Anda di halaman 1dari 28

cara penyulingan minyak atsiri

penyulingan minyak atsiri adalah suatu cara untuk memisahkan minyak


essential dari berbagai jenis tanaman untuk didapatkan nilai komersial yang
lebih baik

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

1.

Feb

Ketel penyulingan Nilam Pala Sereh Gaharu

Rp 23000000
Spesifikasi Barang
Kategori
Lain-lain
Kondisi
Baru
Deskripsi Barang
JUAL DESTILASI ST.STEEL
SEPESIFIKASI DAN HARGA ALAT PENYULINGAN
(MINYAK PALA nilam, cengkeh, akar wangi, dll)
Type ss-30KG
Keterangan
Jenis Sistem Kukus
Bahan Ke...

Diposkan 5th February 2015 oleh Bagus djati kusuma

Tambahkan komentar

2.

Feb

12

tips penyulingan minyak atsiri


Feb 9 cara penyulingan minyak atsiri perangkat penyulingan dengan kapasitas 120 liter di
lengkapi dengan sistem boiler mini menggunakan g Berikut adalah daftar tanaman atsiri
penghasil minyak atsiri yang berkembang di Indonesia : Add caption Minyak atsiri yang
dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil)
dihaliskan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent tase), berbau wangi sesuai
dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200
spesies tanaman, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae,
Lauraceae, Myrtaceae dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap
bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau
rhizome. Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil
minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber
minyak atsiri secara komersil. Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak
atsiri yang berkembang di Indonesia : No. Tanaman Nama Latin Sumber Minyak 1 Adas
Foenicullum vulgare Buah dan Biji 2 Akar wangi Vetiveria zizanoides Akar 3 Anis
Clausena anisata Buah dan Biji 4 Bangle Zingiber purpureum Roxb. Akar 5 Cempaka
Michelia champaca Cempaka 6 Cendana Santalum album Kayu Teras 7 Cengkeh
Syzygium aromaticum Bunga 8 Eucalyptus Eucalyptus sp. Daun 9 Gaharu Aquilaria sp
kayu 10 Gandapura Gaultheria sp. Daun & Gagang 11 Jahe Zingiber officinale Akar 12
Jeringau Acarus calamus 13 Jeruk Purut Citrus hystrix buah 14 Kapulaga Amomum
Cardamomum Buah dan Biji 15 Kayu Manis Cinnamomum cassia Batang 16 Kayu Putih
Melaleuca leucadendron LI Daun 17 Kemangi Basil Oil Daun 18 Kemukus Piper cubeba
L. Buah 19 Kenanga Canangium odoratum Bunga 20 Kencur Caempreria galanga akar
21 Ketumbar Coriandrum sativum Buah dan Biji 22 Klausena Clausena anisata biji 23
Kunyit Curcuma domestica Akar 24 Lada Piper nigrum L. Buah dan Biji 25 Lawang k k
26 Lengkuas Hutan Alpinia Malacensis Akar 27 Lengkuas Hutan Alpinia Malacensis Oil
akar 28 Manis Cinnamomum casea daun 29 Massoi Criptocaria massoia Batang 30
Mawar Rosa sp. Bunga 31 Melati Jasminum sambac Bunga 32 Mentha Mentha arvensis
Daun 33 Nilam Pogostemon cablin Daun 34 Pala Myristica fragrans Houtt Biji dan Fuli
35 Palmarosa Cymbopogon martini Daun 36 Pinus Pinus merkusii Getah 37 Rosemari
Rosmarinus officinale bunga 38 Sedap Malam Polianthes tuberose Bunga 39 Selasih
Mekah Ocimum gratissimum Bunga 40 Seledri Avium graveolens L. Daun, Batang 41
Sereh Dapur Andropogon citratus Daun 42 Sereh Wangi Cymbopogon citrates Daun 43
Sirih Piper bitle k 44 Surawung Pohon Backhousia citriodora daun 45 Temulawak
Curcuma xanthorizza Akar 46 Ylang-ylang Canangium odoratum Bunga A. Pembuatan
Minyak Atsiri Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu: 1.
Pengempaan (pressing) dilakukan dengan memberikan tekanan pada bahan menggunakan
suatu alat yang disebut hydraulic atau expeller pressing. Beberapa jenis minyak yang
dapat dipisahkan dengan cara pengepresan adalah minyak almond, lemon, kulit jeruk, dan
jenis minyak atsiri lainnya. 2. Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), untuk
mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak oleh panas. Pelarut yang
dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri antara lain kloroform, alkohol,
aseton, eter, serta lemak. Sedangkan enfleurasi digunakan khusus untuk memisahkan
minyak bunga-bungaan, untuk mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi. 3.
Penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak
digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan
mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan
untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih
air (boiler) ke dalam ketel penyulingan. Contoh Pembuatan Minyak Atsiri. 1. Minyak
nilam diproduksi dengan cara penyulingan, baik dengan uap (kukus) maupun uap
bertekanan tinggi. 2. Minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan melalui proses
penyulingan selama 3 – 4 jam. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 –
1,2% tergantung jenis sereh wangi serta penanganan dan efektifitas penyulingan. 3.
Minyak cengkeh cara penyulingan yang paling sederhana untuk mendapatkannya adalah
dengan penyulingan air dan uap dengan lama penyulingan sekitar 7 – 8 jam untuk daun
basah dan 6 - 7 jam untuk penyulingan daun kering. 4. Minyak nenanga diperoleh dengan
cara penyulingan bunga kenanga. Di daerah biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil
sulingan terdiri dari beberapa fraksi yang mempunyai komposisi dan mutu yang berbeda.
Fraksi dengan mutu paling baik adalah yang mengandung kadar ester dan eter yang
tinggi, sesquiterpen yang rendah. 5. Minyak cendana diperoleh dari hasil pengulingan
jantung kayu cendana dengan waktu penyulingan cukup lama karena titik didih minyak
ini cukup tinggi. Rendamannya sekitar 3-5%. 6. Minyak kayu putih yang diperoleh
dengan cara menyuling daun tanaman kayu putih berwarna biru sampai hijau, sementara
minyak kayu putih yang telah dimurnikan berwarna kuning sampai tidak berwarna dan
berbau seperti kamfer. 7. Minyak adas secara komersil dihasilkan dengan cara
penyulingan buah (biji) adas menggunakan sistem penyulingan uap. Rendemennya
sekitar 1-6%. Penyulingan sebaiknya langsung dilakukan setelah biji dipanen. Selama
proses penyulingan, harus dijaga agar suhu kondensor agak tinggi, untuk mencegah
pembekuan minyak dalam tabung kondensor. 8. Minyak bunga melati dilakukan dengan
cara ekstraksi menggunakan sistem enfleurasi (lemak dingin). Dengan cara ini, rendemen
