Anda di halaman 1dari 5

CONTOH SOAL SIMULASI UKOM

KEPERAWATAN GERONTIK

Di susun dalam rangka memenuhi tugas stase Keperawatan Gerontik

Di Susun Oleh:

ANNISA DAMAYANTI
14420211066

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
1. Seorang perawat puskesmas sedang melakukan kunjungan rumah di desa binaan
dan menemukan Seorang Laki-laki berusia 70 tahun tinggal bersama 2 orang
anaknya. Keluarga mengatakan klien memiliki riwayat stroke sejak 6 bulan yang
lalu. Perawat sedang melakukan pengkajian kemandirian lansia dengan
menggunakan indeks ADL KATZ yaitu aktivitas makan dapat dilakukan sendiri.
Lansia masih dapat menahan BAB/BAK. Namun aktivitas mandi, berpakaian,
berjalan ke kamar kecil dan berpindah tempat lansia dibantu oleh kedua anaknya.
Apa jenis tingkat kemandirian lansia pada kasus tersebut?
A. Kemandirian B
B. Kemandirian C
C. Kemandirian D
D. Kemandirian E
E. Kemandirian F

PEMBAHASAN :
Data fokus pada kasus adalah aktivitas makan dapat dilakukan sendiri.
Lansia masih dapat menahan sensasi BAB/BAK. Namun untuk aktivitas
mandi, berpakaian, berjalan ke kamar kecil dan perpindah tempat lansia
dibantu, sehingga menjadi bagian dari Kemandirian E yaitu Kemandirian
dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan.

2. Seorang laki-laki usia 69 tahun mengeluh mengalami katarak dan


gangguan gaya berjalan, sehingga klien menggunakan tongkat untuk
membantu berjalan. Klien menyatakan tidak berani berjalan jauh karena
takut jatuh disebabkan lingkungan sekitar panti yang berundak dan lantai
yang licin. Apakah masalah keperawtan yang tepat untuk kasus diatas?
A. Nyeri akut
B. Risiko jatuh
C. Risiko cedera
D. Gangguan mobilitas fisik
E. Koping individu tidak efektif
PEMBAHASAN :
Pada lansia, risiko jatuh memiliki faktor risiko yang terdiri dari faktor
internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya adalah umur, penyakit
(diabetes, hipertensi, depresi, demensia), gangguan gaya berjalan,
gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan. Sementara faktor
eksternal dari risiko jatuh adalah kondisi lingkungan seperti lantai licin,
penerangan yang tidak adekuat, tempat tidur yang terlalu tinggi dan tanpa
side rail, alas kaki yang licin tanggal/undakan yang curam, kamar mandi
tanpa pegangan, dan juga penggunaan alat bantu jalan yang tidak tepat.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lansia yang berada di Institusi
lebih berisiko jatuh dibandingkan lansia yang berada di rumah. Pada kasus
diatas tampak jelas faktor risiko jatuh dari klien baik faktor internal
maupun eksternal.

3. Saat home visit perawat menjumpai laki-laki usia 71 tahun tinggal


bersama keluarga. Keluarga mengatakan klien lebih banyak memilih diam
di kamar, cenderung marah dan tidak ingin keluar kamar semenjak
suaminya meninggal dunia. Keluarga sudah membantu membersihkan
kamar dan tempat tidur klien agar tidak berbau. Apakah pengkajian yang
tepat pada kasus di atas?
A. Tanda-tanda vital
B. Skala aktivitas sehari-hari
C. Kolaborasi untuk pemeriksaan urin
D. Tingkat depresi dengan Geriatric Depression Scale
E. Status kognitif dengan Mini Mental State Examination

PEMBAHASAN :
Kehilangan pasangan adalah salah satu tugas perkembangan bagi lansia
yang perlu dipersiapkan, karena kondisi ini dapat menjadi memicu
terjadinya depresi pada lansia. Tanda yang dapat ditemui pada lansia
dengan depresi adalah menarik diri dari lingkungan, emosi yang tidak
stabil dan tidak tertarik melakukan aktivitas. Adanya tanda gejala tersebut
perlu ditindaklanjuti dengan melakukan pengkajian depresi. Geriatric
Depression Scale (GDS) adalah instrumen pengkajian yang sudah sangat
lazim digunakan di berbagai setting baik di rumah, rumah sakit maupun
panti untuk mendeteksi masalah depresi. Instrumen ini terdiri dari 30
pertanyaan (long form) dan 15 (short form) pertanyaan lansia mengenai
kondisinya belakangan ini. Jawaban lansia akan di jumlahkan dan di
tentukan tingkat depresi yang dialami dengan kategori skor lebih dari 5
dinyatakan sebagai depresi.

4. Perempuan usia 65 tahun dirawat di klinik geriatri dengan keluhan rasa


panas pada daerah bokong dan punggung. Klien lebih banyak berbaring di
tempat tidur sejak 2 minggu yang lalu, setelah kaki dan tangan sebelah kiri
tidak dapat digerakkan. Hasil pemeriksaan kulit disekitar area coccygeus
dan scapula tampak kemerahan, klien tampak lemas, TD 160/100 mmHg,
frekuensi nadi 88x/menit. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada
kasus tersebut?
A. Melatih ROM
B. Melakukan massage
C. Mobilisasi tiap 2 jam
D. Memonitor kulit klien
E. Memberikan kompres air hangat

PEMBAHASAN :
Proses penuaan yang terjadi pada sistem integumen lansia adalah:
pembuluh darah berkurang, kulit tidak elastis lagi, dan bantalan lemak
berkurang. Hal ini dapat berakibat kulit lansia rentan mengalami gangguan
jika mengalami tekanan, dan jika terjadi luka, penyembuhan akan relatif
melambat. Data terfokus pada adanya risiko terjadinya luka tekan yaitu:
terbaring dalam waktu yang lama, data terkait kondisi kulit yang berisiko
tertekan. Tindakan yang paling prioritas untuk dilakukan adalah
memobilisasi tiap 2 jam.

5. Seorang laki-laki usia 71 tahun dirawat di Panti Werda, hasil wawancara


pasien menyatakan sering ngompol saat malam hari, dan tidak pernag ke
kamar mandi sebelum tidur dengan alasan takut jatuh di kamar mandi
karena tidak terlalu bisa melihat. Ia mengatakan bisa merasakan jika mau
BAK. Apakah intervensi mandiri pada kasus tersebut?
A. Kaji pola eliminasi sebelum dan bandingkan dengan pola
yang sekarang
B. Berikan kesempatan teoileting dengan interval waktu tertentu
C. Letakkan tempat tidur dekat dengan kamar mandi
D. Berikan cahaya yang cukup di kamar mandi
E. Ajarkan teknik kegel exercise

PEMBAHASAN :
Pada kasus ditemukan data bahwa masalah utama klien adalah toileting
karena klien takut ke kamar mandi saat malam hari, yang dapat dilakukan
perawat secara mandiri adalah memberikan jadwal toileting lansia sebelum
tidur untuk mencegah keinginan BAK saat malam hari dan mencegah
mengompol klien.

Anda mungkin juga menyukai