Oleh
Oleh
Oleh
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mempero leh Sebutan Ahli
Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing Penguji
Mengesahkan,
Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang memberikan taufik, rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Maksud penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (D3)
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah dan Ibu serta adik dan seluruh keluarga tercinta atas semua limpahan
kasih sayang, dukungan berupa materi maupun moril dan doa yang tulus yang
telah diberikan.
2. Bapak Ir. Iskandar, MP., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis mulai dari persiapan hingga pelaksanaan dan
penyusunan Karya Ilmiah.
3. Bapak Ir. Endang Liansyah, MP., selaku Dosen Penguji Karya Ilmiyah
4. Bapak dan ibu teknisi yang telah banyak membantu dan mengarahkan dalam
pelaksanaan penelitian.
5. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya
angkatan 2007 atas segala bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiyah masih terdapat
beberapa kekurangan, namun demikian penulis berharap semoga apa yang
tertuang didalamnya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
memerlukannya.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
A. Hasil .......................................................................................... 18
B. Pembahasan ............................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................ 20
B. Saran ......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
DAFTAR TABEL
Tubuh Utama
No. Halaman
1. Hasil Perhitungan Rendemen Rata-rata Minyak Atsiri
Daun Jeruk Nipis dari Dua Kali Penyulingan……………. 18
10
DAFTAR GAMBAR
Lampiran
No. Halaman
1. Pengeringan Daun Jeruk Nipis …………………………. 26
2. Alat Penyulingan Metode Uap Air ……………………….. 27
3. Minyak Atsiri yang Dihasilkan dari Daun Jeruk Nipis ..… 28
11
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam,
baik yang dapat di perbaharui seperti tumbuhan kehutanan maupun yang tidak
dapat diperbaharui seperti gas, batu bara, minyak bumi, air dan lain sebagainya.
Hutan sebaga i suatu ekosistem yang tidak hanya menyimpan sumber daya
alam berupa kayu tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil
manfaatnya. Hasil hutan non kayu yang merupakan hasil sampingan dari hutan
Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi- wangian atau minyak
gosok (untuk pengobatan) alami. Minyak atsiri adalah minyak yang mudah
digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap. Beberapa jenis
minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptic. Minyak atsiri dari suatu
tanaman tertentu secara umum mempunyai komposisi kimia tertentu yang pada
bakteri S. aureus dan E. coli. Komposisi dari minyak atsiri sangat bervariasi dan
terdiri dari beberapa komponen yang sangat kompleks. Tetapi sebagian besar
Minyak atsiri atau minyak terbang adalah zat yang berbau wangi
merupakan salah satu hasil proses metabolisme dalam tanaman baik berupa daun,
ranting, buah, kulit dan lain sebagainya. Salah satu bahan baku yang dapat diolah
12
menjadi minyak atsiri yaitu daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle),
banyak sekali khasiat yang terkandung di dalamnya, salah satunya yaitu sebagai
anti bakteri.
minyak atsiri yang terdapat pada daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
dari hasil penyulingan dengan perlakuan daun kering udara. Diharapkan dari hasil
pengamatan ini dapat menjadi informasi baru tentang rendemen minyak atsiri dari
daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dengan metode penyulingan uap
atsiri.
13
A. Risalah Jenis
Jeruk bukanlah buah asing di dalam kehidupan manusia sejak rib uan tahun
lalu. Walaupun dari ratusan jenis jeruk yang diketahui berbentuk perdu atau
pohon hanya beberapa jenis yang sudah dibudidayakan karena memiliki nilai
ekonomi tinggi, sisanya masih tumbuh secara liar atau dimanfaatkan sebagai
tanaman pembatas tana h atau tanaman sebagai pengisi lahan kosong (Guenther,
1987)
Dalam kehidupan sehari- hari, jenis-jenis jeruk seperti jeruk keprok, jeruk
manis, jeruk mandarin, jeruk sambal, jeruk nipis, serta sederajat nama lainnya lagi
berperan sangat banyak, akan tetapi dari segi manfaatnya satupun tidak ada yang
melebihi atau menyamai jeruk nipis, karena hampir pada semua ramuan obat
ataupun ramuan kecantikan, nama jeruk nipis baik air buahnya sampai kedaunnya,
banyak air dan vitamin C yang cukup tinggi. Daun, bunga dan buahnya
mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) berkhasiat sebagai antibakteri. Biasanya jeruk nipis tumbuh dengan baik
di daerah dataran rendah yang banyak terkena sinar matahari. Pada daerah-daerah
tertentu jeruk nipis ini dikenal dengan istilah yang berbeda-beda antara lain:
Sumatera: kelanga; Jawa: jeruk pecel; Sunda: jeruk nipis; Kalimantan: lemau
dalamnya terdapat beberapa jenis komponen antara lain sitrat, kalsium, fosfor,
herperidine, rhoifolin, dan naringin. Juga mengandung minyak atsiri limonene dan
linalool. Daun dan bunga jeruk nipis dapat digunakan untuk pengobatan
ketombe dan lainlain. Buah jeruk nipis dapat digunakan untuk menurunkan
panas, obat batuk, peluruh dahak, menghilangkan ketombe, influenza, dan obat
B. Minyak Atsiri
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil),
minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar
minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan
dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami (Ketaren,
1985).
