Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Feb
Rp 23000000
Spesifikasi Barang
Kategori
Lain-lain
Kondisi
Baru
Deskripsi Barang
JUAL DESTILASI ST.STEEL
SEPESIFIKASI DAN HARGA ALAT PENYULINGAN
(MINYAK PALA nilam, cengkeh, akar wangi, dll)
Type ss-30KG
Keterangan
Jenis Sistem Kukus
Bahan Ke...
Tambahkan komentar
2.
Feb
12
0
Tambahkan komentar
3.
Feb
menggunakan g
Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang berkembang di Indonesia :
Add caption
Minyak atsiri yang dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil,
volatile oil) dihaliskan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent tase), berbau wangi sesuai dengan bau
tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies tanaman,
yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan
Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun,
bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome.
Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun
baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.
Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang berkembang di Indonesia :
1. Minyak nilam diproduksi dengan cara penyulingan, baik dengan uap (kukus)
maupun uap bertekanan tinggi.
5. Minyak cendana diperoleh dari hasil pengulingan jantung kayu cendana dengan
waktu penyulingan cukup lama karena titik didih minyak ini cukup tinggi.
Rendamannya sekitar 3-5%.
6. Minyak kayu putih yang diperoleh dengan cara menyuling daun tanaman kayu
putih berwarna biru sampai hijau, sementara minyak kayu putih yang telah
dimurnikan berwarna kuning sampai tidak berwarna dan berbau seperti kamfer.
7. Minyak adas secara komersil dihasilkan dengan cara penyulingan buah (biji) adas
menggunakan sistem penyulingan uap. Rendemennya sekitar 1-6%. Penyulingan
sebaiknya langsung dilakukan setelah biji dipanen. Selama proses penyulingan,
harus dijaga agar suhu kondensor agak tinggi, untuk mencegah pembekuan
minyak dalam tabung kondensor.
(lemak dingin). Dengan cara ini, rendemen yang dihasilkan cukup tinggi dan tingkat
kewangian yang tinggi, namun biaya produksinya cukup mahal, sehingga jarang
dipergunakan. Cara ekstraksi lainnya adalah dengan mempergunakan pelarut menguap
(solvent extraction). Minyak melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan, dan
mempunyai bau khas minyak melati. Absolute melati bersifat lengket, jernih, berwarna
kuning coklat dan mempunyai bau harum. Apabila mengadsorbsi udara, minyak berubah
baunya, lebih kental, dan akhirnya membentuk resin.
Minyak atsiri yang beredar dipasaran dunia sekitar 70 macam. Di Indonesia terdapat
sekitar 40 spesies tanaman yang menghasilkan minyak atsiri.
Minyak atsiri dapat dihasilkan dari berbagai macam bagian tanaman seperti ; Akar,
batang, ranting dan daun bunga dan buah.
Industri pengolahan minyak atsiri di Indonesia telah mulai didirikan sejak zaman
penjajahan namun sangat lambat karena pengolahannya masih dengan cara tradisional.
Hingga tahun 1993 jumlah jenis minyak atsiri Indonesia yang berhasil memasuki pasaran
dunia hanya 14 jenis, sedangkan jumlah komoditas minyak atsiri yang diperdagangkan di
pasar dunia terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai sekitar 70 jenis dan
sekitar 40 jenis diantaranya dapat diproduksi di Indonesia.
Jenis tanaman minyak atsiri yang saat ini telah dan sedang dikembangkan sekaligus
diprduksi minyaknya, antara lain : akar wangi, cendana, cengkeh, jahe, kamper, kayu
manis, kayu putih, kemukus, kenanga, lada, nilam, pala, dan sereh wangi.
Jenis tanaman minyak atsiri lainnya yang mempunyai peluang untuk dikembangkan yaitu
: adas, eucalyptus, tangkai bunga cengkeh, gandapura, kapulaga, lemon, jeruk, melati,
palmarosa, dan peppermint.
