D1 sin α5
Δx2 = D2 sin α1
= 25,53427224 sin 149° 40’ 26”
= 12,89279135 m

9
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

Keterangan : hitung nilai Δx disetiap stasiun dengan rumus diatas,


setelah itu hitung jumlahnya dengan rumus ΣΔx.
b. Menghitung koreksi Δx
Rumus F𝛥Xx = Dx × Ʃ𝛥X
ƩD
F𝛥X2 = D2 × Ʃ𝛥X
ƩD

= -0,07238 m
Keterangan : hitung nilai FΔx disetiap stasiun dengan rumus diatas.
c. Menghitung Δx terkoreksi
Rumus : ΔXxT = ΔXx - FΔXx
Contoh : ΔX2T = ΔX2 - FΔX2
= 12,8927 - (-0,07238)
= 12,96508 m
Keterangan : hitung nilai ΔX terkoreksi disetiap stasiun dengan rumus
diatas.
d. Menghitung koordinat absis (X)
Rumus : Xx = X(x-1) + ΔXxT
Misal pada saat penembakan ditentukan nilai koodinat titik X1 sebesar
100, maka :
X1 = 100 m
X2 = X(2-1) + ΔX2T
= X1 + ΔX2T
= 100 + 12,96508
= 112,96508 m
X3= X2 + ΔX3T
Keterangan : hitung nilai X terkoreksi disetiap stasiun dengan rumus
diatas, sampai didapat nilai X1 kembali ke nilai awal yaitu 100.

10
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

7. Menghitung koordinat Y
a. Menghitung Δy
Rumus : ΔYx = Dx cos α(x-1)
ΣΔy = Δy1 + Δy2 + Δy3 + (…) + Δyn
Contoh : Δy1 = D1 cos α5

Δy2 = D2 cos α1
= 25,53427224 cos 149° 40’ 26”
= -22,04030376 m
Keterangan : hitung nilai Δy disetiap stasiun dengan rumus diatas,
setelah itu hitung jumlahnya dengan rumus ΣΔy.
b. Menghitung koreksi Δy
Rumus F𝛥yx = Dx × Ʃ𝛥y
ƩD
F𝛥y2 = D2 × Ʃ𝛥y
ƩD

= -0,31099 m
Keterangan : hitung nilai FΔy disetiap stasiun dengan rumus diatas.
c. Menghitung Δy terkoreksi
Rumus : ΔyxT = Δyx – F𝛥yx
Contoh : Δy2T = Δy2 - FΔy2
= -22,0403 - (-0,31099)
= -21,72931 m
Keterangan : hitung nilai Δy terkoreksi disetiap stasiun dengan rumus
diatas.
d. Menghitung koordinat absis (Y)
Rumus : Yx = Y(x-1) + ΔyxT
Misal pada saat penembakan ditentukan nilai koodinat titik Y1 sebesar
100, maka :
Y1 = 100 m

11
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

Y2 = Y2-1 + Δy2T
= Y1 + Δy2T
= 100 + (-21,72931)
= 78,27069 m

Keterangan : hitung nilai Y terkoreksi disetiap stasiun dengan rumus


diatas, sampai didapat nilai Y1 kembali ke nilai awal yaitu 100.
8. Menghitung elevasi (E)
a. Menghitung beda tinggi Δh
Rumus : Δhx = Dx tan hx + tinggi alat di stasiun (x-1) – BT
ΣΔh = Δh1 + Δh2 + Δh3 + (…) + Δhn
Contoh : Δh2 = D2 tan h2 + tinggi alat di stasiun (2-1) - BT
= D2 tan h2 + tinggi alat di stasiun 1 - BT
= 25,53427224 tan -2,904444444 + 1,38 - 1,5
= -1,415496219 m
Keterangan : hitung nilai Δh disetiap setasiun, lalu jumlahkan seluruh
nilai Δh sehingga didapatkan nilai ΣΔh.
b. Koreksi nilai Δh
Rumus F𝛥hx = Dx × Ʃ𝛥h
ƩD
F𝛥h2 = D2 × Ʃ𝛥h
ƩD
= -0,379 m
Keterangan : hitung nilai FΔh disetiap stasiun dengan rumus diatas.
c. Δh terkoreksi
Rumus : ΔhxT = Δhx - FΔhx
Contoh : Δh2T = Δh2 – FΔh2
= -1.4154 – (-0,379)
= -1,0364 m

12
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

Keterangan : hitung nilai Δh terkoreksi disetiap stasiun dengan rumus


diatas.
d. Menghitung Elevasi
Rumus : Ex = E(x-1) + ΔhxT
Contoh :
Misal, dengan GPS terbaca ketinggian + 100 m pada stasiun 1, maka :
E1 = + 100 m
E2 = E(2-1) + Δh2T
= + 100 + (-1,0364)
= + 98,9636 m
E3 = E2 + Δh3T
Keterangan : hitung nilai seluruh elevasi dengan menggunakan rumus
diatas, karena poligon bersifat tertutup, maka ketika kembali ke E1
hasilnya harus kembali di angka + 100 m

E. Menghitung Detail Stasiun


1. Detail Stasiun 1
a. Sudut dalam
Azimuth stasiun 1 = α1

α1a= α1 + β1a
α1b= α1 + β1b
α1c= α1 + β1c
dan seterusnya (tergantung seberapa banyak pengambilan
detail stasiun di stasiun 1)
b. Menghitung helling
Helling 1a = 90° - v1a
Helling 1b = 90° - v1b
Helling 1c = 90° - v1c

13
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

c. Menghitung jarak
D1a = 100 (BA-BB) x cos2helling 1a
D1b = 100 (BA-BB) x cos2helling 1b
D1c = 100 (BA-BB) x cos2helling 1c
d. Menghitung Δx
Δx1a= D1a sin α1a

Δx1b= D1b sin α1b

Δx1c= D1c sin α1c


e. Koordinat X detail stasiun 1
X1= koordinat X stasiun 1
X1a= X1 + Δx1a
X1b= X1 + Δx1b
X1c= X1 + Δx1c
f. Menghitung Δy
y1a = D1a cos α1a

Δy1b = D1b cos α1b

Δy1c = D1c cos α1c


g. Koordinat Y detail stasiun 1
Y1= koordinat Y stasiun 1
Y1a= Y1 + Δy1a
Y1b= Y1 + Δy1b
Y1c= Y1 + Δy1c
h. Menghitung Δh
h1a = D1a tan helling 1a + tinggi alat stasiun 1 - BT
Δh1b = D1b tan helling 1b + tinggi alat stasiun 1 - BT
Δh1c = D1c tan helling 1c + tinggi alat stasiun 1 - BT
i. Meghitung Elevasi
E1 = Elevasi stasiun 1
E1a = E1 + h1a
E1b = E1 + h1b

14
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

E1c = E1 + h1c
2. Detail stasiun 2
3. Detail stasiun 3
dan seterusnya (tergantung jumlah stasiun utama yang ditentukan)

Catatan : setelah melakukan perhitungan poligon utama, hitung juga


stasiun detail disetiap stasiun penembakan dengan cara dan rumus di atas.

15
TSD 2401
C. HASIL
STASIUN KOORDINAT X KOORDINAT Y ELEVASI
1 100 100 107
2 107.422675928 84.247420173 107.506531341
3 99.323811628 56.151216431 106.133170559
4 82.817804814 60.299715838 105.994775306
5 82.342733960 89.978728873 106.581977336
1a 95.322178058 89.901991846 106.000293879
1b 96.332819764 104.499078611 114.115908054
1c 111.829511072 107.277168485 108.133601045
2a 96.768764129 74.878391239 105.690113370
2b 94.936854508 80.232851449 105.494372208
2c 121.247415788 86.439242488 107.616894202
3a 95.950314839 66.616750260 105.718573789
3b 102.920988043 50.646527546 106.332004469
3c 96.246444573 43.520962856 105.990208157
3d 88.943227051 48.325412546 105.944515194
4a 87.434472767 69.169932333 105.728689205
4b 81.389114630 49.398323371 106.025145007
4c 76.499620690 54.473658812 106.002656129
4d 72.664253551 69.927968498 106.099655243
5a 90.322068019 86.322836927 105.902448708
5b 65.465706029 78.519515814 106.273351032
5c 71.915265264 94.570968369 106.615791385
5d 88.461461767 103.652513904 106.894373541
D. REFERENSI
Tim Penyusun Praktikum Geomatika (2020) Modul Praktikum Geomatika
Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

KETERANGAN
Nilai Asisten Nilai Dosen

Tanggal: Tanggal:
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

BAB III
PENGGAMBARAN KONTUR
A. Pendahuluan
Tahap penggambaran dilakukan setelah tahap perhitungan dapat
diselesaikan. Tahap ini merupakan ploting data lapangan yang telah di dapat
ke dalam kertas millimeter dan kalkir.

B. Tujuan
1. Mengetahui langkah-langkah pengerjaan secara manual.
2. Menggambar garis kontur dari data stasiun secara manual.
3. Dapat mendefinisikan beberapa daerah dari kontur hasil penggambaran.

C. Alat dan Bahan


1. Kertas kalkir ukuran A0
2. Milimeter blok ukuran A0
3. Pensil
4. Penggaris
5. Penghapus
6. Rapido atau Drawing pen

D. Teori
1. Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak di atas peta dan jarak yang
sama di atas permukaan bumi. Ada beberapa macam skala dari peta
misalnya 1 : 100.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm di atas
permukaan bumi. Pemilihan skala peta tergantung daripada maksud dan
penggunaan dari peta, hal ini karena menyangkut masalah ketelitian yang
di dapat dari hasil pengukuran. Oleh karena itu skala peta harus ditentukan
terlebih dahulu sebelum penggambaran dimulai.