berbau wangi, dan kemudian dari tanaman yang mudah rusak ditemukan adanya
Beberapa sifat minyak atsiri yaitu mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau
tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut di
yang berbeda, na mun terdapat empat kelompok besar yang dominan dalam
c. Turunan benzene.
species tanaman).
hewan.
dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap (flavouring). Selain itu
minyak atsiri, maka pengusahaan minyak atsiri merupakan suatu sektor yang
yaitu:
a. Metode Penyulingan
cocok untuk mengambil minyak atsiri yang kurang stabil dan dapat rusak
oleh panas uap air. Untuk skala besar dan komersial metode ini dapat
c. Metode Pengempaan
diatas air atau rendaman secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan
jumlah bahan yang di suling. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak
langsung antar bahan dan air mendidih, oleh karena itu sering disebut
penyulingan langsung.
hanya saja air penghasil uap tidak di isikan bersama-sama dalam ketel
penyulingan.
Salah satu kelebihan model ini antara lain sebuah ketel uap dapat
penyulingan model ini memerlukan konstruksi ketel yang lebih kuat, alat-
alat pengaman yang lebih baik dan sempurna, biaya lebih mahal.
19
dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan.
Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak
besar mutu minyak atsiri yang dihasilkan menjadi rendah. Menurut Lutony
dan Rahmayati (1994) ada lima faktor yang mempengaruhi mutu minyak
atsiri, yaitu:
pemanenan.
minyak atsiri berkaitan erat dengan mutu dan rendemen minyak atsiri yang
dihasilkan.
c. Proses Produksi
baku dan penanganan paska panen, kesalahan dalam proses produksi atau
d. Tata Niaga
didalamnya.
e. Bentuk Pengusahaan
selain jenis usaha bersifat padat karya (dapat diandalkan sebagai penyerap
21
Rendemen
1. Pengertian
persen.
a. Jenis bahan baku, dalam hal ini bisa berupa kulit, bunga, daun , buah, dan
sebagainya.
b. Ukuran dan mutu bahan baku, dari segi ini banyaknya bahan dan cara
ambil dari jenis/type pohon cengkeh yang berbeda dan pemisah daun yang
daun yang bukan daun untuk bahan baku juga dapat mempengaruhi
c. Peralatan yang digunakan. Dari segi ini, misalnya pada penggunaan alat
pemanas berupa kompor, tentu akan memberikan panas yang tidak stabil.
pemisahan air dan minyak menggunakan pipet tetes tidak hati- hati.
23
1. Tempat
2. Waktu
minyak atsiri dari daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dengan
metoda penyulingan uap air adalah selama ± 2 (dua) bulan, meliputi kegiatan:
contoh uji minyak atsiri, pengolahan data dan penulisan karya ilmiah.
1. Alat
2. Bahan
a. Air
C. Prosedur Pengamatan
a. Contoh uji yang diambil di timbang sebanyak 4,5 kg. Kemudian dicuci
dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran tanah dan debu, kemudian
hilang.
d. Daun yang dikeringkan tidak boleh melebihi batas waktu yang telah
kembali dan berat daun berkurang menjadi ± 2 kg untuk dua kali proses
penyulingan.
d. Selama kurang lebih 1 jam keluar tetesan air dan minyak, usahakan suhu
yang keluar dari pipa kondensor jika masih terdapat minyak maka proses
g. Untuk memastikan air suling tidak mengandung air lagi dengan melihat
hasil suling pada tabung ukur sebagai ganti tempat erlenmeyer, yaitu yang
ada pada tabung ukur minyak atsiri tidak bertambah atau tetap.
minyak lagi.
atsiri
D. Pengolahan Data
1. Rendemen
Out Put
R = x 100 %
In Put
27
dimana,
R : Rendemen (%)
Out Put : Minyak atsiri (gram)
In Put : Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) kering (gram).
