Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM III

ILMU UKUR TANAH

Judul : Ilmu Ukur Tamah

Hari/Tanggal : Selasa, 13 Agustus 2019

Tempat : Workshop Kesehatan Lingkungan

Tujuan : Untuk mengetahui jarak anat titik dan titik rendahnya permukaan tanah

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengeretian

Ilmu ukur tanah merupakan bagian ilmu yang mempelajari tentang

permukaan bumi disebut Geodesi. Ilmu Geodesi itu sendiri mempunyai 2 maksud :

1. Maksud Ilmiah yaitu mempelajari penggambaran permukaan bumi yang


dinamakan peta.
2. Maksud Praktis yaitu mempelajari penggambaran tinggi rendagnya permukaan
bumi baik memanjang/melintang.

Menyipat datar adalah menentukan/mengukur beda tinggi anatar dua titik atau
lebih. Ketelitian digunakan, serta pada ketelitian pengukuran, dan yang dapat
dilaksanakan.Biasanya kayu sifat merupakan alat pertolongan yang sederhana pada
penentu beda tinggi pada titik tertentu. Kayu sifat ini biasanya kita pegang horizontal
dengan bagian nuvo tabung.

Kemudian, dengan ukur, beda tinggi anatar dua titik A dan B kita tentukan. Cara
ini biasanya digunakan untuk menentukan dan menggambarkan profil memanjang dan
profil melintang, bila profil yang kita inginkan lebih panjang daripada kayu sifat, maka
alat yang digunakan untuk mengatur besarnya sudut antar dan meneropong pembacaan
mistar dalam menentukan tinggi rendnahnya daerah.

II. Alat dan Bahan

No Kegunaan Gambar
Theodolite :

Alat yang digunakan untuk mengukur besar


1. sudut dating dan juga meneropong dalam
pembacaan mistar untuk menentukan
rendahnya suatu tempat.
Theepot :

Digunakan untuk meletakan Theodolite dan


2. memiliki tiga kaki yang dapat diatur
ketinggiannya.

Unting – Unting :

Digunakan untuk menentukan agar tegak lurus


3. theodolite dan treepot terhadap permukaan
tanah.

Payung :

Digunakan untuk melindungi theodolite dari


sinar matahari termasuk nuvo agar terhindar
4. dari penguapan air raksa yang ada di
dalamnya dan untuk melindungi agar tidak
silau.
Meteran :
5.
Digunakan untuk mengukur jarak miring
antara titik yang akan diukur.

Kalkulator :

6. Digunakan untuk mengukur

Yaloon :

Digunakan untuk menunjukan ketinggian


7. suatu tempat dengan membaca angka pada
batas atas, tengah dan bawah.

III. Prosedur Kerja


1. Tentukan lokasi yang akan diukur
2. Gambar denah lokasi pengukuran terlebih dahulu
3. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Ukur jarak lokasi yang sudah ditentukan dan tentukan pembagian sesi pengukurannya
5. Meletakan threepot ditengah-tengah dua titik yang akan diukur jaraknya.
6. Memasang theodolite di atas threepot kemudian mengunci theodolite
7. Mengatur kedudukan theodolite sehingga gelembung udara pada nuvo terdapat
ditengah-tengah dengan mengatur skrup pada theodolite
8. Memasang mistar baca secara tegak lurus pada titik yang telah ditentukan
9. Meneropong mistar pembaca dengan theodolite kemudian mencatat hasilnya yaitu
nilai pada batas atas tengah dan bawah

10. Memutar 180 theodolite searah jarum jam sampai teropong tepat mengarah ke mistar
pembaca pada titik kedua keadaan threepot harus tepat pada posisinya dan gelembung
pada nuvo berada ditengah-tengah
11. Lakukan pengukuran pada sesi kedua, setelah melakukan pengukuran pada titik 1 dan
2 dengan cara yang sama
12. Mencatat hasil pengukuran dan menghitung jarak anatar kedua sisi.