17
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

2. Kontur
Garis kontur berarti garis yang menggabungkan titik-titik yang
tingginya sama. Garis-garis kontur menjadi penting pada topografi karena
memungkinkan menggambar peta yang memperlihatkan bentuk dan
sebagainya pada suatu lapangan.

Sifat-sifat garis kontur adalah sebagai berikut:

a. Setiap garis kontur akan membentuk “loop” atau keluar kearah batas
tepi peta.
b. Garis kontur tidak akan saling memotong atau bertemu.
c. Satu “loop” garis kontur akan menggambarkan bukit atau lembah
yang datar (Depression)
d. Memotong aliran air (sungai) berbentuk V yang ujung lancip tersebut
menunjuk arah hulu.
e. Untuk pungung bukit digambarkan dengan seperti huruf U.
f. Garis kontur cenderung sejajar terhadap aliran sungai/air.
g. Bentuk garis kontur “M” menunjukan adanya pertemuan atau
persimpangan aliran air/sungai dibawah bentuk kontur tersebut.
h. Ruang antar garis kontur yang teratur menunjukkan adanya
kemiringan permukaan bumi yang teratur juga.
i. Ruang antar garis kontur yang tidak teratur menunjukkan permukaan
bumi yang tidak datar.
j. Jarak horisontal antara dua kontur menunjukkan besarnya kemiringan
muka bumi. Garis kontur yang rapat menunjukkan permukaan bumi
yang curam, demikian sebaliknya.

18
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

k. Arah tegak lurus terhadap kontur menunjukkan kemiringan yang


maksimal, maka dengan ini aliran air hujan di permukaan dapat
ditentukan diatas peta.

Gambar 3.1 Garis kotur perbukitan (Ordnance Survey, 2018)

E. Cara Kerja
1. Ploting Grid
Kertas dipersiapkan dengan menggunakan kertas millimeter. Setiap 10 cm
(1 dm) diberi tanda grid.

90 100 110
100 100 100

90 100 110
90 90 90

2. Penentuan Arah Utara


Arah utara ke atas sebelum ploting supaya di atur agar kertas tersedia
dapat memuat gambar luasan (area) yang dipetakan.

19
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

3. Penggambaran Titik Polygon


Setelah kertas dengan petunjuk grid (koordinat) titik – titik polygon
diplotkan dengan memasukkan koordinat yang telah di dapat dari
perhitungan. Untuk skala 1:200 berarti setiap 1 dm (10 cm) sama dengan
200 dm atau 20 m di lapangan. Dari hasil plotting di cek kembali dengan
jarak sisi polygon dari hasil pengukuran langsung. Kalau sudah sesuai
berarti polygon-nya sudah benar. Misalnya A dan B sudah diplotkan di
peta jarak langsung (dari pengukuran) 100 m, berarti kalau dicek di atas
peta panjangnya 50 cm berarti benar.
4. Penggambaran Titik Detail
Titik detail digambarkan dengan metode ekstraplorasi koordinat kutub.
Pada cara ke satu titik detail ditentukan berdasarkan arah utara dengan
azimuth sebesar α dengan jarak D.
Pada cara kedua, digambarkan dengan jarak dan sudut, A-B adalah titik
polygon, sedang letak kedudukan instrument di A penulisan cukup sampai
cm. Sedang detail yang dimaksudkan adalah merupakan titik dari angka
ketinggian.
5. Penggambaran Garis Tinggi (Kontur)
Setelah titik detail diplotkan, garis tinggi dapat di gambar dengan
interpolasi linier dari 2 (dua) titik yang diplotkan ketinggiannya.
Misalkan titik P (K. 90) dan Q (K. 95,5) adalah detail, persoalannya
menentukan dimana posisi titik yang mempunyai ketinggian 90,05.
Dengan interpolasi linier 90,05 (K. 90,05) atau kontur 90,05 dapat
ditentukan. Kalau akan dihitung dari P maka perhitungannya sebagai
berikut :
Diketahui :
a. Tinggi titik P = 90
b. Tinggi titik Q = 95,5
c. Jarak titik P-Q= 1000 mm
d. Selisih tinggi atau elevasi yang digunakan adalah 0,05
Ditanya : Maka jarak titik P dengan ketinggian 90,05 ialah?

20
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

Jawab :
a. Selisih ketinggian P dan Q =Q–P
= 95,5 – 90
= 5,5
b. Jarak titik P dengan ketinggian 90,05 = 0,05 × 1000
5,5
= 9,09 mm

Demikian seterusnya, dengan menghubungkan titik tinggi yang sama


ketinggiannya, garis kontur dapat digambarkan.

6. Pengkalkiran (Tracing)
Setelah peta asli (original) selesai di buat pada milimeter, tugas
selanjutnya adalah memindahkan ke kertas kalkir (tracing peper). Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pengkalkiran :
a. Detail-detail dibuat sesuai dengan situasi yang digunakan.
b. Ukuran rapido yang digunakan agar sesuai dengan detail yang
digambar.
c. Titik-titik tinggi dari detail yang digambar, dipilih yang jaraknya satu
sama lain lebih kurang 2 cm atau 4 cm.
d. Garis kontur dibuat dengan rapido 0,5 mm, dan setiap 5 (lima) kontur
dibuat lebih tebal dari pada 0,2 mm.
e. Ukuran kalkir sesuai yang diperlukan pemetaan dan keterangan-
keterangannya.
7. Skala Peta
Pada penggambaran peta skala dapat dinyatakan dengan angka (skala
numeris). Misalnya 1:500, 1:1000 dan seterusnya. Tetapi juga bisa
dinyatakan dengan skala garis untuk lebih memudahkan membaca peta
biasanya dibuat gabungan skala numeris dengan grafis.

F. Referensi
Wongsotjitro, Soetomo.1980.Ilmu Ukur Tanah.Yogyakarta:Kanisius.
Frick, lr. Heinz.1979. llmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta:Kanisius.

21
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

22
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021

BAB IV
PENGOLAHAN DENGAN SOFTWARE
A. Pendahuluan
Pada bab ini akan di jelaskan langkah-langkah pengolahan data dengan
menggunakan aplikasi ArcGIS.

B. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui langkah-langkah pemetaan dengan menggunakan ArcGIS.
2. Mengetahui cara membuat peta administrasi.
3. Mengetahui cara membuat peta daerah aliran sungai.
4. Mengetahui cara membuat peta Polygon Thiesen.
5. Mengetahui cara memunculkan data overlay pada peta guna lahan dan
administrasi yang telah dibuat.
LAMPIRAN
Langkah Pembuatan Peta Kecamatan Wanareja Dengan Arcmap10.2
1. Buka Google Maps melalui Mozilla Firefox atau Google Chrome dengan
cara memasukkan website www.maps.google.com.

Gambar 1 Tampilan awal Google Maps.


Sumber : Google Maps

2. Sebelum itu, buatlah New folder terlebih dahulu untuk menyimpan Data
arcmap yang akan dikerjakan. Kemudian, simpan Gambar peta dengan
menggunakan paint disimpan dengan format JPEG dan dimasukkan
kedalam folder yang telah dibuat. Lalu buka peta tadi dengan cara ketik
ArcMap pada kolom pencarian.

Gambar 2 Tampilan Folder untuk menyimpan Data ArcMap


3. Setelah terbuka, tambahkan Gambar peta tadi kedalam lembar kerja aktif,
dengan cara klik Add Data.

Gambar 3 Tampilan Add Data pada menu Bar

4. Setelah itu, cari peta yang telah kita ambil dari penyimpanan Folder
dengan cara Connect To Folder, lalu cari Folder yang berisi peta yang
akan digunakan, klik Add.

Gambar 4 Tampilan Add Data


5. Setelah terbuka, hasilnya akan seperti pada Gambar dibawah ini.

Gambar 5 Tampilan peta Kecamatan Wanareja

6. Langkah selanjutnya yaitu mencari 4 titik koordinat geografis dari peta


kemudian kita konversikan ke koordinat UTM dengan cara membuka web
yogantara.info.

Gambar 6 Tampilan aplikasi pengubah koordinat


Sumber : yogantara.info
7. Setelah koordinat yang diketahui sudah diubah ke UTM, masukkan
koordinat tadi dengan cara klik Add Control Point, kemudian klik kiri
pada titik koordinat yang sesuai dengan peta tadi di lembar kerja ArcMap
lalu klik kanan pilih Input X and Y.

Gambar 7 Memasukkan titik-titik Control

8. Masukkan koordinat yang sudah diubah ke UTM kedalam kotak dialog


Enter Coordinates. Ulangi langkah tersebut dan buatlah sebanyak 4 kali
seperti tadi waktu membuat titik koordinat pada peta sebanyak 4 kali.

Gambar 8 Memasukkan titik koordinat


9. Setelah semua koordinat atau titik konTol dimasukkan, Klik
Georeferencing pada Toolbar Standar, lalu klik Update Georeferencing.
Hal ini bertujuan untuk memperbarui dan menyesuaikan koordinat peta
dalam ArcGIS dengan koordinat sesungguhnya.

Gambar 9 Tampilan menu Georeferencing

10. Setelah itu, ubah koordinat yang akan digunakan dengan cara klik menu
View pada Toolbar lalu pilih Data Frame Properties.

Gambar 10 Tampilan menu View


11. Klik View di menu Bar, lalu klik Data Frame Properties, lalu klik 2x
Projected Coordinate System, kemudian klik 2x pada UTM, lalu klik 2x
pada WGS 1984, klik 2x Southern Hemisphere, klik pada Zone yang sesuai
lOk.asi peta, lalu klik Ok.

