BAB I
PENGENALAN ALAT
A. Pendahuluan
Theodolite adalah instrument atau alat yang dirancang untuk
pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut
horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal, dimana
sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak
tegak diantara dua buah titik lapangan. Di dalam theodolite sudut yang dapat
dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Dalam perkerjaan – perkerjaan ukur tanah, theodolite sering
digunakan dalam pengukuran poligon, pemetaan situasi maupun pengamatan
matahari. Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti pesawat
penyipat datar bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan menggunakan alat
ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat
dan efisien (Farrington, 1997).
GPS (Global Positioning System) adalah suatu sistem navigasi yang
menggunakan lebih dari 24 satelit MEO (Medium Earth Orbit atau Middle
Earth Orbit) yang mengelilingi bumi, sehingga penerima-penerima sinyal di
permukaan bumi dapat menangkap sinyalnya. Sistem satelit ini mengirimkan
sinyal gelombang mikro (gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super
tinggi atau Super High Frequency, SHF, yaitu diatas 3 GHz / 3×10 9Hz).
Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan bumi yang biasa kita
sebut GPS, yang kemudian digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan,
arah, dan waktu dengan ketelitian yang tinggi.
Adapun beberapa fungsi GPS yakni untuk mengetahui koordinat dari
suatu tempat tertentu, elevasi atau ketinggian dari suatu tempat, menentukan
serta sebagai petunjuk arah yang ingin dituju, dan menandai suatu tempat
atau lokasi tertentu.
1
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
B. Tujuan
1. Mengetahui dan mengenal alat-alat utama dan bagiannya.
2. Mengetahui cara pengoperasian theodolite.
3. Mengetahui alat-alat pendukung saat praktikum.
C. Alat
1. Theodolite
2. Statif
3. Kompas
4. Rambu ukur
5. Patok
6. Meteran
7. Payung
8. Unting-unting
9. GPS
D. Cara Kerja
Untuk melaksanakan praktikum, harus diperhatikan pula beberapa hal sebagai
berikut :
1. Siapkan semua alat yang akan digunakan pada saat praktikum terlebih
dahulu.
2. Pasang statif tepat di atas patok, serta atur ketinggiannya sesuai dengan
kebutuhan.
3. Pasang theodolite di atas statif, lalu posisikan alat tepat di atas patok.
4. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering,
kemudian geser ke kiri atau ke kanan sehingga tepat pada tengah-tengah
patok atau benchmark (BM), dapat dilihat dari centering optic atau
lampu laser pada theodolite digital.
5. Atur nivo kotak dan nivo tabung dengan cara memutar sekrup ABC
berlawanan arah pada bagian bawah theodolite sampai gelembung pada
nivo kotak dan nivo tabung tepat berada di tengah.
2
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
15. Baca besar sudut horizontal dan vertikal yang muncul pada layar
theodolite.
16. Letakkan rambu ukur pada stasiun 5 (belakang).
3
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
Keterangan :
A => Titik di dalam poligon
B, C => Titik di luar poligon
2, 5 => Stasiun terdekat
4
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
E. Referensi
5
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
6
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
BAB II
ANALISIS HITUNGAN
A. Pendahuluan
Setelah melakukan penembakan dan pengambilan data dengan
menggunakan theodolite ke setiap stasiun dan detail di sisi masing-masing
stasiun, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data yang didapat
berupa :
1. Besarnya sudut arah horizontal.
2. Besarnya sudut arah vertikal.
3. Batas Atas dan Batas Bawah.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara pengolahan data penembakan theodolite.
2. Mencari koordinat dan elevasi dari setiap stasiun.
C. Lokasi Penembakan
Penembakan dilakukan didalam/diluar lingkungan kampus terpadu UMY.
7
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
8
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
Fs = Ʃs – β
n
= 540º – 540° 0’ 44,5”
5
= -0° 0’ 8,9”
Rumus : βxT = βx + Fs
Contoh : β2T = β2 + Fs
= 122° 54’ 01” + (-0° 0’ 8,9”)
= 122° 53’ 52,1”
Keterangan : hitung koreksi dari sudut disetiap stasiun dengan rumus
diatas.
5. Menghitung azimuth tiap sisi polygon
Rumus : αx = α(x-1) + 180° - βxT
Contoh : Saat penembakan didapat nilai azimuth : 149° 40’ 26”
α1 = 149° 40’ 26”
= α1 + 180° - β2T
= 149° 40’ 26” + 180° - 122° 53’ 52,1”
= 206° 46’ 33,9”
Keterangan : hitung sudut azimuth disetiap stasiun dengan rumus diatas.