-Jawa Barat (minyak akar wangi, daun cengkeh, sereh wangi, jahe)
-Jawa Tengah (minyak daun cengkeh, minyak jahe, minyak kenanga)
Minyak atsiri atau minyak etheris atau volatile oil merupakan minyak yang mudah
menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir
(pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Pada umumnya
minyak jenis ini larut didalam pelarut-pelarut organic dan tidak dapat larut didala air.
Minyak atsiri secara umum terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan
oksigen (O), kadang-kadang juga terdiri dari nitrogen (N) dan belerang (S). Minyak atsiri
mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen yang tidak
menguap. Berdasarkan komposisi kimia dan unsur-unsurnya minyak atsiri deibagi dua,
yaitu Hydrocarbon dan Oxygenated hydrocarbon.
2.Sebagai bahan antiseptic internal dan eksternal, bahan analgesic, haemolitic atau
sebagai antizymatik, sebagai sedative, stimulats untuk obat sakit perut, dan sebagai obat
cacing.
3.Sebagai penyedap yang mepunyao bau yang menyenangkan dan juga membantu
pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi.
4.Sebagai penetralisir bau yang tidak enak dari bahan, seperti bau busuk dari kulit
sintetis.
1. Metode Penyulingan.
3. Metode Pengempaan.
1. Metode Penyulingan
steam destilation).
destilation)
Peralatan Penyulingan
Alat-alat yang diperlukan dalam penyulingan tergantung pada banyaknya bahan dan
metode penyulingan yang dilakukan. Ada tiga bagian alat yang merupakan peralatan
dasar, yaitu : ketel suling (retor), pendingin (kondensor), dan penampung hasil
kondensasi (receiver), sedangkan untuk penyulingan uap diperlukan bagian tambahan
yaitu ketel uap.
1.Ketel Suling (retor), berfungsi sebagai wadah air dan atau uap untuk mengadakan
kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri.
2.Pendingin (kondensor), berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak
menjadi fase cair. Kondensor terdiri dari 4 tipe, yaitu : kondensor kisi, kondensor pipa
lurus, kondensor berpilin, kondensor tubular.
3.Penampung hasil kondensasi (receiver) yang berupa alat pemisah minyak (decanter)
yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air suling (condesed water), dimana air
suling tersebut akan terpisah secara otomatis dari minyak atsiri.
1.Penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relatif lama cenderung merusak
komponen minyak karena proses hidrolisasi, polimerisasi, dan resinifikasi.
2.Komponen minyak yang bertitik didih tinggi, khususnya yang larut dalam air tidak
dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak yang dihasilkan lebih rendah.
3.Komponen tertentu dapat terurai di dalam air suling dan tidak dapat diperoleh kembali.
Cara kerja ekstraksi dengan pelarut yaitu dengan memasukkan bahan ke dalam ketel
ektraktor khusus dan kemudian ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu kamar
dengan menggunakan petroleum eter sebagai pelarut yang akan berpenetrasi ke dalam
bahan dan melarutkan minyak serta beberapa jenis lilin serta pewarna. Larutan tersebut
kemudian di pompa ke dalam evaporator dan minyak dipekatkan pada suhu rendah dalam
keadaan vakum sehingga diperoleh minyak yang pekat.
Minyak hasil ekstraksi dengan pelarut mempunyai keunggulan, yaitu mempunyai bau
yang mirip bau wangi ilmiah.
1. Dapat melarutkan semua jenis zat wangi dengan cepat dan sempurna tetapi sedikit
melarutkan bahan seperti lilin, pigmen, dan senyawa albumin (selektif).
2. Mempunai titik didih yang cukup rendah supaya pelarut mudah diuapkan tanpa
menggunakan suhu tinggi.
5. Mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak akan tertinggal dalam
minyak.
3. Metode Pengempaan
Metode ini biasanya digunakan untuk mendapatkan minyak jeruk seperti minyak lemon
dan minyak orange.
Metode pengempaan biasanya dilakukan dengan alat pengempaan (lumpang dan alu).