Gambar 11 Tampilan kotak dialog Data Frame Properties

12. Buatlah batas-batas wilayah dari peta tersebut, dengan cara klik menu
Catalog yang ada di menu Bar.

Gambar 12 Tampilan Catalog


13. Klik menu Catalog, lalu klik kanan pada Folder tempat menyimpan peta,
lalu pilih New, kemudian pilih Shapefile.

Gambar 13 Tampilan menu Catalog

14. Setelah itu, isi nama batas yang akan kita buat, untuk Feature Type pilih
Polyline. Untuk Description, klik Edit lalu pilih Projected Coordinate
System, pilih UTM, kemuadian pilih WGS 1984. Sesuaikan letak daerah
yang akan digunakan, karena letak daerah berada dibawah garis
khatulistiwa, pilih Southern Hemisphere, lalu pilih WGS 1984 Zone 49S.
lalu klik Ok.

Gambar 14 Tampilan kotak dialog Create New Shapefile


15. Ikuti garis-garis sepanjang wilayah kecamatan pada peta. Setelah selesai
lalu Double klik lalu pilih menu Editor, lalu pilih Stop Editing.

Gambar 15 Tampilan batas Kecamatan Wanareja

16. Setelah itu, klik ArcToolbox, kemudian klik 2x pada Data Management
Tools, lalu klik 2x pada Features, lalu klik 2x pada Feature To Polygone
kemudian muncul kotak dialog Feature To Polygone pada bagian Input
diisi dengan File yang sudah kamu simpan tadi.

Gambar 16 Tampilan untuk memberi warna Polygon


17. Setelah itu, buatlah jalan dan sungai pada peta tersebut. Sebelumnya ubah
warna Polygon menjadi Hollow agar tidak menutupi wilayah yang akan
dimuat peta tata guna lahan.

Gambar 17 Tampilan menu Symbol Sector

18. Buatlah jalan yang terdapat pada peta tesebut, dengan cara yang sama
seperti membuat batas wilayah kecamatan yang telah diterangkan diatas
hanya namanya saja diubah menjadi jalan.

Gambar 18 Tampilan kotak dialog Create New Shapefile


19. Ikuti garis-garis jalan yang berada didalam wilayah kecamatan pada peta.
Setelah selesai lalu Double klik lalu pilih menu Editor, lalu pilih Stop
Editing.

Gambar 19 Tampilan jalan yang berwarna hitam dan Orange

20. Buatlah sungai yang terdapat pada peta tesebut, dengan cara yang sama
seperti membuat batas wilayah kecamatan yang telah diterangkan diatas
hanya namanya saja diubah menjadi sungai.

Gambar 20 Tampilan sungai yang berwarna biru


21. Setelah itu, bagi wilayah dalam peta menjadi beberapa bagian, dengan
cara klik Editor, pilih Start Editing. Klik sekali pada peta, lalu pilih Cut
Polygon Tools. Setelah selesai klik Editor lalu pilih Stop Editing.

Gambar 21 Tampilan wilayah yang telah terbagi

22. Untuk memberi nama wilayah pada peta yang telah dibagi tadi, klik kanan
pada Layer “Batas Wilayah Kecamatan” kemudian pilih Open Attribute
Table.

Gambar 22 Membuat nama pada wilayah.


23. Setelah itu, akan muncul tabel. Untuk menambahkan kolom pada tabel,
klik Table Options, lalu pilih Add Field.

Gambar 23 Tampilan menu Table Options

24. Setelah itu, pada kotak dialog Add Field, isi nama kolom dan pilih tipe
yang akan digunakan. Karena akan menampilkan teks, maka ubah Type
tersebut ke bentuk Text. Lalu klik Ok.

Gambar 24 Tampilan kotak dialog Add Field.


25. Setelah itu masukan nama sesuai dengan wilayah yang telah kita buat tadi.
Caranya bisa dengan klik, Editor, pilih Start Editing lalu klik daerahnya
yang akan diisi nama keterangan. Kemudian yang lainnya juga isi sesuai
kebutuhan. Lalu di Stop Editing.

Gambar 25 Tampilan Table pada Attribute Table

26. Setelah diberi nama wilayah langkah selanjutnya adalah, menghitung luas
area daerah yang telah dikasih nama, cara nya sama yaitu membuat kolom
baru disebelah keterangan yaitu klik Add Field kemudian nama nya diisi
“LUAS” terus Type nya diganti Double lalu klik Ok.

Gambar 26 Tampilan kotak dialog Add Field


27. Kemudian untuk menghitung luas, tabel luas nya diblOk., klik kanan lalu
pilih Calculate Geometry, lalu Property nya diganti Area dan unitnya
diganti Square Kilometers(sq km), klik Ok.

Gambar 27 Tampilan kotak dialog Calculated Geometry

28. Setelah diberi nama wilayah langkah selanjutnya adalah, menghitung luas
area daerah yang telah dikasih nama, cara nya sama yaitu membuat kolom
baru disebelah keterangan yaitu klik Add Field kemudian nama nya diisi
“KELILING” terus Type nya diganti Double lalu klik Ok.

Gambar 28 Tampilan kotak dialog Add Field


29. Kemudian untuk menghitung luas, tabel luas nya diblOk. lalu klik kanan
lalu pilih Calculate Geometry, lalu Property nya diganti Perimeter dan
unitnya diganti Kilometers(km), klik Ok.

Gambar 29 Tampilan kotak dialod Calculated Geometry

30. Setelah selesai, hasilnya akan seperti pada Gambar di bawah ini.

Gambar 30 Tampilan pada kolom luas dan keliling


31. Setelah itu beri warna yang berbeda beda di disetiap daerah, caranya klik
2x pada “Batas Wilayah Kecamatan” yang ada Polygonnya, setelah
muncul Layer Properties pilih Symbology , klik Category kemudian
Unique Value di klik, Value Field nya diganti “KETERANGAN” terus
pilih warna yang diinginkan, terus klik Add All Value setelah itu di Apply
baru di Ok.

Gambar 31 Tampilan untuk memberi warna di setiap daerah

32. Setelah itu memunculkan nama keterangan, caranya sama yaitu klik 2x
pada “Batas Wilayah Kecamatan” yang ada Polygonnya, kemudian pilih
Labels lalu Label Features In This Layer di centang, lalu Label Field nya
diganti “KETERANGAN” lau di Apply kemudian baru di Ok.

Gambar 32 Tampilan kotak dialog Layer Properties


33. Langkah selanjutnya yaitu menghitung panjang Jalan Umum, klik kanan
pada Layer “Jalan Umum” kemudian pilih Open Attribute Table lalu klik
Table Options dan pilih Add Field kemudian diberi nama “PANJANG”
Type nya Double. Lalu klik Ok.

Gambar 33 Tampilan kotak dialog Add Field

34. Kemudian klik kanan kolom panjang dan pilih Calculate Geometry lalu
pilih Property Length dan Units nya diubah menjadi Kilometers (km). klik
Ok.

Gambar 34 Tampilan kotak dialog Calculate Geometry


35. Setelah selesai, hasilnya akan seperti pada Gambar di bawah ini.

Gambar 35 Tampilan pada kolom panjang Jalan Umum

36. Menghitung panjang Jalan Nasional, klik kanan pada Layer “Jalan
Nasional” kemudian pilih Open Attribute Table lalu klik Table Options
dan pilih Add Field kemudian diberi nama “PANJANG” Type nya Double.
Klik Ok.

Gambar 36 Tampilan kotak dialog Add Field


37. Kemudian klik kanan kolom panjang dan pilih Calculate Geometry lalu
pilih Property Length dan Units nya diubah menjadi Kilometers (km). klik
Ok.

Gambar 37 Tampilan kotak dialog Calculated Geometry

38. Setelah selesai, hasilnya akan seperti pada Gambar di bawah ini.

Gambar 38 Tampilan pada kolom panjang Jalan Nasional


39. Menghitung panjang Sungai, klik kanan pada Layer “Sungai” kemudian
pilih Open Attribute Table lalu klik Table Options dan pilih Add Field
kemudian diberi nama “PANJANG” Type nya Double. Klik Ok.

Gambar 39 Tampilan kotak dialog Add Field

40. Kemudian klik kanan kolom panjang dan pilih Calculate Geometry lalu
pilih Property Length dan Units nya diubah menjadi Kilometers (km). klik
Ok.

Gambar 40 Tampilan kotak dialog Calculated Geometry


41. Setelah selesai, hasilnya akan seperti pada Gambar di bawah ini.

Gambar 41 Tampilan pada kolom panjang Sungai

42. Langkah selanjutnya menampilkan luas dan keliling wilayah ke Excel,


caranya dengan klik kanan pada “Batas Wilayah Kecamatan” lalu pilih
Open Attribute Table, lalu klik Report kemudian klik Create Report. Pada
kotak dialog Report Wizard, Layer/Table nya diubah menjadi “Batas
Wilayah Kecamatan” lalu klik keterangan kemudian klik menjuru Report
File, begitu juga dengan luas dan keliling, kemudian klik Next sampai
pada akhirnya klik Finish.

Gambar 42 Tampilan kotak dialog Report Wizrd


43. Lalu muncul kotak dialog Report Viewer, klik Export Report To File yang
ada pada menu Bar, akan muncul kotak dialog Export Report, pilih format
Microsoft Excel (xls) lalu simpan di folder yang diinginkan. Klik Ok.

Gambar 43 Tampilan kotak dialog Export Report

44. Setelah itu buka Windows Explorer untuk membuka File dimana hasil
Export File tadi tersimpan.

Gambar 44 Tampilan File Excel yang sudah di Export


45. Lalukan hal yang sama seperti nomor 42 untuk menampilkan panjang
sungai di Excel. Klik kanan pada “Sungai” lalu pilih Open Attribute Table,
lalu klik Add Field lalu pilih Report kemudian klik Create Report. Pada
kotak dialog Report Wizard, Layer/Table nya diubah menjadi “Sungai”
lalu klik panjang kemudian klik menjuru Report File, kemudian klik Next
sampai pada akhirnya klik Finish.