6. Menghitung koordinat
X a. Menghitung Δx
Rumus : ΔXx = Dx sin α(x-1)
ΣΔx = Δx1 + Δx2 + Δx3 + (…) + Δxn
Contoh : Δx1 = D1 sin α5
Δx2 = D2 sin α1
= 25,53427224 sin 149° 40’ 26”
= 12,89279135 m
9
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
= -0,07238 m
Keterangan : hitung nilai FΔx disetiap stasiun dengan rumus diatas.
c. Menghitung Δx terkoreksi
Rumus : ΔXxT = ΔXx - FΔXx
Contoh : ΔX2T = ΔX2 - FΔX2
= 12,8927 - (-0,07238)
= 12,96508 m
Keterangan : hitung nilai ΔX terkoreksi disetiap stasiun dengan rumus
diatas.
d. Menghitung koordinat absis (X)
Rumus : Xx = X(x-1) + ΔXxT
Misal pada saat penembakan ditentukan nilai koodinat titik X1 sebesar
100, maka :
X1 = 100 m
X2 = X(2-1) + ΔX2T
= X1 + ΔX2T
= 100 + 12,96508
= 112,96508 m
X3= X2 + ΔX3T
Keterangan : hitung nilai X terkoreksi disetiap stasiun dengan rumus
diatas, sampai didapat nilai X1 kembali ke nilai awal yaitu 100.
10
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
7. Menghitung koordinat Y
a. Menghitung Δy
Rumus : ΔYx = Dx cos α(x-1)
ΣΔy = Δy1 + Δy2 + Δy3 + (…) + Δyn
Contoh : Δy1 = D1 cos α5
Δy2 = D2 cos α1
= 25,53427224 cos 149° 40’ 26”
= -22,04030376 m
Keterangan : hitung nilai Δy disetiap stasiun dengan rumus diatas,
setelah itu hitung jumlahnya dengan rumus ΣΔy.
b. Menghitung koreksi Δy
Rumus F𝛥yx = Dx × Ʃ𝛥y
ƩD
F𝛥y2 = D2 × Ʃ𝛥y
ƩD
= -0,31099 m
Keterangan : hitung nilai FΔy disetiap stasiun dengan rumus diatas.
c. Menghitung Δy terkoreksi
Rumus : ΔyxT = Δyx – F𝛥yx
Contoh : Δy2T = Δy2 - FΔy2
= -22,0403 - (-0,31099)
= -21,72931 m
Keterangan : hitung nilai Δy terkoreksi disetiap stasiun dengan rumus
diatas.
d. Menghitung koordinat absis (Y)
Rumus : Yx = Y(x-1) + ΔyxT
Misal pada saat penembakan ditentukan nilai koodinat titik Y1 sebesar
100, maka :
Y1 = 100 m
11
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
Y2 = Y2-1 + Δy2T
= Y1 + Δy2T
= 100 + (-21,72931)
= 78,27069 m
12
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
α1a= α1 + β1a
α1b= α1 + β1b
α1c= α1 + β1c
dan seterusnya (tergantung seberapa banyak pengambilan
detail stasiun di stasiun 1)
b. Menghitung helling
Helling 1a = 90° - v1a
Helling 1b = 90° - v1b
Helling 1c = 90° - v1c
13
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
c. Menghitung jarak
D1a = 100 (BA-BB) x cos2helling 1a
D1b = 100 (BA-BB) x cos2helling 1b
D1c = 100 (BA-BB) x cos2helling 1c
d. Menghitung Δx
Δx1a= D1a sin α1a
14
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
E1c = E1 + h1c
2. Detail stasiun 2
3. Detail stasiun 3
dan seterusnya (tergantung jumlah stasiun utama yang ditentukan)
15
TSD 2401
C. HASIL
STASIUN KOORDINAT X KOORDINAT Y ELEVASI
1 100 100 107
2 107.422675928 84.247420173 107.506531341
3 99.323811628 56.151216431 106.133170559
4 82.817804814 60.299715838 105.994775306
5 82.342733960 89.978728873 106.581977336
1a 95.322178058 89.901991846 106.000293879
1b 96.332819764 104.499078611 114.115908054
1c 111.829511072 107.277168485 108.133601045
2a 96.768764129 74.878391239 105.690113370
2b 94.936854508 80.232851449 105.494372208
2c 121.247415788 86.439242488 107.616894202
3a 95.950314839 66.616750260 105.718573789
3b 102.920988043 50.646527546 106.332004469
3c 96.246444573 43.520962856 105.990208157
3d 88.943227051 48.325412546 105.944515194
4a 87.434472767 69.169932333 105.728689205
4b 81.389114630 49.398323371 106.025145007
4c 76.499620690 54.473658812 106.002656129
4d 72.664253551 69.927968498 106.099655243
5a 90.322068019 86.322836927 105.902448708
5b 65.465706029 78.519515814 106.273351032
5c 71.915265264 94.570968369 106.615791385
5d 88.461461767 103.652513904 106.894373541
D. REFERENSI
Tim Penyusun Praktikum Geomatika (2020) Modul Praktikum Geomatika
Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
KETERANGAN
Nilai Asisten Nilai Dosen
Tanggal: Tanggal:
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
BAB III
PENGGAMBARAN KONTUR
A. Pendahuluan
Tahap penggambaran dilakukan setelah tahap perhitungan dapat
diselesaikan. Tahap ini merupakan ploting data lapangan yang telah di dapat
ke dalam kertas millimeter dan kalkir.
