Disusun oleh :
BARTH MAKAL (18031101030)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bunga euphorbia merupakan tanaman bunga yang berasal dari Madagaskar. Bunga ini
termasuk golongan kaktus. Sama halnya seperti kaktus-katus lain, euphorbia juga tumbuh
subur di daerah yang panas dan kering. Penyebaran bunga euphorbia dimulai dari
Madagaskar lalu ke China dan ke Thailand. Dan sekarang sudah dapat dijumpai sampai di
Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Asia. Nama bunga euphorbia diambil dari salah seorang
dokter kerajaan Juba Mauritania di Afrika Utara yang bernama Euphorbus. Dokter
Euphorbus lah yang memindahkan bunga ini dari gurun pasir menjadi bunga penghias yang
cantik di kerajaannya.
Di Indonesia sendiri, bunga ini biasanya digunakan sebagai border taman. Memiliki
tinggi standar 150 cm dan lebar 100 cm. Bunga yang menggerombol hingga hampir menutup
batangnya membuat bunga euphorbia terlihat cantik sehingga otomatis memiliki nilai estetika
yang tinggi. Oleh karena memiliki nilai estetika yang tinggi dan terlihat sangat cantik
sehingga bunga euphorbia dinobatkan sebagai “ratu bunga berduri”.
Euphorbia merupakan salah satu famili Euphorbiaceae yang mempunyai lebih dari 2000
spesies. Famili ini tumbuh tersebar di daerah tropis mulai dari dataran rendah hingga dataran
tinggi. Tanaman ini memang sangat mempesona, mulai dari tajuknya yang rimbun dan
kompak. batangnya yang berduri lunak hingga bunga yang bermunculan dari setiap ketiak
daunnya. Bermacam variasi bunga, mulai dari bentuk, wama, maupun ukuran dengan batang
yang ditumbuhi duri-duri menyebakan tanaman ini mendapat julukan mahkota berduri.
Bunga euphorbia merupakan tanaman yang sangat adaptif. Bahkan di dataran tinggi
sekalipun bunga ini dapat tumbuh dengan baik.Di dataran rendah pertumbuhannya akan lebih
cepat. Dengan kondisi udara yang hangat serta sinar matahari yang cukup, akan membuat
tanaman ini berbunga dengan cepat. Namun, bila kondisi lingkungan tidak bersih atau
banyak polusi, euphorbia akan malas bahkan tidak akan mau berbunga.
Sejak mulai dibudidayakan tahun 1990 hingga saat ini telah banyak bunga euphorbia
yang selanjutnya dikcmbangkan secara vegetative. Menurut Sarwono (1986:25)
mengemukakan bibit asal stek cocok ditanam di dalam pot, dengan material yang sangat
sedikit dapat dihasilkan bibit tanaman yang seragam, baik ukuran tinggi, ukuran dan
kelahanannya terhadap penyakit. Rochiman (1983:12) menyatakan bahwa terlepas dari
keuntungan tersebut terdapat pula kelemahan pada teknik pembiakan dengan stek yaitu
penyetekan tidak selamanya menghasilkan persentase perakaran yang tinggi. Untuk
mengatasi masalah itu dilakukan upaya seperti menggunakan bermacam-macam medium
stek, memilih bagian tanaman praktis dan murah dilaksanakan adalah dengan menggunakan
stek tanaman. Euphorbia yang akan di stek, cabang yang akan di sick di potong sepanjang 15
cm.
Maka dari itu praktikan telah melakukan praktikum stek dengan batang euphorbia
sebagai bahan tanamnya dan telah menuangkannya dalam suatu susunan laporan praktikum
yang berjudul “LAPORAN PRAKTIKUM TENTANG STEK PADA TANAMAN
EUPHORBIA”.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui deskripsi dari tanaman euphorbia seperti apa.
Untuk mengetahui tanaman euphorbia jenis apa yang digunakan penulis untuk distek.
Untuk mengetahui syarat tumbuh dari tanaman euphorbia agar dapat tumbuh dengan
baik.