Gambar 45 Tampilan kotak dialog Report Wizrd

46. Lalu muncul kotak dialog Report Viewer, klik Export Report To File yang
ada pada menu bar, akan muncul kotak dialog Export Report, pilih format
Microsoft Excel (xls) lalu simpan di folder yang diinginkan. Klik Ok.

Gambar 46 Tampilan kotak Export Report


47. Setelah itu buka Windows Explorer untuk membuka File dimana hasil
Export File tadi tersimpan

Gambar 47 Tampilan File Excel yang sudah di Export

48. Lalukan hal yang sama seperti nomor 42 untuk menampilkan panjang
sungai di Excel. Klik kanan pada “Jalan Umum” lalu pilih Open Attribute
Table, lalu klik Add Field lalu pilih Report kemudian klik Create Report.
Pada kotak dialog Report Wizard, Layer/Table nya diubah menjadi “Jalan
Umum” lalu klik panjang kemudian klik menjuru Report File.

Gambar 48 Tampilan kotak dialog Report Wizrd


49. Lalu muncul kotak dialog Report Viewer, klik Export Report To File yang
ada pada menu bar, akan muncul kotak dialog Export Report, pilih format
Microsoft Excel (xls) lalu simpan di folder yang diinginkan. Klik Ok.

Gambar 49 Tampilan kotak Export Report

50. Setelah itu buka Windows Explorer untuk membuka File dimana hasil
Export File tadi tersimpan

Gambar 50 Tampilan File Excel yang sudah di Export


51. Lalukan hal yang sama seperti nomor 42 untuk menampilkan panjang
sungai di Excel. Klik kanan pada “Jalan Nasional” lalu pilih Open
Attribute Table, lalu klik Add Field lalu pilih Report kemudian klik Create
Report. Pada kotak dialog Report Wizard, Layer/Table nya diubah
menjadi “Jalan Nasional” lalu klik panjang kemudian klik menjuru Report
File.

Gambar 51 Tampilan kotak dialog Report Wizrd

52. Lalu muncul kotak dialog Report Viewer, klik Export Report To File yang
ada pada menu bar, akan muncul kotak dialog Export Report, pilih format
Microsoft Excel (xls) lalu simpan di folder yang diinginkan. Klik Ok.

Gambar 52 Tampilan kotak Export Report


53. Setelah itu buka Windows Explorer untuk membuka File dimana hasil
Export File tadi tersimpan.

Gambar 53 Tampilan File Excel yang sudah di Export

54. Tampilkan titik koordinat kantor kecamatan yang ada di wilayah


kecamatan Wanareja. Pertama buka Google Maps kemudian Search nama
kantor kecamatan Wanareja.

Gambar 54 Tampilan Google Maps kantor Kecamatan Wanareja


Sumber : Google Maps
55. Lalu ubah titik koordinat nya ke koordinat UTM dengan cara membuka
yogantara.info

Gambar 55 Tampilan konversi koordinat kantor kecamatan


Sumber : yogantara.info

56. Kemudian buka Excel lalu ketikkan nama, X, dan Y pada Cells yang saling
bersebelahan, lalu koordinat yang sudah di ubah ke UTM di masukkan di
Excel, kemudian di Save di beri nama dan File tipe nya diganti menjadi
Excel 97-2003 Template. Lalu klik Save.

Gambar 56 Tampilan titik koordinat X Y kantor kecamatan pada


Microsoft Excel
57. Lalu kembali lagi ke ArcGis, kemudian klik File lalu Add Data kemudian
pilih Add XY Data lalu Connect To folder, cari folder yang telah disimpan
kemudian di Add terus pilih di Sheets berapa File tadi berada, setelah
muncul X dan Y nya kemudian di Ok.

Gambar 57 Tampilan menu Add XY Data

58. Setelah itu, hasilnya akan pada seperti Gambar dibawah ini.

Gambar 58 Tampilan Gambar dengan titik-titik kantor kecamatan


59. Tampilkan titik kantor desa. Pertama buka Google Maps kemudian Search
nama kantor kelurahan/desa yang ada di wilayah kecamatan tersebut
dengan titik koordinatnya.

Gambar 59 Tampilan Google Maps kantor Kepala Desa Tambaksari


Sumber : Google Maps

60. Lalu ubah titik koordinat nya ke koordinat UTM dengan cara membuka
yogantara.info.

Gambar 60 Tampilan konversi koordinat kantor kelurahan


Sumber : yogantara.info
61. Kemudian buka Excel lalu ketikkan nama, X, dan Y pada Cells yang saling
bersebelahan, lalu koordinat yang sudah di ubah ke UTM di masukkan di
Excel, kemudian di Save di beri nama dan File tipe nya diganti menjadi
Excel 97-2003 Template. Lalu klik Save.

Gambar 61 Tampilan titik koordinat XY kantor kelurahan pada Microsoft


Excel

62. Lalu kembali lagi ke ArcGis, kemudian klik File lalu Add Data kemudian
pilih Add XY Data terus Connect To Folder, cari folder “Kantor Desa”
kemudian Add terus pilih Sheets 1 setelah muncul X dan Y nya kemudian
Ok.

Gambar 62 Tampilan menu Add XY Data


63. Setelah itu, hasilnya akan pada seperti Gambar dibawah ini.

Gambar 63 Tampilan Gambar dengan titik kantor kelurahan/desa.

64. Klik kanan pada Sheet 1 pada kantor desa, lalu pilih Data lalu klik Export
Data, Lalu klik Browse, simpan di File ArcMap yang sama seperti
sebelumnya, lalu ganti nama File menjadi “Kantor Desa”, lalu ganti Save
As Type menjadi Shapefile, lalu Save.

Gambar 64 Tampilan Export Data


65. Lakukan hal yang sama, klik kanan pada Sheet 1 pada kantor camat, lalu
pilih Data lalu klik Export Data, Lalu klik Browse, simpan di File ArcMap
yang sama seperti sebelumnya, lalu ganti nama File menjadi “Kantor
Camat”, lalu ganti Save As Type menjadi Shapefile, lalu Save.

Gambar 65 Tampilan Export Data

66. Hapus Sheet1$ pada Layer, karena telah membuat yang berupa Shapefile.

Gambar 66 Tampilan Remove


67. Klik kanan pada Layers Kantor Camat, lalu pilih Properties. Pada
Symbology klik pada Unique Values, dan Klik Add All Values. Lalu
hilangkan centang pada All Other Values. Pada Labels centang Labels
Features In This Layer lalu klik Ok.

Gambar 67 Tampilan Properties

68. Klik kanan pada Layers Kantor Desa, lalu pilih Properties. Pada
Symbology klik pada Unique Values, dan Klik Add All Values. Lalu
hilangkan centang pada All Other Values. Pada Labels centang Labels
Features In This Layer lalu klik Ok.

Gambar 68 Tampilan Properties


69. Hasil Edit pada Symbol kantor camat dan kantor lurah di Kecamatan
Wanareja.

Gambar 69 Tampilan kantor camat dan kantor lurah

70. Selanjutnya penambahan kop peta, uncentang Layer JPEG terlebih


dahulu, lalu klik File > Page And Print Setup, pada bagian Name pilih
Microsoft Print To PDF, pada bagian Size pilih A3 dan Orientation pilih
Landscape, klik Ok.

Gambar 70 Tampilan Page And Print Setup


71. Selanjutnya klik View > Layout View, lalu pada Ruler klik kiri maka
muncul Guide dan sesuaikan dengan Gambar yang akan diatur.

Gambar 71 Tampilan Layout View

72. Selanjutnya munculkan menu Drawing, dengan klik kanan pada Toolbar,
lalu klik Draw maka akan muncul menu Drawing, lalu klik Rectangle
pada menu Drawing dan buat kotakan disamping Gambar peta. Klik kiri
dua kali pada kotakan yang sudah dibuat dan akan muncul menu
Properties, pada menu tersebut dibagian Symbol, Fill Color pilih warna
putih dan pada bagian Outline Color pilih warna hitam. Klik Ok.

Gambar 72 Tampilan menu Properties


73. Selanjutnya klik Insert > Picture, lalu masukan logo UMY.

Gambar 73 Penambahan logo UMY

74. Selanjutnya penambahan Text, klik Text pada menu Drawing, lalu klik kiri
dua kali pada Textnya, akan muncul menu Properties, pada bagian Text isi
dengan tulisan yang akan ditampilkan, pada bagian Font isi dengan Arial
dan ukurannya 10, lalu pilih Center Text. Klik Ok.

Gambar 74 Tampilan Properties Text


75. Selanjutnya pada menu Drawing, klik Line lalu buat garis di bawah logo
UMY setelah selesai klik kiri dua kali.

Gambar 75 Tampilan Line

76. Selanjutnya tambahkan arah mata angin dengan klik Insert > North
Arrow, lalu pilih Esri North 68, klik Ok. Lalu tambahkan Text notasi arah
mata angin dan garis di sisi sebelah kanannya.

Gambar 76 Tampilan menu North Arrow Selector


77. Selanjutnya klik Insert > Scale Bar, pilih Alternating Scale Bar 1, lalu
klik kiri dua kali pada Scale Bar tersebut, akan muncul menu Alternating
Scale Bar Properties, lalu pada Division Units pilih Kilometers, lalu pada
Label tulis Kilometer. Klik Ok.