yang dihasilkan cukup tinggi dan tingkat kewangian yang tinggi, namun biaya
produksinya cukup mahal, sehingga jarang dipergunakan. Cara ekstraksi lainnya adalah
dengan mempergunakan pelarut menguap (solvent extraction). Minyak melati yang baru
diekstrak berwarna coklat kemerahan, dan mempunyai bau khas minyak melati. Absolute
melati bersifat lengket, jernih, berwarna kuning coklat dan mempunyai bau harum.
Apabila mengadsorbsi udara, minyak berubah baunya, lebih kental, dan akhirnya
membentuk resin. Minyak atsiri yang beredar dipasaran dunia sekitar 70 macam. Di
Indonesia terdapat sekitar 40 spesies tanaman yang menghasilkan minyak atsiri. Telah
dikembangkan 12 macam dan baru diekspor 9 macam. Minyak atsiri dapat dihasilkan
dari berbagai macam bagian tanaman seperti ; Akar, batang, ranting dan daun bunga dan
buah. Jenis tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri sekitar 150-200 spesies
tanaman yang termasuk dalam famili pinaceae, labiateae, compoisitae, lauraceae,
myrtaceae dan umbelliferaceae Perkembangan Minyak Atsiri Dunia Negara-negara
berkembang pada umumnya berusaha memproduksi jenis minyak atsiri yang menjadi
andalannya, seperti : - Madagaskar : minyak cengkeh, ylang-ylang - Cina : minyak sereh,
lemon, nilam, akar wangi - Tanzania : minyak cengkeh - Srilanka : minyak pala, cengkeh,
kayu manis, palmarosa - India : minyak lada, cendana, eucalyptus, jahe - Taiwan :
minyak sereh wangi - Haiti : minyak akar wangi - Thailand : minyak lada - Malaysia :
minyak sereh wangi, nilam, lada - Indonesia : minyak kenanga, akar wangi, nilam,
cendana, cengkeh, sereh wangi, pala Perkembangan Industri Minyak Atsiri Indonesia
Industri pengolahan minyak atsiri di Indonesia telah mulai didirikan sejak zaman
penjajahan namun sangat lambat karena pengolahannya masih dengan cara tradisional.
Hingga tahun 1993 jumlah jenis minyak atsiri Indonesia yang berhasil memasuki pasaran
dunia hanya 14 jenis, sedangkan jumlah komoditas minyak atsiri yang diperdagangkan di
pasar dunia terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai sekitar 70 jenis dan
sekitar 40 jenis diantaranya dapat diproduksi di Indonesia. Jenis tanaman minyak atsiri
yang saat ini telah dan sedang dikembangkan sekaligus diprduksi minyaknya, antara
lain : akar wangi, cendana, cengkeh, jahe, kamper, kayu manis, kayu putih, kemukus,
kenanga, lada, nilam, pala, dan sereh wangi. Jenis tanaman minyak atsiri lainnya yang
mempunyai peluang untuk dikembangkan yaitu : adas, eucalyptus, tangkai bunga
cengkeh, gandapura, kapulaga, lemon, jeruk, melati, palmarosa, dan peppermint. Sentra
produksi minyak atsiri di Indonesia antara lain : -Nangroe Aceh Darussalam (minyak
nilam, pala) -Sumatra Utara (minyak nilam) -Bengkulu (minyak jahe) -Jawa Barat
(minyak akar wangi, daun cengkeh, sereh wangi, jahe) -Jawa Tengah (minyak daun
cengkeh, minyak jahe, minyak kenanga) -Jawa Timur (minyak daun cengkeh, minyak
kenanga) -Maluku (minyak pala, kayu putih) -Nusa Tenggara Timur (minyak cendana)
Karakteristik Minyak Atsiri Minyak atsiri atau minyak etheris atau volatile oil merupakan
minyak yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,
mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya. Pada umumnya minyak jenis ini larut didalam pelarut-pelarut organic dan
tidak dapat larut didala air. Minyak atsiri secara umum terdiri atas unsur-unsur karbon
(C), hydrogen (H), dan oksigen (O), kadang-kadang juga terdiri dari nitrogen (N) dan
belerang (S). Minyak atsiri mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang
merupakan komponen yang tidak menguap. Berdasarkan komposisi kimia dan unsur-
unsurnya minyak atsiri deibagi dua, yaitu Hydrocarbon dan Oxygenated hydrocarbon.
Kegunaan Minyak Atsiri 1.Sebagai bahan pewangi dan penyedap. 2.Sebagai bahan
antiseptic internal dan eksternal, bahan analgesic, haemolitic atau sebagai antizymatik,
sebagai sedative, stimulats untuk obat sakit perut, dan sebagai obat cacing. 3.Sebagai
penyedap yang mepunyao bau yang menyenangkan dan juga membantu pencernaan
dengan merangsang sistem saraf sekresi. 4.Sebagai penetralisir bau yang tidak enak dari
bahan, seperti bau busuk dari kulit sintetis. Metode Pengambilan Minyak Atsiri Metode
pengambilan minyak atsiri dapat dilakukan melalui 3 metode, yaitu : 1. Metode
Penyulingan. 2. Metode Ekstraksi Dengan Pelarut. 3. Metode Pengempaan. 1. Metode
Penyulingan Dalam industri minyak atsiri dikenal 3 macam metode penyulingan, yaitu :
1. Penyulingan dengan air (water destilation). 2. Penyulingan dengan air dan uap (water
and steam destilation). 3. Penyulingan dengan uap langsung ( steam destilation) Peralatan
Penyulingan Alat-alat yang diperlukan dalam penyulingan tergantung pada banyaknya
bahan dan metode penyulingan yang dilakukan. Ada tiga bagian alat yang merupakan
peralatan dasar, yaitu : ketel suling (retor), pendingin (kondensor), dan penampung hasil
kondensasi (receiver), sedangkan untuk penyulingan uap diperlukan bagian tambahan
yaitu ketel uap. 1.Ketel Suling (retor), berfungsi sebagai wadah air dan atau uap untuk
mengadakan kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri. 2.Pendingin
(kondensor), berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak menjadi fase
cair. Kondensor terdiri dari 4 tipe, yaitu : kondensor kisi, kondensor pipa lurus,
kondensor berpilin, kondensor tubular. 3.Penampung hasil kondensasi (receiver) yang
berupa alat pemisah minyak (decanter) yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air
suling (condesed water), dimana air suling tersebut akan terpisah secara otomatis dari
minyak atsiri. 4. Ketel uap berfungsi sebagai sumber penghasil uap. Kelemahan –
kelemahan Metode Penyulingan 1.Penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang
relatif lama cenderung merusak komponen minyak karena proses hidrolisasi,
polimerisasi, dan resinifikasi. 2.Komponen minyak yang bertitik didih tinggi, khususnya
yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak yang
dihasilkan lebih rendah. 3.Komponen tertentu dapat terurai di dalam air suling dan tidak
dapat diperoleh kembali. Peralatan Penyulingan Minyak Atsiri 2. Metode Ekstraksi
Dengan Pelarut Cara kerja ekstraksi dengan pelarut yaitu dengan memasukkan bahan ke
