I. PENDAHULUAN
menggigit dan menyuntikkan air ludah pada akar tanaman, aktifitas inilah yang
menyebabkan kerusakan sel pada tanaman. Gejala yang ditimbulkan akibat gigitan
nematoda ditandai dengan munculnya puru akar (gall), luka pada akar, ujung akar
rusak dan akar membusuk. Pembusukan akar terjadi apabila infeksi nematoda
disertai oleh jamur dan bakteri patogen. Kerusakan akar ini menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat karena tanaman tidak dapat menyerap unsur hara
dari dalam tanah. Akibatnya tanaman mengalami defisiensi unsur hara yang
ditandai perubahan warna daun menjadi kekuningan, tanaman layu pada cuaca
kering dan panas. Hal ini menyebabkan produktifitas tanaman menurun, kualitas
hasil panane rendah. Bahkan pada jenis tanaman tertentu tanaman tidak mampu
menghasilkan buah sama sekali (Nuryani, 2006).
c. Membersihkan, setelah itu akar tersebut diletakkan diatas kertas merang atau
kertas tissue dan selanjutnya ditimbang 10 gram.memotong bagian akar dengan
panjang 1 cm.
d. Masukkan akar ke dalam cawan ekstraksi yang telah berisi aquades sampai
terendam dan menyimpan ditempat gelap selama 24 jam. Mengamati suspense
nematoda dalam cawan A dengan mikroskop.
8
4.2. Pembahasan
4.2.1. Nematoda Pada Tanah Yang Terinfeksi
Ordo : Thylenchida
Famili : Meloidogynidae
Genus : Meloidogyne
Spesies : Meloidogyne spp.
Meloidogyne spp. melakukan siklus hidupnya mulai dari telur hingga masa
dewasa. Meloidogyne spp. dimulai dari fase telur, fase telur ini mengalami
pergantian kulit jadi juvenile I. Setelah itu, lelur menetas, ganti kulit kedua jadi
memasuki fase juvenile II. Kemudian bekembang anti kulit ketiga lagi masuk ke
fase juvenile III, tumbuh masuk fase juvenile IV setelah ganti kulit keempat. Dari
fase juvenile IV memasuki fase dewasa jantan dan betina. Meloidogyne spp. jantan
dan betina dewasa kemudian membengkak tubuhnya sehingga aktivitas geraknya
terbatasi, betina akan mengandung telu ryang jumlahnya banyak,ukuran tubuh
betina akan tetap membengkak terus, tetapi jantan dewasa akan kembali ke ukuran
ramping semula lagi.
Pada nematoda jantan mempunyai ciri-ciri berbentuk seperti cacing, hidup
bebas di dalam tanah, mempunyai panjang 1-2 mm, Meloidogyne jantan akan
membentuk lingkaran bila mati. Nematoda ini memiliki stilet yang kuat, ekornya
pendek stengah melingkar. Nematoda bergerak lambat di dalam tanah dengan
ekor pendek dan membulat pada bagian posterior terpilin.
Kelas : Secernentea
Ordo : Thylenchida
Famili : Meloidogynidae
Genus : Meloidogyne
Spesies : Meloidogyne spp.
Umumnya siklus hidup nemtoda parasit terdiri dari 6 tahapan, yaitu telur,
juvenile 1 sampai juvenile IV, dan nematoda dewasa. Lama setiap tahapan dari
siklus hidup nematoda berbeda antar spesies satu dengan spesies lainnya, serta
dipengaruhi oleh faktor suhu, kelembapan dan jenis tanaman inangnya. Nematoda
yang berada pada kondisi menguntungkan, seperti di daerah tropis, akan memiliki
siklus hidup yang relatif singkat dan bisa menghasilkan beberapa generasi per
musim. Siklus hidup nematoda puru akar umumnya sekitar 14 hari. Satu daur hidup
telur sampai telur generasi berikutnya dapat diselesaikan dalam waktu 2-4 minggu
pada kondisi lingkungan optimum, khususnya suhu, tetapi akan berlangsung lebih
lama pada suhu yang lebih dingin. Stadia telur berlangsung selama 5 hari, telur
disimpan di dalam kantung telur nematoda betina yang didalamnya terdapat matriks
gelatin.
Nematoda betina menambatkan diri pada jaringan akar dan inangnya, tubuh
menggelembung berdiameter 0,5-0,7 mm, dan lehernya yang slindris. Vulva
berbentuk subterminal dekat dengan anus, dan memiliki kepala lembek serta lubang
ekresinya terletak agak anterior sampai pada klep median bulbus.
11
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada akar tanaman yang terserang menjadi bisul bulat atau memanjang dengan
besar bervariasi. Di dalam bisul ini terdapat nematoda betina, telur dan juvenil.
Bisul akar yang membusuk akan membebaskan nematoda dan telurnya ke dalam
tanah kemudian masuk ke dalam akar tanaman lain. Ukuran dan bentuk puru
tergantung pada spesies, jumlah nematoda di dalam jaringan, inang dan umur
tanaman. Tanaman mudah layu, khususnya dalam keadaan kering dan tanaman
sering menjadi kerdil.
Pembuatan ekstraksi nematoda menggunakan modifikasi corong Baermann,
dengan menggunakan gelas plastik yang kemudian penyaringan dengan
menggunakan kapas dan kain kasa. Pembuatan pertama yaitu sampel akar yang
terserang nematoda dan tanah yang terserang nematoda. Pada bagian tanaman
jaringan tumbuhan dibersihkan dari tanah dan dipotong- potong menjadi bagian
yang kecil 5-10 cm. Potongan bagian tumbuhan ini kemudian ditempatkan ke dalam
wadah yang dapat tertutup rapat. Menambahkan air hingga menutup bagian dari
tumbuhan tersebut, kemudian menginkubasikan ke dalam suhu kamar. Nematoda
endoparasitik yang bepindah akan meninggalkan akar dan dapat dikumpulkan
menggunakan saringan kecil. Membungkus 100 gr tahan ke dalam kertas tisu atau
kain dan tempatkan di atas kasa plastik kasar di dalam corong yang dihubungkan
dengan pipa karet yang diberi penjepit. Menuang air secara perlaha sampai pada
permukaan tanah bagian bawah. Setelah 24 jam penjepit dibuka secara perlahan dan
hati-hati untuk mengumpulkan kecil cairan dari corong ke gelas piala kecil. Cairan
tersebut mengandung Nematoda yang dapat beregerak ke luar dari tanah dan
tenggelam ke dasar corong.
5.2. Saran
Pada praktikum yang akan datang diharapkan agar berjalan lebih efisien lagi,
lebih teratur, dan lebih terarah. Demikian juga untuk waktu praktikumnya semoga
lebih tepat waktu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ika Mustika, Yang Nuryani. 2006. Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Pada
Tanaman Nilam. Jurnal Litbang Pertanian. Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat. Vol. 25. No. 1. Hal. 7-15. (http://pustaka.litbang.
pertanian.go.id). (Diakses pada tanggal 21 April 2018).
Ika Mustika. 2005. Konsepsi dan Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman
Perkebunan di Indonesia. Jurnal Litbang Pernanian. Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat. Vol. 4. No. 1. Hal 20-32.
(http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id). (Diakses pada tanggal 21 April
2018).
Kafif Andani, Hagus Tarno, Bambang Tri Rahardjo. 2016. Pengaruh Minyak Biji
Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) Terhadap Nematoda Puru Akar
(Meloidogyne spp.). Jurnal HPT Vol. 4 No. 2. Hal 77-84.
(urnalhpt.ub.ac.id). (Diakses pada tanggal 20 April 2018).