Gambar 77 Tampilan menu Alternating Scale Bar Properties

78. Selanjutnya untuk membuat Legenda, klik Insert > Legend, lalu pada
Legend Items atur penempatan posisinya, lalu klik Next, pada Legend Title
isi dengan “LEGENDA”, lalu klik Next, Next lagi, lalu pada Legend Items
klik sungai lalu pada bagian Patch > Line pilih Flowing Water, klik Next.
klik Finish. Lalu klik kiri dua kali pada Legenda yang sudah dibuat, Items
> Style, lalu pilih Horizontal Single Symbol Label Only. Klik Ok.

Gambar 78 Tampilan menu Legend Item Selector


79. Selanjutnya klik Insert > Data Frame, lalu muncul New Data Frame, klik
pada New Data Frame, lalu klik Data View, lalu Add Data, masukan foto
peta Kabupaten Cilacap, klik Add.

Gambar 79 Tampilan peta Kabupaten Cilacap

80. Selanjutnya membuat Polygon dengan klik Catalog > New > Shapefile,
pada Name isi Peta Kabupaten Cilacap, lalu pada Feature Type pilih
Polygon, klik Edit > Projected Coordinate System > UTM 1984 >
Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49S > Ok > Editor > Start
Editing > Continue > Cut Polygon Tools, lalu buat Polygon sesuai dengan
peta tersebut.setelah selesai ubah warna menjadi Hollow.

Gambar 80 Tampilan Cut Polygon Tools


81. Selanjutnya klik kanan pada Peta Kabupaten Cilacap > Open Attribute
Table > Table Options > Add Field, lalu pada kolom Name isi Keterangan,
lalu pada Typenya pilih Text, klik Ok.

Gambar 81 Tampilan Add Field

82. Selanjutnya klik Editor > Start Editing, lalu isi keterangan sesuai dengan
Polygon yang telah dibuat, setelah selesai Stop Editing > Save. Lalu klik
kanan pada Layer Peta Kabupaten Cilacap, pilih Properties > Symbology
> Categories > Unique Values > Add All Values, lalu uncentang All Other
Values. Lalu pada menu Label, Label Field pilih keterangan, centang
Label Features In This Layer, klik Ok.

Gambar 82 Tampilan hasil pemberian simbol


83. Selanjutnya klik View > Data Frame Properties > Grids > New Grid >
Measured Grid > Tick Marks and Labels > Properties > Projected
Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS
1984 UTM Zone 49S > Ok > Next > Finish > Apply > Ok.

Gambar 83 Tampilan hasil pemberian Grids

84. Untuk numeriknya diganti, klik kanan pada peta yang sudah diberi Grids,
klik Properties > Properties > Labels > Additional Properties, lalu
centang Specify The Number Of Digits In A Group, pada kolom nomor
diisi 0, lalu klik Number Format, centang Number Of Significant Digits,
pada kolomnya isi 3, lalu klik Ok.

Gambar 84 Tampilan hasil pemberian Grids


85. Selanjutnya membuat Dissolve Data, klik Geoprocessing > Dissolve,
pada Input Features isi dengan Batas Wilayah Kecamatan, lalu pada
Output Features Class ganti shp menjadi Dissolve untuk membedakan,
lalu centang Keterangan, lalu klik Ok dan tunggu prosesnya.

Gambar 85 Tampilan menu Dissolve

86. Selanjutnya klik kanan pada Batas Wilayah Kecamatan Dissolve, klik
Open Attribute Table > Table Options > Add Field, lalu pada bagian Name
diisi Luas, pada Type pilih Double, kemudian Add Field kembali pada
Name diisi Keliling, pada Type diisi Double, klik Ok.

.
Gambar 86 Tampilan Table
87. Selanjutnya klik kanan pada Luas > Calculate Geometry, pada Property
pilih Area, pada Units pilih Square Kilometers, klik Ok, lalu klik kanan
pada Keliling > Calculate Geometry, pada Property pilih Perimeter, pada
Units pilih Square Kilometers, klik Ok.

Gambar 87 Tampilan Calculate Geometri

Gambar 88 Tampilan Calculate Geometry


88. Selanjutnya Export Data yang sudah dihitung, klik Table Options >
Report > Create Report, lalu masukan Keterangan, Luas, dan Keliling
kedalam Report Fields, klik Finish. Akan muncul Report Viewers, lalu
klik Export Report To File, pada Export Format pilih Microsoft Excel,
pada File Name isi Data Kecamatan Dissolve > Save > Ok.

Gambar 89 Tampilan Data yang sudah di Export

89. Selanjutnya klik Geoprocessing > Dissolve, pada Input Features isi
dengan Jalan Nasional, lalu pada Output Features Class ganti shp menjadi
Dissolve untuk membedakan, lalu centang Id, lalu klik Ok dan tunggu
prosesnya.

Gambar 90 Tampilan menu Dissolve


90. Selanjutnya klik kanan pada Jalan Nasional Dissolve, klik Open Attribute
Table > Table Options > Add Field, lalu pada bagian Name diisi Panjang,
pada Type pilih Double, klik Ok.

Gambar 91 Tampilan Table

91. Selanjutnya klik kanan pada Panjang > Calculate Geometry, pada
Property pilih Length, pada Units pilih Kilometers, klik Ok.

Gambar 92 Tampilan Calculate Geometry


92. Selanjutnya Export Data yang sudah dihitung, klik Table Options >
Report > Create Report, lalu masukan Panjang kedalam Report Fields,
klik Finish. Akan muncul Report Viewers, lalu klik Export Report To File,
pada Export Format pilih Microsoft Excel, pada File Name isi Jalan Utama
Dissolve > Save > Ok.

Gambar 93 Tampilan Data yang sudah di Export

93. Selanjutnya klik Geoprocessing > Dissolve, pada Input Features isi
dengan Jalan Umum, lalu pada Output Features Class ganti shp menjadi
Dissolve untuk membedakan, lalu centang Id, lalu klik Ok dan tunggu
prosesnya.

Gambar 94 Tampilan menu Dissolve


94. Selanjutnya klik kanan pada Jalan Umum Dissolve, klik Open Attribute
Table > Table Options > Add Field, lalu pada bagian Name diisi Panjang,
pada Type pilih Double, klik Ok.

Gambar 95 Tampilan Table

95. Selanjutnya klik kanan pada Panjang > Calculate Geometry, pada
Property pilih Length, pada Units pilih Kilometers, klik Ok.

Gambar 96 Tampilan Calculate Geometry


96. Selanjutnya Export Data yang sudah dihitung, klik Table Options >
Report > Create Report, lalu masukan Panjang kedalam Report Fields,
klik Finish. Akan muncul Report Viewers, lalu klik Export Report To File,
pada Export Format pilih Microsoft Excel, pada File Name isi Jalan
Umum Dissolve > Save > Ok.

Gambar 97 Tampilan Data yang sudah di Export

97. Selanjutnya klik Geoprocessing > Dissolve, pada Input Features isi
dengan Sungai, lalu pada Output Features Class ganti shp menjadi
Dissolve untuk membedakan, lalu centang Id, lalu klik Ok dan tunggu
prosesnya.

Gambar 98 Tampilan menu Dissolve


98. Selanjutnya klik kanan pada Sungai Dissolve, klik Open Attribute Table >
Table Options > Add Field, lalu pada bagian Name diisi Panjang, pada
Type pilih Double, klik Ok.

Gambar 99 Tampilan Table

99. Selanjutnya klik kanan pada Panjang > Calculate Geometry, pada
Property pilih Length, pada Units pilih Kilometers, klik Ok.

Gambar 100 Tampilan Calculate Geometry


100. Selanjutnya Export Data yang sudah dihitung, klik Table Options >
Report > Create Report, lalu masukan Panjang kedalam Report Fields,
klik Finish. Akan muncul Report Viewers, lalu klik Export Report To File,
pada Export Format pilih Microsoft Excel, pada File Name isi Sungai
Dissolve > Save > Ok.

Gambar 101 Tampilan Data yang sudah di Export

101. Selanjutnya klik Insert > Object, lalu pada Object Type pilih Microsoft
Excel 97-2003 Worksheet, lalu klik Ok, akan muncul lembar kosong
Microsoft Excel, lalu isi lembar tersebut dengan Data yang sudah di
Dissolve, yaitu Data Batas Wilayah Kecamatan Wanareja plg, Jalan
Utama, Jalan Umum, dan Sungai, setelah selesai Close Microsoft Excel,
maka akan muncul Data pada Arcgis.

Gambar 102 Tampilan Data di Microsoft Excel


102. Selanjutnya atur kembali Legenda, klik Insert > Legend, lalu pada Legend
Items masukan Kantor Desa, Kantor Kecamatan Wanareja, Batas Wilayah
Kecamatan, Jalan Nasional, Jalan Umum, Sungai, Batas Wilayah
Kecamatan, lalu pada Set The Number Of Columns In Your Legend isi
dengan angka 2, lalu klik Next, pada Legend Title isi LEGENDA, lalu klik
Next, lalu pada sungai, Line diganti menjadi Flowing Water, klik Next >
Finish.

Gambar 103 Tampilan Legend Wizard

103. Selanjutnya klik kiri dua kali pada Legenda yang sudah dibuat, Items >
Style, lalu pilih Horizontal Single Symbol Label Only. Klik Ok.

Gambar 104 Tampilan Legend Item Selector


104. Selanjutnya untuk mengExport File, klik File > Export Map, lalu pada
File Name isi dengan Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Wanareja, lalu
pada Save s Type isi dengan JPEG, klik Save.