dalam ketel ektraktor khusus dan kemudian ekstraksi berlangsung secara sistematik pada
suhu kamar dengan menggunakan petroleum eter sebagai pelarut yang akan berpenetrasi
ke dalam bahan dan melarutkan minyak serta beberapa jenis lilin serta pewarna. Larutan
tersebut kemudian di pompa ke dalam evaporator dan minyak dipekatkan pada suhu
rendah dalam keadaan vakum sehingga diperoleh minyak yang pekat. Minyak hasil
ekstraksi dengan pelarut mempunyai keunggulan, yaitu mempunyai bau yang mirip bau
wangi ilmiah. Pelarut yang ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Dapat
melarutkan semua jenis zat wangi dengan cepat dan sempurna tetapi sedikit melarutkan
bahan seperti lilin, pigmen, dan senyawa albumin (selektif). 2. Mempunai titik didih yang
cukup rendah supaya pelarut mudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi. 3. Pelarut
tidak boleh larut dalam air. 4. Bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen
minyak. 5. Mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak akan tertinggal
dalam minyak. 6. Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar. 3.
Metode Pengempaan Metode ini biasanya digunakan untuk mendapatkan minyak jeruk
seperti minyak lemon dan minyak orange. Metode pengempaan biasanya dilakukan
dengan alat pengempaan (lumpang dan alu). Pengelahan Minyak Atsiri Proses
pengolahan minyak atsiri dengan metode penyulingan dapat dilakukan melalui tahapan-
tahapan berikut : 1. Tahapan Persiapan Bahan Tahapan persiapan bahan meliputi
perajangan / pengecilan ukuran dengan ukuran tergantung pada jenis bahan, kecuali
untuk bunga, daun atau bahan yang berukuran tipis. Perajangan dimaksud membuka
kelenjar minyak selebar mungkin sehingga rendemen minyak lebih banyak dan waktu
penyulingan lebih singkat. 2. Tahap Proses Penyulingan Adapun tahap penyulingan yang
dilakukan adalah sebagai berikut : a.Bahan tanaman sumber minyak atsiri dimasukkan
dalam ketel suling sesuai dengan kapasitas suling. Pengisian bahan diusahkan jangan
terlalu padat karena dapat mengurangi efesiensi jumlah minyak yang tersuling, dan untuk
penyulingan air bahan harus terendam. b.Bahan yang ada dalam ketel suling selanjutnya
akan dipanasi dengan uap panas yang basah serta memenasi sel atau kantung kelenjar
yang berisi minyak. c.Uap yang telah memasuki seluruh bahan akan keluar melalui leher
ketel suling menuju kondensor atau pendingin. d.Selanjutnya di dalam kondensor, uap
yang terdiri dari air dan minyak akan diembunkan menjadi fase cair/destilat. e.Destilat
akan tertampung dalam wadah pemisah air dan minyak. Karena ada perbedaan berat jenis
maka minyak dan air akan terpisah. f.Proses penyulingan selesai apabila destilat atau
hasil sulingan yang ditampung tidak mengandung minyak lagi. Lamanya proses
penyulingan tergantung bahan tanaman yang disuling. Pengujian Minyak Atsiri Pengujian
Sifat Fisika A.Bobot Jenis -Nilai bobt jenis minyak atsiri berkisar antara 0,696-1,188
pada suhu 15oC dan pada umunya nilai tesebut lebih kecil dari 1.000 untuk tiap jenis
minyak -Nilai bobot jenis (BJ) minyak atsiri pada suhu 15oC / 15oC didefinisikan
sebagai perbandingan antara berat minyak pada suhu 15oC dengan berat air pada volume
air yang sama dengan volume minyak pada suhu 15oC. -Untuk penetapan nilai bobot
jenis, ketelitian angka ditentukan sampai 3 desimal, sehingga alat hydrometer jarang
digunakan. Neraca Mohrwestphal dapat juga digunakan, tetapi membutuhkan sejumlah
besar contoh minyak. Piknometer dapat digunakan untuk menetapkan nilai bobot jenis
secara praktis. -Untuk pekerjaan rutin nilai bobot jenis minyak dapat ditentukan pada
suhu kamar, kemudian dibandingkan dengan bobot jenis air pada suhu 15oC dengan cara
mengurangi nilai bobot jenis tersebut dengan faktor koreksi pada suhu 15oC/ 15oC.
-Dalam penyidikan oleh Bosart, nilai koreksi berkisar antara 0,00070 sampai 0,00099 per
1oC berlaku untuk 42 jenis minyak atsiri yang diuji. -Menurut “The United States
Pharmacopoeia” dan “The National Formulary” sebagian besar nilai bobot jenis minyak
atsiri dinyatakan dalam 25oC/ 25oC, sedangkan menurut “The British Pharmacopoiea”
penentuannya dilakukan pada 15,5oC/ 15,5oC. -Bobot jenis dapat dihitung dengan rumus
: B. Putaran Optik -Sebagian besar minyak atsiri jika ditempatkan dalam sinar atau
cahaya yang dipolarisasikan mempunyai sifat memutar bidang polarisasi ke arah kanan
(dektrotatory) atau Kekiri (laevorotatory). -Sudut rotasi tergantung dari sifat cairan,
panjang tabung yang dilalui sinar, panjang gelombang sinar yang digunakan dan suhu.
-Derajat rotasi dan arahnya penting untuk menentukan criteria kemurnian arah perputaran
bidang polarisasi biasanya menggunakan tanda (+) untuk menunjukkan dextrorotation
dan tanda (-) untuk laevorotation. -Pembacaan skala untuk cairan optis aktif berbanding
lurus dengan kolom tranmisi cairan, maka digunakan tabung standar yang panjangnya
100 mm. jika tabung lebih panjang atau lebih pendek dari 100 mm maka perhitungan
rotasi dikalibrasikan dengan nilai rotasi yang menggunakan tabung 100 mm. Nilai
putaran optik dari minyak atsiri pada berbagai suhu biasanya tidak dihitung dan biasanya
pengukuran rotasi optik dilakukan pada suhu kamar. Biasanya tidak dibuat koeksi putaran
optil pada berbagai tingkat suhu kecuali pada minay sitrus yang mengandung terpen aktif
dalam jumlah besar. C. Indek Bias -Jika cahaya melewati media kurang padat ke media
lebih pada, maka sinar akan membelok atau membias dari garis normal, jika e adalah
sudut sinar bias dan I sudut datang maka menurut hukum pembiasan; Dimana n adalah
indeks bias media kurang padat dan N indeks bias media lebih padat -Refraktometer
adalah alat yang tepat dan cepat untuk menentukan indeks bais. Dari beberapa tipe
refraktometer yang dianggap paling baik adalah refraktormeter Pulfrich dan Abbe dengan
kisaran 1,3-1,7. -Dalam menentukan indeks bias,minyak harus dijatuhkan dari panas dan
cuaca lembab sebab uadara dapat berkondensasi pada permukaan prisma yang dingin.
-Semua Pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan tidak diperkenankan menggunakan
factor koreksi dibawah suhu 20oC. -Pengukuran indeks bias di atas atau dibawah suhu
20oC harus dilakukan koreksi. Jika indeks bias suhu diatas 20oC maka nilai harus
