BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Pohon kayu manis merupakan tumbuhan asli Asia Selatan, Asia Tenggara dan daratan Cina,
(Smith, 1986) Indonesia termasuk didalamnya. Tumbuhan ini termasuk family Lauraceae
yang memiliki nilai ekonomi dan merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama
untuk diambil hasilnya. Hasil utama kayu manis adalah kulit batang dan dahan, sedang hasil
ikutannya adalah ranting dan daun. Komoditas ini selain digunakan sebagai rempah, hasil
olahannya seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan dalam industri-industri
farmasi, kosmetik, makanan, minuman, rokok, dsb. Dan dari 54 spesies kayu manis
(Cinnamomum sp.) yang dikenal di dunia, 12 diantaranya terdapat di Indonesia. Dari
kesemuanya, tiga jenis kayu manis yang menonjol di pasar dunia adalah Cinnamomum
burmannii (di Indonesia) yang produknya dikenal dengan nama cassiavera, Cinnamomum
zeylanicum (di Sri Lanka dan Seycelles) dan Cinnamomum cassia (di Cina) yang produknya
dikenal dengan Cassia Cina. Jenis-jenis tersebut
merupakan beberapa tanaman rempah yang terkenal di pasar dunia.
Kayumanis (Cassiavera) pernah menjadi komoditi andalan di Sumatera Barat. Saat
nilai
jual kulit batang mencapai level Rp. 6000/kg, petani kayumanis dapat hidup makmur dan
mampu menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi dengan hanya mengandalkan
lahan kayu manis yang dipunyai. Namun saat ini kayumanis tidak lagi menjanjikan
kemakmuran disaat nilai jual kulit kayumanis gulungan terus menurun bahkan mencapai nilai
Rp. 2500/kg (data statistik tahun 2004). Kenyataan ini membuat petani kayumanis enggan
mengurus tanamannya dan mulai beralih ke tanaman lain. Penurunan nilai jual ini
ditunjukkan
oleh data statistik pada dua tahun yang berbeda. Tahun 1993 volume ekspor kulit kayumanis
mencapai 21.952 ton dengan nilai US $ 38.646, sedangkan tahun 2005 volume ekspor 23.216
ton dengan nilai US $ 12.822. Nilai ini lebih rendah dari nilai pada tahun 2002-2004. Usaha
untuk meningkatkan nilai tambah dari kulit kayumanis juga telah dilakukan melalui
pemasaran
kulit kayumanis dalam bentuk bubuk, namun belum dapat meningkatkan nilai jual.
Akankah komoditi andalan itu dibiarkan hilang begitu saja? Sementara itu di beberapa
negara maju pemakaian kayumanis tidak lagi berbentuk gulungan atau bubuk, tetapi dalam
bentuk minyak atsiri atau oleoresin. Saat ini produsen kedua produk tersebut didominasi oleh
negara India dan Srilanka. Mengapa petani kayumanis Sumatera Barat belum beralih untuk
memproduksi minyak atsiri dan oleoresin?. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu ;
sebagian
besar petani belum mengetahui teknologi yang tepat untuk pengambilan minyak atsiri dan
oleoresin dan belum terbukanya pasar terhadap kedua produk tersebut di Sumatera Barat.
Survey mahasiswa menunjukkan saat ini pengambilan minyak atsiri dari kulit
kayumanis telah dilakukan oleh pengusaha perorangan dengan metode penyulingan air,
namun
perolehannya masih rendah. Minyak kayumanis ini dipasarkan ke negara Belanda. Meskipun
volume pemasarannya masih kecil, namun hal ini cukup memberi harapan bagi petani
kayumanis untuk mengurus kembali tanamannya. Pemasaran terhadap minyak atsiri
kayumanis sebenarnya dapat dirintis lebih jauh asalkan semua pihak terkait mau bekerja
sama.
Untuk membantu petani kayumanis menemukan teknologi pengolahan minyak atsiri dan
oleoresin, telah dilakukan beberapa modifikasi pada proses penyulingan.
B.Tujuan
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata apabila masyarakat pribumi mampu mengolah kayu
manis menjadi produk yang lebih berdaya jual tinggi akan mampu membantu meningkatkan
devisa Negara. Namun untuk pencapaian yang maksimal dibutuhkan perhatian dari
pemerintah daerah setempat.
