Anda di halaman 1dari 2

Syarat panen jagung untuk benih

Kegiatan panen dan pascapanen merupakan rangkaian proses yang meliputi


pemanenan, seleksi tongkol, pengeringan tongkol, pemipilan, penjemuran biji, sortasi biji,
pengemasan dan penyimpanan. Setiap proses tersebut merupakan sumber kemungkinan
terjadinya susut kualitas dan susut kuantitas baik oleh keterlambatan atau penundaan,
kesalahan penanganan maupun karena penggunaan peralatan yang tidak tepat. Sedang dalam
konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu
menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju
(Sadjad, 1977). Oleh karena itu untuk memperoleh mutu benih yang tinggi, pengelolaannya
harus dilakukan dengan cara yang tepat dan benar sejak di pertanaman, saat panen dan
setelah panen (pasca panen).
Untuk mendapatkan mutu benih yang baik setelah melakukan pemanenan, perlu
adanya perawatan yang tersendiri dan teratur untuk membuat hasil panen jagung yang akan
digunakan untuk benih baru. Pada masa pasca panen tanaman jagung perlu diadakannya
perawatan yang intensif, yang bertujuan untuk menjaga kualitas benih. Proses pasca panen
yaitu yang pertama melakukan penjemuran tongkol, setelah itu dilakukan perontokan,
pembersihan dan sortasi, lalu dilakukan pengeringan, setelah kering dilakukan pengemasan,
lalu masuk pada proses penyimpanan, hasil dari pasca panen tersebut ada yang digunakan
untuk konsumsi di kehidupan sehari-hari dan juga ada yang digunakan sebagai benih baru.
Pemilihan benih harus dipilih benih yang kualitasnya bagus. Adapun syarat-syarat yang harus
diperhatikan untuk menghasilkan benih jagung yang baik yaitu :

1. Benih dalam keadaan yang sehat

2. Benih tidak diserang penyakit

3. Warna benih tidak hitam atau rusak

4. Butiran benih tidak pecah

Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya tanaman
yang perannya tidak dapat digantikan oleh faktor lain. Salah satu penyebab menurunnya
produksi jagung diakibatkan oleh kebiasaan petani dalam budidaya jagung menggunakan
benih yang ditanam turun temurun sehingga produksinya tidak optimal. Mutu benih yang
berasal dari varitas unggul ditanam bermutu (asli, murni, vigor, bersih dan sehat) mampu
mendukung peningkatan produksi jagung. Benih unggul yaitu benih yang kualitasnya baik,
tidak rusak, warna tidak hitam tidak pecah dan terhindar dari penyakit yang menyerang benih
tanaman jagung. Disamping benih unggul, penggunaan pupuk berimbang dan pengendalian
hama terpadu juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan produksi maupun prduktivitas
tanaman jagung. Sedangkan Pola tanam khususnya tanaman pangan disuatu daerah sangat
dipengaruhi oleh tipe iklim di daerah tersebut (Amin dan Zaenaty, 2012).

Amin, M, dan Zaenaty. 2012. Respon Petani Terhadap Gelar Teknologi Budidaya Jagung
Hibrida Bima 5 Di Kabupaten Dongggala. Agrika, 6(1): 34-47.

Sadjad S. 1977. Pembinaan Program Sertifikasi Benih. Proc. Kursus Singkat Pengujian
Benih. IPB. Bogor, hal. 112 133.

Anda mungkin juga menyukai