ditambah dengan faktor koreksi dan sebaliknya. D. Kelarutan 1.Kelarutan Dalam Alkohol
Kelarutan minyak tergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak. Kelarutan
dapat mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi.
Kelarutan Dalam Media Non-Alcohol Pada minyak yang kaya akan komponern
oksigeneted seringkali mengadung air terlarut. Hal ini terutama terjadi pada minyak yang
banyak mengandung fenolat misalnya : Minyak Bay E. Kenampakan dan Warna Warna
dan kenmpakan minyak dilakukan secara organoleptik F. Bilangan Asam Pengujian
terhadap bilangan asam suatu minyak atsiri sebagai berikut : a.Menimbang 2,5 gram
minyak atsiri dan labu Erlenmeyer 250 ml. b.Menambahkan 25 ml ethanol 95% dan 3
tetes indicator PP (phenophtalein) c.Mentitrasi dengan NaOH 0,1 N hingga tercapai
warna merah muda dan mencatat ml NaOh yang digunakan d.Apabila dalam penentuan
ini diperlukan NaOH 0,1 lebih dari 10 ml, maka analisis harus diulangi lagi tetapi dengan
menggunakan sampel 1 gr minyak yang dititrasi dengan NaOH 0,5 N. e.Bilangan asam
suatu minyak didefenisikan sebagai jumlah milligram KOH/NaOH yang diperlukan
untuk menetralisir asam bebas dalam 1gr minyak atsiri dan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut G. Bilangan Ester a.Menimbang 1,5 gr sampel minyak
dalam Erlenmeyer 250 ml b.Menambahkan 5 ml ethanol 95% dan 3 tetes indicator PP
c.Menetralkan asam bebas yang terdapat dalam larutan tersebut dengan menggunkan
NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna merah d.Menambahkan beberapa tetas lagi indicator
PP dan titrasi kelebihan NaOH 0,5 N dengan menggunkan HCL 0,5 N hingga kembali
semula e.Melakukan cara yang sama untuk memperoleh titrasi blanko f.Bilangan ester
didefenisikan sebagai jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan ester
yang terdapat dalam 1 gram minyak dan dihitung dengan rumus : Atsiri Separator
MinyakJUAL DESTILASI ST.STEEL SEPESIFIKASI DAN HARGA ALAT
PENYULINGAN (MINYAK PALA nilam, cengkeh, akar wangi, dll) Type ss-30KG
Keterangan Jenis Sistem Kukus Bahan Ketel Stainless Steel-202 DOF, Tebal 2 MM Pipa
Bahan Stainless Steel- (spiral) Bahan Bakar gas tabung melon Lama Proses 4-5 Jam
Status Inden Harga Rp.7.500.000,- (nego) Pemesanan DP 60% sisanya setelah barang
siap kirim, waktu pembuatan 3 minggu setelah order diterima Type Ss-60KG Keterangan
Jenis Sistem Kukus Bahan Ketel Stainless Steel-202 DOF, Tebal 2 MM Pipa Bahan
Stainless Steel- (spiral) Bahan Bakar gas tabung melon Lama Proses 6-8 Jam Status
Inden/ready stock Harga Rp.12.500.000,- (nego) Type Ss-100KG Keterangan Jenis
Sistem Kukus Bahan Ketel Stainless Steel-202 DOF, Tebal 3 MM Pipa Bahan Stainless
Steel- (spiral) Bahan Bakar gas tabung melon Lama Proses 10-12 Jam Diameter 70 cm
Tinggi 140 cm Status Inden Harga Rp.17.500.000,- (nego) MESIN HOME INDUSTRI
MINYAK ATSIRI (kayu gaharu, nilam, cengkeh, akar wangi, dll) Type Ss-150KG
Keterangan Ketel Kapasitas 150Kg ( batch) Jenis Sistem Kukus Bahan Ketel Stainless
Steel- 202 DOF Tebal Bahan 3 mm Pipa Bahan Stainless Steel- (spiral) Diameter 78 cm
Tinggi 160 cm Kelengkapan Pressure gauge, flange pengunci fleksibel, aliran dan valve
uap, aliran dan valve drain, saringan bahan SS, sight glass (pengukur level air dalam
ketel) Pendingin/ Kondensor : Type Sistem Spiral Material Pipa stainless steel (3/4 – 1 in)
Panjang Total Pipa 24 meter Diameter Lilitan 50 cm Kelengkapan pipa keluaran dan
masukan air pendingin, penyangga Harga Rp.22.500.000,- (nego) Gratis 1 pcs
Alkoholmeter 0-100%-1% (R-T), Alat Tes Manual PA dalam Minyak Nilam. Type Ss-
200KG Keterangan Ketel Kapasitas 200Kg ( batch) Jenis Sistem Kukus Bahan Ketel
Stainless Steel- 202 DOF Tebal Bahan 3 mm Pipa Bahan Stainless Steel- (spiral)
Diameter 90 cm Tinggi 170 cm Kelengkapan Pressure gauge, flange pengunci fleksibel,
aliran dan valve uap, aliran dan valve drain, saringan bahan SS, sight glass (pengukur
level air dalam ketel) Pendingin/ Kondensor : Type Sistem Spiral Material Pipa stainless
steel (3/4 – 1 in) Panjang Total Pipa 30 meter Diameter Lilitan 50 cm Kelengkapan pipa
keluaran dan masukan air pendingin, penyangga Harga Rp.27.500.000,- (nego) Gratis 1
pcs Alkoholmeter 0-100%-1% (R-T), Alat Tes Manual PA dalam Minyak Nilam. Type Ss-
300KG Keterangan Ketel Kapasitas 3000Kg ( batch) Jenis Sistem Kukus Bahan Ketel
Stainless Steel- 202 DOF Tebal Bahan 3 mm Pipa Bahan Stainless Steel- (spiral)
Diameter 100 cm Tinggi 185 cm Kelengkapan Pressure gauge, flange pengunci fleksibel,
aliran dan valve uap, aliran dan valve drain, saringan bahan SS, sight glass (pengukur
level air dalam ketel) Pendingin/ Kondensor : Type Sistem Spiral Material Pipa stainless
steel (3/4 – 1 in) Panjang Total Pipa 30 meter Diameter Lilitan 50 cm Kelengkapan pipa
keluaran dan masukan air pendingin, penyangga Harga Rp.32.500.000,- (nego) Gratis 1
pcs Alkoholmeter 0-100%-1% (R-T), Alat Tes Manual PA dalam Minyak Nilam.
Termasuk : * ujicoba dan training operator (bahan baku dan bahan bakar disediakan oleh
custumer); * garansi konsultasi 12 bulan berdasarkan pengalaman kami yang juga
bergerak dibidang produksi. Tidak Termasuk : * jasa perakitan alat dilapangan; *
pengiriman/ ekspedisi ke lokasi instalasi; * khusus diluar Pulau Jawa transportasi dan
akomodasi 2 orang teknik untuk instalasi di lokasi; * pembuatan kolam pendingin(apabila
diperlukan), terutama untuk lokasi yang jauh dengan sumber air mengalir; * pembuatan
tungku pembakaran (kami hanya menyediakan desain tungku), jika menggunakan bahan
bakar kayu; * bangunan dan infrastruktur lainnya, bahan baku dan bahan bakar untuk
ujicoba atau training. HUB ; BP DJATI KUSUMO CIAPUS TAMANSARI
JL.RAMBUTAN RT 04 /RW 03 BOGOR 085723650460 Diposkan 2 days ago oleh
Bagus djati kusuma Label: cara penyulingan minyak atsiri 0 Add a comment cara
penyulingan minyak atsiri penyulingan minyak atsiri adalah suatu cara untuk
memisahkan minyak essential dari berbagai jenis tanaman untuk didapatkan nilai
komersial yang lebih baik Classic Flipcard Magazine Mosaic Sidebar Snapshot Timeslide
Feb 9 cara penyulingan minyak atsiri perangkat penyulingan dengan kapasitas 120 liter di
lengkapi dengan sistem boiler mini menggunakan g