Gambar 105 Tampilan Export File

Gambar 106 Tampilan hasil akhir pembuatan peta dan kop


s
Gambar 107 Tampilan hasil akhir pembuatan peta dan kop
230000 235000 240000 245000 250000 255000

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


9200000

9200000
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020

PETA TATA GUNA LAHAN KECAMATAN WANAREJA


KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

DISUSUN OLEH :
DARA MEGA UTAMI
20190110097

U
9200000

9200000
2
0 1.5 3 6 9 12
Kilometer

Data Kecamatan Wanareja


Keterangan Luas(Km²) Keliling(Km) Panjang(Km)
Pemukiman 75.92234 270.126791 -
9190000

9190000
Perhutanan 1.404278 14.321634 -
Perhutanan dan Pemukiman 117.262111 234.173242 -
Perhutanan dan Persawahan 0.128964 2.356881 -
Persawahan 1.29953 19.303352 -
Jalan Nasional - - 14.788266
Jalan Umum - - 18.205786
Sungai - - 8.612279

LEGENDA
9180000

9180000
KANTOR CAMAT

KANTOR DESA

SUNGAI
KECAMATAN WANAREJA

JALAN NASIONAL

JALAN UMUM

BATAS KECAMATAN PL
KABUPATEN CILACAP

PEMUKIMAN

PERHUTANAN

PERHUTANAN DAN PEMUKIMAN


9180000

9180000

PERHUTANAN DAN PERSAWAHAN

PERSAWAHAN Sumber : Google Maps 2020

230000 235000 240000 245000 250000 255000


LAMPIRAN
Langkah – Langkah Pembuatan Peta Das Kabupaten Magetan Dengan Software
ArcGIS 10.2

1. Buka aplikasi ArcGIS 10.2, akan muncul tampilan Getting Started, lalu klik New Maps >
My Template > Blank Map. Lalu klik OK, dan Save.

Gambar 1 Tampilan Getting Started pada aplikasi ArcGIS 10.2

2. Tambahkan File peta kedalam lembar kerja aktif yang telah dibuka, klik Icon Add Data >
cari File yang akan dimasukkan > lalu klik Add.

Gambar 2 Tampilan Icon Add Data pada aplikasi ArcGIS 10.2


Gambar 3 Tampilan File dari Add Data pada aplikasi ArcGIS 10.2

3. Selanjutnya pada Menu Bar klik View > Data Frame Properties > General, kemudian pada
bagian Units ubah Map dan Display menjadi Meters, lalu klik OK.

Gambar 4 Tampilan Data Frame Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2


4. Tampilkan skala UTM, klik View > Data Frame Properties > Coordinate System >
Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984
UTM Zone 49S, lalu klik OK.

Gambar 5 Tampilan Coordinate System pada aplikasi ArcGIS 10.2

5. Buatlah Titik DAS dengan klik menu Catalog > Klik New > Shapefile, pada menu Create
New Shape File, dibagian Name tulis dengan Titik DAS, pada menu Feature Type pilih
menu Point, lalu klik Edit > Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 >
Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49 S, klik OK.

Gambar 6 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2
6. Tentukan titik sungai, klik Start Editing, pilih Titik DAS, kemudian tentukan titik sungai
dengan cara mencari perpotongan dua sungai, lalu klik Stop Editing.

Gambar 7 Tampilan titik DAS pada aplikasi ArcGIS 10.2

7. Buatlah Batas DAS dengan klik menu Catalog > Klik New > Shapefile, pada menu Create
New Shape File, dibagian Name tulis dengan Batas DAS, pada menu Feature Type pilih
menu Polyline, lalu klik Edit > Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 >
Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49 S, klik OK.

Gambar 8 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2
8. Tentukan Batas DAS, klik Start Editing, pilih Batas DAS, kemudian tentukan Batas DAS
dengan cara mengelilingi sungai pada titik DAS , lalu klik Stop Editing, klik yes.

Gambar 9 Tampilan Batas DAS pada aplikasi ArcGIS 10.2

9. Selanjutnya klik Geoprocessing > Arctoolbox > Data Management Tools > Features >
Feature to Polygon, lalu klik Input Features, pilih Batas DAS, lalu pada Output Feature
Class klik Icon Folder dan ubah nama Batas DAS menjadi Polygon Batas DAS, lalu klik
Add.

Gambar 10 Tampilan Feature To Polygon pada aplikasi ArcGIS 10.2


10. Klik Geoprocessing, pilih Clip, masukkan SUNGAI_LN_25K ke Input Features dan
Polygon Batas DAS ke Clip Features, kemudian Save dengan Format nama Daerah Aliran
Sungai, kemudian klik Save, lalu klik OK.

Gambar 11 Tampilan Clip pada aplikasi ArcGIS 10.2

11. Klik kanan layer Daerah Aliran Sungai, lalu pilih open attribute Table, klik Table Optionss,
klik Add Field, lalu ganti nama dengan Panjang, ganti Type dengan Double, kemudian klik
OK.

Gambar 12 Tampilan Add Field pada aplikasi ArcGIS 10.2


12. Klik blok panjang, pilih calculate geometry, ganti Units menjadi Kilometers kemudian klik
OK.

Gambar 13 Tampilan Add Field pada aplikasi ArcGIS 10.2

13. Klik blok panjang, pilih statistics, copy SUM ke Microsoft Excel.

Gambar 14 Tampilan statistics pada aplikasi ArcGIS 10.2


14. Klik View, pilih Layout View, lalu sesuaikan ukuran kertas sesuai dengan ukuran yang akan
kita buat.

Gambar 15 Tampilan Layout View pada aplikasi ArcGIS 10.2

15. Klik kanan pada Polygon DAS, pilih Zoom To Layer, kemudian klik kanan pada tampilan
Tools, pilih Draw untuk memunculkan tampilan Drawing, sesuaikan ukuran kertas seperti
pada contoh disampingnya, kemudian klik rectangle, lalu blok halaman sesuai ukuran yang
kita atur, setelah itu klik dua kali pada halaman kosong tersebut, kemudian ubah Fill Color
dengan warna putih dan Outline Color berwarna hitam, kemudian klik OK.

Gambar 16 Tampilan Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2


16. Klik Insert, lalu pilih Picture, pilih logo UMY yang sebelumnya sudah kita Download,
kemudian klik OK, lalu atur ukuran logo dengan ukuran yang sudah ditentukan dan pasang
logo di tengah – tengah halaman ke dua .

Gambar 17 Tampilan open pada aplikasi ArcGIS 10.2

17. Klik fitur Teks, lalu klik Teks, kemudian buatlah tulisan “PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020”, kemudian posisikan tulisan tepat berada di tengah – tengah.

Gambar 18 Tampilan Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2


18. Klik Rectangle, kemudian pilih Line, buatlah garis bantu halaman, kemudian tambahkan
tulisan berupa data keterangan pribadi.

Gambar 19 Tampilan penamaan pada aplikasi ArcGIS 10.2

19. Klik Insert, pilih North Arrow, pilih ESRI North 68, kemudian pilih Insert, pilih Scale Bar,
pilih Alternating Scale Bar 1, klik OK, lalu klik dua kali pada Scale Bar, kemudian edit
Division Units dengan Kilometers.

Gambar 20 Tampilan Alternating Scale Bar Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2
20. Klik Insert, pilih Object, pilih Microsoft Excel 97-2003, lalu klik Yes, lalu edit sesuai data
yang diperoleh.

Gambar 21 Tampilan tabel pada aplikasi Microsoft excel

21. Klik Insert, kemudian klik Legend, lalu atur susunan Legenda pada Menu sesuai
kebutuhan, klik Next, ubah nama menjadi Legenda, klik Next, ubah tampilan sungai, klik
Finish.

Gambar 22 Tampilan Legend Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2


22. Klik Insert, kemudian klik Data Frame, aturlah letak Data Frame, kemudian Insert>
Picture> Catalog, klik kanan pada folder DAS > New> Shapefile, nama diubah jadi
Kabupaten Magetan, Feature Type menjadi Polygon, Edit> Projected Coordinate
Systems> UTM> WGS 1984> Southern Hemisphere> WGS 1984 UTM Zone 49S,
kemudain klik OK.

Gambar 23 Tampilan Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2

23. Kemudian membuat polygon daerah Kabupaten Magetan, klik Editor> Start Editing>
Crate Features> Kabupaten Magetan. Kemudian buat Daerah Aliran Sungai sesuai dengan
letak DAS yang sudah dipilih. Pilih Cut Polygons Tool, jika sudah selesai membuat DAS
Stop Editing, lalu klik OK.

Gambar 24 Tampilan hasil polygon pada aplikasi ArcGIS 10.2


24. Klik kanan pada Kabupaten Magetan, lalu klik Add Attribute Table, klik Table Options,
pilih Add Field, pada Name ketiklah keterangan, pada Type gantilah dengan Text, lalu klik
OK, kemudian klik Start Editing, lalu ubah nama pada keterangan menjadi Daerah Aliran
Sungai dan Kabupaten Magetan.

Gambar 25 Tampilan Table pada aplikasi ArcGIS 10.2

25. Klik kanan pada Kabupaten Magetan, pilih Layer Properties, klik Simbology, klik
Categories, klik Unique Values, ubahValues Field dengan Keterangan, dan Uncentang
pada All Other Values, lalu klik Add All Values, kemudian klik OK.

Gambar 26 Tampilan Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2


26. klik View, pilih Data Frame Properties, pilih Grids, klik new Grids, pilih Measure Grids,
klik Next, pilih tick marks and Labelss, klik Properties, klik Projected Coordinate Systems,
pilih UTM, pilih WGS1984, pilih Southern Hemisphere, pilih WGS 1984 UTM Zone 49S,
klik OK, klik Next, klik Finish, klik OK.

Gambar 30 Tampilan Data Frame Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2

27. Klik Properties pada tampilan Data Frame Properties, klik Properties, klik Labelss, klik
Additional Properties, klik Number Format, ganti Number of Significant Digits, ganti
angka 3, klik OK.