B. Tujuan
1. Mengetahui langkah-langkah pengerjaan secara manual.
2. Menggambar garis kontur dari data stasiun secara manual.
3. Dapat mendefinisikan beberapa daerah dari kontur hasil penggambaran.
D. Teori
1. Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak di atas peta dan jarak yang
sama di atas permukaan bumi. Ada beberapa macam skala dari peta
misalnya 1 : 100.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm di atas
permukaan bumi. Pemilihan skala peta tergantung daripada maksud dan
penggunaan dari peta, hal ini karena menyangkut masalah ketelitian yang
di dapat dari hasil pengukuran. Oleh karena itu skala peta harus ditentukan
terlebih dahulu sebelum penggambaran dimulai.
17
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
2. Kontur
Garis kontur berarti garis yang menggabungkan titik-titik yang
tingginya sama. Garis-garis kontur menjadi penting pada topografi karena
memungkinkan menggambar peta yang memperlihatkan bentuk dan
sebagainya pada suatu lapangan.
a. Setiap garis kontur akan membentuk “loop” atau keluar kearah batas
tepi peta.
b. Garis kontur tidak akan saling memotong atau bertemu.
c. Satu “loop” garis kontur akan menggambarkan bukit atau lembah
yang datar (Depression)
d. Memotong aliran air (sungai) berbentuk V yang ujung lancip tersebut
menunjuk arah hulu.
e. Untuk pungung bukit digambarkan dengan seperti huruf U.
f. Garis kontur cenderung sejajar terhadap aliran sungai/air.
g. Bentuk garis kontur “M” menunjukan adanya pertemuan atau
persimpangan aliran air/sungai dibawah bentuk kontur tersebut.
h. Ruang antar garis kontur yang teratur menunjukkan adanya
kemiringan permukaan bumi yang teratur juga.
i. Ruang antar garis kontur yang tidak teratur menunjukkan permukaan
bumi yang tidak datar.
j. Jarak horisontal antara dua kontur menunjukkan besarnya kemiringan
muka bumi. Garis kontur yang rapat menunjukkan permukaan bumi
yang curam, demikian sebaliknya.
18
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
E. Cara Kerja
1. Ploting Grid
Kertas dipersiapkan dengan menggunakan kertas millimeter. Setiap 10 cm
(1 dm) diberi tanda grid.
90 100 110
100 100 100
90 100 110
90 90 90
19
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
20
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
Jawab :
a. Selisih ketinggian P dan Q =Q–P
= 95,5 – 90
= 5,5
b. Jarak titik P dengan ketinggian 90,05 = 0,05 × 1000
5,5
= 9,09 mm
6. Pengkalkiran (Tracing)
Setelah peta asli (original) selesai di buat pada milimeter, tugas
selanjutnya adalah memindahkan ke kertas kalkir (tracing peper). Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pengkalkiran :
a. Detail-detail dibuat sesuai dengan situasi yang digunakan.
b. Ukuran rapido yang digunakan agar sesuai dengan detail yang
digambar.
c. Titik-titik tinggi dari detail yang digambar, dipilih yang jaraknya satu
sama lain lebih kurang 2 cm atau 4 cm.
d. Garis kontur dibuat dengan rapido 0,5 mm, dan setiap 5 (lima) kontur
dibuat lebih tebal dari pada 0,2 mm.
e. Ukuran kalkir sesuai yang diperlukan pemetaan dan keterangan-
keterangannya.
7. Skala Peta
Pada penggambaran peta skala dapat dinyatakan dengan angka (skala
numeris). Misalnya 1:500, 1:1000 dan seterusnya. Tetapi juga bisa
dinyatakan dengan skala garis untuk lebih memudahkan membaca peta
biasanya dibuat gabungan skala numeris dengan grafis.
F. Referensi
Wongsotjitro, Soetomo.1980.Ilmu Ukur Tanah.Yogyakarta:Kanisius.
Frick, lr. Heinz.1979. llmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta:Kanisius.
21
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
22
TSD 2401
Modul Praktikum Geomatika | 2020/2021
BAB IV
PENGOLAHAN DENGAN SOFTWARE
A. Pendahuluan
Pada bab ini akan di jelaskan langkah-langkah pengolahan data dengan
menggunakan aplikasi ArcGIS.
2. Sebelum itu, buatlah New folder terlebih dahulu untuk menyimpan Data
arcmap yang akan dikerjakan. Kemudian, simpan Gambar peta dengan
menggunakan paint disimpan dengan format JPEG dan dimasukkan
kedalam folder yang telah dibuat. Lalu buka peta tadi dengan cara ketik
ArcMap pada kolom pencarian.
4. Setelah itu, cari peta yang telah kita ambil dari penyimpanan Folder
dengan cara Connect To Folder, lalu cari Folder yang berisi peta yang
akan digunakan, klik Add.
10. Setelah itu, ubah koordinat yang akan digunakan dengan cara klik menu
View pada Toolbar lalu pilih Data Frame Properties.
12. Buatlah batas-batas wilayah dari peta tersebut, dengan cara klik menu
Catalog yang ada di menu Bar.
14. Setelah itu, isi nama batas yang akan kita buat, untuk Feature Type pilih
Polyline. Untuk Description, klik Edit lalu pilih Projected Coordinate
System, pilih UTM, kemuadian pilih WGS 1984. Sesuaikan letak daerah
yang akan digunakan, karena letak daerah berada dibawah garis
khatulistiwa, pilih Southern Hemisphere, lalu pilih WGS 1984 Zone 49S.
lalu klik Ok.