Untuk mengetahui cara-cara stek pada tanaman euphorbia beserta syarat-syarat stek yang
baik dan benar pada tanaman euphorbia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Euphorbia
b) Color Burst
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan menyilang, wama krem
semburat merah, benang sari berwama hijau. Dalam satu dompolan terdapat sekitar 8
kuntum (Gambar 2.3).
c) Silver Throne
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan menyilang, wama putih,
benang sari kuning. Ada sekitar 8 kuntum satu dompolan (Gambar 2.3).
d) Ace of Heart
Mahkota bunga ini berbentuk hati, saling menumpuk, wama putih bercorak merah
muda, benang sari merah. Jumlah kuntum dalam satu dompolan sangat banyak, dapat
meneapai 32 kuntum (Gambar 2.3).
e) Golden Eagle
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk. warna putih kekuningan,
benang sari kuning. Dalam satu dompolam terdapat 8 kuntum (Gambar 2.3).
f) Chiang Mai
Mahkota bunga melengkung, saling menumpuk dan menyilang, wama merah
muda benang sari kuning kemerahan. Jumlah kuntum dalam satu dompolan sekitar 8
kuntum (Gambar 2.3).
g) Angel Fase
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan menyilang,wama putih di
tengah bergradasi kemerahan pada ujung mahkota, benang sari kemerahan. Jumlah
kuntum dalam satu dompolan sekitar 8 kuntum (Gambar 2.3).
h) Breathless
Mahkota bunga hati, saling menumpuk dan menyilang, wama putih dengan garis
tepi merah, benang sari kuning. Dalam satu dompolan terdapat sekitar 8 kuntum
bunga (Gambar 2.3).
i) First Kiss
Mahkota bunga berbentuk melengkung saling menumpuk dan menyilang,wama
merah menyala, benang sari merah. Jumlah kuntum agak banyak, sekitar 8 kuntum
dalam satu dompolan (Gambar 2.3).
j) Moon Like
Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan menyilang, wama putih
bercorak merah muda, benang sari kuning kehijauan. Jumlah kuntum sedikit, sekitar 4
kuntum dalam satu dompolan (Gambar 2.3).
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : tanggal 21 Oktober 2020.
Tempat : pekarangan rumah.
BAB IV
Penanaman 11,2 cm 4 -
Minggu 12,4 cm 3 3
pertama
Minggu 12,8 cm 3 3
kedua
4.2 Pembahasan
Euphorbia milii berasal dati pulau Madagaskar yang beriklim tropis. Nama euphorbia
diberikan untuk menghargai jasa Euphorbus, seorang dokter Raja Juba dari kerajaan
Mauritania di Afrika Utara. adalah tanaman bunga yang menakjubkan. Tanaman bernama
ilmiah Euphorbia milii ini tidak berhenti memamerkan bunganya yang berwarna-warni
sepanjang tahun, baik musim hujan maupun musim kemarau. Tanaman ini memang
mempesona mulai dari tajuknya yang rimbun dan kompak, batangnya yang berduri lunak,
hingga bunga yang bermunculan dari setiap ketiak daunnya. Bermacam variasi bunga mulai
dari bentuk, warna, maupun ukuran dan dengan batang yang ditumbuhi duri-duri
menyebabkan tanaman ini mendapat julukan crown of thorn atau mahkota berduri.
Mengingat tujuan dari praktikan dalam melakukan praktikum ini salah satunya adalah
untuk mengetahui Euphorbia milii jenis apa yang digunakan
praktikan, maka setelah praktikan telusuri di internet terdapat
informasi mengenai tanaman-tanaman euphorbia yang ada di
Indonesia dan dijelaskan disitu beserta gambar ada berbagai macam
jenis Euphorbia milii dan merupakan hasil hibrida. Praktikan
mengidentifikasi ciri-ciri yang dideskripsikan melalui jenis-jenis
yang dicantumkan dan kemudian mencocokkannya dengan ciri-ciri
tanaman euphorbia yang nantinya akan digunakan praktikan sebagai
bahan stek. Hasil identifikasi dari praktikan menyatakan bahwa
tanaman euphorbia yang dimiliki merupakan Euphorbia milii jenis Golden Eagle. Tanaman
euphorbia yang dimiliki praktikan memiliki ciri-ciri seperti gambar diatas yaitu : mahkota
bunga berbentuk hati, saling menumpuk. warna putih kekuningan, benang sari kuning.