2. Rata-rata
SX
X =
n
dimana,
X : Rata-rata rendemen minyak atsiri (%)
S X : Jumlah rendemen minyak atsiri (%)
n : Jumlah ulangan contoh uji
28
A. HASIL
Menurut hasil pengamatan tentang minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus
aurantifolia Swingle) dengan metode penyulingan uap air yang melalui dua kali
proses penyulingan didapat hasil sebagai berik ut: pada penyulingan pertama
0,16% dan pada penyulingan kedua sebesar 0,20%, maka rata-rata rendemennya
adala h 0,18%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
B. PEMBAHASAN
baik batang, daun hingga buahnya. Salah satu bagian yang paling bermanfaat
dilakukan, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode penyulingan uap air.
Penyulingan dengan uap air saat-saat ini sedang popular dikalangan pengusaha-
pengusaha kecil, karena biaya yang diperlukan relatif murah dan rendemen
29
minyak atsiri yang dihasilkan cukup memadai serta mutunya dapat diterima baik
oleh konsumen.
nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dengan metoda penyulingan uap air adalah
pengambilan bahan baku, pembuatan contoh uji minyak atsiri, pengolahan data
dan penulisan karya ilmiah. Adapun penyulingan ini dilakukan dua kali ulangan
dengan bahan baku masing- masing seberat 1 kg. Pada penyulingan pertama
penyulingan.
minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) yang dihasilkan
hanya 0,18%, hasil tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan rendemen minyak
atsiri daun salam dengan metode yang sama yaitu 1,84%. Berarti dalam hal ini
rata-rata pada 2 kg daun jeruk nipis yang saya amati masih sangat jauh dibawah
SNI, sedangkan SNI dari minyak atsiri daun jeruk nipis adalah 3,4%, hal tersebut
sehingga minyak atsiri yang terdapat pada daun jeruk nipis menguap sebelum
diproses. Minyak atsiri yang dihasilkan oleh daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia
A. KESIMPULAN
bahwa:
aurantifolia Swingle) dengan metode penyulingan uap air (water and steam
destillation) sangat rendah yaitu 0,18%, yang didapat dari dua kali proses
proses pengeringan bahan baku yang terlalu lama sehingga bahan baku menjadi
terlalu kering dan menyebabkan minyak atsiri yang dihasilkan lebih sedikit.
31
B. SARAN
Dari hasil pengamatan ini, maka sangat diperlukan penelitian lebih lanjut
tentang penyulingan minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
memperbaiki serta melengkapi fasilitas dan alat-alat yang dipakai untuk pengujian
kandungan minyak atsiri seperti: pengujian warna, bau, kadar PH, kadar
DAFTAR PUSTAKA
Ince Ahmad Riza Rosari. 2002. Studi Rendemen Minyak Daun Kayu Manis
(Karya Ilmiah) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Yusnandar. 1996. Studi Tentang Rendemen Pulp Jenis Nangka Air Pada
Pemasakan Soda (Karya Ilmiah). Politeknik Pertanian Bidang Studi
Kehutanan. Universitas Mulawarman Samarinda.
33
LAMPIRAN - LAMPIRAN
34
Hasil perhitungan nilai rendemen minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus
= 1,62 gram
= 0,16%
dimana,
R : Rendemen (%)
Out Put : Minyak atsiri (gram)
In Put : Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) kering (gram).
35
Hasil perhitungan nilai rendemen minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus
= 1,96 gram
= 0,20%
dimana,
R : Rendemen (%)
Out Put : Minyak atsiri (gram)
In Put : Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) kering (gram).
36
Hasil perhitungan nilai rendemen rata-rata minyak atsiri daun jeruk nipis
?X
R1 + R2
X= =
n 2
= 0,16 + 0,20
2
= 0,18%
dimana,
Gambar 3. Minyak Atsiri yang Dihasilkan dari Daun Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia Swingle)