16. Setelah itu, klik ArcToolbox, kemudian klik 2x pada Data Management
Tools, lalu klik 2x pada Features, lalu klik 2x pada Feature To Polygone
kemudian muncul kotak dialog Feature To Polygone pada bagian Input
diisi dengan File yang sudah kamu simpan tadi.
18. Buatlah jalan yang terdapat pada peta tesebut, dengan cara yang sama
seperti membuat batas wilayah kecamatan yang telah diterangkan diatas
hanya namanya saja diubah menjadi jalan.
20. Buatlah sungai yang terdapat pada peta tesebut, dengan cara yang sama
seperti membuat batas wilayah kecamatan yang telah diterangkan diatas
hanya namanya saja diubah menjadi sungai.
22. Untuk memberi nama wilayah pada peta yang telah dibagi tadi, klik kanan
pada Layer “Batas Wilayah Kecamatan” kemudian pilih Open Attribute
Table.
24. Setelah itu, pada kotak dialog Add Field, isi nama kolom dan pilih tipe
yang akan digunakan. Karena akan menampilkan teks, maka ubah Type
tersebut ke bentuk Text. Lalu klik Ok.
26. Setelah diberi nama wilayah langkah selanjutnya adalah, menghitung luas
area daerah yang telah dikasih nama, cara nya sama yaitu membuat kolom
baru disebelah keterangan yaitu klik Add Field kemudian nama nya diisi
“LUAS” terus Type nya diganti Double lalu klik Ok.
28. Setelah diberi nama wilayah langkah selanjutnya adalah, menghitung luas
area daerah yang telah dikasih nama, cara nya sama yaitu membuat kolom
baru disebelah keterangan yaitu klik Add Field kemudian nama nya diisi
“KELILING” terus Type nya diganti Double lalu klik Ok.
30. Setelah selesai, hasilnya akan seperti pada Gambar di bawah ini.
32. Setelah itu memunculkan nama keterangan, caranya sama yaitu klik 2x
pada “Batas Wilayah Kecamatan” yang ada Polygonnya, kemudian pilih
Labels lalu Label Features In This Layer di centang, lalu Label Field nya
diganti “KETERANGAN” lau di Apply kemudian baru di Ok.
34. Kemudian klik kanan kolom panjang dan pilih Calculate Geometry lalu
pilih Property Length dan Units nya diubah menjadi Kilometers (km). klik
Ok.
36. Menghitung panjang Jalan Nasional, klik kanan pada Layer “Jalan
Nasional” kemudian pilih Open Attribute Table lalu klik Table Options
dan pilih Add Field kemudian diberi nama “PANJANG” Type nya Double.
Klik Ok.
38. Setelah selesai, hasilnya akan seperti pada Gambar di bawah ini.
40. Kemudian klik kanan kolom panjang dan pilih Calculate Geometry lalu
pilih Property Length dan Units nya diubah menjadi Kilometers (km). klik
Ok.
44. Setelah itu buka Windows Explorer untuk membuka File dimana hasil
Export File tadi tersimpan.
46. Lalu muncul kotak dialog Report Viewer, klik Export Report To File yang
ada pada menu bar, akan muncul kotak dialog Export Report, pilih format
Microsoft Excel (xls) lalu simpan di folder yang diinginkan. Klik Ok.
48. Lalukan hal yang sama seperti nomor 42 untuk menampilkan panjang
sungai di Excel. Klik kanan pada “Jalan Umum” lalu pilih Open Attribute
Table, lalu klik Add Field lalu pilih Report kemudian klik Create Report.
Pada kotak dialog Report Wizard, Layer/Table nya diubah menjadi “Jalan
Umum” lalu klik panjang kemudian klik menjuru Report File.
50. Setelah itu buka Windows Explorer untuk membuka File dimana hasil
Export File tadi tersimpan
52. Lalu muncul kotak dialog Report Viewer, klik Export Report To File yang
ada pada menu bar, akan muncul kotak dialog Export Report, pilih format
Microsoft Excel (xls) lalu simpan di folder yang diinginkan. Klik Ok.
56. Kemudian buka Excel lalu ketikkan nama, X, dan Y pada Cells yang saling
bersebelahan, lalu koordinat yang sudah di ubah ke UTM di masukkan di
Excel, kemudian di Save di beri nama dan File tipe nya diganti menjadi
Excel 97-2003 Template. Lalu klik Save.
58. Setelah itu, hasilnya akan pada seperti Gambar dibawah ini.
60. Lalu ubah titik koordinat nya ke koordinat UTM dengan cara membuka
yogantara.info.
62. Lalu kembali lagi ke ArcGis, kemudian klik File lalu Add Data kemudian
pilih Add XY Data terus Connect To Folder, cari folder “Kantor Desa”
kemudian Add terus pilih Sheets 1 setelah muncul X dan Y nya kemudian
Ok.