1.
2.
3.
4.
Beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penyusunan materi ini yaitu:
Untuk mengetahui pengolahan lebih lanjut kayu manis menjadi minyak atsiri yang berdaya
jual tinggi.
Untuk mengetahui manfaat lain minyak atsiri kayu manis.
Untuk mengetahui daerah persebaran kayu manis.
Mengetahui daerah yang berpotensi dalam pengelolaan kayu manis menjadi minyak atsiri.
BAB II
MINYAK ATSIRI KAYU MANIS
A. MINYAK ATSIRI
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan
yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman
asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar,
rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh
tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara
sintetis. Sifat-sifat minyak atsiri antara lain:
-
menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke
tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri
food flavouring, industri komestik dan wewangian.
Beberapa contoh tanaman sumber minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia dan bagian
tanaman yang mengandung minyak atsiri:
Dalam makalah ini, akan dijelaskan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang menjadi
komoditi Indonesia yaitu kayu manis.
B. Tanaman Kayu Manis (Cinamon / Cassia)
yang berbeda dengan cara mendidihkan terlebih dahulu komponen yang mempunyai titik
didih rendah terpisah dari campuran (Kister, 1990).
Untuk mempermudah proses penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan perlakuan
pendahluan (penanganan bahan baku) dengan beberapa cara seperti pengeringan, pencucian
dan perajangan.
Pengeringan dapat mempercepat proses ekstraksi dan memperbaiki mutu minyak, namun
selama pengeringan kemungkingan sebagian minyak akan hilang karena penguapan dan
oksidasi oleh udara (Ketaren, 1985). Beberapa jenis bahan baku tidak perlu dikeringkan,
seperti jahe, lajagoan, dan bahan lain yang disuling dalam keadaan segar untuk mencegah
kehilangan aroma yang diinginkan.
Pencucian biasanya dilakukan untuk bahan-bahan yang berasal dari tanah seperti akar wangi,
dan rimpang. Tujuannya adalah untuk membersihkan bahan dari kotoran yang menempel,
mencegah hasil minyak agar tidak kotor, dan efisiensi pemuatan bahan dalam ketel suling.
Perajangan bertujuan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dari bahan, memperluas
permukaan suling dari bahan dan mengurangi sifat kamba. Pada umumnya perajangan
dilakukan pada ukuran 20 30 cm.
Dalam industri minyak atisiri dikenal 3 macam metode penyulingan yaitu (1) penyulingan
dengan air (water distillation), (2) penyulingan dengan air-uap (water and steam distillation),
(3) penyulingan dengan uap langsung (steam distillation). Gambar 1 memperlihatkan
diagram alir proses penyulingan minyak atsiri secara umum.
Pada pross penyulingan ini, tekanan, suhu, laju alir, dan lama penyulingan diatur berdasarkan
jenis komoditi. Lama penyulingan sangat bervariasi mulai dari 3-5 jam untuk sereh wangi, 5
8 jam untuk minyak nilam dan cengkeh, 10 14 jam untuk minyak pala, dan 10-16 jam
untuk minyak akar wangi bergantung kepada jenis bahan baku (basah / kering), penggunaan
tekanan dan suhu penyulingan. Tekanan uap yang tinggi dapat menyebabkan dekomposisi
pada minyak, oleh karena itu penyulingan lebih baik dimulai dengan tekanan rendah,
kemudian meningkat secara bertahap sampai pada akhir proses.
Selama proses penyulingan, uap air yang terkondensasi dan turun ke dasar ketel harus
dibuang secara periodik melalui keran pembuangan air untuk mencegah pipa uap berpori
terendam, karena hal ini dapat menghambat aliran uap dari boiler ke ketel suling.
Pada proses pendinginan, suhu air pendingin yang masuk ke dalam tabung atau kolam
pendingin yang ideal sekitar 25-30 derajat C, dan suhu air keluar maksimum 40 50 derajat
C. Suhu air keluar tersebut dapat diatur dengan memperbesar / memperkecil debit air
pendingin yang masuk ke dalam tabung / kolam pendingin.
Pemisahan minyak dari tabung pemisah sebaiknya tidak diciduk (diambil dengan gayung),
karena hal itu akan menyebabkan minyak yang telah terpisah dari air akan kembali terdispersi
dalam air dan sulit memisah kembali, sehingga mengakibatkan kehilangan (loses).