Proses pengolahan minyak atsiri dengan metode penyulingan dapat dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut :
a.Bahan tanaman sumber minyak atsiri dimasukkan dalam ketel suling sesuai dengan
kapasitas suling. Pengisian bahan diusahkan jangan terlalu padat karena dapat
mengurangi efesiensi jumlah minyak yang tersuling, dan untuk penyulingan air bahan
harus terendam.
b.Bahan yang ada dalam ketel suling selanjutnya akan dipanasi dengan uap panas yang
basah serta memenasi sel atau kantung kelenjar yang berisi minyak.
c.Uap yang telah memasuki seluruh bahan akan keluar melalui leher ketel suling menuju
kondensor atau pendingin.
d.Selanjutnya di dalam kondensor, uap yang terdiri dari air dan minyak akan diembunkan
menjadi fase cair/destilat.
e.Destilat akan tertampung dalam wadah pemisah air dan minyak. Karena ada perbedaan
berat jenis maka minyak dan air akan terpisah.
f.Proses penyulingan selesai apabila destilat atau hasil sulingan yang ditampung tidak
mengandung minyak lagi. Lamanya proses penyulingan tergantung bahan tanaman yang
disuling.
A.Bobot Jenis
-Nilai bobt jenis minyak atsiri berkisar antara 0,696-1,188 pada suhu 15oC dan pada
umunya nilai tesebut lebih kecil dari 1.000 untuk tiap jenis minyak
-Nilai bobot jenis (BJ) minyak atsiri pada suhu 15oC / 15oC didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat minyak pada suhu 15oC dengan berat air pada volume air yang
sama dengan volume minyak pada suhu 15oC.
-Untuk penetapan nilai bobot jenis, ketelitian angka ditentukan sampai 3 desimal,
sehingga alat hydrometer jarang digunakan. Neraca Mohrwestphal dapat juga digunakan,
tetapi membutuhkan sejumlah besar contoh minyak. Piknometer dapat digunakan untuk
menetapkan nilai bobot jenis secara praktis.
-Untuk pekerjaan rutin nilai bobot jenis minyak dapat ditentukan pada suhu kamar,
kemudian dibandingkan dengan bobot jenis air pada suhu 15oC dengan cara mengurangi
nilai bobot jenis tersebut dengan faktor koreksi pada suhu 15oC/ 15oC.
-Dalam penyidikan oleh Bosart, nilai koreksi berkisar antara 0,00070 sampai 0,00099 per
1oC berlaku untuk 42 jenis minyak atsiri yang diuji.
-Menurut “The United States Pharmacopoeia” dan “The National Formulary” sebagian
besar nilai bobot jenis minyak atsiri dinyatakan dalam 25oC/ 25oC, sedangkan menurut
“The British Pharmacopoiea” penentuannya dilakukan pada 15,5oC/ 15,5oC.
B. Putaran Optik
-Sebagian besar minyak atsiri jika ditempatkan dalam sinar atau cahaya yang
dipolarisasikan mempunyai sifat memutar bidang polarisasi ke arah kanan (dektrotatory)
atau Kekiri (laevorotatory).
-Sudut rotasi tergantung dari sifat cairan, panjang tabung yang dilalui sinar, panjang
gelombang sinar yang digunakan dan suhu.
-Derajat rotasi dan arahnya penting untuk menentukan criteria kemurnian arah perputaran
bidang polarisasi biasanya menggunakan tanda (+) untuk menunjukkan dextrorotation
dan tanda (-) untuk laevorotation.
-Pembacaan skala untuk cairan optis aktif berbanding lurus dengan kolom tranmisi
cairan, maka digunakan tabung standar yang panjangnya 100 mm. jika tabung lebih
panjang atau lebih pendek dari 100 mm maka perhitungan rotasi dikalibrasikan dengan
nilai rotasi yang menggunakan tabung 100 mm.