64. Klik kanan pada Sheet 1 pada kantor desa, lalu pilih Data lalu klik Export
Data, Lalu klik Browse, simpan di File ArcMap yang sama seperti
sebelumnya, lalu ganti nama File menjadi “Kantor Desa”, lalu ganti Save
As Type menjadi Shapefile, lalu Save.
66. Hapus Sheet1$ pada Layer, karena telah membuat yang berupa Shapefile.
68. Klik kanan pada Layers Kantor Desa, lalu pilih Properties. Pada
Symbology klik pada Unique Values, dan Klik Add All Values. Lalu
hilangkan centang pada All Other Values. Pada Labels centang Labels
Features In This Layer lalu klik Ok.
72. Selanjutnya munculkan menu Drawing, dengan klik kanan pada Toolbar,
lalu klik Draw maka akan muncul menu Drawing, lalu klik Rectangle
pada menu Drawing dan buat kotakan disamping Gambar peta. Klik kiri
dua kali pada kotakan yang sudah dibuat dan akan muncul menu
Properties, pada menu tersebut dibagian Symbol, Fill Color pilih warna
putih dan pada bagian Outline Color pilih warna hitam. Klik Ok.
74. Selanjutnya penambahan Text, klik Text pada menu Drawing, lalu klik kiri
dua kali pada Textnya, akan muncul menu Properties, pada bagian Text isi
dengan tulisan yang akan ditampilkan, pada bagian Font isi dengan Arial
dan ukurannya 10, lalu pilih Center Text. Klik Ok.
76. Selanjutnya tambahkan arah mata angin dengan klik Insert > North
Arrow, lalu pilih Esri North 68, klik Ok. Lalu tambahkan Text notasi arah
mata angin dan garis di sisi sebelah kanannya.
78. Selanjutnya untuk membuat Legenda, klik Insert > Legend, lalu pada
Legend Items atur penempatan posisinya, lalu klik Next, pada Legend Title
isi dengan “LEGENDA”, lalu klik Next, Next lagi, lalu pada Legend Items
klik sungai lalu pada bagian Patch > Line pilih Flowing Water, klik Next.
klik Finish. Lalu klik kiri dua kali pada Legenda yang sudah dibuat, Items
> Style, lalu pilih Horizontal Single Symbol Label Only. Klik Ok.
80. Selanjutnya membuat Polygon dengan klik Catalog > New > Shapefile,
pada Name isi Peta Kabupaten Cilacap, lalu pada Feature Type pilih
Polygon, klik Edit > Projected Coordinate System > UTM 1984 >
Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49S > Ok > Editor > Start
Editing > Continue > Cut Polygon Tools, lalu buat Polygon sesuai dengan
peta tersebut.setelah selesai ubah warna menjadi Hollow.
82. Selanjutnya klik Editor > Start Editing, lalu isi keterangan sesuai dengan
Polygon yang telah dibuat, setelah selesai Stop Editing > Save. Lalu klik
kanan pada Layer Peta Kabupaten Cilacap, pilih Properties > Symbology
> Categories > Unique Values > Add All Values, lalu uncentang All Other
Values. Lalu pada menu Label, Label Field pilih keterangan, centang
Label Features In This Layer, klik Ok.
84. Untuk numeriknya diganti, klik kanan pada peta yang sudah diberi Grids,
klik Properties > Properties > Labels > Additional Properties, lalu
centang Specify The Number Of Digits In A Group, pada kolom nomor
diisi 0, lalu klik Number Format, centang Number Of Significant Digits,
pada kolomnya isi 3, lalu klik Ok.
86. Selanjutnya klik kanan pada Batas Wilayah Kecamatan Dissolve, klik
Open Attribute Table > Table Options > Add Field, lalu pada bagian Name
diisi Luas, pada Type pilih Double, kemudian Add Field kembali pada
Name diisi Keliling, pada Type diisi Double, klik Ok.
.
Gambar 86 Tampilan Table
87. Selanjutnya klik kanan pada Luas > Calculate Geometry, pada Property
pilih Area, pada Units pilih Square Kilometers, klik Ok, lalu klik kanan
pada Keliling > Calculate Geometry, pada Property pilih Perimeter, pada
Units pilih Square Kilometers, klik Ok.
89. Selanjutnya klik Geoprocessing > Dissolve, pada Input Features isi
dengan Jalan Nasional, lalu pada Output Features Class ganti shp menjadi
Dissolve untuk membedakan, lalu centang Id, lalu klik Ok dan tunggu
prosesnya.
91. Selanjutnya klik kanan pada Panjang > Calculate Geometry, pada
Property pilih Length, pada Units pilih Kilometers, klik Ok.
93. Selanjutnya klik Geoprocessing > Dissolve, pada Input Features isi
dengan Jalan Umum, lalu pada Output Features Class ganti shp menjadi
Dissolve untuk membedakan, lalu centang Id, lalu klik Ok dan tunggu
prosesnya.
95. Selanjutnya klik kanan pada Panjang > Calculate Geometry, pada
Property pilih Length, pada Units pilih Kilometers, klik Ok.
97. Selanjutnya klik Geoprocessing > Dissolve, pada Input Features isi
dengan Sungai, lalu pada Output Features Class ganti shp menjadi
Dissolve untuk membedakan, lalu centang Id, lalu klik Ok dan tunggu
prosesnya.