Minyak yang dihasilkan masih terlihat keruh karena mngandung sejumlah kecil air dan
kotoran yang terdispersi dalam minyak. Air tersebut dipsahkan dengan menyaring minyak
menggunakan kain teflon / sablon. Pemisahan air juga dapat dilakukan dengan menambahkan
zat pengikat air berupa Natrium Sulfat anhidrat (Na2SO4) sebanyak 1% selanjutnya diaduk
dan disaring.
2.Teknik peengolahan Minyak Kayu manis (Penyulingan Uap langsung)
a. Penyulingan daun dan batang kayu manis
Metode yang digunakan pada pengambilan minyak atsiri pada penelitian ini adalah
penyulingan uap langsung. Penyulingan ini dapat mengurangi kehilangan minyak akibat
adanya sebagian uap yang mengembun di dalam bahan dan jatuh kembali ke dalam air seperti
yang terdapat pada penyulingan uap-air, maupun penyulingan air. Pengambilan minyak atsiri
tidak hanya dilakukan dari kulit batang, tetapi juga dari daun kayumanis. Penelitian ini
dilakukan dalam skala pilot plant menggunakan seperangkat alat penyulingan yang terdiri
dari sebuah ketel uap, ketel suling, dan kondensor (Gambar 1). Ketel uap dan kondensor
diisolasi dengan asbes gulung untuk menghindari kehilangan panas dari dinding ketel dan
tutup. Ketel suling dilengkapi oleh sebuah distributor uap yang berfungsi mengatur uap yang
masuk ke dalam bahan yang akan disuling. Kondensor berfungsi mendinginkan minyak.
Pemisahan minyak dilakukan secara dekantasi. Pada penelitian ini dicoba menvariasikan
beberapa bentuk distributor untuk melihat pengaruh ketinggian bahan yaitu distributor uap
gabungan horizontal dan vertikal (jenis 1), distributor uap vertikal (jenis 2), distributor uap
vertikal cabang 4 (jenis 3), dan distributor uap horizontal.
Gambar 1. Alat penyulingan uap langsung
Perlakuan terhadap bahan yang akan disuling berbeda menurut jenis bahan. Kulit kayumanis
sebelum dimasukkan ke dalam ketel suling terlebih dahulu dilakukan pengecilan ukuran yang
bertujuan membuka jaringan minyak sehingga waktu penyulingan dapat dipersingkat. Untuk
mengambil minyak dari daun kayumanis, perlu diperhatikan kadar air dan kelayuan bahan.
Dalam penelitian ini, daun kayumanis yang akan disuling dilakukan penyimpanan untuk
waktu yang berbeda.
Cara Pembuatan:
A. Pengupasan
Biasanya Cinnamomom dipanen setelah umur 4 tahun. Panen dilakukan dengan mengupas
kulit batang, kemudian menebangnya, selanjutnya mengupas kulit cabang dan ranting.
Pengambilan kulit (pengupasan) dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara
pengambilan kulit Cinnamomum yang diterapkan oleh petani adalah sebagai berikut:
a. Pengelupasan kulit batang
b. Pengelupasan kulit cabang dan ranting
B. Pemeraman
Kulit batang yang baru dikelupas diperam selama semalaman dengan cara menumpuk kulit
pada tempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung.
C. Pengikisan
Kulit yang berukuran lebar, yaitu kilt dari batang dan kulit dari dahan yang cukup besar
sebaiknya dikikis bagian luarnya, sehingga kulit menjadi bersih. Pengikisan dilakukan
dengan pisau yang tajam. Pengikisan dapat juga dengan alat mekanis yang bekerja seperi
mesin serut papan (ketam). Sampai sekarang belum ada petani yang menggunakan alat
mekanis untuk mengikis kulit kayu manis basah.
D. Penjemuran
a. Kulit dijemur di bawah sinar matahari selama 3~4 hari hingga kadar air turun sampai 16%,
atau berat bahan-bahan susut sampai 50%. Selama penjemuran bahan harus sering dibolakbalik.
b.Kulit dri bahan atau dahan yang cukup besar yang brupa lembaran, selama pengeringan
akan mengkerut membentuk gulungan panjang serupa tongkat. Sedangkan kulitnya akan
membentuk serpihan atau lempengan yang tidak beraturan.