Mungkin apablia dilihat pada gambar di tabel hasil pengamatan kelihatannya tidak seperti
Golden Eagle karena efek kamera sehingga tidak terlalu terlihat warna kuningnya.
Media tanam yang digunakan praktikan dalam penanaman euphorbia adalah pasir
bangunan, arang sekam, cocopeat dan tanah yang telah diolah terlebih dahulu dengan pupuk
kandang masing-masing dengan perbandingan 2 : 1 : 1 : 1. Keempat media tersebut memiliki
porositas yang baik karena media tersebut mengandung pasir, arang sekam dan cocopeat
sehingga mudah menyerap dan meloloskan air. Pasir merupakan media yang sangat baik bagi
pertumbuhan dan perakaran batang tanaman. Media ini bersifat mudah basah, tetapi juga
cepat mengering kembali. Pasir tidak mengandung unsur hara sehingga fungsi utamanya
adalah membuat campuran media lebih porous. Arang sekam merupakan media yang cukup
porous, mudah mengikat air tetapi masih kurang dalam menampung air, tidak cepat lapuk
dan tidak cepat menggumpal. Selain itu arang sekam juga dapat menjadi penyuplai unsur
hara bagi tanaman. Cocopeat dapat menyimpan air yang banyak, sehingga apabila digunakan
harus dicampur media lain agar kelebihan air tersebut dapat dibuang. Media-media tersebut
merupakan perpaduan yang cocok untuk tanaman euphorbia karena tanaman tersebut
menyukai media tanam yang tidak terlalu lembab. Sedangkan pupuk kandang merupakan
media tanam sumber unsur-unsur hara, baik hara makro maupun mikro. Pupuk kandang
difungsikan sebagai penyedia unsur hara.
Pada tanggal 21 Oktober 2020, praktikan telah melakukan praktikum tentang stek pada
tanaman euphorbia. Stek yang dilakukan adalah stek batang tanpa merontokan daun. Panjang
stek yang dipotong tidak sesuai dengan ketentuan yang seharusnya dilakukan pada stek
batang yaitu 15 cm. Tetapi praktikan hanya mengira-ngira panjang stek yang akan dipotong
dan pada saat diukur menggunakan mistar ternyata panjang stek batang hanya mencapai 11
cm saja. Dalam pemotongan stek, pastikan pisau yang digunakan tajam dan steril. Hal ini
untuk mencegah terjadinya pelukaan pada stek batang maupun pada batang tanaman yang
merupakan sumber stek yang digunakan. Maka dari itu pisau harus tajam agar pada saat
dipotong langsung terpotong dengan sempurna dan tidak menyisakan luka, karena pelukaan
pada batang akan menyebabkan batang tanaman ataupun stek batang akan cepat mongering
dan ujung-ujungnya akan mati. Selain itu mengapa pisau harus steril, karena apabila tidak
steril maka akan mengundang mikroorganisme-mikroorganisme pengganggu yang dapat
menyerang pada bagian potongan batang.
Dalam pemotongan stek juga harus berhati-hati selain untuk keberhasilan steknya juga
tangan kita agar tidak tertusuk karena mengingat batang euphorbia sangat berduri dan tajam,
maka dari itu dianjurkan untuk menggunakan alat pengaman tangan seperti kaos tangan dan
sebagainya. Saat stek batang sudah diperoleh jangan langsung ditanam, cuci terlebih dahulu
getah yang dikeluarkan stek dan kemudian dikeringg-anginkan. Hal tersebut untuk mencegah
terserangnya hama dan penyakit. Sebenarnya sebelum ditanam juga, stek batang bagian
bawahnya (bekas potongan) dapat diolesi dengan zat perangsang akar berupa roton f untuk
merangsang perakarannya agar cepatr terbentuk, namun karena keterbatasan bahan dan
waktu yang diberikan sehingga praktikan tidak sempat menggunakan roton f. Setelah itu
ditanam dan ditempatkan di tempat terbuka sehingga dapat menangkap cahaya matahari
langsung, namun sewaktu-waktu harus dipindahkan ke tempat yang cukup ternaungi karena
berdasarkan penelitian-penelitian yang praktikan ketahui dikatakan bahwa walaupun tanaman
euphorbia menyukai cahaya matahari langsung, penyinaran diharapkan tidak terlalu lama
cukup 6-8 jam/hari. Penyinaran yang terlalu lama dapat mengakibatkan daun mengalami
bercak hitam karena hangus.