99. Selanjutnya klik kanan pada Panjang > Calculate Geometry, pada
Property pilih Length, pada Units pilih Kilometers, klik Ok.
101. Selanjutnya klik Insert > Object, lalu pada Object Type pilih Microsoft
Excel 97-2003 Worksheet, lalu klik Ok, akan muncul lembar kosong
Microsoft Excel, lalu isi lembar tersebut dengan Data yang sudah di
Dissolve, yaitu Data Batas Wilayah Kecamatan Wanareja plg, Jalan
Utama, Jalan Umum, dan Sungai, setelah selesai Close Microsoft Excel,
maka akan muncul Data pada Arcgis.
103. Selanjutnya klik kiri dua kali pada Legenda yang sudah dibuat, Items >
Style, lalu pilih Horizontal Single Symbol Label Only. Klik Ok.
9200000
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
DISUSUN OLEH :
DARA MEGA UTAMI
20190110097
U
9200000
9200000
2
0 1.5 3 6 9 12
Kilometer
9190000
Perhutanan 1.404278 14.321634 -
Perhutanan dan Pemukiman 117.262111 234.173242 -
Perhutanan dan Persawahan 0.128964 2.356881 -
Persawahan 1.29953 19.303352 -
Jalan Nasional - - 14.788266
Jalan Umum - - 18.205786
Sungai - - 8.612279
LEGENDA
9180000
9180000
KANTOR CAMAT
KANTOR DESA
SUNGAI
KECAMATAN WANAREJA
JALAN NASIONAL
JALAN UMUM
BATAS KECAMATAN PL
KABUPATEN CILACAP
PEMUKIMAN
PERHUTANAN
9180000
1. Buka aplikasi ArcGIS 10.2, akan muncul tampilan Getting Started, lalu klik New Maps >
My Template > Blank Map. Lalu klik OK, dan Save.
2. Tambahkan File peta kedalam lembar kerja aktif yang telah dibuka, klik Icon Add Data >
cari File yang akan dimasukkan > lalu klik Add.
3. Selanjutnya pada Menu Bar klik View > Data Frame Properties > General, kemudian pada
bagian Units ubah Map dan Display menjadi Meters, lalu klik OK.
5. Buatlah Titik DAS dengan klik menu Catalog > Klik New > Shapefile, pada menu Create
New Shape File, dibagian Name tulis dengan Titik DAS, pada menu Feature Type pilih
menu Point, lalu klik Edit > Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 >
Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49 S, klik OK.
Gambar 6 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2
6. Tentukan titik sungai, klik Start Editing, pilih Titik DAS, kemudian tentukan titik sungai
dengan cara mencari perpotongan dua sungai, lalu klik Stop Editing.
7. Buatlah Batas DAS dengan klik menu Catalog > Klik New > Shapefile, pada menu Create
New Shape File, dibagian Name tulis dengan Batas DAS, pada menu Feature Type pilih
menu Polyline, lalu klik Edit > Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 >
Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49 S, klik OK.
Gambar 8 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2
8. Tentukan Batas DAS, klik Start Editing, pilih Batas DAS, kemudian tentukan Batas DAS
dengan cara mengelilingi sungai pada titik DAS , lalu klik Stop Editing, klik yes.
9. Selanjutnya klik Geoprocessing > Arctoolbox > Data Management Tools > Features >
Feature to Polygon, lalu klik Input Features, pilih Batas DAS, lalu pada Output Feature
Class klik Icon Folder dan ubah nama Batas DAS menjadi Polygon Batas DAS, lalu klik
Add.
11. Klik kanan layer Daerah Aliran Sungai, lalu pilih open attribute Table, klik Table Optionss,
klik Add Field, lalu ganti nama dengan Panjang, ganti Type dengan Double, kemudian klik
OK.
13. Klik blok panjang, pilih statistics, copy SUM ke Microsoft Excel.
15. Klik kanan pada Polygon DAS, pilih Zoom To Layer, kemudian klik kanan pada tampilan
Tools, pilih Draw untuk memunculkan tampilan Drawing, sesuaikan ukuran kertas seperti
pada contoh disampingnya, kemudian klik rectangle, lalu blok halaman sesuai ukuran yang
kita atur, setelah itu klik dua kali pada halaman kosong tersebut, kemudian ubah Fill Color
dengan warna putih dan Outline Color berwarna hitam, kemudian klik OK.
17. Klik fitur Teks, lalu klik Teks, kemudian buatlah tulisan “PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020”, kemudian posisikan tulisan tepat berada di tengah – tengah.
19. Klik Insert, pilih North Arrow, pilih ESRI North 68, kemudian pilih Insert, pilih Scale Bar,
pilih Alternating Scale Bar 1, klik OK, lalu klik dua kali pada Scale Bar, kemudian edit
Division Units dengan Kilometers.
Gambar 20 Tampilan Alternating Scale Bar Properties pada aplikasi ArcGIS 10.2
20. Klik Insert, pilih Object, pilih Microsoft Excel 97-2003, lalu klik Yes, lalu edit sesuai data
yang diperoleh.