E. Penyimpanan
Cassiavera kering disimpan di tempat kering yang tidak panas
alat pemisah yang memisahkan oleoresin dan pelarut. Perolehan oleoresin diamati dengan
menvariasikan jenis kulit kayumanis dan konsentrasi pelarut (etanol).
Faktor yang berpengaruh pada proses ektraksi adalah jenis pelarut, temperatur dan
ukuran bahan, sedangkan pengadukan membantu mendistribusikan suhu dan memperluas
bidang kontak antara pelarut dan bahan. Ukuran bahan mempengaruhi waktu ekstraksi.
Ukuran bahan yang lebih halus akan memberikan luas bidang kontak yang lebih besar dengan
pelarut, karena jarak pelarut mengambil oleoresin lebih singkat. Jika ukuran bahan lebih
besar, maka pelarut akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengekstrak semua
oleoresin. Hasil penelitian menunjukkan, oleoresin yang diperoleh dari kulit kayumanis yang
dikikis dan kulit kayumanis yang tidak dikikis berbeda warnanya. Kulit kayumanis yang
dikikis memberikan warna coklat kemerahan, sedangkan kulit kayumanis yang tidak dikikis
memberikan warna merah gelap. Perolehan oleoresin dengan konsentrasi etanol yang lebih
tinggi memberikan hasil yang lebih baik daripada konsentrasi etanol yang lebih rendah
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa etanol yang telah dipisahkan dari oleoresin masih
dapat digunakan kembali meskipun terlihat perolehannya lebih rendah daripada
menggunakan etanol baru. Namun jika etanol dilakukan pemisahan kembali dengan dua kali
distilasi kemungkinan akan memberikan hasil ekstraksi yang lebih mendekati etanol yang
baru.
Kayu manis yang telah digiling diekstraksi beberapa kali dengan pelarut organik yang sesuai,
dengan cara perkolasi. Kemudian pelarut diuapkan, sebaiknya dalam kondisi vakum. Ekstrak
yang tertinggal merupakan oleoresin yang biasanya bercampur dengan minyak, lemak,
pigmen dan komponen flavor yang terekstrak dari bahan asal. Oleoresin yang diperoleh
merupakan cairan yang kental atau semi padat yang mempunyai karakteristik rasa dan aroma
sama dengan bahan asalnya.
1.
2.
Dispered spices
Dibuat dengan mendispersikan oleoresin dalam suatu media pembawa tertentu. Dalam hal ini
media pembawa yang sering digunakan yaitu bahan-bahan yang larut dalam air, seperti
garam, tepung dan dekstrose. Dispered spices banyak digunakan pada pembuatan minuman
(soft drink) dan makanan-makanan yang kering, basah ataupun semi padat, misalnya kue-kue,
biskuit, sosis dan makanan bayi.
fat-based spices
Oleoresin didispersikan pada lemak atau minyak (vegetable oil). Fat-based spicesini sering
digunakan pada makanan yang berlemak, seperti salad dressing, saus dan makanan
kaleng. Dispered spices dan fat-based spices tidak dapat disimpan lama karena flavornya
mudah menguap.
encapsulated spices
Oleoresin dalam bentuk bubuk (spray dried) dikapsulkan untuk mengurangi kehilangan
flavor, sehingga dapat disimpan lebih lama. Teknik enkapsulasi pada oleoresin ini, dimana
flavor diperangkap dalam suatu pelapis polimer membentuk mikrokapsul bulat dengan
ukuran antara puluhan micron sampai beberapa milimeter. Adapun teknik mikroenkapsulasi
yang sekarang banyak digunakan secara komersial antara lain: Spray drying, air suspension
coating,
spray
cooling
and
spray
chilling,
centrifugal
axstrusion,
rotational
suspension
separationdan inclusion complexing. Saat ini teknik spray drying merupakan teknik
enkapsulasi yang paling banyak digunakan untuk oleoresin.
> Bau
: 1,008-1,030
20
: 1,559-1,595
: Min :50%
Komposisi Kimia
Komposisi kimiawi Cinnamomum menurut Gillifer dari Department of Agriculture Br.
Salamon, 1971, dapat dilihat pada Tabel1.