Gambar 31 Tampilan Data Frame Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2


28. Klik File, pilih Export Map, lalu Save pada Folder yang sama dari ArcGIS, kemudian ganti
Type dengan JPEG, lalu atur resolusi menjadi 600, klik Save.

Gambar 32 Tampilan Export Map pada aplikasi ArcGIS 10.2.

29. Cek Kembali hasil peta Daerah Aliran Sungai pada aplikasi ArcGIS 10.2 dan pada tampilan
JPEG.

Gambar 33 hasil akhir pada aplikasi ArcGIS 10.2.


Gambar 34 Hasil akhir dengan Format PDF
521000 524000 527000 530000 533000

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
9160000

9160000
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI
KABUPATEN MAGETAN, JAWA TIMUR

Disusun Oleh :
DARA MEGA UTAMI
20190110097
U

2
$
0 1.25 2.5 5 7.5 10
Kilometers
9160000

9160000
Tabel Data Daerah Aliran Sungai

Keterangan Luas (km²) Keliling (km) Panjang (km)

Daerah Aliran Sungai 67.211682 38.949303

Sungai 144.856198
Stasiun A 34.893386 24.487825
9150000

9150000
Stasiun B 7.257677 15.007481
Stasiun C 7.891391 14.940722
Stasiun D 10.432869 13.20465
Stasiun E 6.73636 11.075916

LEGENDA
$ Titik DAS
Sungai
Batas DAS
9150000

9150000

Daerah Aliran Sungai Kabupaten Magetan

Sumber : Google Maps


9140000

9140000

521000 524000 527000 530000 533000


LAMPIRAN
Langkah – Langkah Pembuatan Peta Das Kabupaten Magetan Dengan
Software ArcGIS 10.2

1. Buka aplikasi ArcGIS 10.2, akan muncul tampilan Getting Started, lalu klik
New Maps > My Template > Blank Map. Lalu klik OK, dan Save.

Gambar 1 Tampilan Getting Started pada aplikasi ArcGIS 10.2

2. Tambahkan File peta kedalam lembar kerja aktif yang telah dibuka, klik Icon
Add Data > cari File yang akan dimasukkan > lalu klik Add.

Gambar 2 Tampilan Icon Add Data pada aplikasi ArcGIS 10.2


Gambar 3 Tampilan File dari Add Data pada aplikasi ArcGIS 10.2

3. Selanjutnya pada Menu Bar klik View > Data Frame Properties > General,
kemudian pada bagian Units ubah Map dan Display menjadi Meters, lalu klik
OK.

Gambar 4 Tampilan Data Frame Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2


4. Tampilkan skala UTM, klik View > Data Frame Properties > Coordinate
System > Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > Southern
Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49S, lalu klik OK.

Gambar 5 Tampilan Coordinate System pada aplikasi ArcGIS 10.2

5. Buatlah Titik DAS dengan klik menu Catalog > Klik New > Shapefile, pada
menu Create New Shape File, dibagian Name tulis dengan Titik DAS, pada
menu Feature Type pilih menu Point, lalu klik Edit > Projected Coordinate
Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone
49 S, klik OK.

Gambar 6 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2
6. Tentukan titik sungai, klik Start Editing, pilih Titik DAS, kemudian tentukan
titik sungai dengan cara mencari perpotongan dua sungai, lalu klik Stop Editing.

Gambar 7 Tampilan titik DAS pada aplikasi ArcGIS 10.2

7. Buatlah Batas DAS dengan klik menu Catalog > Klik New > Shapefile, pada
menu Create New Shape File, dibagian Name tulis dengan Batas DAS, pada
menu Feature Type pilih menu Polyline, lalu klik Edit > Projected Coordinate
Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone
49 S, klik OK.

Gambar 8 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2
8. Tentukan Batas DAS, klik Start Editing, pilih Batas DAS, kemudian tentukan
Batas DAS dengan cara mengelilingi sungai pada titik DAS , lalu klik Stop
Editing, klik yes.

Gambar 9 Tampilan Batas DAS pada aplikasi ArcGIS 10.2

9. Selanjutnya klik Geoprocessing > Arctoolbox > Data Management Tools >
Features > Feature to Polygon, lalu klik Input Features, pilih Batas DAS, lalu
pada Output Feature Class klik Icon Folder dan ubah nama Batas DAS menjadi
Polygon Batas DAS, lalu klik Add.

Gambar 10 Tampilan Feature To Polygon pada aplikasi ArcGIS 10.2


10. Klik Geoprocessing, pilih Clip, masukkan SUNGAI_LN_25K ke Input
Features dan Polygon Batas DAS ke Clip Features, kemudian Save dengan
Format nama Daerah Aliran Sungai, kemudian klik Save, lalu klik OK.

Gambar 11 Tampilan Clip pada aplikasi ArcGIS 10.2

11. Klik kanan layer Daerah Aliran Sungai, lalu pilih open attribute Table, klik
Table Optionss, klik Add Field, lalu ganti nama dengan Panjang, ganti Type
dengan Double, kemudian klik OK.

Gambar 12 Tampilan Add Field pada aplikasi ArcGIS 10.2


12. Klik blok panjang, pilih calculate geometry, ganti Units menjadi Kilometers
kemudian klik OK.

Gambar 13 Tampilan Add Field pada aplikasi ArcGIS 10.2

13. Klik blok panjang, pilih statistics, copy SUM ke Microsoft Excel.

Gambar 14 Tampilan statistics pada aplikasi ArcGIS 10.2


14. Buatlah Titik Stasiun Hujan dengan klik menu Catalog > Klik New > Shapefile,
pada menu Create New Shape File, dibagian Name tulis dengan Titik Stasiun
Hujan, pada menu Feature Type pilih menu Point, lalu klik Edit > Projected
Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984
UTM Zone 49 S, klik OK.

Gambar 15 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2

15. Tentukan titik stasiun hujan, klik Start Editing, pilih Titik Stasiun Hujan,
kemudian tentukan 5 titik dengan cara mengelilingi Daerah Aliran Sungai, lalu
klik Stop Editing.

Gambar 16 Tampilan titik stasiun hujan pada aplikasi ArcGIS 10.2


16. Selanjutnya klik Geoprocessing > Arctoolbox > Analysis Tools > Proximity >
Create Thiessen Polygon, lalu klik Input Features, pilih Titik Stasiun Hujan,
lalu Save dengan nama Polygon Thiessen, lalu klik OK.

Gambar 17 Tampilan Create Thiessen Polygon pada aplikasi ArcGIS 10.2

17. Klik Geoprocessing, pilih Clip, masukkan Polygon Thiessen ke Input Features
dan Polygon Batas DAS ke Clip Features, kemudian Save dengan Format nama
Daerah Polygon Thiessen, kemudian klik Save, lalu klik OK.

Gambar 18 Tampilan Clip pada aplikasi ArcGIS 10.2


18. Klik kanan pada Daerah Polygon Thiessen, pilih Layer Properties, klik
Simbology, klik Categories, klik Unique Values, ubahValues Field dengan
input_FID, dan Uncentang pada All Other Values, lalu klik Add All Values,
pilih varian warna, kemudian klik OK.

Gambar 19 Tampilan Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2

19. Klik kanan layer Titik Stasiun Hujan, lalu pilih open attribute Table, klik Table
Optionss, klik Add Field, lalu ganti nama dengan Keterangan, ganti Type
dengan Text, kemudian klik OK.

Gambar 20 Tampilan Add Field pada aplikasi ArcGIS 10.2


20. Klik Start Editing, kemudian berilah nama pada keterangan Stasiun A sampai
Stasiun E, lalu klik Stop Editing.

Gambar 21 Tampilan Add Field pada aplikasi ArcGIS 10.2

21. Klik kanan pada Titik Stasiun Hujan, pilih Layer Properties, klik Simbology,
klik Categories, klik Unique Values, ubahValues Field dengan Keterangan, dan
Uncentang pada All Other Values, lalu klik Add All Values, kemudian klik OK.

Gambar 22 Tampilan Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2


22. Klik kanan pada Titik Stasiun Hujan, pilih Properties, lalu pilih Labelss,
centang Labels features in this layer, lalu ganti Labels field dengan keterangan.

Gambar 23 Tampilan Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2

23. Hitunglah luas Polygon DAS, klik kanan pada layer Polygon Batas DAS, lalu
klik Add Attribute Table, klik Table Options, pilih Add Field, pada Name
ketiklah luas, pada Type gantilah dengan double, lalu klik OK. Klik kanan pada
luas, klik calculate geometry, lalu pilih Area di Property, ubah Units jadi square
Kilometers [sq km] klik OK. Ulangilah Langkah yang sama untuk mencari
keliling dengan mengganti property menjadi perimeter dan Units menjadi
Kilometers [km], kemudian klik OK.

Gambar 24 Tampilan tabel Add Field pada aplikasi ArcGIS 10.2


24. Eksport Table dengan klik Table Options, pilih report, klik create report,
gantilah layer/Table dengan Polygon Batas DAS, kemudian pilih luas dan
keliling, kemudian pindahkan ke report fields, klik Finish.

Gambar 25 Tampilan tabel report wizard pada aplikasi ArcGIS 10.2

Gambar 26 Tampilan tabel report Viewer pada aplikasi ArcGIS 10.2


25. Pilihlah ikon export report to File, gantilah export Format dengan Microsoft
excel, kemudian tempatkan File Name sesuai dengan Folder ArcGIS, ganti
nama File dengan Luas dan Keliling DAS, lalu klik Save dengan Type Excel 97
– 2003 Files.

Gambar 27 Tampilan export report documen pada aplikasi ArcGIS 10.2

26. Hitunglah luas daerah Polygon Theissen, klik kanan pada daerah Polygon
Theissen, lalu klik Add Attribute Table, klik Table Options, pilih Add Field,
pada Name ketiklah luas, pada Type gantilah dengan double, lalu klik OK. Klik
kanan pada luas, klik calculate geometry, lalu pilih Area di Property, ubah Units
jadi square Kilometers [sq km] klik OK. Ulangilah Langkah yang sama untuk
mencari keliling dengan mengganti property menjadi perimeter dan Units
menjadi Kilometers [km], kemudian klik OK.