21. Klik Insert, kemudian klik Legend, lalu atur susunan Legenda pada Menu sesuai
kebutuhan, klik Next, ubah nama menjadi Legenda, klik Next, ubah tampilan sungai, klik
Finish.
23. Kemudian membuat polygon daerah Kabupaten Magetan, klik Editor> Start Editing>
Crate Features> Kabupaten Magetan. Kemudian buat Daerah Aliran Sungai sesuai dengan
letak DAS yang sudah dipilih. Pilih Cut Polygons Tool, jika sudah selesai membuat DAS
Stop Editing, lalu klik OK.
25. Klik kanan pada Kabupaten Magetan, pilih Layer Properties, klik Simbology, klik
Categories, klik Unique Values, ubahValues Field dengan Keterangan, dan Uncentang
pada All Other Values, lalu klik Add All Values, kemudian klik OK.
27. Klik Properties pada tampilan Data Frame Properties, klik Properties, klik Labelss, klik
Additional Properties, klik Number Format, ganti Number of Significant Digits, ganti
angka 3, klik OK.
29. Cek Kembali hasil peta Daerah Aliran Sungai pada aplikasi ArcGIS 10.2 dan pada tampilan
JPEG.
9160000
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI
KABUPATEN MAGETAN, JAWA TIMUR
Disusun Oleh :
DARA MEGA UTAMI
20190110097
U
2
$
0 1.25 2.5 5 7.5 10
Kilometers
9160000
9160000
Tabel Data Daerah Aliran Sungai
Sungai 144.856198
Stasiun A 34.893386 24.487825
9150000
9150000
Stasiun B 7.257677 15.007481
Stasiun C 7.891391 14.940722
Stasiun D 10.432869 13.20465
Stasiun E 6.73636 11.075916
LEGENDA
$ Titik DAS
Sungai
Batas DAS
9150000
9150000
9140000
1. Buka aplikasi ArcGIS 10.2, akan muncul tampilan Getting Started, lalu klik
New Maps > My Template > Blank Map. Lalu klik OK, dan Save.
2. Tambahkan File peta kedalam lembar kerja aktif yang telah dibuka, klik Icon
Add Data > cari File yang akan dimasukkan > lalu klik Add.
3. Selanjutnya pada Menu Bar klik View > Data Frame Properties > General,
kemudian pada bagian Units ubah Map dan Display menjadi Meters, lalu klik
OK.
5. Buatlah Titik DAS dengan klik menu Catalog > Klik New > Shapefile, pada
menu Create New Shape File, dibagian Name tulis dengan Titik DAS, pada
menu Feature Type pilih menu Point, lalu klik Edit > Projected Coordinate
Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone
49 S, klik OK.
Gambar 6 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2
6. Tentukan titik sungai, klik Start Editing, pilih Titik DAS, kemudian tentukan
titik sungai dengan cara mencari perpotongan dua sungai, lalu klik Stop Editing.
7. Buatlah Batas DAS dengan klik menu Catalog > Klik New > Shapefile, pada
menu Create New Shape File, dibagian Name tulis dengan Batas DAS, pada
menu Feature Type pilih menu Polyline, lalu klik Edit > Projected Coordinate
Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone
49 S, klik OK.
Gambar 8 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2
8. Tentukan Batas DAS, klik Start Editing, pilih Batas DAS, kemudian tentukan
Batas DAS dengan cara mengelilingi sungai pada titik DAS , lalu klik Stop
Editing, klik yes.
9. Selanjutnya klik Geoprocessing > Arctoolbox > Data Management Tools >
Features > Feature to Polygon, lalu klik Input Features, pilih Batas DAS, lalu
pada Output Feature Class klik Icon Folder dan ubah nama Batas DAS menjadi
Polygon Batas DAS, lalu klik Add.
11. Klik kanan layer Daerah Aliran Sungai, lalu pilih open attribute Table, klik
Table Optionss, klik Add Field, lalu ganti nama dengan Panjang, ganti Type
dengan Double, kemudian klik OK.
13. Klik blok panjang, pilih statistics, copy SUM ke Microsoft Excel.
Gambar 15 Tampilan menu Create New Shapefile pada aplikasi ArcGIS 10.2
15. Tentukan titik stasiun hujan, klik Start Editing, pilih Titik Stasiun Hujan,
kemudian tentukan 5 titik dengan cara mengelilingi Daerah Aliran Sungai, lalu
klik Stop Editing.
17. Klik Geoprocessing, pilih Clip, masukkan Polygon Thiessen ke Input Features
dan Polygon Batas DAS ke Clip Features, kemudian Save dengan Format nama
Daerah Polygon Thiessen, kemudian klik Save, lalu klik OK.
19. Klik kanan layer Titik Stasiun Hujan, lalu pilih open attribute Table, klik Table
Optionss, klik Add Field, lalu ganti nama dengan Keterangan, ganti Type
dengan Text, kemudian klik OK.
21. Klik kanan pada Titik Stasiun Hujan, pilih Layer Properties, klik Simbology,
klik Categories, klik Unique Values, ubahValues Field dengan Keterangan, dan
Uncentang pada All Other Values, lalu klik Add All Values, kemudian klik OK.