Tabel 1. Komposisi Kimiawi Cinnamomum burmanni
Karakteristik
Komposisi
Kadar Air
Minyak Atsiri
Alcohol Ekstrak
Abu
Abu larut air
7,9%
3,4%
8,2%
4,5%
2,23%
0,013%
29,1%
23,3%
4,2%
volatil)
0,66%
1,02-1,07
(non-
C = C
CH2
C
O
*Sinamaldehid
*Eugenol
CH3
H
CHO
C
H
H
C
O
*Benzaldehid
*Etanal
f. Manfaat minyak kayu manis
1. Bahan baku dalam industri farmasi, kosmetika dan flavouring makanan serta miniman.
2. Minuak pati ini banyak digunakan dalam perubahan aroma terapi. Ia digunakan untuk
menghasilkan kesan yang menenangkan jiwa.
3. Dapat menurunkan paras gula dalam darah pesakit diabetes, dengan setengah sudu serbuk
kayu manis setiap hari.
4. Melawaskan pembuangan najis, penawar cirri birit (membunuh bacteria c-coli) dan penahan
sakit.
5. Anti bacteria yang dapat mencegah pembentukan plak gigi dan kerusakan gigi.
6. Ia juga dapat melegakan senak perut dan juga menghilangkan rasa mual dan loya
terutamanya pada wanita hamil.
7. Mengatasi kerontokan rambut.
Orang yang mengalami kerontokan rambut atau kebotakan dapat memakai campuran minyak
zaitun panas. 1 sendok makan madu dan 1 sendok the bubuk kayu manis sebelum mandi.
Oleskan di kepala dan diamkan selama kira-kira 15 menit setelah itu baru dibasuh.
8. Infeksi kantung kemih.
Campuran 2 sendok makan bubuk kayu manis dan 1 sendok the madu ke dalam segelas air
suam-suam suku. Setelah itu diminum. Ramuan ini membunuh kuman-kuman dalam kandung
kemih.
9. Mengobati sakit gigi.
Buat campuran 1 sendok the bubuk kayu manis dan 5 sendok teh madu.
10. Mengatasi kolesterol. Bahan baku dalam industri farmasi, kosmetika dan flavouring makanan
serta miniman.
11. Minuak pati ini banyak digunakan dalam perubahan aroma terapi. Ia digunakan untuk
menghasilkan kesan yang menenangkan jiwa.
12. Dapat menurunkan paras gula dalam darah pesakit diabetes, dengan setengah sudu serbuk
kayu manis setiap hari.
13. Melawaskan pembuangan najis, penawar cirri birit (membunuh bacteria c-coli) dan penahan
sakit.
14. Anti bacteria yang dapat mencegah pembentukan plak gigi dan kerusakan gigi.
15. Ia juga dapat melegakan senak perut dan juga menghilangkan rasa mual dan loya
terutamanya pada wanita hamil.
16. Mengatasi kerontokan rambut.
Orang yang mengalami kerontokan rambut atau kebotakan dapat memakai campuran minyak
zaitun panas. 1 sendok makan madu dan 1 sendok the bubuk kayu manis sebelum mandi.
Oleskan di kepala dan diamkan selama kira-kira 15 menit setelah itu baru dibasuh.
17. Infeksi kantung kemih.
Campuran 2 sendok makan bubuk kayu manis dan 1 sendok the madu ke dalam segelas air
suam-suam suku. Setelah itu diminum. Ramuan ini membunuh kuman-kuman dalam kandung
kemih.
18. Mengobati sakit gigi.
Buat campuran 1 sendok the bubuk kayu manis dan 5 sendok teh madu.
19. Mengatasi kolesterol.
Kadar kolesterol darah dapat digunakan dengan 2 sendok makan madu dan 3 sendok teh
bubuk kayu manis yang di campur dalam 16 ounce ( 16 kali 28 gram kira-kira 1 pon = 454
gram) air teh. Ramuan ini juga dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah sampai 10
persen dalam 2 jam.
20. Kanker
Cukup minum 1 sendok makan madu dengan 1 sendok the bubuk kayu manis selama sebulan
3 kali sehari.
