Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN DOPS

TERAPI PEMASANGAN INFUS NY R DENGAN


DIAGNOSA APENDISITIS

OLEH :

MUHAMAD GULAM, S.,Kep

NIM 19.31.1381

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2019-2020
LAPORAN DOPS
TERAPI PEMASANGAN INFUS NY R DENGAN
DIAGNOSA APENDISITIS

OLEH :

MUHAMAD GULAM, S., Kep

NIM 19.31.1381

Banjarmasin,

Mengetahui,

Preseptor Akademik Proseptor Klinik

( ) ( )
TERAPI PEMASANGAN INFUS

No: Dokumen No. Revisi Halaman


........... ..........

STANDAR Tanggal penetapan ditetapkan oleh keperawatan


OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN : Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari
pengobatan untuk memasukkan obat atau vitamin ke dalam
tubuh pasien. Terapi pemasangan infus dengan metode
memasukkan jarum atau kanula ke dalam vena (pembuluh
balik) untuk dilewati cairan infus/pengobatan, dengan tujuan
agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh
melalui vena dalam jangka waktu tertentu.

TUJUAN : Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang


mengandung air, elektrolit, vitamin, protien, lemak, kalori
yang tidak dapat dipertahankan melalui oral. Tujuan
pemasangan infus tentunya sebagai tindakan pengobatan
serta dapat mencukupi tubuh akan cairan dan elektolit.

KEBIJAKAN :

1. Pasien dengan dehidrasi


2. Pasien sebelum tranfusi darah
3. Pasien tidak bisa makan dan minum melalui mulut
4. Pasien yang memerlukan pengobatan yang mengahruskan dengan cairan
infus

PETUGAS : perawat
PERALATAN :

1. Infuse set
2. Cairan infsu sesuai kebutuhan
3. Jarum infus steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Kain kassa steril dalam tempatnya
6. Tourniquet
7. Pengalas/perlak
8. Bengkok
9. Standar infus
10. Sarung tangan steril
11. Betadine
12. Plester dan gunting steril
13. Spalk dan kasa gulung
14. Hepapik
15. Alat tulis dan lembaran observasi cairan untuk dokumentasi

PROSEDUR PELAKSANAAN :

1. Tahap Pra Interaksi


a. Melakukan verifikasi data sebelumnya
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga dan
pasien terkait sensasi atau rasa yang akan dirasakan selama
pemasangan infus
c. Menyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
d. Atur posisi pasien/berbaring
e. Menutup sampiran

3. Tahap kerja
a. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
b. Menutup saluran infus (klem)
c. Menusukkan saluran infus dengan benar
d. Mengantung botol cairan pada standart infus
e. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
f. Mengalirkan cairan hinggaa tidak ada udara dalam selang
g. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
h. Memasang perlak dan alasnya
i. Membebaskan daerah yang akan di insersi
j. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
k. Memakai handschoen
l. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam
keluar)
m. Mempertahankan vena pada posisi stabil
n. Memegang IV cateter denga sudut 300
o. Menusukkan vena dengan lobang jarum mengahadap ke atas
p. Memastikan IV cateter masuk intavena kemudian menarik mandrin
+ 0,5 cm
q. Memasukkan IV cateter secara perlahan
r. Manarik mandrin dan menyambungjkanarik mandrin dan
menyambungjkan dengan selang infus
s. Melepaskan tourniquet
t. Mengalirkan cairan infuse
u. Melakukan fiksasi IV cateter
v. Memberikan desinfektan daerah tusukan dan menutup dengan
kassa
w. Mengatur tetesan sesui program yang dianjurkan dan dibutuhkan
x. Mencatat dan mendokumentasikan untuk tetesan cairan infus,
waktu dan jam pemasangan infus

4. Keuntungan pemasangan infus


a. Penghantaran obat ke tempat target secara berlangsung cepat
b. Absorsi total kemungkinan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih
dapat diandalkan
c. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik
dapat dipertahankan atau dimodifikasi

5. Kerugian pemasangan infus


Kerugian terapi intravena adalah tidak bisa dilakukan “drug recall”
dan menubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan
sensitivitas tinggi, serta kontaminasi mikroba melalui titik akses ke
sirkulasi misalnya flebitis dan reaksi obat.
6. Tahap terminasi :
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien atau keluarga pasien
4. Membereskan alat-alat
5. Membuka sampiran
6. Cuci tangan
7. Mendokumentasikan tindakan

Anda mungkin juga menyukai