Diposkan 12th February 2014 oleh Bagus djati kusuma

0
Tambahkan komentar

3.

Feb

cara penyulingan minyak atsiri


perangkat penyulingan dengan kapasitas 120 liter di lengkapi dengan sistem boiler mini

menggunakan g
Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang berkembang di Indonesia :

Add caption

Minyak atsiri yang dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil,
volatile oil) dihaliskan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent tase), berbau wangi sesuai dengan bau
tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.

Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies tanaman,
yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan
Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun,
bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome.

Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun
baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.

Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang berkembang di Indonesia :

No. Tanaman Nama Latin Sumber Minyak


1 Adas Foenicullum vulgare Buah dan Biji
2 Akar wangi Vetiveria zizanoides Akar
3 Anis Clausena anisata Buah dan Biji
4 Bangle Zingiber purpureum Roxb. Akar
5 Cempaka Michelia champaca Cempaka
6 Cendana Santalum album Kayu Teras
7 Cengkeh Syzygium aromaticum Bunga
8 Eucalyptus Eucalyptus sp. Daun
9 Gaharu Aquilaria sp kayu
10 Gandapura Gaultheria sp. Daun & Gagang
11 Jahe Zingiber officinale Akar
12 Jeringau Acarus calamus
13 Jeruk Purut Citrus hystrix buah
14 Kapulaga Amomum Cardamomum Buah dan Biji
15 Kayu Manis Cinnamomum cassia Batang
16 Kayu Putih Melaleuca leucadendron LI Daun
17 Kemangi Basil Oil Daun
18 Kemukus Piper cubeba L. Buah
19 Kenanga Canangium odoratum Bunga
20 Kencur Caempreria galanga akar
21 Ketumbar Coriandrum sativum Buah dan Biji
22 Klausena Clausena anisata biji
23 Kunyit Curcuma domestica Akar
24 Lada Piper nigrum L. Buah dan Biji
25 Lawang k k
26 Lengkuas Hutan Alpinia Malacensis Akar
27 Lengkuas Hutan Alpinia Malacensis Oil akar
28 Manis Cinnamomum casea daun
29 Massoi Criptocaria massoia Batang
30 Mawar Rosa sp. Bunga
31 Melati Jasminum sambac Bunga
32 Mentha Mentha arvensis Daun
33 Nilam Pogostemon cablin Daun
34 Pala Myristica fragrans Houtt Biji dan Fuli
35 Palmarosa Cymbopogon martini Daun
36 Pinus Pinus merkusii Getah
37 Rosemari Rosmarinus officinale bunga
38 Sedap Malam Polianthes tuberose Bunga
39 Selasih Mekah Ocimum gratissimum Bunga
40 Seledri Avium graveolens L. Daun, Batang
41 Sereh Dapur Andropogon citratus Daun
42 Sereh Wangi Cymbopogon citrates Daun
43 Sirih Piper bitle k
44 Surawung Pohon Backhousia citriodora daun
45 Temulawak Curcuma xanthorizza Akar
46 Ylang-ylang Canangium odoratum Bunga
A. Pembuatan Minyak Atsiri

Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu:

1. Pengempaan (pressing) dilakukan dengan memberikan tekanan pada bahan


menggunakan suatu alat yang disebut hydraulic atau expeller pressing.
Beberapa jenis minyak yang dapat dipisahkan dengan cara pengepresan
adalah minyak almond, lemon, kulit jeruk, dan jenis minyak atsiri lainnya.

2. Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), untuk mengambil


minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak oleh panas. Pelarut yang
dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri antara lain kloroform,
alkohol, aseton, eter, serta lemak. Sedangkan enfleurasi digunakan khusus
untuk memisahkan minyak bunga-bungaan, untuk mendapatkan mutu dan
rendemen minyak yang tinggi.

3. Penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling


banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan
dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap
yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan
uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan.

Contoh Pembuatan Minyak Atsiri.

1. Minyak nilam diproduksi dengan cara penyulingan, baik dengan uap (kukus)
maupun uap bertekanan tinggi.

2. Minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan melalui proses penyulingan


selama 3 – 4 jam. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 – 1,2%
tergantung jenis sereh wangi serta penanganan dan efektifitas penyulingan.

3. Minyak cengkeh cara penyulingan yang paling sederhana untuk mendapatkannya


adalah dengan penyulingan air dan uap dengan lama penyulingan sekitar 7 – 8
jam untuk daun basah dan 6 - 7 jam untuk penyulingan daun kering.

4. Minyak nenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga kenanga. Di daerah


biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri dari beberapa fraksi
yang mempunyai komposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi dengan mutu paling
baik adalah yang mengandung kadar ester dan eter yang tinggi, sesquiterpen yang
rendah.

5. Minyak cendana diperoleh dari hasil pengulingan jantung kayu cendana dengan
waktu penyulingan cukup lama karena titik didih minyak ini cukup tinggi.
Rendamannya sekitar 3-5%.

6. Minyak kayu putih yang diperoleh dengan cara menyuling daun tanaman kayu
putih berwarna biru sampai hijau, sementara minyak kayu putih yang telah
dimurnikan berwarna kuning sampai tidak berwarna dan berbau seperti kamfer.

7. Minyak adas secara komersil dihasilkan dengan cara penyulingan buah (biji) adas
menggunakan sistem penyulingan uap. Rendemennya sekitar 1-6%. Penyulingan
sebaiknya langsung dilakukan setelah biji dipanen. Selama proses penyulingan,
harus dijaga agar suhu kondensor agak tinggi, untuk mencegah pembekuan
minyak dalam tabung kondensor.

8. Minyak bunga melat dilakukan dengan  cara  ekstraksi  menggunakan sistem  enfleurasi

(lemak  dingin).   Dengan  cara   ini,   rendemen  yang  dihasilkan  cukup  tinggi   dan  tingkat

kewangian   yang   tinggi,   namun   biaya   produksinya   cukup   mahal,   sehingga   jarang

dipergunakan. Cara ekstraksi lainnya adalah dengan mempergunakan pelarut menguap

(solvent extraction). Minyak melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan, dan

mempunyai bau khas minyak melati. Absolute melati bersifat lengket, jernih, berwarna

kuning coklat dan mempunyai bau harum. Apabila mengadsorbsi udara, minyak berubah

baunya, lebih kental, dan akhirnya membentuk resin. 
Minyak atsiri yang beredar dipasaran dunia sekitar 70 macam. Di Indonesia terdapat
sekitar 40 spesies tanaman yang menghasilkan minyak atsiri.

Telah dikembangkan 12 macam dan baru diekspor 9 macam.

Minyak atsiri dapat dihasilkan dari berbagai macam bagian tanaman seperti ; Akar,
batang, ranting dan daun bunga dan buah.