IV. Hasil dan Pembahasan


(DEPAN) (DEPAN)

BA = 11,8 m BA = 12,9 m

BB = 12,6 m BT = 11,5 m

BT = 10,1 m BB = 11,1 m

(BELAKANG) (BELAKANG)

BA = 15,3 m BA = 11,1 m

BB = 14,6 m BT = 10,4 m

BT = 13,2 m BB = 10,1 m

RUMUS :

Jarak = ( BA Belakang – BB belakang ) + ( BA Depan – BB


belakang)

Beda Tinggi = BT Belakang + BT Depan

Tinggi = Titik Terhadap Nol

= Tinggi Sebelum + BT
Tabel 2 Hasil Praktikum

SES TITIK HASIL JARAK BEDA TITIK


I PEMBACAAN (M) TINGGI TERHADA
BELAKAN DEPA
P NOL
G (M) N
(M)
A BA = 12,9
BT = 11,5
BB = 11,1
1 B BA =11,1 2,8 21,9 71,9
BB =10,1
BT = 10,4
A BA =
11,1
BB
2 =10,1 3,8 27,2 87,2
BT
=2,6
BA =5,3
BB =13,2
BT =14,6
Sumber Hasil Praktikum

Berdasarkan tabel diatas Dari hasil pratikum dapat disimpulkan :

1. SESI 1 :
Jarak antara titik A-B = 2,8 m
Beda Tinggi = 21,9 m
2. Jarak antara titik C-D = 3,8 m
Beda Tinggi = 27,2 m
a) Narasi Pengukuran
Pada pengukuran ilmu ukur tanah ini diperoleh pada sesi 1 yaitu diketehui
titik A batas atas 9,6, beda tengah 7,8, beda bawah 6,2, dan titik B pada sesi II
beda atas 6,4, beda tengah 4,7, beda bawah 3. Titik C beda atas 8,3, beda tengah
7,7, beda bawah 7,2, dan titik D beda atas 3,1, beda tengah 2,4, beda bawah 1,6.
Dengan hasil akhir jarak sesi I adalah 6,8, beda tinggi adalah 12,5, titik tinggi
terhadap nol adalah 62,5, dan jarak sesi II adalah 2,6, beda tinggi adalah 10,1, dan
tinggi terhadap nol adalah 60,1.
b) Perhitungan :
1. Jarak = (BA Belakang – BB Belakang) + (BA depan – BB depan)

= (9,6 – 6,2 ) + (6,4 – 3)

=3,4 + 3,4

= 6,8

2. Jarak = (BA Belakang – BB Belakang) + (BA depan – BB depan)

= (8,3 – 7,2) + (3,1 – 1,6)

= 1,1 + 1,5

= 2,6

3. Beda Tinggi = ( BT Belakang + BT depan)

= 7,8 + 4,7

= 12,5

4. Beda Tinggi = BT Belakang + BT depan

= 7,7 + 2,4

= 10,1
5. Tinggi Titik terhadap Nol = 50 + beda tinggi

= 50 + 12,5

= 62,5

6. Tinggi Titik terhadap Nol = 50 + beda tinggi

= 50 + 10,1

= 60,1

C. Kurva Beda Tinggi

70

60

50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6
VI. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dapat diambil kesimpulan bahwa :

a. Tanah disepanjang jalan depan perumahan dosen sampai ke depan aula kesehatan
lingkungan permukaan tanahnya tidak rata.
b. Hasil dari pengukuran sifat data di kampus poltekkes kesling tepatnya di depan
perumahan dosen sampai ke depan aula terbagi menjadi dua profil yaitu profil
memanjang dan melintang.
c. dalam praktikum ilmu ukur tanah ini kita dapat mengenal dan mengoprasikan alat-alat
yang digunakan yaitu menggunakan alat thedolit.
DAFTAR PUSTAKA

https ://geometika. Ilmu ukur tanah ( diakses pada 28 Oktober 2019)

https: //www.academia.edu. Penyipat datar ( diakses pada 28 Oktober 2019)


LAMPIRAN

Penggunaan Pemasukan Alat Deodolite

Diatas Threepot Dan Kompas

Anda mungkin juga menyukai