Gambar 28 Tampilan tabel Add Field pada aplikasi ArcGIS 10.2


27. Kemudian Eksport Table dengan klik Table Options, pilih Report, klik create
report, gantilah layer/Table dengan Daerah Polygon theissen, kemudian pilih
luas dan keliling, kemudian pindahkan ke report fields, klik Finish.

Gambar 29 Tampilan tabel Report Wizard pada aplikasi ArcGIS 10.2

Gambar 30 Tampilan tabel Report Viewer pada aplikasi ArcGIS 10.2


28. Pilihlah ikon Export Report To File, gantilah Export Format dengan Microsoft
excel, kemudian tempatkan File Name sesuai dengan Folder ArcGIS, ganti
nama File dengan Luas dan Keliling Daerah Thiessen, lalu klik Save dengan
Type Excel 97 – 2003 Files.

Gambar 31 Tampilan Export Report Documen pada aplikasi ArcGIS 10.2

29. Bedakan symbol Titik DAS, dengan klik dua kali pada Layer Titik DAS dan
gantilah dengan symbol pentagon.

Gambar 32 Tampilan Symbol Selector pada aplikasi ArcGIS 10.2


30. Klik File, pilih Page And Print Setup, ganti Name dengan Microsoft print to
PDF, lalu ganti size menjadi A3, ubah Orientation ke Landscape, kemudian
klik OK.

Gambar 33 Tampilan Page And Print Setup pada aplikasi ArcGIS 10.2

31. Klik View, pilih Layout View, lalu sesuaikan ukuran kertas sesuai dengan
ukuran yang akan kita buat.

Gambar 34 Tampilan Layout View pada aplikasi ArcGIS 10.2


32. Klik kanan pada Polygon DAS, pilih Zoom To Layer, kemudian klik kanan pada
tampilan Tools, pilih Draw untuk memunculkan tampilan Drawing, sesuaikan
ukuran kertas seperti pada contoh disampingnya, kemudian klik rectangle, lalu
blok halaman sesuai ukuran yang kita atur, setelah itu klik dua kali pada
halaman kosong tersebut, kemudian ubah Fill Color dengan warna putih dan
Outline Color berwarna hitam, kemudian klik OK.

Gambar 35 Tampilan Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2

33. Klik Insert, lalu pilih Picture, pilih logo UMY yang sebelumnya sudah kita
Download, kemudian klik OK, lalu atur ukuran logo dengan ukuran yang sudah
ditentukan dan pasang logo di tengah – tengah halaman ke dua .

Gambar 36 Tampilan open pada aplikasi ArcGIS 10.2


34. Klik fitur Teks, lalu klik Teks, kemudian buatlah tulisan “PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA 2020”, kemudian posisikan tulisan tepat berada di tengah –
tengah.

Gambar 37 Tampilan Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2

35. Klik Rectangle, kemudian pilih Line, buatlah garis bantu halaman, kemudian
tambahkan tulisan berupa data keterangan pribadi.

Gambar 38 Tampilan penamaan pada aplikasi ArcGIS 10.2


36. Klik Insert, pilih North Arrow, pilih ESRI North 68, kemudian pilih Insert, pilih
Scale Bar, pilih Alternating Scale Bar 1, klik OK, lalu klik dua kali pada Scale
Bar, kemudian edit Division Units dengan Kilometers.

Gambar 39 Tampilan Alternating Scale Bar Properties pada aplikasi


ArcGIS 10.2

37. Klik Insert, pilih Object, pilih Microsoft Excel 97-2003, lalu klik Yes, lalu edit
sesuai data yang diperoleh.

Gambar 40 Tampilan tabel pada aplikasi Microsoft excel


38. Klik Properties pada Daerah Polygon Theissen, pilih Simbology, Edit Labels
sesuai nama stasiun.

Gambar 41 Tampilan Simbology pada aplikasi ArcGIS 10.2

39. Klik Properties pada Titik Stasiun Hujan, pilih Lables, Uncentang pada
Labelss, kemudian klik OK.

Gambar 43 Tampilan Labels pada aplikasi ArcGIS 10.2


40. Klik Insert, kemudian klik Legend, lalu atur susunan Legenda pada Menu sesuai
kebutuhan, klik Next, ubah nama menjadi Legenda, klik Next, ubah tampilan
sungai, klik Finish.

Gambar 44 Tampilan Legend Wizard pada aplikasi ArcGIS 10.2

41. Klik Insert, kemudian klik Data Frame, aturlah letak Data Frame, kemudian
Insert> Picture> Catalog, klik kanan pada folder DAS > New> Shapefile,
nama diubah jadi Kabupaten Magetan, Feature Type menjadi Polygon, Edit>
Projected Coordinate Systems> UTM> WGS 1984> Southern Hemisphere>
WGS 1984 UTM Zone 49S, kemudain klik OK.

Gambar 45 Tampilan Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2


42. Kemudian membuat polygon daerah Kabupaten Magetan, klik Editor> Start
Editing> Crate Features> Kabupaten Magetan. Kemudian buat Daerah Aliran
Sungai sesuai dengan letak DAS yang sudah dipilih. Pilih Cut Polygons Tool,
jika sudah selesai membuat DAS Stop Editing, lalu klik OK.

Gambar 46 Tampilan hasil polygon pada aplikasi ArcGIS 10.2

43. Klik kanan pada Kabupaten Magetan, lalu klik Add Attribute Table, klik Table
Options, pilih Add Field, pada Name ketiklah keterangan, pada Type gantilah
dengan Text, lalu klik OK, kemudian klik Start Editing, lalu ubah nama pada
keterangan menjadi Daerah Aliran Sungai dan Kabupaten Magetan.

Gambar 47 Tampilan Table pada aplikasi ArcGIS 10.2


44. Klik kanan pada Kabupaten Magetan, pilih Layer Properties, klik Simbology,
klik Categories, klik Unique Values, ubahValues Field dengan Keterangan, dan
Uncentang pada All Other Values, lalu klik Add All Values, kemudian klik OK.

Gambar 48 Tampilan Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2

45. klik View, pilih Data Frame Properties, pilih Grids, klik new Grids, pilih
Measure Grids, klik Next, pilih tick marks and Labelss, klik Properties, klik
Projected Coordinate Systems, pilih UTM, pilih WGS1984, pilih Southern
Hemisphere, pilih WGS 1984 UTM Zone 49S, klik OK, klik Next, klik Finish,
klik OK.

Gambar 49 Tampilan Data Frame Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2


46. Klik Properties pada tampilan Data Frame Properties, klik Properties, klik
Labelss, klik Additional Properties, klik Number Format, ganti Number of
Significant Digits, ganti angka 3, klik OK.

Gambar 50 Tampilan Data Frame Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2

47. Klik File, pilih Export Map, lalu Save pada Folder yang sama dari ArcGIS,
kemudian ganti Type dengan JPEG, lalu atur resolusi menjadi 600, klik Save.

Gambar 51 Tampilan Export Map pada aplikasi ArcGIS 10.2


48. Cek Kembali hasil peta Daerah Aliran Sungai pada aplikasi ArcGIS 10.2 dan
pada tampilan JPEG.

Gambar 52 hasil akhir pada aplikasi ArcGIS 10.2

Gambar 53 Hasil akhir dengan Format PDF


521000 524000 527000 530000 533000

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
9160000

9160000
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI
KABUPATEN MAGETAN, JAWA TIMUR

Disusun Oleh :
DARA MEGA UTAMI
20190110097
U

2
,
%
$
0 1.25 2.5 5 7.5 10
Kilometers
9160000

9160000
,
%
Tabel Data Thiessen

Keterangan Luas (km²) Keliling (km) Panjang (km)


Daerah Aliran Sungai 67.211682 38.949303

,
% Stasiun A 34.893386 24.487825
Stasiun B 7.257677 15.007481
Stasiun C 7.891391 14.940722
9150000

9150000
Stasiun D 10.432869 13.20465
Stasiun E 6.73636 11.075916

,
%

LEGENDA
,
%

,
% Titik Stasiun Hujan

$ Titik DAS
Sungai
9150000

9150000

Batas DAS
Daerah Aliran Sungai Kabupaten Magetan
Stasiun A
Stasiun B
Stasiun C
Stasiun D
Stasiun E
9140000

9140000

Sumber : Google Maps

521000 524000 527000 530000 533000


521000 524000 527000 530000 533000

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
9160000

9160000
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI
KABUPATEN MAGETAN, JAWA TIMUR

Disusun Oleh :
DARA MEGA UTAMI
20190110097
U

2
,
%
$
0 1.25 2.5 5 7.5 10
Kilometers
9160000

9160000
,
%
Tabel Data DAS dan Thiessen

Keterangan Luas (km²) Keliling (km) Panjang (km)


Daerah Aliran Sungai 67.211682 38.949303
,
% Sungai 144.856198
Stasiun A 34.893386 24.487825
Stasiun B 7.257677 15.007481
9150000

9150000
Stasiun C 7.891391 14.940722
Stasiun D 10.432869 13.20465
Stasiun E 6.73636 11.075916
,
%

LEGENDA
,
%

$ Titik DAS
Sungai
Batas DAS
9150000

9150000

Stasiun A
Daerah Aliran Sungai Kabupaten Magetan
Stasiun B
Stasiun C
Stasiun D
Stasiun E
9140000

9140000

Sumber : Google Maps

521000 524000 527000 530000 533000

Anda mungkin juga menyukai