Jenis tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri sekitar

150-200 spesies tanaman yang termasuk dalam famili pinaceae,

labiateae, compoisitae, lauraceae, myrtaceae dan umbelliferaceae

Perkembangan Minyak Atsiri Dunia

Negara-negara berkembang pada umumnya berusaha memproduksi jenis minyak atsiri


yang menjadi andalannya, seperti :

- Madagaskar : minyak cengkeh, ylang-ylang

- Cina : minyak sereh, lemon, nilam, akar wangi


- Tanzania : minyak cengkeh

- Srilanka : minyak pala, cengkeh, kayu manis, palmarosa

- India : minyak lada, cendana, eucalyptus, jahe

- Taiwan : minyak sereh wangi

- Haiti : minyak akar wangi

- Thailand : minyak lada

- Malaysia : minyak sereh wangi, nilam, lada

- Indonesia : minyak kenanga, akar wangi, nilam,

cendana, cengkeh, sereh wangi, pala

Perkembangan Industri Minyak Atsiri Indonesia

Industri pengolahan minyak atsiri di Indonesia telah mulai didirikan sejak zaman
penjajahan namun sangat lambat karena pengolahannya masih dengan cara tradisional.

Hingga tahun 1993 jumlah jenis minyak atsiri Indonesia yang berhasil memasuki pasaran
dunia hanya 14 jenis, sedangkan jumlah komoditas minyak atsiri yang diperdagangkan di
pasar dunia terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai sekitar 70 jenis dan
sekitar 40 jenis diantaranya dapat diproduksi di Indonesia.

Jenis tanaman minyak atsiri yang saat ini telah dan sedang dikembangkan sekaligus
diprduksi minyaknya, antara lain : akar wangi, cendana, cengkeh, jahe, kamper, kayu
manis, kayu putih, kemukus, kenanga, lada, nilam, pala, dan sereh wangi.

Jenis tanaman minyak atsiri lainnya yang mempunyai peluang untuk dikembangkan yaitu
: adas, eucalyptus, tangkai bunga cengkeh, gandapura, kapulaga, lemon, jeruk, melati,
palmarosa, dan peppermint.

Sentra produksi minyak atsiri di Indonesia antara lain :

-Nangroe Aceh Darussalam (minyak nilam, pala)

-Sumatra Utara (minyak nilam)

-Bengkulu (minyak jahe)

-Jawa Barat (minyak akar wangi, daun cengkeh, sereh wangi, jahe)
-Jawa Tengah (minyak daun cengkeh, minyak jahe, minyak kenanga)

-Jawa Timur (minyak daun cengkeh, minyak kenanga)

-Maluku (minyak pala, kayu putih)

-Nusa Tenggara Timur (minyak cendana)

Karakteristik Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau minyak etheris atau volatile oil merupakan minyak yang mudah
menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir
(pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Pada umumnya
minyak jenis ini larut didalam pelarut-pelarut organic dan tidak dapat larut didala air.

Minyak atsiri secara umum terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan
oksigen (O), kadang-kadang juga terdiri dari nitrogen (N) dan belerang (S). Minyak atsiri
mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen yang tidak
menguap. Berdasarkan komposisi kimia dan unsur-unsurnya minyak atsiri deibagi dua,
yaitu Hydrocarbon dan Oxygenated hydrocarbon.

Kegunaan Minyak Atsiri

1.Sebagai bahan pewangi dan penyedap.

2.Sebagai bahan antiseptic internal dan eksternal, bahan analgesic, haemolitic atau
sebagai antizymatik, sebagai sedative, stimulats untuk obat sakit perut, dan sebagai obat
cacing.

3.Sebagai penyedap yang mepunyao bau yang menyenangkan dan juga membantu
pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi.

4.Sebagai penetralisir bau yang tidak enak dari bahan, seperti bau busuk dari kulit
sintetis.

Metode Pengambilan Minyak Atsiri

Metode pengambilan minyak atsiri dapat dilakukan melalui 3 metode, yaitu :

1. Metode Penyulingan.

2. Metode Ekstraksi Dengan Pelarut.

3. Metode Pengempaan.
1. Metode Penyulingan

Dalam industri minyak atsiri dikenal 3 macam metode penyulingan, yaitu :

1. Penyulingan dengan air (water destilation).

2. Penyulingan dengan air dan uap (water and

steam destilation).

3. Penyulingan dengan uap langsung ( steam

destilation)

Peralatan Penyulingan

Alat-alat yang diperlukan dalam penyulingan tergantung pada banyaknya bahan dan
metode penyulingan yang dilakukan. Ada tiga bagian alat yang merupakan peralatan
dasar, yaitu : ketel suling (retor), pendingin (kondensor), dan penampung hasil
kondensasi (receiver), sedangkan untuk penyulingan uap diperlukan bagian tambahan
yaitu ketel uap.

1.Ketel Suling (retor), berfungsi sebagai wadah air dan atau uap untuk mengadakan
kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri.

2.Pendingin (kondensor), berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak
menjadi fase cair. Kondensor terdiri dari 4 tipe, yaitu : kondensor kisi, kondensor pipa
lurus, kondensor berpilin, kondensor tubular.

3.Penampung hasil kondensasi (receiver) yang berupa alat pemisah minyak (decanter)
yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air suling (condesed water), dimana air
suling tersebut akan terpisah secara otomatis dari minyak atsiri.

4. Ketel uap berfungsi sebagai sumber penghasil uap.

Kelemahan – kelemahan Metode Penyulingan

1.Penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relatif lama cenderung merusak
komponen minyak karena proses hidrolisasi, polimerisasi, dan resinifikasi.

2.Komponen minyak yang bertitik didih tinggi, khususnya yang larut dalam air tidak
dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak yang dihasilkan lebih rendah.

3.Komponen tertentu dapat terurai di dalam air suling dan tidak dapat diperoleh kembali.

Peralatan Penyulingan Minyak Atsiri


2. Metode Ekstraksi Dengan Pelarut

Cara kerja ekstraksi dengan pelarut yaitu dengan memasukkan bahan ke dalam ketel
ektraktor khusus dan kemudian ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu kamar
dengan menggunakan petroleum eter sebagai pelarut yang akan berpenetrasi ke dalam
bahan dan melarutkan minyak serta beberapa jenis lilin serta pewarna. Larutan tersebut
kemudian di pompa ke dalam evaporator dan minyak dipekatkan pada suhu rendah dalam
keadaan vakum sehingga diperoleh minyak yang pekat.

Minyak hasil ekstraksi dengan pelarut mempunyai keunggulan, yaitu mempunyai bau
yang mirip bau wangi ilmiah.

Pelarut yang ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Dapat melarutkan semua jenis zat wangi dengan cepat dan sempurna tetapi sedikit
melarutkan bahan seperti lilin, pigmen, dan senyawa albumin (selektif).

2. Mempunai titik didih yang cukup rendah supaya pelarut mudah diuapkan tanpa
menggunakan suhu tinggi.

3. Pelarut tidak boleh larut dalam air.

4. Bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak.

5. Mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak akan tertinggal dalam
minyak.

6. Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar.

3. Metode Pengempaan

Metode ini biasanya digunakan untuk mendapatkan minyak jeruk seperti minyak lemon
dan minyak orange.