Selanjutnya, berdasarkan hasil pengamatan yang telah dicantumkan di atas dalam bentuk
table, terlihat bahwa parameter-parameter yang berpengaruh (menunjukkan perubahan yang
berarti) adalah tinggi batang dan jumlah bunga yang dihasilkan. Jumlah daun tidak
berpengaruh pada praktikum kali ini, karena jumlah daun malahan berkurang bukan
bertambah mungkin hasilnya akan terlihat setelah dua minggu lebih, mengingat pengamatan
yang dilakukan dan harus dilaporkan hanya dalam waktu dua minggu. Dapat dilihat bahwa
tinggi batang pada saat ditanam sampai pada pengamatan minggu kedua menunjukkan
perubahan. Tinggi batang yang tadinya hanya 11,2 cm, namun setelah satu minggu ditanam
mengalami pertambahan tinggi walaupun hanya sedikit (sekitar 1,2 cm) dan tingginya
menjadi 12,4 cm. Kemudian pada minggu kedua menunjukkan pertambahan tinggi sekitar
0,4 cm sehingga menjadi 12,8 cm. Interval pertambahan tingginya memang sedkit namun
sepertinya memang begitu, karena berdasarkan praktikum-praktikum yang praktikan lihat
interval pertambahan tinggi batangnya memang sedikit per minggunya. Selan itu, dapat
dilihat juga pada bunga yang dihasilkan. Pada minggu pertama, stek batang euphorbia telah
menghasilkan 3 kuntum bunga yang ukurannya masih kecil dan sudah membuka. Kemudian
pada minggu kedua, jumlah kuntum bunga masih tetap 3, tetapi ukuran bunganya sudah
bertambah besar dari sebelumnya. Pertumbuhan Euphorbia yang cukup baik ini di dukung
oleh pencahayaan matahari yang cukup serta penyiraman yang baik dan teratur (tidak
berlebihan) serta tidak terserangnya hama ataupun penyakit. Berbicara tentang bunga yang
dihasilkan berarti benar apa yang dijelaskan oleh salah satu literatur yang praktikan baca
bahwa tanaman euphorbia yang terkena cahaya matahari langsung dapat menghasilkan bunga
yang cepat. Hal tersebut telah terbukti melalui praktikum yang telah dilakukan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
penyetekan pada tanaman euphorbia harus memperhatikan syarat-syarat stek yang baik
khususnya untuk tanaman euphorbia. Selain itu dalam pembudidayaannya, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah penempatan tanaman yang tepat, seperti ditempatkan ditempat yang
teduh dengan penyinaran cahaya matahari yang baik. Dengan ini, Euphorbia akan tumbuh
dengan baik karena penyinaran yang cukup. Penyiraman Euphorbia juga harus diperhatikan.
Euphorbia hanya membutuhkan air yang sedikit untuk pertumbuhannya. Dengan media
tanam yang benar, Euphorbia akan tumbuh dengan sangat baik.
5.2 Saran
Dalam pembudidayaan Euphorbia, lebih baik tumbuhan ditempatkan di tempat yang
penyinaran cahaya mataharinya cukup serta pemberian media tanam yang benar dan tepat.
Pemberian air juga jangan banyak sehingga Euphorbia dapat tumbuh dengan baik. Selain itu
dalam pemotongan stek dianjurkan untuk menggunakan pisau yang tajam dan steril.
Daftar Pustaka :
Dwi, I. (2017). Laporan_Euphorbia. Retrieved 2020, from www.scribd.com:
https://www.scribd.com/document/360358821/Laporan-Euphorbia-docx
KUMALA, I. R. (2010). BUDIDAYA TANAMAN HIAS EUPHORBIA (Euphorbia Milii). Retrieved 2020, from
eprints.uns.ac.id: https://eprints.uns.ac.id/310/1/158052408201011251.pdf
SARI, P. (2008). RESPON PERTUMBUHAN STEK TANAMAN Euphorbia . Retrieved 2020, from
repository.um-palembang.ac.id: http://repository.um-
palembang.ac.id/id/eprint/1043/1/SKRIPSI855-1705245541.pdf