Nilai putaran optik dari minyak atsiri pada berbagai suhu biasanya tidak dihitung dan
biasanya pengukuran rotasi optik dilakukan pada suhu kamar. Biasanya tidak dibuat
koeksi putaran optil pada berbagai tingkat suhu kecuali pada minay sitrus yang
mengandung terpen aktif dalam jumlah besar.
C. Indek Bias
-Jika cahaya melewati media kurang padat ke media lebih pada, maka sinar akan
membelok atau membias dari garis normal, jika e adalah sudut sinar bias dan I sudut
datang maka menurut hukum pembiasan;
Dimana n adalah indeks bias media kurang padat dan N indeks bias media lebih padat
-Refraktometer adalah alat yang tepat dan cepat untuk menentukan indeks bais. Dari
beberapa tipe refraktometer yang dianggap paling baik adalah refraktormeter Pulfrich dan
Abbe dengan kisaran 1,3-1,7.
-Dalam menentukan indeks bias,minyak harus dijatuhkan dari panas dan cuaca lembab
sebab uadara dapat berkondensasi pada permukaan prisma yang dingin.
-Semua Pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan tidak diperkenankan menggunakan
factor koreksi dibawah suhu 20oC.
-Pengukuran indeks bias di atas atau dibawah suhu 20oC harus dilakukan koreksi. Jika
indeks bias suhu diatas 20oC maka nilai harus ditambah dengan faktor koreksi dan
sebaliknya.
D. Kelarutan
Kelarutan minyak tergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak. Kelarutan
dapat mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi.
Pada minyak yang kaya akan komponern oksigeneted seringkali mengadung air terlarut.
Hal ini terutama terjadi pada minyak yang banyak mengandung fenolat misalnya :
Minyak Bay
F. Bilangan Asam
a.Menimbang 2,5 gram minyak atsiri dan labu Erlenmeyer 250 ml.
c.Mentitrasi dengan NaOH 0,1 N hingga tercapai warna merah muda dan mencatat ml
NaOh yang digunakan
d.Apabila dalam penentuan ini diperlukan NaOH 0,1 lebih dari 10 ml, maka analisis
harus diulangi lagi tetapi dengan menggunakan sampel 1 gr minyak yang dititrasi dengan
NaOH 0,5 N.
e.Bilangan asam suatu minyak didefenisikan sebagai jumlah milligram KOH/NaOH yang
diperlukan untuk menetralisir asam bebas dalam 1gr minyak atsiri dan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut
G. Bilangan Ester
c.Menetralkan asam bebas yang terdapat dalam larutan tersebut dengan menggunkan
NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna merah
d.Menambahkan beberapa tetas lagi indicator PP dan titrasi kelebihan NaOH 0,5 N
dengan menggunkan HCL 0,5 N hingga kembali semula
f.Bilangan ester didefenisikan sebagai jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk
menyabunkan ester yang terdapat dalam 1 gram minyak dan dihitung dengan rumus :
Type ss-30KG
Keterangan
Type Ss-100KG
Keterangan
Diameter 70 cm
Tinggi 140 cm
Status Inden
Harga Rp.17.500.000,- (nego)
MESIN HOME INDUSTRI MINYAK ATSIRI
Termasuk :
* ujicoba dan training operator (bahan baku dan bahan bakar disediakan oleh custumer);
* garansi konsultasi 12 bulan berdasarkan pengalaman kami yang juga bergerak dibidang
produksi.
Tidak Termasuk :
* khusus diluar Pulau Jawa transportasi dan akomodasi 2 orang teknik untuk instalasi di
lokasi;
* bangunan dan infrastruktur lainnya, bahan baku dan bahan bakar untuk ujicoba atau
training.
085723650460
Tambahkan komentar
4.
Nov
28
Tambahkan komentar
5.
Nov
28
Tambahkan komentar
6.
Aug
15
penyulingan gaharu
Diposkan 15th August 2013 oleh Bagus djati kusuma
Lihat komentar
7.
Jun
1
Diposkan 1st June 2013 oleh Bagus djati kusuma
Tambahkan komentar
8.
May
31
Tambahkan komentar
Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.