Metode pengempaan biasanya dilakukan dengan alat pengempaan (lumpang dan alu).

Pengelahan Minyak Atsiri

Proses pengolahan minyak atsiri dengan metode penyulingan dapat dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut :

1. Tahapan Persiapan Bahan


Tahapan persiapan bahan meliputi perajangan / pengecilan ukuran dengan ukuran
tergantung pada jenis bahan, kecuali untuk bunga, daun atau bahan yang berukuran tipis.
Perajangan dimaksud membuka kelenjar minyak selebar mungkin sehingga rendemen
minyak lebih banyak dan waktu penyulingan lebih singkat.

2. Tahap Proses Penyulingan

Adapun tahap penyulingan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a.Bahan tanaman sumber minyak atsiri dimasukkan dalam ketel suling sesuai dengan
kapasitas suling. Pengisian bahan diusahkan jangan terlalu padat karena dapat
mengurangi efesiensi jumlah minyak yang tersuling, dan untuk penyulingan air bahan
harus terendam.

b.Bahan yang ada dalam ketel suling selanjutnya akan dipanasi dengan uap panas yang
basah serta memenasi sel atau kantung kelenjar yang berisi minyak.

c.Uap yang telah memasuki seluruh bahan akan keluar melalui leher ketel suling menuju
kondensor atau pendingin.

d.Selanjutnya di dalam kondensor, uap yang terdiri dari air dan minyak akan diembunkan
menjadi fase cair/destilat.

e.Destilat akan tertampung dalam wadah pemisah air dan minyak. Karena ada perbedaan
berat jenis maka minyak dan air akan terpisah.

f.Proses penyulingan selesai apabila destilat atau hasil sulingan yang ditampung tidak
mengandung minyak lagi. Lamanya proses penyulingan tergantung bahan tanaman yang
disuling.

Pengujian Minyak Atsiri

Pengujian Sifat Fisika

A.Bobot Jenis

-Nilai bobt jenis minyak atsiri berkisar antara 0,696-1,188 pada suhu 15oC dan pada
umunya nilai tesebut lebih kecil dari 1.000 untuk tiap jenis minyak

-Nilai bobot jenis (BJ) minyak atsiri pada suhu 15oC / 15oC didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat minyak pada suhu 15oC dengan berat air pada volume air yang
sama dengan volume minyak pada suhu 15oC.

-Untuk penetapan nilai bobot jenis, ketelitian angka ditentukan sampai 3 desimal,
sehingga alat hydrometer jarang digunakan. Neraca Mohrwestphal dapat juga digunakan,
tetapi membutuhkan sejumlah besar contoh minyak. Piknometer dapat digunakan untuk
menetapkan nilai bobot jenis secara praktis.

-Untuk pekerjaan rutin nilai bobot jenis minyak dapat ditentukan pada suhu kamar,
kemudian dibandingkan dengan bobot jenis air pada suhu 15oC dengan cara mengurangi
nilai bobot jenis tersebut dengan faktor koreksi pada suhu 15oC/ 15oC.

-Dalam penyidikan oleh Bosart, nilai koreksi berkisar antara 0,00070 sampai 0,00099 per
1oC berlaku untuk 42 jenis minyak atsiri yang diuji.

-Menurut “The United States Pharmacopoeia” dan “The National Formulary” sebagian
besar nilai bobot jenis minyak atsiri dinyatakan dalam 25oC/ 25oC, sedangkan menurut
“The British Pharmacopoiea” penentuannya dilakukan pada 15,5oC/ 15,5oC.

-Bobot jenis dapat dihitung dengan rumus :

B. Putaran Optik

-Sebagian besar minyak atsiri jika ditempatkan dalam sinar atau cahaya yang
dipolarisasikan mempunyai sifat memutar bidang polarisasi ke arah kanan (dektrotatory)
atau Kekiri (laevorotatory).

-Sudut rotasi tergantung dari sifat cairan, panjang tabung yang dilalui sinar, panjang
gelombang sinar yang digunakan dan suhu.

-Derajat rotasi dan arahnya penting untuk menentukan criteria kemurnian arah perputaran
bidang polarisasi biasanya menggunakan tanda (+) untuk menunjukkan dextrorotation
dan tanda (-) untuk laevorotation.

-Pembacaan skala untuk cairan optis aktif berbanding lurus dengan kolom tranmisi
cairan, maka digunakan tabung standar yang panjangnya 100 mm. jika tabung lebih
panjang atau lebih pendek dari 100 mm maka perhitungan rotasi dikalibrasikan dengan
nilai rotasi yang menggunakan tabung 100 mm.

Nilai putaran optik dari minyak atsiri pada berbagai suhu biasanya tidak dihitung dan
biasanya pengukuran rotasi optik dilakukan pada suhu kamar. Biasanya tidak dibuat
koeksi putaran optil pada berbagai tingkat suhu kecuali pada minay sitrus yang
mengandung terpen aktif dalam jumlah besar.

C. Indek Bias

-Jika cahaya melewati media kurang padat ke media lebih pada, maka sinar akan
membelok atau membias dari garis normal, jika e adalah sudut sinar bias dan I sudut
datang maka menurut hukum pembiasan;
Dimana n adalah indeks bias media kurang padat dan N indeks bias media lebih padat

-Refraktometer adalah alat yang tepat dan cepat untuk menentukan indeks bais. Dari
beberapa tipe refraktometer yang dianggap paling baik adalah refraktormeter Pulfrich dan
Abbe dengan kisaran 1,3-1,7.

-Dalam menentukan indeks bias,minyak harus dijatuhkan dari panas dan cuaca lembab
sebab uadara dapat berkondensasi pada permukaan prisma yang dingin.

-Semua Pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan tidak diperkenankan menggunakan
factor koreksi dibawah suhu 20oC.

-Pengukuran indeks bias di atas atau dibawah suhu 20oC harus dilakukan koreksi. Jika
indeks bias suhu diatas 20oC maka nilai harus ditambah dengan faktor koreksi dan
sebaliknya.

D. Kelarutan

1.Kelarutan Dalam Alkohol

Kelarutan minyak tergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak. Kelarutan
dapat mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi.