21. Obat pilek, sakit perut, perut kembung, bau nafas, sakit kepala sinus.
22. Kelebihan berat badan.
23. Infliensa infeksi kulit.
BAB III
KESIMPULAN
Perolehan minyak atsiri dari kulit kayumanis dapat ditingkatkan jika ditemukan teknologi
penyulingan dengan kondisi operasi yang tepat. Minyak atsiri yang diperoleh dari penelitian
ini dengan menggunakan beberapa distributor telah menunjukkan suatu kemajuan. Perolehan
yang masih rendah disebabkan karena alat yang digunakan dalam penghalusan bahan masih
sangat sederhana sehingga kemungkinan terjadi kehilangan minyak sebelum penyulingan.
Untuk penyulingan daun kayumanis, metode penyulingan uap langsung kurang sesuai.
Penelitian ini masih harus ditingkatkan agar perolehan minyak dapat mencapai batas
maksimal.
Walaupun penelitian pengambilan minyak atsiri dari kayumanis ini terus ditingkatkan namun
jika pemasarannya tidak lancar, maka harapan petani untuk memperoleh penghasilan yang
layak tidak akan tercapai, dan sangat mungkin suatu saat perdagangan kayumanis di
Indonesia akan hilang mengingat hampir 80% ekspor kulit kayumanis berasal dari Sumatera
Barat. Untuk itu perhatian dari semua pihak terkait sangat diperlukan dalam mengembalikan
potensi alam Sumatera Barat ini.
Pada penyulingan Skala Rakyat, unit penyulingan biasanya berlokasi pada tanah dan dekat
sungai atau air mengalir. Hal ini bertujuan agar supaya air sungai tersebut dapat digunakan
sebagai air pendingin. Condenser biasanya terbuat dari bambu. Ketel biasnya buatan local,
dan konstruksinya hamper sama dengan ketel yang digunakan untuk penyulingan minyak
anis bintang. Bahan yang disuling biasanya terdiri dari 70 persen daun dan 30 persen cabang
dan dahan. Setiap 133,3 lb (1 pikul) bahan yang dimasukkan kedalam ketel, jumlah air yang
ditambahkan sekitar 2.5 pikul. Ketel dipanasi dengan api yang agak lemah, untuk
menghindari kehilangan minyak akibat kondensasi yang tidak sempurna.
Sebagai pengganti proses kohobasi, para pengusaha penyulingan menggunakan sederetan
labu florentine. Pada labu pertama minyak kayu manis akan terpisah dan berada dibawah
lapisan air, sedangakan bagian air masih berwarna keruh karena masih mengandung sejumlah
minyak kayu manis. Minyak yang tersuspensi dalam air ini, secara bertahap akan memisah
pada labu yang kedua, air suling menjadi jernih karena minyak telah terpisah secara
sempurna. Apabila air tersebut telah jernih, maka dapat dialirkan kembali dalam ketel suling.
Lama penyulingan biasanya 3 jam, namun dapat lebih lama jika intensitas nyala api lebih
kecil. Manfaat minyak atsiri kayu manis.
Kandungan utama Minyak atsiri dari kayu manis adalah:
O
CH2 CH =
CH = CH- C
CH2
H
O
*Sinamaldehid
O
CH3
H
CHO
H
C
*Eugenol
*Benzaldehid
*Etanal
Minyak tersebut digunakan sebagai :
1. Bahan baku dalam industri farmasi, kosmetika dan flavouring makanan serta miniman.
2. Minuak pati ini banyak digunakan dalam perubahan aroma terapi. Ia digunakan untuk
menghasilkan kesan yang menenangkan jiwa.
3. Dapat menurunkan paras gula dalam darah pesakit diabetes, dengan setengah sudu serbuk
kayu manis setiap hari.
4. Melawaskan pembuangan najis, penawar cirri birit (membunuh bacteria c-coli) dan penahan
sakit.
5. Anti bacteria yang dapat mencegah pembentukan plak gigi dan kerusakan gigi.
6. Ia juga dapat melegakan senak perut dan juga menghilangkan rasa mual dan loya
terutamanya pada wanita hamil.
7. Mengatasi kerontokan rambut,dll.
DAFTAR PUSTAKA
http://pengolahanhasilpertanianrakyat.blogspot.com/2012/01/kayu-manis-danpengolahannya-sebagai.html
http://www.kerjatop.com/manfaat-kayu-manis-dan-kegunaannya.html
C:\Users\Acer\Documents\reaksi_Benzaldehida menjadi sinamaldehid.gif
id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri
http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/