23. Hitunglah luas Polygon DAS, klik kanan pada layer Polygon Batas DAS, lalu
klik Add Attribute Table, klik Table Options, pilih Add Field, pada Name
ketiklah luas, pada Type gantilah dengan double, lalu klik OK. Klik kanan pada
luas, klik calculate geometry, lalu pilih Area di Property, ubah Units jadi square
Kilometers [sq km] klik OK. Ulangilah Langkah yang sama untuk mencari
keliling dengan mengganti property menjadi perimeter dan Units menjadi
Kilometers [km], kemudian klik OK.
26. Hitunglah luas daerah Polygon Theissen, klik kanan pada daerah Polygon
Theissen, lalu klik Add Attribute Table, klik Table Options, pilih Add Field,
pada Name ketiklah luas, pada Type gantilah dengan double, lalu klik OK. Klik
kanan pada luas, klik calculate geometry, lalu pilih Area di Property, ubah Units
jadi square Kilometers [sq km] klik OK. Ulangilah Langkah yang sama untuk
mencari keliling dengan mengganti property menjadi perimeter dan Units
menjadi Kilometers [km], kemudian klik OK.
29. Bedakan symbol Titik DAS, dengan klik dua kali pada Layer Titik DAS dan
gantilah dengan symbol pentagon.
Gambar 33 Tampilan Page And Print Setup pada aplikasi ArcGIS 10.2
31. Klik View, pilih Layout View, lalu sesuaikan ukuran kertas sesuai dengan
ukuran yang akan kita buat.
33. Klik Insert, lalu pilih Picture, pilih logo UMY yang sebelumnya sudah kita
Download, kemudian klik OK, lalu atur ukuran logo dengan ukuran yang sudah
ditentukan dan pasang logo di tengah – tengah halaman ke dua .
35. Klik Rectangle, kemudian pilih Line, buatlah garis bantu halaman, kemudian
tambahkan tulisan berupa data keterangan pribadi.
37. Klik Insert, pilih Object, pilih Microsoft Excel 97-2003, lalu klik Yes, lalu edit
sesuai data yang diperoleh.
39. Klik Properties pada Titik Stasiun Hujan, pilih Lables, Uncentang pada
Labelss, kemudian klik OK.
41. Klik Insert, kemudian klik Data Frame, aturlah letak Data Frame, kemudian
Insert> Picture> Catalog, klik kanan pada folder DAS > New> Shapefile,
nama diubah jadi Kabupaten Magetan, Feature Type menjadi Polygon, Edit>
Projected Coordinate Systems> UTM> WGS 1984> Southern Hemisphere>
WGS 1984 UTM Zone 49S, kemudain klik OK.
43. Klik kanan pada Kabupaten Magetan, lalu klik Add Attribute Table, klik Table
Options, pilih Add Field, pada Name ketiklah keterangan, pada Type gantilah
dengan Text, lalu klik OK, kemudian klik Start Editing, lalu ubah nama pada
keterangan menjadi Daerah Aliran Sungai dan Kabupaten Magetan.
45. klik View, pilih Data Frame Properties, pilih Grids, klik new Grids, pilih
Measure Grids, klik Next, pilih tick marks and Labelss, klik Properties, klik
Projected Coordinate Systems, pilih UTM, pilih WGS1984, pilih Southern
Hemisphere, pilih WGS 1984 UTM Zone 49S, klik OK, klik Next, klik Finish,
klik OK.
47. Klik File, pilih Export Map, lalu Save pada Folder yang sama dari ArcGIS,
kemudian ganti Type dengan JPEG, lalu atur resolusi menjadi 600, klik Save.
9160000
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI
KABUPATEN MAGETAN, JAWA TIMUR
Disusun Oleh :
DARA MEGA UTAMI
20190110097
U
2
,
%
$
0 1.25 2.5 5 7.5 10
Kilometers
9160000
9160000
,
%
Tabel Data Thiessen
,
% Stasiun A 34.893386 24.487825
Stasiun B 7.257677 15.007481
Stasiun C 7.891391 14.940722
9150000
9150000
Stasiun D 10.432869 13.20465
Stasiun E 6.73636 11.075916
,
%
LEGENDA
,
%
,
% Titik Stasiun Hujan
$ Titik DAS
Sungai
9150000
9150000
Batas DAS
Daerah Aliran Sungai Kabupaten Magetan
Stasiun A
Stasiun B
Stasiun C
Stasiun D
Stasiun E
9140000
9140000
9160000
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI
KABUPATEN MAGETAN, JAWA TIMUR
Disusun Oleh :
DARA MEGA UTAMI
20190110097
U
2
,
%
$
0 1.25 2.5 5 7.5 10
Kilometers
9160000
9160000
,
%
Tabel Data DAS dan Thiessen
9150000
Stasiun C 7.891391 14.940722
Stasiun D 10.432869 13.20465
Stasiun E 6.73636 11.075916
,
%
LEGENDA
,
%
$ Titik DAS
Sungai
Batas DAS
9150000
9150000
Stasiun A
Daerah Aliran Sungai Kabupaten Magetan
Stasiun B
Stasiun C
Stasiun D
Stasiun E
9140000
9140000