Kelarutan Dalam Media Non-Alcohol

Pada minyak yang kaya akan komponern oksigeneted seringkali mengadung air terlarut.
Hal ini terutama terjadi pada minyak yang banyak mengandung fenolat misalnya :
Minyak Bay

E. Kenampakan dan Warna

Warna dan kenmpakan minyak dilakukan secara organoleptik

F. Bilangan Asam

Pengujian terhadap bilangan asam suatu minyak atsiri sebagai berikut :

a.Menimbang 2,5 gram minyak atsiri dan labu Erlenmeyer 250 ml.

b.Menambahkan 25 ml ethanol 95% dan 3 tetes indicator PP (phenophtalein)

c.Mentitrasi dengan NaOH 0,1 N hingga tercapai warna merah muda dan mencatat ml
NaOh yang digunakan
d.Apabila dalam penentuan ini diperlukan NaOH 0,1 lebih dari 10 ml, maka analisis
harus diulangi lagi tetapi dengan menggunakan sampel 1 gr minyak yang dititrasi dengan
NaOH 0,5 N.

e.Bilangan asam suatu minyak didefenisikan sebagai jumlah milligram KOH/NaOH yang
diperlukan untuk menetralisir asam bebas dalam 1gr minyak atsiri dan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut

G. Bilangan Ester

a.Menimbang 1,5 gr sampel minyak dalam Erlenmeyer 250 ml

b.Menambahkan 5 ml ethanol 95% dan 3 tetes indicator PP

c.Menetralkan asam bebas yang terdapat dalam larutan tersebut dengan menggunkan
NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna merah

d.Menambahkan beberapa tetas lagi indicator PP dan titrasi kelebihan NaOH 0,5 N
dengan menggunkan HCL 0,5 N hingga kembali semula

e.Melakukan cara yang sama untuk memperoleh titrasi blanko

f.Bilangan ester didefenisikan sebagai jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk
menyabunkan ester yang terdapat dalam 1 gram minyak dan dihitung dengan rumus :

JUAL DESTILASI ST.STEEL


SEPESIFIKASI DAN HARGA ALAT PENYULINGAN

(MINYAK PALA nilam, cengkeh, akar wangi, dll)

Type ss-30KG
Keterangan

Jenis Sistem Kukus

Bahan Ketel Stainless Steel-202 DOF, Tebal 2 MM


Pipa Bahan Stainless Steel- (spiral)
Bahan Bakar gas tabung melon
Lama Proses 4-5 Jam
Status Inden
Harga Rp.7.500.000,- (nego)
Pemesanan DP 60% sisanya setelah barang siap kirim, waktu pembuatan 3 minggu
setelah order diterima
Type Ss-60KG
Keterangan

Jenis Sistem Kukus


Bahan Ketel Stainless Steel-202 DOF, Tebal 2 MM
Pipa Bahan Stainless Steel- (spiral)
Bahan Bakar gas tabung melon
Lama Proses 6-8 Jam
Status Inden/ready stock
Harga Rp.12.500.000,- (nego)

Type Ss-100KG
Keterangan

Jenis Sistem Kukus


Bahan Ketel Stainless Steel-202 DOF, Tebal 3 MM
Pipa Bahan Stainless Steel- (spiral)
Bahan Bakar gas tabung melon
Lama Proses 10-12 Jam

Diameter 70 cm
Tinggi 140 cm
Status Inden
Harga Rp.17.500.000,- (nego)
MESIN HOME INDUSTRI MINYAK ATSIRI

(kayu gaharu, nilam, cengkeh, akar wangi, dll)

Type Ss-150KG Keterangan


Ketel Kapasitas 150Kg ( batch)
Jenis Sistem Kukus
Bahan Ketel Stainless Steel- 202 DOF
Tebal Bahan 3 mm
Pipa Bahan Stainless Steel- (spiral)
Diameter 78 cm
Tinggi 160 cm
Kelengkapan Pressure gauge, flange pengunci fleksibel, aliran dan valve uap, aliran dan
valve drain, saringan bahan SS, sight glass (pengukur level air dalam ketel)
Pendingin/ Kondensor :
Type Sistem Spiral
Material Pipa stainless steel (3/4 – 1 in)
Panjang Total Pipa 24 meter
Diameter Lilitan 50 cm
Kelengkapan pipa keluaran dan masukan air pendingin, penyangga
Harga Rp.22.500.000,- (nego)
Gratis 1 pcs Alkoholmeter 0-100%-1% (R-T), Alat Tes Manual PA dalam Minyak Nilam.

Type Ss-200KG Keterangan


Ketel Kapasitas 200Kg ( batch)
Jenis Sistem Kukus
Bahan Ketel Stainless Steel- 202 DOF
Tebal Bahan 3 mm
Pipa Bahan Stainless Steel- (spiral)
Diameter 90 cm
Tinggi 170 cm
Kelengkapan Pressure gauge, flange pengunci fleksibel, aliran dan valve uap, aliran dan
valve drain, saringan bahan SS, sight glass (pengukur level air dalam ketel)
Pendingin/ Kondensor :
Type Sistem Spiral
Material Pipa stainless steel (3/4 – 1 in)
Panjang Total Pipa 30 meter
Diameter Lilitan 50 cm
Kelengkapan pipa keluaran dan masukan air pendingin, penyangga
Harga Rp.27.500.000,- (nego)
Gratis 1 pcs Alkoholmeter 0-100%-1% (R-T), Alat Tes Manual PA dalam Minyak Nilam.

Type Ss-300KG Keterangan


Ketel Kapasitas 3000Kg ( batch)
Jenis Sistem Kukus
Bahan Ketel Stainless Steel- 202 DOF
Tebal Bahan 3 mm
Pipa Bahan Stainless Steel- (spiral)
Diameter 100 cm
Tinggi 185 cm
Kelengkapan Pressure gauge, flange pengunci fleksibel, aliran dan valve uap, aliran dan
valve drain, saringan bahan SS, sight glass (pengukur level air dalam ketel)
Pendingin/ Kondensor :
Type Sistem Spiral
Material Pipa stainless steel (3/4 – 1 in)
Panjang Total Pipa 30 meter
Diameter Lilitan 50 cm
Kelengkapan pipa keluaran dan masukan air pendingin, penyangga
Harga Rp.32.500.000,- (nego)
Gratis 1 pcs Alkoholmeter 0-100%-1% (R-T), Alat Tes Manual PA dalam Minyak Nilam.

Termasuk :

* ujicoba dan training operator (bahan baku dan bahan bakar disediakan oleh custumer);
* garansi konsultasi 12 bulan berdasarkan pengalaman kami yang juga bergerak dibidang
produksi.

Tidak Termasuk :

* jasa perakitan alat dilapangan;

* pengiriman/ ekspedisi ke lokasi instalasi;

* khusus diluar Pulau Jawa transportasi dan akomodasi 2 orang teknik untuk instalasi di
lokasi;

* pembuatan kolam pendingin(apabila diperlukan), terutama untuk lokasi yang jauh


dengan sumber air mengalir;

* pembuatan tungku pembakaran (kami hanya menyediakan desain tungku), jika


menggunakan bahan bakar kayu;

* bangunan dan infrastruktur lainnya, bahan baku dan bahan bakar untuk ujicoba atau
training.

HUB ; BP DJATI KUSUMO

CIAPUS TAMANSARI JL.RAMBUTAN RT 04 /RW 03 BOGOR

085723650460

Diposkan 9th February 2014 oleh Bagus djati kusuma

Label: cara penyulingan minyak atsiri

Tambahkan komentar

4.

Nov

28

timer otomatis dan selenoida


Diposkan 28th November 2013 oleh Bagus djati kusuma

Tambahkan komentar

5.

Nov

28

timer otomatis dan selenoida


Diposkan 28th November 2013 oleh Bagus djati kusuma

Tambahkan komentar

6.

Aug

15

penyulingan gaharu
Diposkan 15th August 2013 oleh Bagus djati kusuma

Lihat komentar

7.

Jun

1
Diposkan 1st June 2013 oleh Bagus djati kusuma

Tambahkan komentar

8.

May

31

limbah hotel dan industry dengan cara


modern
Diposkan 31st May 2013 oleh Bagus djati kusuma

Tambahkan komentar

Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai